All Chapters of ELLIA: Chapter 21 - Chapter 30
103 Chapters
Obrolan Di Tengah Gelap Malam
Malam pukul 7, sebuah mobil bercat hitam berhenti di dekat gerbang masuk Selatan, Planet Zoo. Tak sampai 3 menit, 3 laki-laki turun dari dalam mobil. Mereka bertiga memakai seragam yang sama, sepatu bot, topi dan masker. Layaknya para intelijen yang mengemban sebuah misi dalam mengungkap sebuah kasus untuk mengamankan, maka Lindhan, Bomba dan Holdan datang ke Planet Zoo dengan semangat membara.“Hei kalian bertiga cepat sini,” seru seseorang dari depan pintu masuk khusus pegawai, yang tak lain adalah Mark si Security.Sontak Lindhan, Bomba dan Holdan terhenyak. Mereka pun meneliti seorang laki-laki berseragam Security di depan pintu masuk. Buru-buru mereka mengambil peralatan dari dalam mobil jeep bertulis “Servis Toilet, Sumur dan AC”Atas saran Mike, mereka bertiga menambahkan tulisan yang cukup besar di bagian kaca belakang dan body samping kanan dan kiri dari jeep milik sang Bos. Semua mereka lakukan demi memuluskan
Read more
Mematangkan Langkah
Hari-hari Ellia di Planet Zoo dihabiskan di sebuah ruangan kecil Asisten Manajer, sesuai dengan jabatan yang kini diemban. Di sana ia sibuk menyusun data kelompok satwa seperti yang diminta Manajer. Beruntung selama beberapa hari sebelumnya, ia mendapat bantuan dari Merry si beruang dan sahabat-sahabatnya yang lain dalam mendapatkan data mengenai diri mereka. Mulai dari usia, jenis kelamin, rekam kesehatan, hingga blok kandang yang ditempati saat ini saat ini.“Tapi sepertinya... tidak akan selesai hari ini. Hmm mungkin kulanjutkan besok bila tak selesai,” lirih Ellia sambil menyalin data-data satwa yang tertulis di kertas pada di kompter.Tetiba Ellia melepas tawa ketika membaca tulisan pada kertas yang menyebutkan nama-nama satwa dari kelompok harimau. “Ouuuhh apa-apaan ini? Berry, Mark, Giant, Adam, Lucy?” Kemudian Ellia menepuk keningnya sendiri, lantaran terheran-heran pada tingkah mereka, harimau-harimau keci
Read more
Didera Bimbang
Menjelang jam pulang pekerja, Ellia masih betah duduk di hadapan layar komputer. Ia bahkan tak mengambil jatah istirahat, karena berharap dapat sesegera mungkin menyelesaikan tugasnya. Untung saja Manajer mengerti keadaan dirinya. Sehingga Manajer tak mempermasalahkan menerima data yang baru selesai setengahnya tadi siang. Ketika jam pulang pekerja tiba, Boffelt memilih pulang lebih dulu. Ia tak mengatakan apapun, selain ada sesuatu yang mendesak yang masih harus dikerjakan. Sementara itu, diam-diam Ellia mengambil jatah lembur demi menyelesaikan tugasnya. Sehingga besok pagi ia tak membuat Manajer menyesali ucapannya, menjatuhkan kepercayaan pada dirinya. Sore hari bertambah gelap, Ellia memutus konsentrasinya dengan menyalakan semua lampu di ruangan itu. Ia mengunci pintu, setelah menutupnya rapat-rapat. Kemudian, ia kembali duduk di depan layar komputer. Lantaran kantuk yang hebat sangat memberatkan Ellia, maka ia pun pergi ke kantin Paman
Read more
Satu-Satunya Cara
