Semua Bab A different soul 2: Bab 151 - Bab 160
177 Bab
Chapter 151
Hari minggu yang cerah ini membuat Keyra malas untuk bangun dari kenyamanannya. Bahkan saat ini jam sudah menunjukkan pukul 08.43 tapi Keyra semakin mencari posisi ternyaman dan melanjutkan tidurnya.“Sayang” panggil Mamanya sambil memasuki kamar Keyra dengan perlahan.“Anak ini” gumamnya sambil menatap ke gumpalan selimut di atas ranjang.“Keyra! Bangun sudah jam berapa ini?!” ucap Mamanya dengan nada suara keras dan berjalan ke arah Keyra berada.“Hari minggu ini Mah, di buat santai aja. Keyra juga mau istirahat dari semuanya” ucap Keyra dengan santai sambil mengeratkan selimutnya.“Gak ada, bangun kamu sekarang atau Mama potong uang jajan kamu” ancam Mamanya dengan nada suara garang.“Potong aja Mah, tabungan Keyra masih ada” balas Keyra dengan santai dan mulai memejamkan matanya tak memedulikan sosok Mamanya yang ada di dekatnya.“Mas! Anak perempuanmu i
Baca selengkapnya
Chapter 152
Keyra duduk di kursi belakang dengan raut wajah tenang. Dia berniat ingin ke taman yang banyak penjual kaki lima. Untuk makan, dia berniat makan nanti saja saat ini dia menginginkan makanan kaki lima seperti cilok, telus gulung, dan jajanan yang lainnya.Saat ini dirinya di kawal oleh dua orang, tapi entah yang ada di balik layar. Tapi dia bersyukur, setidaknya dia tak di kengkang untuk selalu di rumah dengan alasan demi keamanannya.Keyra menatap keluar jendela dengan raut wajah tenang, kaca jendela yang sedikit dia turunkan membuat semilir angin menerpa wajahnya.Keyra sangat menikmati perjalanan kali ini, mungkin karena dia merasa bebas dan senang akan menikmati jajanan yang sudah jarang dia makan.“Maaf nona, kita sudah sampai” ucap sang pengawal yang sudah membukakan pintu untuk Keyra. Dia sedikit tak enak saat melihat nonanya masih di tempat dengan mata terpejam.“Oh? Maaf-maaf” ucap Keyra saat baru sadar dan mulai kel
Baca selengkapnya
Chapter 153
Keyra masih di taman tadi, dia membelikan beberapa makanan untuk Raka dan di terima baik oleh Raka. Raka juga menceritakan sedikit masalahnya. Dia bercerita bahwa dirinya dulu seorang anak dari pengusaha yang cukup sukses tapi semua hancur saat dia membuat masalah dengan seseorang dan membuat perusahaan orang tuanya bangkrut. Dia juga di usir dari rumah saat sebuah video tersebar di internet. Video yang membuat nama baiknya hancur. Dia benar-benar hilang arah, dan berakhir dia di jalanan. Dia kerja serabutan dan tinggal di rumah susun yang sangat sempit.Sosok Raka yang dulunya gagah dan memiliki bentuk tubuh yang cukup keren sekarang menjadi sosok Raka yang tak terawat dengan tubuh ringkihnya. Keyra sangat prihatin melihat kondisi Raka saat ini.“Kau ingin makan yang lain?” tanya Keyra dengan senyum manis.“Tidak, aku sudah kenyang” balas Raka dengan senyum tak kalah manis.“Ah?” ujar Keyra sambil menatap ke arah Raka
Baca selengkapnya
Chapter 154
