Lahat ng Kabanata ng My Sweet Doctor: Kabanata 1 - Kabanata 5
5 Kabanata
--- 001
Adefi Putri Trisya, hanya seorang gadis berumur 19 tahun dengan keadaan ekonomi pas-pasan serta penampakan biasa. Depan-belakang sangat biasa, tanpa ada lekukan di tubuhnya membuat orang-orang yang minim ahklak memanggilnya tepos, papan cucian, triplek, daun lidi dan segala hinaan lainnya yang membuat Fi- nama panggilan Adefi sakit hati.Sebagai anak satu-satunya dalam keluarga Fi diharuskan untuk bekerja keras, menanggung semua beban di pundaknya sendirian. Mungkin selama ini anggapan bahwa anak satu-satunya akan menjadi anak emas yang selalu disayang salah. Selama ini Fi tidak pernah merasakan kebahagiaan tersebut.Saat teman-temannya sibuk hangout di cafe-cafe terkenal, Fi sibuk mencuci pakaian laundry di tempat orang. Ketika mereka disibukkan dengan hubungan percintaan, Fi menutup dirinya dan memilih belajar mati-matian untuk meraih cita-citanya. Dia cukup sadar diri, sebagai anak dengan keadaan ekonomi yang menyedihkan tidak seharusnya mengharapk
Magbasa pa
-- 002
Drrtt... Drrrrrtt... Drrrttttt...Ponsel Adefi berdering di atas meja, gadis itu terbangun beberapa detik kemudian. Melihat sekitarnya dan tak mendapati ayahnya telah pulang. Lalu menyadari semalam dirinya tertidur di lantai ruang tamu tanpa selimut, gadis itu bangun dengan langkah gontai agar bisa menggapai ponselnya. Tertera nama MamaMia di layar ponsel, sahabatnya saat dia masih sering main air kobokan. Mia, gadis itu satu-satunya sahabat yang Fi miliki. Walaupun dari segi mana pun, Mia jauh berkebalikan darinya.Mia memiliki wajah yang manis, lelaki manapun bakal melirik dua kali kalau berpas-pasan dengannya. Dengan kulit bening serta senyuman yang memikat. Ditambah lagi dia berasal dari keluarga kaya. Bagi Mia mendapatkan pacar sama halnya seperti menangkap nyamuk. Hanya dalam sekali tepuk, ya begitulah. "Assalamualaikum, waalaikumsalam!" teriak Mia semangat. "Apaan sih Mia." Masih dengan nada serak, Fi
Magbasa pa
--- 003
Dari kejauhan terdengar suara air hujan mulai jatuh membasahi bumi, aliran air mulai muncul di atas tanah mengarah ke arah selokan. Untungnya Fi sudah lebih dulu sampai ke rumah, tas yang tadinya digunakan untuk melindungi kepalanya kini ia tepuk-tepuk. "Anak ayah... Ayo masuk dulu."Tiba-tiba terdengar ayahnya memanggil dari belakang, entah mengapa sikapnya begitu lembut ia juga tak tahu. Lelaki tua itu telah menunggunya di ruang tamu yang hanya beralaskan tikar, dengan sepiring gorengan di depan dan juga makanan yang terlihat enak. Sangat jarang sekali lelaki itu membelikan makanan warung."Makan dulu."Banyak pertanyaan muncul di benaknya namun Fi juga tak mau menyia-nyiakan kebaikan ayahnya yang sangat langka ini. Meskipun dia tahu lelaki itu sebentar lagi akan menikahkannya dengan pria hidung belang. Fi masih menganggapnya sebagai ayah.Tidak terucap satu patah kata pun dari mulut lelaki itu, sebelum akhirny
Magbasa pa
--- 004
Dua jam berlalu, akhirnya Fi memilih mencari tempat lain yang lebih layak untuk berteduh, dia takut jika tidur di pemberhentian bus akan ada lelaki bejat yang mengganggunya. Kakinya berjalan tak tentu arah, entah ke mana nasib akan membawanya nanti. Fi mengeratkan pelukannya pada tas yang biasa dia pakai untuk ke kampus. berusaha setegar mungkin menerima kenyataan bahwa, dia tak memiliki tempat tujuan sama sekali.Saat terlarut dalam lamunannya sendiri sebuah mobil melaju dengan begitu kencang di belakangnya, gelapnya malam membuat sosok Fi yang berjalan di pinggir jalan tak terlihat jelas. Pengemudi mobil menjadi panik, dia menurunkan kecepatan dengan drastis saking terkejutnya. Membuat suara decitan terdengar jelas memekakkan telinga, mobil nyaris menabrak tubuh gadis itu.Biarpun tabrakan berhasil terhindarkan namun tetap saja betis Fi tersenggol oleh bagian depan mobil. Cukup parah. Luka goresan di kulitnya mulai mengeluarkan darah, i
Magbasa pa
--- 005
Rangga sudah keluar dari mobilnya lalu membukakan pintu untuk Fi, sembari memapahnya masuk ke dalam rumah. Di daun pintu terlihat seorang wanita yang agak tua dengan dandanannya membuat umurnya lebih muda dari umur aslinya keluar, memasang wajah cemas karena anaknya tidak pulang hingga selarut ini. Tak lupa juga dengan pembantunya yang baru bekerja 3 hari di sana ikut keluar."Astaghfirullah Rangga! Anak siapa kamu tabrak ini?!" suara tersebut terdengar cukup keras, raut wajah cemas terlihat jelas di mukanya. Wanita tersebut buru-buru membawa Fi ke dalam rumah untuk menghentikan pendarahan di kakinya. Fi dibawa ke ruang tamu, usai diobati oleh Ibu Rangga wanita itu meminta maaf. Anaknya itu sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah untuk membersihkan diri. Gadis itu menoleh ke sekelilingnya, tampaknya hanya ada Rangga, ibunya dan juga satu pembantu di rumah besar ini."Nyari menantu saya, ya?""Eh?" Dia menjadi malu, tahu isi kepal
Magbasa pa
DMCA.com Protection Status