Salamander Api terdiam lama menunggu manusia itu tidak kunjung bangun seperti biasanya. Matanya teralih pada kaki Xiao Long, luka di sana sama sekali belum mengering.
Dia menarik tanaman obat menjalar dari tebing, lalu meletakkannya di tumit Xiao Long. Lama menunggu tidak ada perubahan yang terlihat. Salamander Api mendengus samar, mungkin manusia itu sudah mati. Dilihatnya sebuah benda yang tertancap di tempat biasanya Xiao Long tidur. Dia mendekat sambil menggeram, merasakan bahaya yang sejak beberapa hari lalu mengganggu instingnya.
Salamander Api hendak menghancurkan pedang itu tetapi suara batuk Xiao Long memalingkan pandangannya ke belakang.
Xiao Long susah payah menghirup oksigen di sekitar, suara napasnya terdengar tersengal-sengal. Bukannya memberi waktu agar Xiao Long bisa menarik napas, Salamander Api justru menyiramkannya air.
"Berhenti-"Percuma saja, tubuhnya kembali dibuat menggigil kedinginan. Xiao Long sempat berpik
"Kau mengetahuinya? Dari mana?" Salamander Api terdiam, dia menggerakkan kepalanya menatap arah lain. "Aku hanya menebak." Jawaban itu membuatnya ragu, Xiao Long menatap lama pada pantulan air sungai. Dia melihat kunang-kunang hitam yang sebelumnya menuntunnya pada makam waktu itu."Kau melihatnya?" Salamander Api mendelik, tak menemukan apa-apa selain aliran air sungai yang tenang dan beberapa tumbuhan mati di depan sana."Seekor kunang-kunang hitam, dia yang membawaku ke sana." "Dia memilihmu." Salamander Api bangun, dia berbalik badan ke belakang dan tidur di tempatnya tanpa menghiraukan satu pun pertanyaan yang Xiao Long lontarkan. Dibanding bertanya pada Salamender Api, Xiao Long memutuskan untuk mendekat pada tempat di mana pedang itu berada. Kunang-kunang hitam telah menghilang, sama sekali tak terlihat ketika Xiao Long berada persis di depan benda itu. Dia mencabutnya dari sana, memperhatikan bentuk bilah pedang yang telah berkar
Hari demi hari berlalu begitu cepat, Xiao Long bertarung dengan Huo Rong setiap harinya. Mempelajari hal-hal baru yang baru diketahuinya lewat siluman itu. Dia merasa Huo Rong seperti telah hidup sangat lama hingga mengetahui semua hal di muka bumi ini. Termasuk mereka yang disebut sebagai Sepuluh Terkuat.Saat Huo Rong menjelaskan orang-orang yang berada di puncak terkuat Kekaisaran Qing, Xiao Long dapat merasakan ambisi kuat untuk mencapai titik tersebut. Titik di mana dia dapat melindungi semua orang tanpa harus mundur ketakutan. Titik di mana dia benar-benar rela mengorbankan nyawanya demi sesuatu yang sangat berharga.Huo Rong atau Salamander Api yang kini telah menjadi satu-satunya temannya di dasar jurang ini membuka matanya lebar-lebar. Tentang dunia yang sama sekali tidak diketahuinya. kekuatan spiritual, tenaga dalam, pil, cincin ruang dan para siluman yang akan ditemuinya di luar sana. Dia menjelaskan begitu terperinci hingga Xiao Long dapat membayangk
Huo Rong membalas geram. "Jangan senang dulu!"Tatapan keduanya tergerak ke atas saat sebuah suara bising terdengar, suara seseorang menggema hingga ke bawah. Mereka kelihatan seperti sedang menyiapkan sesuatu."Celaka, mereka pasti sedang mencari cara agar bisa turun untuk menangkap kita berdua."Dentuman keras dan makian kasar bergema dari atas mereka, keduanya sama-sama terdiam menyimak keributan di atas sana. Hingga tiba-tiba terlihat bayangan hitam di atas sana, seseorang jatuh. Xiao Long mengalihkan pandangannya. Tak sanggup melihat orang itu tewas di depannya.Jantung Xiao Long berdetak kencang, dia tidak berani melihat. Apalagi saat mendengar suara rintihan di sana, rasa mual muncul saat amis darah masuk menusuk hidungnya. Xiao Long berjalan perlahan, "Aku harus kembali ...""Siap tidak siap kau harus melihatnya.""Otak yang tercecer atau usus yang keluar? Aku bisa pingsan.""Lalu bagaimana jika kau harus membunuh seseorang na
Bunyi dentingan logam bertubi-tubi memasuki telinga Huo Rong, dia tidak bisa tertidur selama beberapa hari ini. Sumber suara itu berasal dari Xiao Long, lebih menyebalkan lagi dari pagi, siang, sore, hingga malam dirinya digunakan seperti pemantik api. Kekuatan apinya yang biasanya digunakan untuk pertarungan malah berakhir menjadi pemanas logam berkarat."Bisa berhenti sebentar? Aku lebih baik mati karena jatuh di jurang daripada mati gara-gara membuat mainan anak-anak."Xiao Long meliriknya dengan tatapan menghujat. "Mainan anak-anak katamu?" Dia menunjukkan bagian kerangka besi yang telah dicobanya beberapa kali agar cocok di tubuh Huo Rong. "Aku membuatkan ini untukmu. Bukannya berterima kasih malah mengomel. Entahlah sayapmu akan tumbuh semakin banyak kau mengoceh."Salamander Api mendengus, baru kali ini kesabarannya diuji."Omong-omong kau memang suka sekali menyiksa manusia dan binatang, ya? Mengambil taring, pakaian dan barang-barang peninggala
