Semua Bab Pendekar Pedang Api: Bab 11 - Bab 20
167 Bab
Ch. 11 - Terjebak
Ikan-ikan yang berenang mengikuti arus sungai berpencar sewaktu bayangan hitam bergerak di atas permukaan sungai. Air memancar tinggi ke atas sewaktu ekor Salamender Api menghantam. Lima hari sudah aliran sungai terhambat oleh tubuh Salamender yang menghalangi jalannya air. Mahkluk itu sekarat, beberapa bagian tubuhnya terkoyak saat jatuh mengenai ujung bebatuan yang tajam. Sementara sayapnya rontok dan patah, kepala Salamender Api tenggelam dalam arus sungai yang deras. Darah dari tubuhnya menyatu dengan aliran air, lebih sedikit dari hari-hari sebelumnya. Xiao Long mengerjapkan mata beberapa kali, merasakan hidungnya seperti dipatuk oleh sesuatu. Silaunya cahaya dari atas membuat mata Xiao Long sakit, dia melindungi kepalanya dengan lengan tangan yang berlumuran darah. Beberapa bagian tubuhnya terluka parah. Saat duduk telinga Xiao Long berdenging hebat, dia merasakan denyut di bagian kepalanya. Xiao Long baru menyadari dirinya terjatuh
Baca selengkapnya
Ch. 12 - Mimpi Buruk
Hari berganti malam, Salamender Api sama sekali tidak bergerak selama beberapa jam. Xiao Long mulai mencemaskan keselamatan siluman itu. Dia mengendap-endap agar bisa mendekati Salamender Api, hanya terdengar dengusan samar. Napas Salamender Api terengah-engah, dia kesakitan karena luka di tubuhnya terus mengucurkan darah. Xiao Long naik ke atas pundak Salamender Api, jantungnya benar-benar hampir lepas saat siluman itu bergerak. Anak itu berjongkok, berjinjit pelan di antara bulu-bulu di tubuh Salamender Api yang telah rontok. Dia terkesima beberapa detik ketika dapat melihat bentuk Salamender Api lebih jelas. Di belahan bumi mana pun tidak ada yang bisa menemukan spesies seperti ini. Lebih terlihat seperti mahkluk mitologi yang hanya diceritakan didongeng."Bertahanlah."Tangan Xiao Long memegang erat tombak kayu yang menancap di leher Salamender Api, dia mulai menariknya tetapi benda itu sama sekali tidak bergerak. Lagi dan lagi Xiao Long menariknya sec
Baca selengkapnya
Ch. 13 - Terluka Parah
Ketakutan di wajah Xiao Long terlihat jelas, Salamander Api berhenti berteriak. Dia mendekatkan wajahnya penuh amarah, kembali mengeluarkan suara besar yang menyeramkan. Daripada bergerak Xiao Long memilih tak melakukan apa-apa, dia berharap apa yang dikatakan kakeknya benar. Tapi tampaknya keputusan itu salah besar, Xiao Long menatap ngeri pada mulut siluman itu yang tengah terbuka lebar. Membayangkan seberapa banyak manusia yang telah mati di dalam mulut tersebut. Dia baru saja ingin berlari dan segera diurungkannya. Salamander Api memakan tanaman obat yang tumbuh di dinding tebing. Lalu dia mundur, berjalan ke seberang sungai dan duduk di atas sebuah batu besar yang menyatu dengan tanah. Walaupun tidak membunuh Xiao Long, siluman itu tetap tak mengalihkan perhatian darinya. Matanya terus terbuka memperhatikan gerak-gerik Xiao Long yang hanya bisa berdiri kikuk.Xiao Long menatap ke atasnya, rasanya tidak mungkin untuk naik ke atas sendirian.
