Semua Bab Pemulung Konglomerat 2: Bab 61 - Bab 70
296 Bab
61: Ah, oke paham
Hotel Mendez, 18:00 sore …Jeglek!“Selamat sore, tuan. Silahkan masuk, anda sudah di tunggu oleh tuan Joe, di ruangan VIP. Mari, saya akan mengantarkan anda, tuan …” kata seorang pria, yang bekerja di Hotel milik Angel.Samuel, yang baru saja keluar dair mobil, langsung mengikuti perkataan pria itu, dan mengikutinya. Kemudian, sesampainya di ruangan VIP,“Joe!” kata Samuel.“Ah, akhirnya kamu sampai juga, Sam …” kata Joe, sambil menuangkan segelas anggur, untuk Samuel.“Akhirnya? Woy! Kan, ketika di telfon tadi, kamu menyuruhku untuk datang ke Hotel, pukul 18:00 sore, kan?” tanya Samuel, sambil berjalan ke meja makan, yang sudah disiapkan oleh Joe.“Ah, benar, sih. Tapi, ini sudah lewat 2 menit, loh, hehe …”“Astaga … 2 menit doang, yaelah … Lagian nih, 2 menit itu, perjalananku dari bawah kesini. Sudah, tidak ada yang l
Baca selengkapnya
62: Maaf, tuan!
Jeglek!“Ah, selamat malam, tuan Robert. Wahh … Anda terlihat tampan sekali malam ini.” kata seorang pekerja Hotel, menyambut kedatangan Robert.“Emm … Kekasih saya, sudah tiba disini?” tanya Robert.“Belum, tuan. Sambil menunggu kekasih anda, mari, saya akan tunjukkan ruangan VIPnya, tuan. Anda bisa menunggu, sambil menikmati hidangan pembuka terlebih dahulu, tuan.”“Baik …”Kemudian, pekerja Hotel itu, memimpin jalan menuju ruangan VIP, yang telah disiapkan khusus untuk Robert.Dan ternyata, Robert pergi ke Hotel, tidak seorang diri. Robert tiba di Hotel, menggunakan Limousine hitam, dan, ada sekitar 10 orang Bodyguard berbadan kekar, keluar dari mobil, dan mengikuti kemanapun Robert pergi.Kemudian, sesampainya di ruangan VIP, Robert disambut oleh 5 pramusaji wanita, berpakaian yang sangat menggoda, mempersilahkan Robert untuk duduk. Kemudian, satu persatu pramusa
Baca selengkapnya
63: Cih! Angel-Angel …
Robert merangkul Angel, kemudian, berjalan kembali ke meja makan, bersama dengan Angel. Para Bodyguard Robert, kembali ke tempat mereka masing-masing, dan kembali bertugas, menjaga ruangan VIP itu. Lalu,“Hehe … Sudah-sudah, dari pada kamu sedih seperti itu, lebih baik, kamu makan dulu, nih. Sejak kamu tiba disini, kamu sedikitpun, belum menyentuh makanan ini. Ayo, dimakan, dong …” kata Robert, sambil mengambil piring, dan meletakkan beberapa makanan di piringnya, dan kemudian, memakannya.“I-iya, tuan …” kata Angel, dengan perasaan sedikit gerogi pada Robert.‘Ih, apaan sih! Kok, aku jadi gerogi begini? Mana, tanganku gemetar, lagi! Takut? Yaelah, masak kamu harus takut sih, dengan si tua Bangka ini, Ngel?’ gumam Angel, sambil mengambil beberapa makanan, dan meletakkannya di piringnya, dan kemudian, memakannya perlahan-lahan.“Nah, gitu dong, dimakan … Kan, lebih nyaman dilihatnya, heh
Baca selengkapnya
64: Bonekaku yang setia
“Hahaha … Nah, sekarang, giliran kamu, ya …” kata Robert, sambil menuangkan segelas anggur, ke dalam gelas kosong, dan memberikannya kepada Angel.“Emm … Ini rasanya manis kan, tuan?” tanya Angel, sambil memandang sedikit jijik, kearah anggur itu.“Ngga tahu, tadi aku meminumnya dengan sekali teguk. Kalau penasaran, cob …”Glek … glek … glekBelum sempat Robert selesai dengan perkataannya, Angel langsung menelan habis anggur itu. Satu gelas? Bahkan, sisa anggur yang ada di botol, yang baru saja di tuangkan oleh Robert ke dalam gelas kosong, juga di habiskan oleh Angel.Melihat itu, semua orang yang ada di dalam ruangan itu, tercengang melihat Angel, termasuk Robert. Lalu,“Emm … Eh? Mengapa wajah kalian seperti itu? Aku meminumnya kebanyakan, ya? Aduuhh, maaf-maaf, hahaha …” kata Angel, sambil menoleh ke semua orang, termasuk Robert.
