Lahat ng Kabanata ng Alfheim - The Blasphemy: Kabanata 11 - Kabanata 20
23 Kabanata
Bab 10
Dinginnya air tidak sebanding dengan dinginnya kulit Siren yang kasar. Monster itu terus menarik tubuh Ragne yang mulai kaku dan tegang. Laki-laki itu hampir kehabisan napas sebab semakin menjauh dari permukaan. Belum lagi luka di kakinya yang terasa perih karena tertancap kuku Siren yang runcing. Semakin lama, kepala Ragne terasa berdenyut-denyut dan membuatnya pening. Pasokan oksigen makin menipis dan membuat wajahnya kian membiru. Dia mencoba meronta, melawan sekuat tenaga tetapi medan pertarungannya kali ini sungguh tidak menguntungkan. Jangankan melawan di dalam air seperti sekarang, bertarung di darat pun Ragne masih sering kesusahan dan mendapat julukan payah. Ingatan itu seketika kembali menggerayangi benaknya. Jika dipikir-pikir, Ragne hanyalah orang beruntung. Lagaknya memang tampak seperti pahlawan, bertarung di berbagai medan pertempuran dan selalu bisa kembali dengan selamat. Meski begitu, semua prajurit yang pernah berada dalam satu med
Magbasa pa
Bab 11
“Ceritakan!” desak Greta. Sorot mata gadis itu berkobar penuh keingintahuan. “Ceritakan semua yang Anda tahu tentang ayahku.”Servas terdiam, rasanya dia tidak ingin menceritakan kejadian mengerikan itu. Tapi, Greta berhak tahu. Meski begitu, dia pikir bisa jadi Greta bukanlah anak dari Fridger Ralf. Bisa saja simbol snowflake melingkar dalam surat itu tidak sengaja ditemukan oleh kedua orang tua Greta yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan Fridger Ralf. Tetapi ... mata gadis itu seakan menyangkal kemungkinan yang Servas pikirkan.Namun, pada akhirnya Servas memilih bungkam, apalagi saat itu terdengar intrupsi dari pemimpin pondok yang mengatakan bahwa mereka harus segera tidur untuk melakukan pekerjaan esok hari.***“Fridger Ralf bisa jadi bukan ayahmu. Inisial F.R dalam surat itu mungkin memiliki arti nama yang lain. Besok coba kita cari tahu lagi ya,” bujuk Ragne berusaha menenangkan Greta. Saat itu
Magbasa pa
Bab 12
Benteng berbatu yang terletak di perbatasan wilayah sentral Alfheim berdiri kokoh seakan tidak bisa ditembus. Megahnya bangunan itu membuat siapa pun yang berniat untuk menyerang akan berpikir dua kali untuk melakukannya. Niels tiba di sana setelah selesai bertugas dari markas para pelindung dan bermaksud menjalankan salah satu rencananya yang sudah disusun jauh-jauh hari. "Bagaimana harimu, Nak?" seorang elf berambut pirang menyapanya dengan ramah. Dia adalah salah satu penjaga benteng yang cukup mengenal Niels dari kecil. Pria elf itu merupakan salah satu rekan ayahnya yang juga bertugas di benteng tersebut. "Tidak terlalu buruk. Aku mau bertemu ayah, dia ada di dalam?" kata Niels. "Dia baru saja pulang patroli. Ada beberapa anak baru yang perlu diberi amanat untuk tugas pertama di sini. Mari kuantar," sahut sang elf. "Terima kasih, tapi tidak usah repot-repot. Aku sudah tahu di mana ruangan ayahku."Elf pirang itu terkekeh, dia merasa bahwa sosok lelaki di hadapannya cukup beru
Magbasa pa
Bab 13