Baca selengkapnya
Ch. 14 - Sepasang Mata Hitam
Xiao Long memutar otak agar Salamander Api selamat. Dia tidak akan bisa bertarung dengan luka separah itu. Dan kelihatanya para serigala hutan hendak memakan tubuh Salamander Api sebagai santapan makan malam. Mereka menarik-narik ekor dan sayapnya hingga beberapa mulai terkelupas. Xiao Long mengambil beberapa batu dan melemparkannya ke arah kawanan serigala. Namun hal itu tak cukup untuk mengalihkan perhatian mereka.Dia berlari ke tempat di mana dirinya sempat dikejar oleh ular, Xiao Long mengambil bungkusan kain kecil yang tersimpan di dalam kotak kayu. Erangan Salamander Api membuat fokusnya buyar, siluman itu bisa dibuat mati oleh kawanan serigala. Setelah itu pasti Xiao Long akan menjadi sasaran berikutnya. Kedua tangannya yang menggenggam batu bergetar, Xiao Long harus menciptakan api agar bubuk itu meledak. Berulang kali tangannya mengadu dua benda itu hingga menimbulkan percikan api, waktu berlalu begitu lama dan Xiao Long hampir putus asa."Ayolah .
Baca selengkapnya
Ch. 15 - Jangan Tinggalkan Pedang Itu
Tangannya berusaha meraih gagang pedang yang terlihat unik tersebut, tetapi Xiao Long berhenti melakukannya. Dia merasa ada yang salah dengan tempat tersebut terlebih lagi makam ini berada di tempat yang sangat-sangat tersembunyi. Tidak ada orang gila yang mau menjatuhkan diri ke jurang hanya untuk menguburkan orang tersebut. Serta senjata yang kini berada di depan jarinya mengeluarkan hawa-hawa misterius yang membunuh. Xiao Long memalingkan wajahnya ke kanan dan kiri, memastikan apakah di sekitar ada sosok lain yang berada di sini. Nihil, sesuai dugaannya tempat ini benar-benar kosong. Hanya ada sebilah pedang yang tertancap di sebuah makam tanpa nama. Suara-suara aneh dari tempat tersebut memiliki gema yang timbul tenggelam menaikkan bulu kuduk. Xiao Long frustrasi, dia ingin membawa pedang itu bersamanya tapi perasaan terancam dan juga hawa menakutkan yang dimiliki pedang tersebut membuatnya tak yakin.Ditariknya napas perlahan-lahan lalu membuang
Baca selengkapnya
Ch. 16 - Selatan yang Kacau
Hampir satu minggu berlalu, Xiao Long tidak tahu bagaimana cara keluar dari jurang ini. Dia menatap langit yang begitu jauh di atas sana, begitu hampa dan tak mempunyai harapan. Selama beberapa hari ini dia berusaha untuk mengobati Salamander Api. Tanpa diduga siluman itu lebih cepat sembuh. Bahkan tak perlu memakan waktu sebulan agar luka-luka di tubuhnya tertutup. Xiao Long kelelahan selama beberapa hari ini, kepalanya terasa seperti dihantam batu. Namun dia tetap memaksa berjalan, mengumpulkan makanan dan ranting-ranting kayu agar malam hari mereka tetap aman. Sayangnya malam terlalu dingin hingga api saja tak mampu menjaga suhu tubuhnya. Hari kembali menggelap dan udara malam yang dingin kembali datang. Bulan ini seharusnya memasuki musim hujan, badai tak henti-hentinya datang. Membuat suhu di sekitar menjadi lebih dingin dari hari biasa. Tangannya terus mengoles cairan dari tanaman obat ke tubuh Salamander. Gerakannya melambat, Xiao Long berdiri. Dia du
Baca selengkapnya
Ch. 17 - Dapat Berbicara?
