All Chapters of ELLIA: Chapter 31 - Chapter 40
103 Chapters
Cahaya Jam Pasir Kuno
Hingga tengah malam aliran listrik di kebun binatang Planet Zoo tak kunjung mendapat perbaikan. Akibatnya, kebun binatang yang seluas hutan raya itu tampak gelap. Di luar kebun binatang orang-orang yang berlalu lalang silih bertanya, mengapakah Planet Zoo tiba-tiba memadamkan lampu untuk waktu yang lama? Apakah ada satwa yang lepas sehingga lampu sengaja dipadamkan?Sementara di empat penjuru masih dijaga oleh para Security yang bersiap menghadang para pemburu, di dalam kebun binatang kobaran api menerangi satu titik di lintasan kandang satwa. Di sana Paman Hery berhadapan dengan para pemburu satwa dari Geroges Hat.Tiba-tiba garis kaku yang mengikat wajah Paman Hery mulia terurai. Sambil tersenyum bahkan tertawa Paman Hery balik bertanya, “Jadi kau mencari jalan keluar?”Lalu dijawab sendiri oleh Paman Hery, “Tentu saja aku bisa membantumu keluar dari kebun binatang ini lebih cepat.”Edhi pun menyambut deng
Read more
Pagi Berdarah
“Perhatian, tidak ada warga yang melewati police line. Atau kami akan bertindak tegas.” Pengumuman tegas dari petugas Polisi pada warga Westinhorn yang terus merangsek mendekati benteng beton kebun binatang Planet Zoo.Warga yang berkerumun dipaksa mundur oleh personil Kepolisian. Akibatnya kericuhan terjadi lantaran warga kecewa tak dapat menyaksikan huru hara di dalam Planet Zoo. Walaupun mereka mengetahui tindakan mereka itu berbahaya, namun rasa ingin tahu mengalahkan rasa takut dalam diri mereka untuk sementara. “Hei, ayolah, kita hanya ingin melihat saja. Bukan berbuat onar!” ujar Wody, warga Westinhorn yang sengaja mendatangi kebun binatang sejak pagi buta.“Ah, sudahlah. Mungkin mereka benar. Mereka hanya tak ingin terjadi sesuatu yang mengerikan pada kita,” sahut Lionel.“Benar, satwa-satwa liar bisa saja menerobos keluar benteng Planet Zoo. Lalu menerkam kita,” tambah
Read more
Membeku
Ellia membuka mata perlahan begitu udara hangat menyentuh wajahnya. Dan udara itu adalah hembusan nafas Jerry dari dua lubang hidungnya. Jerry pun menyingkapkan rambut pirang yang menutupi wajah Ellia.  Hangat ia rasa ketika Jerry mengendus-endus hidungnya pada telapak tangannnya. Jerry pun menyingkirkan gumpalan es yang halus, yang sering disebut salju, dari tubuh Ellia. Ketika Jerry mencari sesuatu untuk menghangatkan tubuh Ellia, tak disangka Ellia membuka kedua mata. Pusing yang hebat mendera kepalanya. Ia pun bangun sempoyongan sambil mendekap kepalanya dengan kedua tangannya.  Jerry lekas kembali begitu melihat Ellia telah tersadar. Ia lekas membentangkan jaket biru pada tubuh Ellia. Pikir Jerry, entah itu jaket siapa, apalagi di tempat seperti ini yang sepertinya tak ada satu pun manusia, yang terpenting jaket itu berguna juga. “Apa ini, Jerry?” tanya Ellia dengan samar-samar melihat seperti kain tebal menyelimuti tubu