Baca selengkapnya
65: Oke … Silahkan bergerak!
“Wahh … Telfonnya dimatiin. Bagaimana, dong?” kata Joe pada Robert.“Ah, ngga tahu lah, tuan. Saya pusing kalau harus memikirkan itu. Yasudah lah, kalau anda ingin keluar, ya silahkan keluar. Saya ada urusan dengan gadis itu.” kata Robert, sambil berjalan menuju Angel.Tap!Joe, mengacungkan pistolnya, ke kepala belakang Robert, sambil berkata,“Kalau kamu menyentuh gadis itu, saya tarik pelatuk pistol ini!”Seketika, langkah Robert terhenti. Robert hanya terdiam, sambil memandang kearah Angel. Lalu, Robert berjalan lagi kearah Angel,“Saya hitung sampai tiga, kalau kamu masih tetap melanjutkan langkahmu menuju gadis itu, saya tidak segan-segan memecahkan kepala kamu sekarang juga!” kata Joe, sambil membidik kepala Robert, bersiap untuk menembaknya.Namun, Robert tidak menghiraukan perkataan Joe. Robert hanya melangkah maju kearah Angel. Lalu,“Satu … Dua &hell
Baca selengkapnya
66: Ciee, artis …
“Ih? Woy, Joe! Masalah kita belum selesai, woy! Yaelah, anak buah dan atasannya sama aja! Hadehh … Yaudah lah, mending pulang ke rumah, terus tidur …”Setelah itu, Samuel masuk ke dalam mobilnya, dan langsung pulang ke rumahnya.Keesokkan harinya …Tok … tok … tok“Ngel … Bangun, hei … Sudah pagi, nih! Kita kan harus berangkat kuliah …” teriak Fanny, sambil mengetuk pintu kamar Angel.“Eh!? Siapa!” teriak Angel, yang baru saja terbangun dari tidurnya.“Fanny! Ini aku, Fanny, Ngel … Ayo, kita kan hari ini sudah masuk kuliah …” teriak Fanny.Mendengar itu, Angel langsung bangkit, dan berjalan menuju pintu, lalu membukanya,“Ada apa, Fan? Huaaahhhh …” tanya Angel, sambil mengucek kedua matanya, dan sedikit menguap.“Eh, ni anak … Baru bangun kamu, ya?” tanya Fanny.
Baca selengkapnya
67: Kami hanya pejalan kaki
Kemudian, Ronny masuk ke dalam kampus, dengan suasana sepi, di sekitaran kampus. Lalu, Ronny tiba di lapangan kampus, sambil memandangi gedung kampus itu, dan,“Hei, kamu!” teriak seorang satpam, dari posnya, dan berjalan menghampiri Ronny.Mendengar itu, Ronny menoleh kearah belakang, dan,“Ah, selamat pagi, pak …” kata Ronny, menyapa satpam itu.“Sedang apa kamu disini?” tanya satpam itu, pada Ronny.“Apa benar, ini kampus Massachusetts Institute of Technology, pak?”“Iya, benar.”“Ah, begini, pak … Saya ingin mencari seseorang bernama …”“Tidak ada! Sana, keluar dari kampus ini!” bentak satpam itu, yang langsung memotong perkataan Ronny.Mengapa tidak? Dengan pakaian Ronny yang sedikit kusam walaupun wajahnya tampan, tetap saja, satpam itu mencurigai orang-orang asing, yang tidak pernah dilihatnya. Satpam itupun me
Baca selengkapnya
68: Samuel bukan mata-mata?