Sesampainya Keyra di rumah, dia langsung memperkenalkan Raka kepada Papanya dan di sambut dingin oleh sang Papa.Raka di intograsi oleh Papa Keyra dan dengan mantap Raka menjawab semua pertanyaan dari Papa Keyra. Tanpa berpikir ulang Papa Keyra menerima Raka menjadi penjaga rumah, orang yang bertugas berkeliling dan menjaga keamanan rumah. Otomatis Raka tinggal di masion Aditama dan dia tak perlu risau dengan urusan tempat tinggal atau makanan. Dengan senyum lebar Raka berterima kasih kepada Papa Keyra dan di balas dengan dingin oleh Papa Keyra.Raka mulai tugasnya besok, hari ini dia di suruh untuk istirahat terlebih dahulu dan dengan lantang Raka mengiyakan.Di lain sisi.Di sinilah Keyra sekarang. Di dalam kamar dengan ponsel di telinganya. Dia sedang menerima telepon dari Arka.‘Kau membantunya?’ ucap Arka dengan datar.“Hm, apa lu tak tahu? Dia seperti gembel” ucap Keyra dengan santai sambil menatap ke luar balko
Baca selengkapnya
Chapter 155
Waktu terus berlalu, tak pernah di pikirkan ternyata ucapan Mama mereka yang ingin jalan-jalan bersama terwujud. Universitas mereka cuti untuk beberapa hari ke depan. Dan di sinilah Keyra sekarang, di dalam mobil bersama Arka, Sinta dan Bima. Sedangkan para orang tau berada di mobil yang satunya.Sinta sibuk ke buku di novelnya, lebih tepatnya dia mencoba tak peduli. Semenjak kejadian Arka membentak Sinta, sejak saat itu hubungan adik kakak sedikit merenggang.Awalnya Arka menyesal dan terus meminta maaf kepada Sinta tapi lama kelamaan dia merasa bosan. Karena setiap dia meminta maaf, Sinta akan dengan acuh menatap ke arahnya atau menghindarinya. Dan saat ini Arka mulai tak peduli, entah adiknya mau memaafkannya atau tidak yang penting dia sudah meminta maaf bukan.Di dalam mobil suasana sangat hening, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Keyra yang fokus menikmati perjalanan, Arka yang sibuk menyetir, Sinta yang sibuk membaca buku sedangkan Bima yang ter
Baca selengkapnya
Chapter 156
Lama di perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan. Saat ini mereka berkunjung ke daerah yang cukup terpencil, semuanya masih tradisional. Bahkan mandi saja masih harus menimba dan masak pakai tungku.Yang mengusulkan ke sini adalah Kedua para istri, katanya ingin mencari suasana baru. Bosen hidup kayak terus. Para suami dan anak hanya bisa diam dan mengiyakan. Percuma juga jika membantah, hanya membuang tenaga.Keyra menatap ke sekelilingnya dengan raut wajah tanpa ekspresi. Di sini masih sangat asri, jalan yang masih alami belum terkena bahan semen dan penduduknya juga tak terlalu banyak. Anak-anak yang bermain bersama, ada yang berlari ke sana dan ke sini, ada yang sedang memanjat pohon untuk mengambil layangan yang tersangkut atau ada yang sedang bermain kelereng dan lompat tali.Tanpa sadar Keyra tersenyum saat melihat, anak-anak bermain dengan riang di sekelilingnya.“Ayo, Mama udah sewa rumah buat kita tempati” ucap Mama K
Baca selengkapnya
Chapter 157
Waktu terus berlalu tanpa mereka sadari ternyata matahari mulai tenggelam. Dan di sinilah para perempuan berada. Di dapur tradisional, mereka sedang berusaha untuk memasak makanan untuk di makan.“Semuanya sayur Mah?” tanya Sinta dengan raut wajah tak percaya dengan apa yang ada di depannya.“Hm, kenapa?” tanya Mamanya dengan raut wajah tak santai.“Gak ada yang lain gitu, telur atau tempe?” tanya Sinta dengan raut wajah tak percaya.“Enggak, udah ayo masak. Keburu malem” ucap Mamanya dengan raut wajah malas.“Masaknya gimana?” tanya Sinta dengan raut wajah sedikit kesal.“Kemarin Mama udah lihat di Y**tube” ucap Mama Sinta dengan raut wajah percaya diri dan mulai berjalan mendekati tungku di depannya.“Ini buat apa?” tanya Mama Keyra sambil memperlihatkan rajutan bambu yang sedikit menghitam.“Entah, mungkin buat kipas apinya” ucap