Semua terjadi begitu cepat, Huo Rong tak sempat memanjat ke reruntuhan sementara mereka sudah terbang hampir setengah dari ketinggian jurang. Tubuh Huo Rong terjatuh begitu saja menghantam tanah bebatuan, menimbulkan suara berdebum yang keras. Salamander Api menjerit kesakitan, salah satu besi tajam menusuk bahunya. Sementara Xiao Long terapit di antara tubuh Huo Rong dan tanah.Xiao Long tak mengalami luka serius, akan tetapi Huo Rong kembali terkena tusukan serius yang membuatnya tergeletak kesakitan di atas tanah. Samar, terdengar umpatan kesal darinya."Habis ini kutampar mukamu seribu kali."Xiao Long ingin tertawa tapi di sisi lain dia kasihan dengan keadaan Salamander Api. Dicabutnya besi tersebut. Untuk sementara Huo Rong tak bisa terbang lagi ke atas, mereka sama-sama terdiam cukup lama. Hampir kehabisan cara untuk kabur dari jurang ini."Aku mendengar langkah kaki mereka."Huo Rong bersuara malam-malam, saat itu Xiao Long akhirnya bisa tert
Di pijakan terakhir, Huo Rong dapat melihat puluhan manusia dengan pakaian serba hitam sudah menyiapkan senjata masing-masing untuk membunuhnya.Salamander Api hanya mengikuti instingnya, menyerang saat dirinya merasa terancam. Dia segera melompat ke arah kawanan musuh. Memijak beberapa dari dengan gerakan kasar. Salamander Api meletakkan tubuh Xiao Long di belakangnya. Sangat jauh dari para musuh yang mulai mengerubungi mereka.Panah berapi naik ke atas dan hendak turun ke arah Xiao Long, dia mengeluarkan api yang membara begitu dahsyat hingga semua panah itu lenyap tak bersisa. Dicakarnya apa pun yang menghalangi di depan tanpa rasa takut. Huo Rong mengamuk sejadi-jadinya hingga banyak nyawa melayang di beberapa menit tersebut. Namun kemarahannya itu berakibat buruk, Huo Rong tak bisa mengeluarkan kekuatan apinya lagi.Salah satu alasan mengapa Huo Rong diburu adalah karena saat ini dia berada dalam keadaan terlemah. Kekuatan silumannya dihabisi dalam pertarun
"Huo Rong!" Salamander Api bergerak pasrah, napasnya naik-turun tak beraturan lagi. "Sepertinya racun itu memang berhasil membuatmu lemah." Laki-laki itu mengatakan sesuatu yang tidak Xiao Long ketahui, dia berjalan di depan Huo Rong yang tergeletak dengan banyaknya tali serta kawat berduri yang mengikat tubuhnya di tanah. Andai bergerak pun, kulitnya hanya akan koyak dibuat besi-besi tajam tersebut. Sontak Xiao Long terdiam dari berontaknya saat laki-laki tersebut menoleh ke arahnya, tatapan dingin dan kejam tersebut lantas membuat Xiao Long takut."Akhirnya kita bertemu kembali. Aku sudah tidak sabar melihatmu bermain dengan siluman-siluman pilihan kami-atau mungkin, temanmu sendiri?" Dia menunjuk ke arah Huo Rong yang kini tak menunjukkan pergerakan apa-apa. Xiao Long berusaha untuk kabur, tetapi dua orang yang menahannya tak membiarkan hal itu terjadi. Dagunya diangkat tinggi-tinggi, dicengkeram kuat hingga Xiao Long t
Pikiran Huo Rong kacau, racun di tubuhnya mulai bereaksi. Semua rasa sakit tak memberikannya waktu untuk bernapas. Dia marah, tetapi dia jauh lebih marah jika Xiao Long terus bersikeras. Sedangkan musuh masih terus melakukan pencarian di hutan sana. Mereka akan segera tertangkap.Huo Rong menekan cakarnya di leher Xiao Long. Membuat anak itu pingsan, hanya beberapa meter dari dalam hutan puluhan derap kaki mulai mengarah ke tempatnya. Huo Rong menggunakan sisa tenaganya, beberapa kali dia hampir terjatuh.Saat menemukan aliran air sungai, Huo Rong berhenti. Sebuah kapal diikat pada pancang kayu tanpa ada siapa pun yang menjaga. Dia memutuskan untuk meninggalkan Xiao Long di sana bersama beberapa barang yang mereka bawa dari jurang. Pedang serta beberapa benda yang mungkin bisa dijual. Tali pengikat telah terbuka dan kapal berlayar mengikuti arah angin. Dia menatap manusia itu lamat-lamat hingga menghilang dari pandangannya. Membalikkan badan, Huo Rong memasuki hu