“Jor, bagaimana kemarin? Lancar?” tanya Angel pada Jordi, yang tengah duduk di samping Jordi.“Emm … Apa itu, nona?” tanya balik Jordi, sambil mengemudi mobil.“Ya, itu kemarin, kamu kan, saya perintahkan untuk mengantarkan anak-anak itu, ke rumah Bu Jazlyn. Nah, bagaimana?”“Ah, lancar, nona. Saya juga, sudah membelikan makanan untuk mereka. Jadi, Bu Jaz, sempat bercerita kepada saya, kalau uang yang pernah anda beri kepadanya, sudah habis. Dan, saya juga tidak tahu ya, nona, mengapa uangnya cepat sekali habis. Secara kan, uang yang pernah anda berikan itu, jumlahnya tidak sedikit, loh?” kata Jordi.“Emm … Ya, mungkin saja, uang itu digunakan, untuk kebutuhan sehari-hari mereka, Jor. Ya, kita tahu, kalau anak-anak yang di asuh oleh Bu Jaz, cukup banyak. Dan lagi, mereka juga butuh makan. Iya, kan? Dan juga, sepertinya, sudah berapa lama kita tidak berkunjung ke rumah Bu Jaz.”
Baca selengkapnya
69: Kaki yang bagus
“Nona, kita ingin pergi kemana?” tanya Joe, sambil mengemudi mobil Angel.“Diam! Jangan mengatakan sepatah katapun, sebelum saya memerintahkan kamu untuk berbicara. Paham, kamu!” bentak Angel.“Eh, kenapa seper …”“Diam! Mau saya tarik lagi rambut kamu?”“Eh, tidak-tidak, hehe …”“Yasudah, fokus saja menyetir, dan jangan bertanya apapun!”“Tapi, nona …”“Eh!?” kata Angel, sambil mengambil ancang-ancang, menarik rambut Joe.“Eh, iya-iya, hehe …”Lalu, Joe kembali fokus menyetir, tanpa mengatakan sepatah katapun.Kemudian,“Nanti, kita berhenti sebentar, di restaurant untuk sarapan pagi. Tidak perlu yang jauh-jauh, setelah persimpangan, ada sebuah restaurant, yang cukup terkenal juga.” kata Angel pada Joe.“….”“Hei, kamu den
Baca selengkapnya
70: Anda salah orang, maaf …
“Nona, benar kan, itu anda, kan!?” tanya Pegawai toko itu, yang masih tidak percaya, dengan apa yang tengah dilihatnya.“Emm … Sepertinya … Memang benar, saya pernah membeli sebuah boneka, dengan ukuran yang cukup besar. Dan memang benar, saat itu, boneka itu merupakan edisi terbatas. Tapi … Sepertinya, tokonya bukanlah ini, ya?” kata Angel, sambil menoleh ke segala arah, dan mencoba mengingatnya.“Ah, toko ini mendapat sedikit renovasi kemarin, nona. Karena, ada banyak barang-barang baru, yang masuk. Jadi, kami melakukan pertukaran tempat, barang-barang yang sudah lama, dengan barang-barang baru. Nah, saya memiliki bukti, memang benar, anda pernah berkunjung ke toko ini, nona, hehe … Sebentar, ya …”Kemudian, Pegawai toko berjalan kearah kasir, untuk mengambil bukti, kalau Angel pernah berkunjung ke tokonya.“Nona, Pegawai toko itu norak sekali, ya … Emm … Mungkin,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
30
DMCA.com Protection Status