All Chapters of PENDEKAR KEMBARA SEMESTA: Chapter 71 - Chapter 80
95 Chapters
Melawan Pengawal Keksi Anjani
“Tidak ada apa-apa, Pangeran Banaswarih,” jawab Bandem. “Kita berhenti di sini barang sejenak dulu.”Ketiganya berhenti persis di tempat Sambego dan Juna tadi berhenti.”Begini,” lanjut Bandem, “kalau ingin ke pesanggrahan milik Keksi Anjani, kita melalui jalan ke arah utara.””Benar kata Bandem, Pangeran,” Lunjak menambahkan. ”Berarti dari sini kita ganti arah, yaitu ke arah utara.””Baiklah, kalau begitu kita lanjutkan perjalanan sebelum waktu menjelang sore. Kalau bisa, jangan sampai kita bermalam di hutan.”“Baiklah, Pangeran,” sahut Bandem dan Lunjak.Ketiga pendekar itu pun melanjutkan perjalanan. Mereka terus berjalan menyusuri semak belukar yang rimbun. Selain rimbun, kadang-kadang terselip duri tajam di balik semak belukar.Cukup jauh mereka bertiga menempuh perjalanan ke arah utara. Tak terasa, hari makin sore.Sudah jauh j
Read more
Penculik itu Berparas Cantik Jelita
Hari menjelang senja, tapi dan pertempuran terus berlangsung. Kedua pihak sama-sama kuat. Memiliki ilmu  silat yang sebanding. Baik Banaswarih maupun Arum Sarastri menyadari bahwa pertempuran ini tak akan selesai-selesai kalau hanya menggunakan tangan kosong. Untuk itulah keduanya sama-sama berpikir untuk menggunakan senjata atau kesaktian andalan masing-masing. “Sebaiknya kuakhiri pertempuran ini supaya tidak berlarut-larut dan membuang-buang waktu,” gumam Banaswarih. “Lagi pula kalau sampai malam, tanpa ada yang kalah atau menang, tenaga bisa terkuras sampai habis.” Tiba-tiba Banaswarih mencabut pisau berantai emas yang melingkari pinggang. Pisau sakti ini dia putar-putar di atas  kepalanya. Rantai emas yang cukup panjang ini membuat pisau sakti yang ada pada ujungnya memiliki jangkauan jauh. Sehingga mampu menusuk atau melukai lawan dalam jarak satu sampai limok tombak dari dirinya. Arum Sarastri menyadari bahwa lawannya sudah mengeluarkan senjat
Read more
Hasrat yang Harus Dilampiaskan
”Juna..., kamu mungkin belum kenal aku. Kenalkan, namaku Keksi Anjani. Aku yang biasa dijuluki Putri Siluman Alas Waru. Dan aku pula yang mendirikan kerajaan baru di hutan ini. Kerajaan itulah yang kuberi nama Kerajaan Alas Waru. Ah, tapi soal kerajaan baruku itu, tak usah kamu pikirkan.” Keksi Anjani tersenyum sambil bertanya, ”Umurmu sekarang berapa, Juna?””Dua puluh tiga,” jawab Juna singkat. Masih bertanya-tanya di dalam hati. Untuk apa diriku diculik kemari? “O..., ternyata jauh lebih muda dariku. Umurku sudah lebih dari tiga puluh. Tapi..., bentuk tubuhku masih bagus kan?”Bukan hanya ‘masih bagus’, tetapi ‘sangat bagus’! Begitu jawab Juna dalam hati. Kulitnya yang kuning, kencang, mulus, parasnya yang jelita dengan sinar mata menawan, sungguh membuat laki-laki manapun sulit lepas dari jeratannya. Di tambah lagi dada yang menonjol karena kesuburannya, lebih memb
Read more
Sinar Mata Penuh Hasrat