Salamander Api terdiam lama menunggu manusia itu tidak kunjung bangun seperti biasanya. Matanya teralih pada kaki Xiao Long, luka di sana sama sekali belum mengering. Dia menarik tanaman obat menjalar dari tebing, lalu meletakkannya di tumit Xiao Long. Lama menunggu tidak ada perubahan yang terlihat. Salamander Api mendengus samar, mungkin manusia itu sudah mati. Dilihatnya sebuah benda yang tertancap di tempat biasanya Xiao Long tidur. Dia mendekat sambil menggeram, merasakan bahaya yang sejak beberapa hari lalu mengganggu instingnya.Salamander Api hendak menghancurkan pedang itu tetapi suara batuk Xiao Long memalingkan pandangannya ke belakang. Xiao Long susah payah menghirup oksigen di sekitar, suara napasnya  terdengar tersengal-sengal. Bukannya memberi waktu agar Xiao Long bisa menarik napas, Salamander Api justru menyiramkannya air."Berhenti-"Percuma saja, tubuhnya kembali dibuat menggigil kedinginan. Xiao Long sempat berpik
Baca selengkapnya
Ch. 18 - Mata Hitam
"Kau mengetahuinya? Dari mana?" Salamander Api terdiam, dia menggerakkan kepalanya menatap arah lain. "Aku hanya menebak." Jawaban itu membuatnya ragu, Xiao Long menatap lama pada pantulan air sungai. Dia melihat kunang-kunang hitam yang sebelumnya menuntunnya pada makam waktu itu."Kau melihatnya?" Salamander Api mendelik, tak menemukan apa-apa selain aliran air sungai yang tenang dan beberapa tumbuhan mati di depan sana."Seekor kunang-kunang hitam, dia yang membawaku ke sana." "Dia memilihmu." Salamander Api bangun, dia berbalik badan ke belakang dan tidur di tempatnya tanpa menghiraukan satu pun pertanyaan yang Xiao Long lontarkan. Dibanding bertanya pada Salamender Api, Xiao Long memutuskan untuk mendekat pada tempat di mana pedang itu berada. Kunang-kunang hitam telah menghilang, sama sekali tak terlihat ketika Xiao Long berada persis di depan benda itu. Dia mencabutnya dari sana, memperhatikan bentuk bilah pedang yang telah berkar
Baca selengkapnya
Ch. 19 - Aku Pemenangnya
Hari demi hari berlalu begitu cepat, Xiao Long bertarung dengan Huo Rong setiap harinya. Mempelajari hal-hal baru yang baru diketahuinya lewat siluman itu. Dia merasa Huo Rong seperti telah hidup sangat lama hingga mengetahui semua hal di muka bumi ini. Termasuk mereka yang disebut sebagai Sepuluh Terkuat. Saat Huo Rong menjelaskan orang-orang yang berada di puncak terkuat Kekaisaran Qing, Xiao Long dapat merasakan ambisi kuat untuk mencapai titik tersebut. Titik di mana dia dapat melindungi semua orang tanpa harus mundur ketakutan. Titik di mana dia benar-benar rela mengorbankan nyawanya demi sesuatu yang sangat berharga.Huo Rong atau Salamander Api yang kini telah menjadi satu-satunya temannya di dasar jurang ini membuka matanya lebar-lebar. Tentang dunia yang sama sekali tidak diketahuinya. kekuatan spiritual, tenaga dalam, pil, cincin ruang dan para siluman yang akan ditemuinya di luar sana. Dia menjelaskan begitu terperinci hingga Xiao Long dapat membayangk
Baca selengkapnya
Ch. 20 - Musuh Kembali
Huo Rong membalas geram. "Jangan senang dulu!"Tatapan keduanya tergerak ke atas saat sebuah suara bising terdengar, suara seseorang menggema hingga ke bawah. Mereka kelihatan seperti sedang menyiapkan sesuatu."Celaka, mereka pasti sedang mencari cara agar bisa turun untuk menangkap kita berdua."Dentuman keras dan makian kasar bergema dari atas mereka, keduanya sama-sama terdiam menyimak keributan di atas sana. Hingga tiba-tiba terlihat bayangan hitam di atas sana, seseorang jatuh. Xiao Long mengalihkan pandangannya. Tak sanggup melihat orang itu tewas di depannya.Jantung Xiao Long berdetak kencang, dia tidak berani melihat. Apalagi saat mendengar suara rintihan di sana, rasa mual muncul saat amis darah masuk menusuk hidungnya. Xiao Long berjalan perlahan, "Aku harus kembali ...""Siap tidak siap kau harus melihatnya.""Otak yang tercecer atau usus yang keluar? Aku bisa pingsan.""Lalu bagaimana jika kau harus membunuh seseorang na
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status