Read more
Bukti Yang Tak Terlihat
 “Ini pertama kalinya terjadi di Westinhorn. Dan ini tak bisa begitu saja dibiarkan,” ucap Elshon seorang anggota parlemen dalam sidang  parlemen Pemerintah kota Westinhorn. “Saya setuju, bagaimana pun juga pembuat onar harus segera ditangkap dan dijatuhi hukuman,” tambah Miky. “Baik. Saya rasa semua yang di sini sepakat meminta kepolisian Westinhorn menyelidiki, menangkap aktor utama dibalik kekacauan yang terjadi di Planet Zoo dan meminta menjatuhi hukuman yang berat pada pelaku. Saya catat ini sebagai kesimpulan akhir dari rapat kita hari ini,” kata Ericson, ketua parlemen, kemudian tangan kanannya meraih palu.  Namun, belum ia mengetuk palu, seorang anggota parlemen mengangkat tangan. “Yang Mulia, mohon tambahan selama 3 menit saja.” “Saya mohon yang Mulia. Ada yang harus saya sampaikan, yang begitu penting. Namun, belum dibahas di dalam rapat ini.” Anggota parlemen bernama Fidel melanjutkan. “Apa yang ak
Read more
Sirene Dan Klakson
“Edhiii!” panggil Bomba sambil melangkah di hamparan salju. Kemudian suaranya menggema keras. “Hei, harusnya panggil Tuan Edhi!” sahut Lindhan sambil menggigil kedinginan.“Aku sangat lelah. Juga lapar,” keluh Bomba, lalu jatuh berlutut di atas hamparan salju. Kemudian ia melanjutkan, “Apa kita akan menemui ajal kita di sini?”“Jangan bicarakan kematian. Kita tidak akan mati.”“Tapi kita terjebak. Kita bahkan tidak tahu tempat apa ini?” Bomba histeris.Linda pun menatap Bomba lekat-lekat. Ia berkata, “Ingatlah. Ini bukan pertama kalinya kita terjebak dalam situasi seperti ini. Kita hanya perlu setetes semangat untuk bisa melalui semua ini.”Kemudian Lindhan menarik lengan baju Bomba. Mereka pun kembali melangkah tertatih menerjang hamparan salju. Dan kembali memanggil kawan-kawan dan Bos mereka yang entah dimana keber
Read more
Kunjungan Untuk Nafas Baru Planet Zoo
Kantor polisi Westinhorn masih disibukkan dengan kasus yang sangat penting dan dinanti jalan terangnya oleh warga Westinhorn. Nenek Emi dan Kakek Jack tak pernah melewatkan  berita mengenai kasus yang terjadi di Planet Zoo. Di toko Paman Sam mereka memantau perkembangan kasus hilangnya dua pekerja Planet Zoo. Mereka berharap polisi dapat mengembalikan dua pekerja yang hilang, yang salah satunya adalah cucu kesayangan mereka. “Mengapa harus Ellia dan John yang hilang?” lirih Nenek Emi. Usai menghembuskan nafas, ia melanjutkan, “Mereka orang baik. Tak seharusnya mereka mendapat musibah. “Tenanglah, Emi. Semua akan baik-baik saja. Karena Ellia dan John adalah orang baik.”“Kuharap demikan, Sam.”“Pasti terjadi sesuatu dengan Ellia sebelum kejadian malam itu,” ucap Paman Jack sambil mengusap dagu dan mengernyitkan kening.“Polisi masih mendalami.