“Sepertinya aku harus memberi tahu Mrs. Vaeolin lebih dulu. Karena Mrs. Vaeolin ada di depan mata,” lirih Ellia, kemudian ia tergesa melangkah, bahkan berlari menghampiri Mrs. Vaeolin.“Mrs. Vaeolin, Mrs. Vaeolin...,” panggil Ellia keras.Namun, hanya John yang menoleh pada asal suara yang sangat ia kenal. Sementara Mrs. Vaeolin tak sekalipun menoleh. Untungnya, John berbisik pada Mrs. Vaeolin yang melangkah di depannya. Ia mengatakan bahwa Ellia memanggil dirinya.“Biarkan saja, kita harus secepatnya ke ruang rapat.” “Baik, Mrs. Vaeolin.”Malam itu Mrs. Vaeolin sengaja datang karena mendapat laporan bahwa esok pagi pukul 8 para pengawas kebun binatang yang tak lain adalah anggota Parlemen akan mengadakan inspeksi mendadak  ke bebun binatang ini. Mereka akan memeriksa data-data jumlah satwa secara keseluruhan dan berdasarkan kelompok.Karena itulah
Read more
Jack Yang Ketakutan
“Jack, cepat putar balik truk ini! Kita harus secepatnya pergi,” seru Bomba yang ikut menemani malam itu. “Tidak, kita harus bisa menangkap beberapa hewan sesuai perintah Bos Edhi,” kata Holdan yang juga ikut menemani Jack. “Kalau begitu kau saja yang mati dimakan hewan buas itu!” Bomba melotot. “Hei hei, memangnya ada apa? Ini hanya mati lampu biasa,” sahut Jack. “Kita tidak akan mati. Tidak ada yang boleh mati diantara kita.” Kemudian Holdan membuka box memanjang tempat kasur di belakang kursi berasa di bagian kabin. Ia mengeluarkan beberapa senjata yang disembunyikan. Bomba tercengang melihat apa yang dibawa Holdan. “Darimana kau....” “Bos Edhi telah mempersiapkan ini semua.” Holdan memotong sambil memasang beberapa peluru pada senapan bius. Lalu memasukkan persediaan peluru bius pada wadah bening berbentuk persegi. Kemudian Holdan memberi senapan laras pendek pada Bomba dan Jack. “Selipkan senapa
Read more
Menerka-Nerka Di Dalam Gelap
“Paman Hery... itu pasti Paman Hery. Ayo lebih cepat, Jerry.” Di awal perkataan suara Ellia begitu keras memanggil Paman Hery. “Bagaimana kau bisa yakin sekali bila itu Paman Hery?” “Entahlah, tapi aku sangat hapal dengan suara Boni.” “Boni?” “Iya, Boni. Dia kuda yang selalu menemati Paman Hery patroli malam.” “Oooh, aku rasa....” “Ah, benar itu Paman Hery. Lihat itu ia membawa sesuatu yang terang. Mmm mungkin itu lampu pijar.” “Baik, aku akan mengalahkan desir angin.” Jerry pun semakin kencang berlari dan berkelit dari hewan-hewan buas. “Oh tidak, Jerry berhenti. Kau menabrak sesuatu.” Jerry pun mendadak berhenti berlari. Dengan nafas menggebu ia bertanya, “Ada apa Ellia?” Tiba-tiba Ellia turun dari atas pelana di punggung Jerry. Sontak Jerry melarang keras. Namun, Ellia malah menjawab enteng, “Tenang saja Jerry, mereka sahabatku.” Kedua alis Jerry ter
Read more
Geram
Jack menginjak pedal rem kuat-kuat ketika truk yang dikemudikannya hendak menabrak seekor kuda putih yang melintas. Akibatnya rangkaian kontainer saling bertubrukan dan menimbulkan suara gaduh di malam itu.“Oh, untunglah truk ini tidak terguling,” ucap Jack dengan cucuran keringat. Kemudian ia kembali terkejut, dan melanjutkan, “Tapi apa tadi? Aku melihat... seekor kuda dan....”“Ah, seseorang!” Jack lekas membuka jendela kaca samping truk. Lalu dilihatnya kepungan gelap di luar truk.“Tak ada siapapun,” lirihnya. Ia pun menghentakkan tubuhnya pada punggung kursi dengan debaran hebat pada jantungnya.“Tapi aku melihatnya. Seorang wanita di atas kuda putih. Apa ini cuma halusinasiku?” Kemudian Jack mengintip kaca spion luar dengan jantung berdebar. Namun, ia tak melihat hewan-hewan buas yang tadi mengekor bahkan mengejar truk ini. “Jangan-jangan, i
