Semua Bab MENGEJAR CINTA IDOLA: Bab 41 - Bab 50
118 Bab
Penjamin
Polisi menggelengkan kepalanya selama tidak ada penjamin, mereka tidak akan bisa keluar dari kantor polisi dengan mudah. Dua orang berlari dengan tergesa-gesa dan juga menghampiir Leon dan Velope yang ada di ruang penyidik."Tidak boleh, kalian tidak diperbolehkan pulang kalau tidak ada penjamin," jawab polisi."Itu apakah berlaku untuk kami juga pak?" tanya kepala geng preman."Kalian juga tidak ada penjamin makan harus di tahan," jawab petugas.Henri dan Meri bersusah payah melewati sekumpulan wartawan yang menghalanginya masuk. Entah dari mana berita yang mengatakan bahwa ada Velope dan Henri ada di dalam kantor [olisi itu."Saya akan menjadi penjamin untuk kedua orang ini agar bisa keluar dari tahanan pak!" seru Henri dengan tegas."Baiklah ikuti prosedur kami," jawab petugas kepolisian.Henri juga menjamin keluarnya ke empat preman itu. Sebelumnya mereka membuat kesepatkan, Henri membawa mereka keluar dari kantor polisi tetapi ha
Baca selengkapnya
Rindu Menyesakkan dada.
Nyonya Atmaja menyesap teh camomile dalam cangkirnya. Beliau belum menjawab apa yang ditanyakan oleh suaminya. Biarkan sang suami merenungi kesalahan apa yang dilakukannya sehingga Leonardo Atmaja memilih keluar rumah. "Aku rasa putraku yang baik akan memaafkanmu, sekarang biarkan dia menikmati waktunya bebas disana, tapi sebagai orang tua kita tetap mengawasinya." Nyonya Atmaja memberikan nasehat. "Kali ini aku setuju padamu, rindu itu ternyata menyesakkan dada," ucap tuan Atmaja. Hari semakin siang, tuan Atmaja pergi ke perusahaannya. Beliau hampir saja memutuskan kontrak dengan Velope atas berita yang ditanpiljan di akun gosip dan layar televisi. "Bagaimana dengan negosiasi model yang sedang Viral itu?" tanya tuan Atmaja kepada sekretarisnya. "Berjalan dengan lancar, dia sangat sopan juga cerdas," jawab sekretaris tuan Atmaja. Sekretaris tuan Atmaja membeberkan beberapa fakta tentang Velope. Selain sopan dan cerdas, atitutnya juga b
Baca selengkapnya
Hari yang melelahkan
Silvi memandang sinis Meri manajer yang akan membimbingnya mulai hari ini. Entah apa yang membuat Silvi tak suka dengan Meri pada awalnya."Aku tidak suka berada dibawah bimbinganmu, kau terlalu membosankan," jawab Silvi ketus."Karena mulai hari ini kau adalah artis binaanku maka kau harus mematuhiku," ucap Meri dengan tegas.Silvi berdecak kesal selama satu bulan kedepan. Meri akan menemani Silvi syuting maupun pemotretan, tidak ada kata nanti atau belum siapa. Silvi harus diajarkan diaiplin dan tepat waktu agar semua orang menilainya baik."Apa kau sengaja melakukan ini padaku?" tanya Silvi."Kau harus mulai terbiasa bekerja dibawah bimbinganku, jika tidak disiplin mana ada orang yang mau bekerja sama denganmu, satu lagi perbaiki atitude mu," pinta Meri dengan tegas.Silvi menghela nafasnya tamat riwayatnya jika bekerja dengan Meri. Kebebasannya akan terenggut dan ia tidak akan bisa bekerja sesuka hatinya.Meri orang yang keras, ra
Baca selengkapnya
Manajemen Baru Leon.
