All Chapters of Nayla: Chapter 121 - Chapter 130

147 Chapters

Bab 121

         Tina dan Reno duluan pulang, karena Tina ada job malam ini. Semenjak libur banyak yang meminta Tina  untuk jadi DJ di acara-acara anak muda. Untungnya Reno selalu menemani jadinya Tina akan aman.Nayla membereskan meja, setelah pengunjung sepi. Hari ini kafe tutup lebih awal karena hari ini spesial pembukaan.Nayla memandang langit yang gelap ditemani bintang. Dia berdiri di depan pintu. Raka belum datang untuk menjemputnya. Nayla memutar mata melihat Beca menemani Bagas menyusun buku-buku ke lemari.     Beca rajin atau dia hanya ingin menunjukkan dirinya sebagai kekasih Bagas di depan teman-teman Bagas. Terutama kepada wanita yang dilihatnya waktu itu masuk mobil Bagas.      "Gue pulang duluan ya," ucap Nayla. Jiwa dan raganya sudah merasa bosan. Dia duduk memandori Beca dan Bagas.     
Read more

Bab 122

Raka masuk kamar dan langsung pergi ke kamar mandi. Dia perlu air untuk menyegarkan tubuhnya. Dia tidak peduli dengan deringan Handphone dari tadi ia yakin itu pasti Jennifer, sekedar bertanya.udah sampai belum yanklagi dimanajangan lupa makan    Dan bla bla, bla..Dan lagi-lagi Raka malas mengangkat telpon dari Jennifer. Dia berharap Jennifer marah, kesal, dan akhirnya mengakhiri hubungan mereka.Tapi nyatanya tidak, Jenni akan tetap bersabar dengan perubahan sikap Raka padanya.    Setelah mandi Raka lebih suka mengutak-atik laptopnya, sibuk dengan imajinasi. Jangan berfikir negatif,  dia tidak membuka laptop untuk mencari foto mesum atau video anak dewasa walaupun dia sudah cukup umur.     Raka sama sekali tidak melirik handphone, baginya sudah mengantar Jenni pulang ke rumah sudah lebih dari cu
Read more

Bab 123

     Raka terdiam sejenak saat mendengar perkataan Doni di telpon. Raka mengambil jasnya dan melangkah keluar dari ruangan, padahal dengan susah payah Anjani merayu Raka untuk pergi ke kantor hari ini.Raka mengambil mobilnya di parkiran kantor, dia membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah Jenni.      Jennifer pingsan saat melakukan pemotretan, akibat kelelahan. Hidungnya mengeluarkan darah. Jenni melewatkan jam makannya. Ia terus bekerja dan juga terlalu banyak minum alkohol.Raka membunyikan bel tempat Jennifer tinggal, seseorang membuka tapi bukan Jennifer.Raka langsung masuk ke dalam tidak perlu basa basi, dia masih kekasih Jennifer jadi tidak perlu alasan untuk masuk ke dalam rumah  Jenni.Asisten Jenni mengikuti Raka dengan cemas.      "Jenn..." teriak Raka. Kakinya melangkah ke kamar
Read more

Bab 124

Suara pesan handphone-nya berbunyi, Raka tersenyum saat melihat nama Nayla.Dia belum berani mengubah nama itu di handphone-nya untuk sebutan yang lebih manis.NAYLA ANASTASYAYang, aku rindu RAKA NICHOLAS😍😘NAYLA ANASTASYAHanya itu ??Raka tak mau membalas lebih, pasti Nayla ingin bertemu dan keadaan tidak tepat.Jangan paksa Nayla, nanti aku akan berlari ke arah kamu dan semuanya akan kacau.Raka memegang rambutnya dengan frustasi.NAYLA ANASTASYAnanti aku bisa mati karna menahan rindu RAKA NICHOLASJangan bicara asal !! kalau kita ketemu aku akan sangat marah.NAYLA ANASTASYAMaaf
Read more

Bab 125

Raka memutar arah mobilnya menuju cafe Bagas, perlu waktu untuk sampai ke sana, dia melewati lampu merah. Raka tersenyum saat melihat Nayla sudah ada di tempat parkiran.    "Kok di luar?" tanya Raka saat keluar dari mobilnya.        "Sengaja nungguiin kamu." Nayla menghampiri Raka lalu memeluk laki-laki itu dengan manja. "Aku kangen," bisiknya.      "Mau jalan-jalan?" ucap Raka seraya membelai rambut panjang gadisnya.    "Kemana?" Nayla melepaskan pelukannya lalu menatap Raka dengan lekat.       "Banyak yang bisa dilihat di pinggiran kota ini," ucap Raka.  Nayla mengangguk. Dia hendak berjalan ke arah mobil.    "Kita jalan kaki nggak pake mobil," ucap Raka menahan tawa."Hah?"  Padahal Nayla sudah memegang pintu mobil Raka. Dipikir pasti naik mobil karena Raka berdiri di dekat mobil.  "Nggak mau ahk. Capek," ucap Nayla manja.
Read more