Read more
Mencari Jalan Keluar
“Jika itu benar, maka ini tak bisa dibiarkan.” Paman Hery pun memutar otak.Pikirnya, benar kata Ellia. Pemburu-pemburu itu adalah musuh utama, bukan hewan-hewan kebun binatang ini. Paman Hery meminta Romi mengabarkan pada para Security di pos jaga di empat penjuru untuk bersiaga penuh dan memastikan pintu gerbang tertutup rapat.“Perintahkan pada mereka untuk mengecek kesiapan senjata dan berjaga lebih ketat di tiap-tiap pintu gerbang. Karena kebun binatang ini telah disusupi oleh pemburu yang mengincar hewan-hewan kebun binatang.”“Siap,” jawab Romi, lalu lekas menunggang kuda dan memacunya ke pintu-pintu gerbang yang berjarak sangat jauh antara pintu gerbangnya.Namun, tetiba Paman Hery bergeming di bawah sinar bulan. Di kepalanya terlintas ucapan Mrs. Vaeolin beberapa waktu yang memaksa memberikan jam pasir kuno. “Kau tetap harus memberikan jam pasir itu. Atau kebun binatang ini akan le
Read more
Ledakan Yang Menghadang
“Kau yakin rencanamu itu berhasil, Ellia?” tanya Jerry.“Aku tidak tahu. Mmm mungkin itu bukan cara yang tepat. Tapi, semoga saja mereka jadi merasa terancam dengan mengetahui bahwa di Planet Zoo ada yang mengawasi perbuatan mereka,” jawab Ellia.“Aku pikir mereka ketakukan.” Usai membuang nafasnya, Jerry melanjutkan, “Lihatlah yang dilakukan pemuda itu ketika melihat kita. Ia seperti melihat hantu.”Tawa pun menyusul dari mulut lebar Jerry. Sehingga suaranya menerbangkan burung-burung yang terkaget-kaget. Sontak Jerry membungkam mulutnya sendiri seraya menghentikan langkah.“Harusnya kau tidak perlu tertawa, Jerry.” Ellia menepuk keningnya.Dan tiba-tiba saja Jerry mematung. Sementara kedua telinganya spontan bergerak-gerak. “Sssttt.” Elli lekas menutup mulutnya sambil mengamati sekitar. Kemudian, berbisik pada Jerry, “Apa
Read more
Bernego
Edhi dan anak buahnya begitu terkejut dengan ledakan yang terjadi. Kini, di hadapan mereka, seorang laki-laki berdiri menghadang. Tepat di depan kobaran api, beberapa meter di depan kepala truk kontainer. Pikir Edhi dan 4 anak buahnya, ledakan yang terjadi pasti disengaja oleh laki-laki yang mereka lihat malam itu.“Kita bunuh dia,” Mike lekas membuka pintu.Namun, Edhi menahannya. Ia tak mengijinkan seorang pun dari anak buahnya keluar dari mobil.“Jangan ada yang keluar dari mobil,” kata Edhi.“Bagaimana jika....”“Holdan tak akan keluar, bila kita tidak keluar. Kita lihat dulu apa yang akan dilakukan laki-laki itu.”“Ini sangat mudah, hanya menyingkirkan satu orang,” sahut Bomba.“Bagaimana dia bisa tahu keberadaan kita?” lirih Edhi.Lindhan pun menjawab, “Mungkin dia mendeteksi dari suara sirene mobil ini,
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status