”Kami ingin membalas dendam,” jawab Mayang Kencana. Lalu dia ceritakan secara singkat peristiwa yang pernah dia alami beberapa waktu lalu. Riris Manik pun menceritakan kehancuran sanggarnya. “Suro Joyo yang menghancurkan sanggarku. Maka, dengan cara apa pun, akan akan menuntut balas pada Suro Joyo. Suro Joyo harus hancur dalam genggamanku. Dia remuk, aku baru merasa puas.” ”Kebetulan..., kedatangan kalian merupakan sesuatu yang sangat kuharapkan. Ibarat pucuk diminta, ulam pun tiba.” kata Keksi Anjani. ”Kalian  akan kuberi ilmu silat dan kesaktian tambahan. Namun ada satu syarat dan kalian mesti mau melaksanakannya. Kalian berdua kuharapkan bersedia memperkuat kerajaan Alas Waru. Kerajaan ini akan menjadi kuat kalau kalian mau memperkuatnya. Bagaimana, apa kalian bersedia?” ”Ya, kami bersedia, Keksi Anjani,” jawab Riris Manik dan Mayang Kencana bersamaan. Tanpa pikir panjang lagi, mereka berdua menyanggupi keinginan Keksi Anjani. ”Walaupun aku ma
Read more
Penolakan Cinta dari Sang Putri
”Nanti kuberi tahu,” jawab Janurwasis mengambang. Belum ada penjelasan kepastian waktunya. Kesannya seperti mengulur waktu. Atau bisa juga ada tujuan tersembunyi di balik kata-kata Janurwasis.Tiba-tiba Keksi Anjani dan Palarum telah muncul di belakang Palasih. Melihat kedatangan pimpinannya, Palasih berubah sikap. Wajahnya tidak cerah lagi dalam menghadapi Janur. Bahkan terkesan seolah-olah tidak mengenal Janur.Brengsek! Kenapa dia datang tanpa permisi dulu? Ungkapan hati Palasih yang merasa kesal pada Keksi Anjani. Apakah dia diam-diam curiga padaku telah menjalin hubungan cinta secara diam-diam dengan Janurwasis?”Janurwasis! Sudah lama kamu tinggalkan Alas Waru. Bagaimana kabarmu? Apa kamu berhasil mendapatkan harta itu?” tanya Keksi Anjani.”Ya..., aku sudah berhasil mendapatkan harta karun yang kamu inginkan,” jawab Janur penuh nada gembira. “Aku sudah membawanya sekarang.”&r
Read more
Diusir dari Pesanggrahan
”Dari pakaian kalian, aku sudah tahu. Kalian senapati dari Kerajaan Parangbawana,” kata Keksi Anjani dengan nada penuh percaya diri. ”Sebagai senapati, kalian tentu mengemban tugas dari raja. Kalian pasti diperintahkan untuk melarang kegiatanku di pesanggrahan. Benar kana pa yang baru saja kukatakan?””Syukurlah kalau kamu sudah tahu maksud kedatanganku,” kata Godar. “Tentu aku lebih mudah melaksanakan tugas ini.”Godar menghela napas sejenak. Dia memandangi Keksi Anjani seperti sedang menyelidiki. Seolah-olah ingin membaca pikirannya.”Tapi lebih dari itu,” Godar melanjutkan kata-katanya, “Sang Baginda Raja menyuruh kami untuk dua tujuan utama. Pertama, kamu dan seluruh anak buahmu segera tinggalkan Alas Waru! Itu artinya…, kamu dan pengikutmu tidak boleh secara seenaknya mendirikan kerajaan di wilayah Parangbawana ini. Kedua, akhir-akhir ini banyak pemuda dari wilayah Parangbawana kamu cu
Read more
Perselingkuhan di Tepi Pantai
 ”Lho..., nanti dulu! Hutan ini milik siapa? Apa milik kakek moyangmu, kok kamu nyuruh-nyuruh aku meninggalkan tempat ini?” tanya Suro Joyo dengan gaya jenaka. “Enak saja main usir orang!”“Hei, dengar! Hutan ini milik Gusti Ayu Keksi Anjani. Karena hutan ini telah menjadi milik beliau, maka siapa pun tidak boleh sembarangan masuk hutan ini. Aku mendapat tugas untuk menjaga hutan ini. Aku berhak mengusir siapa saja dari hutan ini.”“O…, jadi Keksi Anjani merasa hutan ini miliknya? Rasanya sulit dipercaya. Oh ya, kapan Keksi Anjani membeli hutan ini dari raja Parangbawana? Seingatku, hutan ini masih termasuk wilayah Kerajaan Parangbawana. Sampai sekarang, belum ada pengakuan dari pihak Parangbawana yang menyatakan bahwa hutan ini milik Keksi Anjani.”Arum Sarastri merasa geram. Tak sadar kedua tangan yang sejajar dengan tubuh mengepal. Ingin rasanya kugampar mulut Suro Joyo. Dia berkata seena