“Aku tahu itu memang tampak mengejutkan, tapi cepat tutup mulut mengangamu sebelum dimasuki lalat!” Ragne memberi tepuk tangan antusias setelah menyaksikan demonstrasi sederhana yang dilakukan Greta atas kemampuan barunya. Gadis itu menunjukkan bagaimana caranya mengubah suatu logam menjadi sebuah benda padat yang berbeda-beda, mulai dari kunci logam, mangkuk, dan terakhir dan yang paling melelahkan adalah membentuk sebuah pisau serupa belati.“Aku lelah, sebaiknya kita istirahat dulu,” kata Greta yang langsung menyandarkan tubuhnya ke sebuah batu besar.Di perkemahan itu semua orang memang tampak sibuk. Mereka silih berganti untuk berlatih fisik maupun kemampuan sihir yang bermacam-macam. Di samping itu, tim persiapan senjata juga tidak kalah heboh, mereka bekerja keras untuk membuat alat-alat perlawanan yang telah dialiri sihir. Sebagian besar tim pembuat senjata itu memiliki darah kurcaci, tetapi rupa fisik mereka lebih tinggi dari kurcaci asli karena telah
Magbasa pa
Bab 14
Kedatangan Niels ke tempat persembunyian para ras campuran membuatnya terkejut bukan main. Pria elf itu hampir-hampir terkena tremor ketika pemandangan yang dapat dilihat hanyalah bekas pertempuran yang mungkin tidak lama telah berlangsung.Pohon-pohon tampak roboh, pondok kayu porak poranda, panah-panah berserakan, dan tanah retak-retak seperti sudah dihantam oleh kekuatan besar yang membuatnya berguncang."Tidak ada yang mati," kata Syver sambil turun dari kudanya, memeriksa area pertarungan dan berjalan-jalan dengan teliti di sana. "Kurasa mereka disergap dengan brutal. Kalau mereka berniat untuk membantai, seharusnya banyak mayat yang tergeletak di sini.""Menyedihkan. Jadi kelompok ini yang kalian banggakan? Melawan tirani Lord Ophelix katamu? Tak akan cukup hanya dengan kemampuan seperti ini." Seseorang mencibir. Dialah Nyberg, salah satu light elf murni yang berparas anggun tetapi memiliki kata-kata ketus dan terlampau jujur.Sebelum berangkat ke sini, Ni
Magbasa pa
Bab 15
Sesudah menjaga jarak yang cukup jauh dari kejaran para prajurit elf di perkemahan tadi, mereka beristirahat sambil duduk dan bersandar pada dinding terowongan bawah tanah. Sumber cahayanya hanya berasal dari obor yang menyala. Udara di sana tidak pengap, tetapi tidak pula sesegar di atas. Meski begitu, mereka bersyukur masih bisa hidup pada detik ini.Terowongan tersebut memiliki jalur yang panjang, Jorey mengatakan bahwa jalan ini memiliki banyak belokan untuk mengecoh pengejaran. Rancangan terowongan bawah tanah ini memang sudah lama dibangun, bahkan sebelum kelompok mereka terbentuk, atau bisa dikatakan terowongan ini adalah hasil karya half elf terdahulu yang juga memperjuangkan kesetaraan."Masih untung mereka tidak berani menyusul ke sini," kata Ragne."Tapi mereka mengejar kita dan malah menghancurkan akses jalan di belakang," timpal Greta.Sambil perlahan-lahan memulihkan energi, Jorey berdiri memimpin. Berkeliling untuk menghitung dan memastikan sisa r
Magbasa pa
Bab 16
Tampaknya, Wilayah Barat juga tidak sama amannya dengan Wilayah kekuasaan Lord Ophelix. Di wilayah ini, rupanya ada makhluk liar yang jauh lebih berbahaya dan mematikan.Rombongan ras campuran itu hanya bisa bertahan untuk sesaat. Posisi mereka kini berada di sebuah padang rumput luas yang jarang ditumbuhi pepohonan. Sementara naga-naga liar itu menyerang dan menyemburkan api dengan acak, Jorey memerintahkan sebagian rekan-rekannya untuk melawan dan sebagian lainnya untuk bergerak mencari perlindungan.Ada sebuah gua yang jaraknya cukup jauh, tetapi masih bisa digapai meski harus berkejaran dengan sosok ganas yang melayang di atas. Greta menggenggam erat perisainya dan melaju mengikuti arahan Jorey. Ragne berada di belakang bersama para pemanah. Dia punya pengamatan yang cukup jeli sebab beberapa kali dapat membantu para pemanah dengan memberi instruksi tembakan pada saat yang tepat hingga mengenai bagian lunak dari tubuh sang naga.Beberapa naga tampak limbung