Baca selengkapnya
Chapter 158
Matahari mulai terbenam di gantikan oleh bulan. Dan di sinilah mereka, di ruang tamu sambil bercengkerama membahas berbagai hal.“Ternyata susah juga ya hidup kayak gini” ucap Mama Keyra sambil bersender di bahu sang suami.“Memang ‘kan? Kamu kira enak?” ucap Mama Arka dengan raut wajah malas dan tangan sibuk memijat kakinya yang terasa pegal.Para orang tua mulai membahas yang lain, sedangkan para anak muda sibuk dengan dunianya sendiri. Bima yang tidur bersender di kursi, Arka yang tidur di paha Keyra dan Keyra yang fokus ke novel di tangannya sedangkan Sinta yang sibuk dengan bukunya. Sesekali Keyra menyahuti bila di ajak bicara oleh para orang tua.Waktu terus berjalan hingga tanpa sadar malam semakin larut.“Waktunya tidur semua” ucap Papa Arka sambil  melihat ke arah jam tangannya. Dan di angguki oleh yang lain. Dengan gerakan pelan mereka mulai bangkit dari duduknya. Sedangkan Keyra dengan perla
Baca selengkapnya
Chapter 159
Sepulang dari kampung kemarin, hari libur mereka masih ada satu hari dan Arka berniat menghabiskan waktu bersama Keyra.Arka sudah bersiap dan saat ini tujuannya rumah Keyra. Dengan riang Arka melajukan mobilnya ke rumah sang tunangan.Tak membutuhkan waktu lama akhirnya Arka sampai di halaman rumah Keyra. Dengan langkah sedikit berlari Arka berjalan memasuki rumah Keyra.“Pagi om, tan” sapa Arka saat melihat sosok orang tua Keyra di ruang tamu.“Pagi” balas Papa Keyra dengan raut wajah datar.“Kenapa Ar? Pagi-pagi udah di sini aja” tanya Mama Keyra dengan senyum ramah.“Keyra ada tan?” ucap Arka dengan senyum ramah.“Oh, Keyra masih di dalam kamar. Langsung aja ke atas” balas Mama Keyra dengan santai.Setelah mendengar perkataan calon mertuanya, tanpa menunggu lama Arka mulai berlari ke arah kamar Keyra.CeklekDengan perlahan Arka membuka pintu kamar Ke
Baca selengkapnya
Chapter 160
Sesuai dengan ucapan Arka tadi, saat ini dia benar-benar menghabiskan waktu dengan Keyra hanya berdua. Dia menahan Keyra untuk selalu di kamar, tanpa mengizinkan Keyra keluar walau hanya sedetik.“Key” panggil Arka sambil menatap wajah Keyra dari bawah. Mereka sedang fokus menonton film di dalam kamar Keyra. Arka tiduran dengan paha Keyra sebagai bantal dan Keyra mengelus kepala Arka dengan salah satu tangannya dan tangan yang lain dia letakkan di atas dada Arka.“Hm?” balas Keyra sambil menatap wajah Arka dengan raut wajah heran.“Gue sayang sama elu” ucap Arka dengan senyum manisnya.“Iya” balas Keyra dan kembali fokus ke arah film yang sedang di putar.Mendengar jawaban Keyra, Arka sedikit menekuk wajahnya dan memainkan jari-jari Keyra dengan pelan. Keyra yang menyadari tingkah Arka sedikit menyungihkan senyum geli.“Kenapa hm?” tanya Keyra dengan lembut.“Dari dulu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status