Read more
Lamaran Berbalas Serangan
Mendadak wajah Palasih murung. Ada gelayut mendung terhampar pada wajah cantiknya.”Aku belum bisa menemukan Kitab Maruta Seketi,” lirih suara Palasih. Penuh nuansa minta maaf dan pengakuan kegagalan. “Jangankan menemukan, melihat bentuknya saja belum pernah. Kamu tentu paham, Janurwasis. Kitab itu berisi rahasia ilmu dan ajian andalan Keksi Anjani. Tentunya dia akan menyimpan di sebuah tempat yang sangat rahasia.””Untuk kali ini aku bisa memahami, Palasih,” hibur Janurwasis. “Namun lain kali kamu mesti menggunakan segala cara agar dapat mengetahui penyimpanan kitab. Terserah bagaimana caranya, kamu usahakan bisa menemukan kitab rahasia ilmu dan ajian Keksi Anjani.””Janurwasis…,” panggilan penuh bujuk rayu Palasih yang masih dalam pelukan Janurwasis. “Kalau kitab itu berhasil kutemukan, apakah kamu langsung mengawiniku?”“O, tentu, Palasih,” mantab kata-kata Janur
Read more
Hati Nurani Paniratpati
Kaki Paniratpati menapak di lantai ruang utama. Keksi Anjani segera melesat dengan pukulan beruntun di wajah lawan. Paniratpati menangkis setiap pukulan Keksi Anjani. Puluhan pukulan selalu berhasil ditangkis. Suatu saat Keksi Anjani berusaha mencuri kesempatan dengan cara menendangkan kaki kanan ke perut lawan.Si Badak Lereng Kelud selalu waspada. Dia juga menggunakan kaki kanan untuk menangkis tendangan lawan. Beberapa kali Keksi Anjani berusaha mencuri kesempatan. Namun untuk ke sekian kali dia gagal. Maka Keksi Anjani mundur beberapa langkah ke belakang. Siap melancarkan serangan dengan jurus ketiga.Paniratpati ternyata bukan sembarang pendekar. Namanya sudah kesohor di dunia persilatan. Kata hati Keksi Anjani. Semula aku meragukan kemampuannya. Namun sekarang aku baru percaya bahwa Paniratpati benar-benar pendekar hebat yang pilih tanding.Keksi Anjani melemparkan selendangnya ke arah wajah lawan. Paniratpati berkelit ke kiri. Sambaran s
Read more
Serbuan dari Kerajaan Parangbawana
”Kalau begitu, kita berangkat sekarang saja!” usul Riris Manik. “Kita secepatnya menggempur Kerajaan Parangbawana. Kalau kita serbu sekarang, kemungkinan mereka belum siap menghadapi serangan. Serangan yang terduga ini nanti bisa mengacaukan mereka. Bahkan bisa saja nanti kita dengan mudahnya menundukan Parangbawana.”Semangat sekali Riris Manik mengajukan usulannya. Usulan menghancurkan Parangbawana merupakan keinginan terpendam sejak dirinya mendengar kabar bahwa Parangbawana menginginkan Keksi Anjani meninggalkan Pesanggrahan Alas Waru dengan alasan, hutan ini masih termasuk wilayah Parangbawana.Riris Manik menganggap raja yang berkuasa di Parangbawana adalah raja yang sok jagoan seperti raja di Krendobumi. Waktu itu penguasa Krendobumi juga berbuat serupa, menganca Riris Manik agar meninggalkan sanggar atau pesanggrahannya. Tentu saja Riris Manik tidak mau meninggalkan sanggarnya.Tetapi sayangnya, Riris Manik tidak bisa mempertahank
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status