Magbasa pa
Bab 17
Greta keluar dari ruangan kerja kamuflase dengan berjalan pelan. Ragne lah yang pertama kali melihat gadis itu setelah selesai dengan si wanita perombak."Cepat sekali, perubahannya juga tidak banyak. Tapi, kuakui kamu terasa memancarkan aura yang lebih cerah dan tetap cantik seperti dirimu," goda Ragne.Seperti yang Ragne katakan, si wanita perombak memang tidak banyak melakukan kamuflase pada tubuh fisiknya. Bahkan, dia hanya membuka sihir yang semula terpasang pada Greta. Hal-hal yang berubah hanya terjadi di telinga gadis itu yang menjadi lebih runcing ke atas, bertubuh lebih ramping dan berkulit lebih terang seperti memancarkan sinar lembut yang menawan."Giliranmu, cepat masuk sana." Greta mendorong tubuh Ragne agar segera masuk ke ruang kerja kamuflase.Sementara itu, seorang lelaki muda menghampiri Greta dan memberitahunya sesuatu."Misty ingin bicara denganmu, mari ikut denganku."Misty adalah nama lelaki penunggang naga yang menyelamatkan merek
Magbasa pa
Bab 18
Sudah satu hari lamanya dua orang utusan Jorey yang ditugaskan mengabari Niels belum juga kembali. Perasaan khawatir kini merambati hati half elf-kurcaci itu. Dia berjalan-jalan gelisah. Mungkinkah rekannya itu mendapat kesulitan? Atau jangan-jangan prajurit elf yang melakukan penyerangan di pondok waktu itu berhasil menangkap mereka?Semua hal-hal buruk lantas memenuhi otak Jorey. Di sisi lain, Greta menghampiri laki-laki itu untuk mengemukakan ide yang sudah dia susun secara cepat. Meskipun kemungkinannya akan ditolak secepat terpikirkannya pula."Aku ingin segera menyelamatkan teman-temanku. Aku punya ide untuk membebaskan mereka dari penjara," ujar gadis itu dengan penuh keyakinan.Jorey menggelengkan kepala kurang setuju seperti dugaan gadis itu. "Sebaiknya kita tunggu Niels datang ke sini.""Tidak kah kamu pikir selagi menunggu bisa saja banyak rekan-rekan kita yang telah dieksekusi?"Jorey memijat pelipisnya frustrasi. Lelaki separuh elf itu tahu bahwa apa
Magbasa pa
Bab 19
Greta memaparkan secara singkat rencananya pada Niels dan Nyberg. Setelah sebelumnya berkenalan dengan elf perempuan berperangai judes bernama Nyberg, Greta tidak akan terlalu memedulikan segala ucapan sinis yang dilontarkan gadis elf itu.Mereka sepakat menunjuk Ragne untuk bertugas menjaga jalur pelarian. Sementara Greta dan Niels akan masuk menyisiri lorong-lorong penjara untuk membebaskan para tahanan.Greta tidak tahu kemampuan apa yang dimiliki Nyberg, terlebih lagi gadis elf itu tidak terang-terangan menyebutkan kekuatan yang dia punya. Sehingga Greta memutuskan untuk menempatkan Nyberg bersama Ragne."Gadis kecil sepertimu tidak usah mengatur-atur. Aku hanya akan bertindak atas kehendakku sendiri. Kalau tugasku berjaga di luar, itu memang karena aku yang menginginkannya. Camkan itu baik-baik!"Greta hanya mengangguk, dia sudah pusing memikirkan rencana pembebasan rekan-rekannya. Maka gadis itu tidak ingin lebih dipusingkan dengan kelakuan elf berdarah bangsa
Magbasa pa
PREV
123
DMCA.com Protection Status