Haruka khawatir Leon tidak mengangkat telepon karena tidak mau bekerja dengannya. Begitu jelekkah manajemen yang ia pimpin sehingga seorang Leonardo atau yang akrab di sapa Leon tidak mau mengangkat telepnnya."Ya Tuhan kenapa teleponku tidak dijawab, apa dia todak mau bekerja dengsnku?" gumam Haruka dengan panik."Apa yang kau khawatirkan, tenanglah Leon pasti datang, mungkin dia hanya belum bangun saja!" seru Meri menenangkan Haruka.Haruka mengutarakan perasaannya pada Meri. Ia hanya takut kalau Leon tidak mau bekerja dengannya. ***"Jam berapa Haris, kenapa tidak membangunkanku?" tanya Leon yang baru saja bangun."Aku takut kau marah tuan, emm sejak tadi ponselmu berdering," ucap Haris.Leon mengecek ponselnya nomor baru dan ada pesan untuknya, itu dari manajer barunya, manajer itu ketakutan kalau Leon tidak mau masuk menjadi anak didiknya. Dia merasa tidak enak dan segera bergegas mandi dan ganti baju dengan buru-buur. 
Baca selengkapnya
Wanita yang selalu iri
Henri menenangkan Silvi yang selalu menggunakan amarah saat berdiskusi dengan manajemannya. Henri hanya menginagtkan dia supaya tidak gegabah dalam bertindak jika dia terkena skandal sekali saja semua itu akan berdampak pada karirnya, orang-orang terdekatnya dan tentunya masyarakan akan memandang buruk citranya lebih parahnya tidak akan ada pihak yang mau bekerja sama lagi dengannya."Kau tenangkan diri dulu, tidak ada yang membela salah satu pihak, duduklah!" pinta  Henri dengan tegas."Aku merasa diperlakukan tidak adil disini, semua orang memuji Velope, sedangkan aku selalu diremehkan dan dihna," jawab Silvi ketus.Henri menggelengkan kepalanya, harus menggunakan bahasa apa untuk berbicara baik-baik dengan Silvi ini. Dikasari makin ngelunjak pakai cara halus dia tidak mengerti."Silvi aku tanya kau sekali lagi, kau dan Velope sama-sama dari agensi yang sama dan masuk juga beda hanya satu hari, Apakah kau iri dengan pencapaian Velope?" tanya Henri.
Baca selengkapnya
Kau Cintaku!
Velope kalang kabut saat sedang serius tiba-tiba ponselnya dirampas orang ia berteriak ada copet. Leon yang mengerjainya tertawa kecil sambil membawa ponsel Velope."Dimana copetnya nona Velope?" tanya Asisten Hanna yang ikut panik."Copet ganteng ada di depan kalian!" seru Leon.Velope dan Hanna merasa jantung mereka mau copot, ternyata hanya dikerjai oleh Leon semata. Mereka mengjela nafas dan menyadarkan diri dulu, lalu mengajak makan malam Leon sambil tertawa geli menertawakan hal yang tidak jelas tadi."Kau sedang melamun apa tadi nona Velope?" tanya Leon sambil menunggu pesanan makanan datang."A-ku hanya sedang istirahat selepas syuting," jawab Velope.Mana dia tahu kalau orang yang dia tunggu sudah berada di lokasi syutingnya dan membuat jantungnya hampir copot karena merampas ponsel seperti seorang copet."Maafkan aku mengagetkanmu tadi, aku sudah memanggilmu tapi tidak ada respon jadi ya aku ambil saja ponselmu agar kau sada
Baca selengkapnya
Hati Leon Bimbang
Leon mengantarkan mamanya menuju mobil untuk pulang. Hatinya menjadi bimbang karena mendengar kabar kalau papanya menrindukan Leon."Ingat ya Leon, papamu juga manusia ada salahnya mama ingin kamu meluangkan waktu untuk mengobrol bersamanya," pinta nyonya Atmaja."Nanti Leon akan atur waktu ma, untuk menemui papa," jawab Leon pelan.Mobil nyonya Atmaja melaju meninggalkan kafe, Leon kembai ke studionya mengupload berbagai video endors yang datang baru sempat ia upload ke sosial media hari ini."Akhirnya selesai juga, saatnya rebahan dulu," gumam Leon.Belum sempat ia memejamkan mata ponselnya berdering, ia menagngkatnya karena dari seorang wanita yang spesial di hatinya."Tuan Leon aku berada dilantai bawah studio apakah kau ada waktu luang hari ini?" tanya Velope."Emm aku akan segera turun," Leon mematikan ponsel lalu turun ke lantai bawah secepat kilat.Velope menunggu seorang diri di lantai bawah studio. Leon menepuknya dar
Baca selengkapnya
Apa Salahnya Jujur?