Bab 126

Nyatanya ucapan Raka bertolak dengan tindakannya.  Raka menyuapi Nayla saat dia memakan sate, setusuk itu mereka makan bergantian tapi lebih banyak Raka yang makan. Raka ingin membuat moments ini hanya untuk mereka berdua. Makanya dia pesan seporsi aja. Biar ada kerjaan.      "Aa." Raka membawa satu ke mulut Nayla. Gadis itu menuruti apa yang dilakukan Raka. Ya, dia suka dimanjakan Raka, dan tidak bisa menolak.       "Minum." Nayla menunjuk minuman dengan matanya. Beneran itu keadaan terpaksa karena Raka masih memegang tangan kirinya dengan kuat, tapi itu juga adalah hal menyenangkan.     Raka mengambil gelas teh manis dan membawanya ke dalam mulut Nayla, gadis itu menyerut sedotan dengan tatapan bahagia.     Nayla membuat Raka melupakan masalahnya sejenak. Dia butuh Nayla untuk menenangkan hatinya.  &
Read more

Bab 127

 Reno menatapi pakaian Tina dengan sorotan tidak suka. Hari ini dia menemani Tina nge'dj disebuah club malam di Jakarta. Dan seperti biasa akan ada perdebatan sedikit antara mereka saat Tina sudah mau naik ke panggung.     "Baju kamu nggak bisa cari yang agak tertutup," protes Reno, menurutnya pakaian Tina kurang bahan.     "Udahlah Ren, nggak usah mulai. Ini udah sopan. Setiap aku mau manggung kamu selalu protes," runtuk Tina tanpa peduli ekspresi wajah Reno yang menaikan alisnya.      "Kayak gini kamu bilang sopan!"       "Aku udah bilang kamu nggak usah ikut, nggak usah anter aku. Kayak gini nih yang bikin aku males.  Kamu banyak komentar." Tina merapihkan rambutnya di depan kaca ruang ganti. Dia melirik Reno dari kaca, bentar lagi juga cowok itu akan mengalah, sama seperti biasanya. Reno harus paham ini adalah tanggungjawab pekerjaan.      "Se
Read more

Bab 128

       Tina tercekat, saat tangan Reno sudah masuk ke dalam kaus bajunya dan meremas bagian sensitifnya.    "Ren, Stop! Kita di parkiran Ren." Tolak Tina saat tangan Reno sudah mulai liar.    "Maafin aku sayang." Reno berdecak kesal.     "Hm."        Tina menoleh Reno, laki-laki itu tampak tidak bersemangat. Tina memilih diam dan bersender ke dalam bangku ia tidak menyetel music. Baginya cukup music di club yang sudah memenuhi telinganya.Reno pasti marah, tapi ia juga belum siap untuk melakukan hal sejauh itu.       "Tidur aja, nanti kalau udah sampai rumah aku bangunin," ucap Reno, matanya fokus dengan setirannya. Reno mengelus puncak  rambut gadis itu. Tina mengangguk dan menutup matanya.     Saat sampai di depan rumah Tina. Reno menyentuh rambut panjang Tina yang menutupi mata gadis it
Read more

Bab 129

                                    Hari ini karena bosan tidak punya kegiatan, Nayla meminta kawan-kawannya untuk berkumpul di rumahnya.    Nayla, Rangga, dan Beca sangat ribut hingga suara mereka bergema di dalam kamar Nayla. Setiap celotehan mereka pasti disahuti dengan gelak tawa. Mereka membuka laptop mencari destinasi tempat liburan.     Tina duduk di sofa sibuk dengan handphone-nya, ia menyibukkan dirinya  sendiri. Mereka berkumpul di kamar Nayla. Kamar itu terlihat berantakan seperti kapal pecah, karena ulah ketiga kawannya itu.      "Tina. Lo diem aja dari tadi. Lo nggak mau comment tempat yang bakal kita kunjungin." Rangga menoleh pada Tina.        "Serah kalian, gue  ikut aja," sahu
Read more

Bab 130

      "Gue belum selesai searching, Becak!" gerutu Rangga.      "Nggak usah protes deh, kepala onta. Bentar aja, buat seru-seruan aja. Nantikan bisa lanjut lagi!" ucap Beca, dan ketiga-kawannya mengikuti kemauan Beca.       "Jadi kemana mata  pulpen ini mengarah harus melakukan truth or dare. Kalian siap?" Beca memutar penanya. Ketiga kawannya mengangguk terpaksa.Pulpen diputar, lalu berhenti pada Beca.     "Mampus lo!" Maki Rangga, sekarang ia malah semangat, "Pilih truth or dare?" teriak Rangga semangat.     "Aneh ya. Gue  yang ngusulin game ini malah gue  yang kena duluan." Beca mengerutkan dahinya, "Truth ...Gue nggak punya rahasia cuii, jadi gakpapa mau nanya sama gue apa aja, bebas."    "Lo berapa kali ciuman sama Bagas?" tanya Rangga denga
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status