Read more
Tebing Es Dan Pelana
“Pasti ada pintu tak terlihat di sekitar sini, ayo Jerry, kita harus menemukannya.” Kemudian Ellia melompat ke punggung Jerry. “Ellia, yang benar saja ini bukan di film Nenek Moyang kita,” celetuk Jerry. “Film Nenek Moyang?” Ellia menggulungkan kening. “Iyaaa, film kucing yang memiliki pintu ajaib sehingga bisa pergi ke belahan dunia manapun.” Jerry ketus seraya menaikkan kedua alisnya. Kemudian ia tertawa, meringkik-ringkik. “Jerry... ini serius! Kita harus menemukan jalan keluar dari sini dan kembali ke Westinhorn.” Ellia kesal. “Baik baik baik. Mmm kalau begitu sebaiknya kita nikmati saja waktu yang kita miliki di sini. Kita berjalan, berjalan dan terus berjalan. Oh iya, apa harus melihat kanan kiri?” Ellia menepuk kening lantaran geregetan. Jerry yang menyadari sikap Ellia, lekas menyela, “Oh tidak tidak, kita harus melihat kanan, kiri, atas dan bawah. Sayang sekali bila semua yang kita lewati hanya berlalu
Read more
Mencari Benang Merah
“Tuan muda, Boffelt sudah menanti di Cafe Memories.” Knox membisikkan informasi di dekat telinga Eadric William Aloysius ketika ia mendampingi sang Ayah berkunjung ke kebun binatang Planet Zoo.Tanpa menoleh pada asistennya, Eadric berkata lirih, “Kau temui dia. Serahkan cek itu untuknya dan untuk kedua petugas itu. Pinta kedua petugas itu untuk tutup mulut dan pergi sejauh mungkin dari Westinhorn.”“Baik, Tuan muda.” Setelah itu Knox pergi dari kebun binatang Planet Zoo.Siang itu Mr. Darold mendapat tawaran dari Mr. Cruise untuk menyambangi Planet Zoo. Turut juga bersama mereka asisten dan 5 bodyguard Mr. Darold. Sebagiannya berjaga di sekitar mobil.Eadric William Aloysius melepas senyum tipis, melihat kebun binatang yang dulu pernah ia jelajahi sebagai pekerja lapangan. Semua kerja kerasnya tak sia-sia. Namun, Sebetulnya ini di luar rencananya.Dan ternyata dengan kekacuan seperti ini
Read more
Apel Merah
“Jadi, namamu Ellia?” tanya Jack.“Ya, begitulah. Dan kau....”“Aku Jack.” Jack memotong sambil mengulurkan tangan dengan wajah dan mata berbinar.Tiba-tiba saja Jerry menyusup dalam obrolan mereka. Ia lekas menjabat tangan Jack, seraya berkata panjang lebar, “Terima kasih, anak muda. Kau sudah ramah pada Ellia. Aku mewakili jabat tangan Ellia. Oh iya, namun Jerry si kuda putih tanpa bintik yang paling tampan. Oh iya, mungkin kau bertanya-tanya mengapa aku mendadak ramah dan banyak bicara padamu. Tidak ada yang tersembunyi dari diriku selain hanya ingin mengenalmu. Aku rasa Ellia setuju bila aku mewakilinya untuk berjabat tangan denganmu, anak muda.”Di ujung perkataannya, rona wajah Jerry kembali masam. Sementara, Jack sangat terkejut dan tak henti menyeringai ketika mendengar ocehan Jerry si kuda putih tanpa bintik. Ellia pun terkekeh melihat tingkah mereka berdua.&ldq
Read more
Gua
Edhi kembali terperanjat. Jantungnya melonjak-lonjak. Kedua tangannya lekas meraba-raba wajah dan tubuhnya. “Oh, apa aku sudah mati? Atau....”“Jeepku ada di sana, apa Lindhan mengemudikannya? Atau Mike, atau Bomba!” “Apakah mereka di sana?” lirih Edhi.Tetiba ia menjadi linglung dengan keberadaan dirinya. Ia pun kembali meragukan bahwa dirinya masih hidup. Atau dirinya terjebak dalam sebuah mimpi?Edhi kembali memungut salju putih di bawah kakinya. Dingin yang ia rasa, meragukan bahwa ia telah mati dan tidak mungkin semua yang dilihatnya adalah mimpi.Edhi terperanjat ketika mobil jeep yang sangat mirip dengan mobilnya kembali bergerak. Mobil itu berjalan mundur dengan suara sirene. Ia bersiap menghindar, namun di sisi lain hatinya meminta untuk menghentikan mobil itu.“Kau harus tahu siapa yang ada di dalam mobilmu itu, Edhi!” bisik hatinya.
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status