Leon sudsh berdiri dari tempat duduknya. Menurutnya sang papa tidak senang jika dia datang berkunjung ke kediaman utama keluarga Atmaja."Untuk apa aku masih bertahan, sedangkan kedatanganku tidak di inginkan sama sekali?" sindir Leon."Anak nakal sepertimu memang selalu membuat marah irang tua, apa kamu ini lupa siapa yang membesarkanmu?" gertak tuan Atmaja.Leon benar-benar tidak bisa menebak kemauan sang papa. Tidak membiarkan Leon pergi tapi terus menghardiknya seolah semua ini kesalahan yang Leon perbuat. Bagaikan buah simalakama maju mundur tetap salah."Jadi papa ini maunya apa? Ingin mengenbalikan semua yang pernah papa berikan kepada Leon?" tanya Leon kembali duduk."Kau sudah berada di luaran sana cukup lama apakah kau memang sengaja tidak ingin pulang, aku tidak meminta apa-apa darimu, cukup kau harus ingat kalau masih sah menjadi anggota keluarga Atmaja," tegas tuan Atmaja.Leon berdiri lagi dari duduknya. Ia menyampaikan tak per
Baca selengkapnya
Gelora Rasa
Leon menatap Velope tajam, sebenarnya apa yang diinginkan oleh Velope, apa yang ingin disampaikan kenapa seperti begitu penting, jantung Leon begitu berdebar semakin cepat tak sabar ingin mendengarkan apa yang dikatan Velope."Cepat katakan nona Velope aku ingin mendengarkan berita indah dari mulutmu," ucap Leon bersemangat."Kau begitu tidak sabaran tuan Leon," balas Velope dengan manis.Velope meminum kopinya tidak langsung menjawab apa yang dikatakan barusan agar Leon penasaran. Ia memperhatikan wajah tampan Leon yang sedang menunggu jawaban darinya."Kau menjadi tidak asyik nona Velope, aku menjadi malas," Leon merebahkan tubuhnya dimeja."Haha aku hanya ingin bercerita denganmu tuan Leon, karena saat ini hanya kau mungkin yang bisa aku percaya," ucap Velope.Tak menunggu lama lagi Velope melepaskan segala unek-unek di dalam hatinya kepada Leon. Malam minggu ini penuh kesan bagi Leon karena bisa menghabiskan waktu bersama Velope sang puj
Baca selengkapnya
Nenek Leon datang
Leon tidak mau berpikir banyak ia memejamkan mata lebih dulu, ia aka menghubungi sang mama besok pagi setelah banguntidur. Leon tertidur pulas sampai menjelang pagi."Tidurku nyenyak sekali hari ini, emm oh iya lebih baik menelpon mama lebih dulu," Leon mengambil ponselnya."Tuan sarapan sudah siap, tapi aku ingatkan kau untuk menghubungi nyonya besar dulu," Haris mengingatkan Leon.Leon sudah terlihat menelpon mamanya, Haris menjadi tenang dan melanjutkan pekerjaannya sebelum berangkat kuliah hari minggu ini. Beres merapikan barang Leon ia segera sarapan, mandi dan berpamitan berangkat menuntut ilmu."Tuan muda aku berangkat mencari ilmu dulu, sarapan sudah dimeja dan barangmu sudah siap didalam tas tinggal dibawa," ucap Haris segera pergi dari kamar studio itu."Oke Haris, terima kasih atas kerja bagusmu," seru Leon.Leon memencet nomor ponsel mamanya, selang beberapa menit telepon itu tersambung, dan nyonya Atmaja marah-marah karena Leon
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status