“Tuan muda, Boffelt sudah menanti di Cafe Memories.” Knox membisikkan informasi di dekat telinga Eadric William Aloysius ketika ia mendampingi sang Ayah berkunjung ke kebun binatang Planet Zoo.
Tanpa menoleh pada asistennya, Eadric berkata lirih, “Kau temui dia. Serahkan cek itu untuknya dan untuk kedua petugas itu. Pinta kedua petugas itu untuk tutup mulut dan pergi sejauh mungkin dari Westinhorn.”“Baik, Tuan muda.” Setelah itu Knox pergi dari kebun binatang Planet Zoo.Siang itu Mr. Darold mendapat tawaran dari Mr. Cruise untuk menyambangi Planet Zoo. Turut juga bersama mereka asisten dan 5 bodyguard Mr. Darold. Sebagiannya berjaga di sekitar mobil.Eadric William Aloysius melepas senyum tipis, melihat kebun binatang yang dulu pernah ia jelajahi sebagai pekerja lapangan. Semua kerja kerasnya tak sia-sia. Namun, Sebetulnya ini di luar rencananya.Dan ternyata dengan kekacuan seperti ini
“Jadi, namamu Ellia?” tanya Jack.“Ya, begitulah. Dan kau....”“Aku Jack.” Jack memotong sambil mengulurkan tangan dengan wajah dan mata berbinar.Tiba-tiba saja Jerry menyusup dalam obrolan mereka. Ia lekas menjabat tangan Jack, seraya berkata panjang lebar, “Terima kasih, anak muda. Kau sudah ramah pada Ellia. Aku mewakili jabat tangan Ellia. Oh iya, namun Jerry si kuda putih tanpa bintik yang paling tampan. Oh iya, mungkin kau bertanya-tanya mengapa aku mendadak ramah dan banyak bicara padamu. Tidak ada yang tersembunyi dari diriku selain hanya ingin mengenalmu. Aku rasa Ellia setuju bila aku mewakilinya untuk berjabat tangan denganmu, anak muda.”Di ujung perkataannya, rona wajah Jerry kembali masam. Sementara, Jack sangat terkejut dan tak henti menyeringai ketika mendengar ocehan Jerry si kuda putih tanpa bintik. Ellia pun terkekeh melihat tingkah mereka berdua.&ldq
Edhi kembali terperanjat. Jantungnya melonjak-lonjak. Kedua tangannya lekas meraba-raba wajah dan tubuhnya. “Oh, apa aku sudah mati? Atau....”“Jeepku ada di sana, apa Lindhan mengemudikannya? Atau Mike, atau Bomba!”“Apakah mereka di sana?” lirih Edhi.Tetiba ia menjadi linglung dengan keberadaan dirinya. Ia pun kembali meragukan bahwa dirinya masih hidup. Atau dirinya terjebak dalam sebuah mimpi?Edhi kembali memungut salju putih di bawah kakinya. Dingin yang ia rasa, meragukan bahwa ia telah mati dan tidak mungkin semua yang dilihatnya adalah mimpi.Edhi terperanjat ketika mobil jeep yang sangat mirip dengan mobilnya kembali bergerak. Mobil itu berjalan mundur dengan suara sirene. Ia bersiap menghindar, namun di sisi lain hatinya meminta untuk menghentikan mobil itu.“Kau harus tahu siapa yang ada di dalam mobilmu itu, Edhi!” bisik hatinya.
Berita mengejutkan ditulis berbagai media berita Kota Westinhorn. Kota yang sedang berbenah membangun diri menjadi sebuah Negeri itu dilanda perang saraf. Emosi mengalir bak air sungai dari hilir pegunungan menuju hulu hamparan laut.Warga Westinhorn terpecah belah setelah pihak Kepolisian Westinhorn menetapkan Mrs. Vaeolin sebagai tersangka dalam kekacauan yang terjadi di Planet Zoo. Mrs. Vaeolin dituntut karena lalai dalam menjalankan sistem keamanan yang telah dibangun olehnya sendiri selama ini. Mrs. Vaeolin dituding tidak mau mengevaluasi sistem keamanan kebun binatang Planet Zoo.“Ini semua salah saya, Mrs. Vaeolin. Andai saya bisa membwa surat perintah dari Mr. Rafael pasti anda tidak ditetapkan menjadi tersangka.”“Ini memang permainan mereka,” ucap Mrs. Vaeolin.“Maksud anda? apa ada orang yang sengaja mengambil surat itu? Bagaimana mereka tahu saya meletakkannya di dalam lemari arsip?”
“Beri hormat pada raja kita!” seru pemimpin sigung.Maka puluhan sigung yang berada di dalam gua itu memberi hormat dengan merendahkan tubuh dan kepala mereka. Setelah itu pemimpin sigung mulai memimpin nyanyian dan tarian kebahagiaan.“Hup hup hup....ooo yak yak yak yak yak... si yak si yak si yak... ooo hup hup hup...” seru puluhan sigung di dalam gua itu. Mereka berpesta atas kehadiran raja baru yang akan menjadi penyelamat bagi para sigung.Usai memberi penghormatan, semua sigung memutari raja mereka yang terikat di sebuah batang kayu yang kurus. Malam itu juga mereka akan melakukan pengorbanan. Sebagai jalan untuk menyampaikan pesan kepada Dewa di langit.Edhi tak berdaya. Ia kehabisan tenaga menghadapi hewan-hewan kecil itu. Apalagi tubuhnya terikat kuat pada batang pohon“Aaiirrr... aaiirr...” lirih Edhi.“Hei hei hei! Diam semua. Dengarkan suara raja ki
Malam yang cerah datang usai badai salju berakhir. Di bawah kilauan bintang dan kilauan cahaya Bomba dan Lindhan berpesta. Mereka tertawa-tawa menonton pertunjukkan dari para anak buah mereka. Siapa lagi kalau bukan harimau-harimau buas. “Sirkus yang alami,” ucap Bomba sambil melempar tepuk tangan untuk anak buahnya. “Hei apa kau tak merasa aneh?” bisik Lindhan sambil waspada. Ia tak ingin ada harimau yang mendengar percakapan mereka berdua. “Aneh? Apa yang aneh?” “Ssstt. Apa kau tak bisa berkata pelan. Bisik-bisik sepertiku!” Lindhan memelankan suaranya. “Lihatlah mereka, harimau-harimau itu,” lanjut Lindhan. “Memangnya kenapa dengan mereka? Mereka baik-baik saja. Tidak ada yang sakit dan....” “Bukan itu bodoh! Mereka lebih pintar dari manusia.” Lindhan memotong. “Trus?” Sambil menahan geram lantaran geregetan, Linda berkata pelan, “Dan kita adalah manusia!”
Malam itu juga Jack kembali menuruni bukit. Ia tak sendiri. Ellia memaksa ikut lantaran khawatir Jack akan kembali menculik hewan-hewan mungil dan menggemaskan itu. “Hei hati-hati!” Jack menarik lengan Ellia. Hampir saja Ellia terpeleset dari atas jalan setapak di tebing itu. “Terima kasih Jack. Lagi-lagi kau menyelamatkanku.” “Ayo, ikuti langkahku. Dan... pegang tangannku.” Di ujung ucapannya Jack mengulurkan tangan. Tanpa ragu Ellia menggenggam tangan Jack yang sangat dingin. Mereka kembali melanjutkan perjalanan. Usai menuruni bukit, mereka kembali mendaki bukit. “Apa kau yakin tidak perlu cahaya? Dan sepertinya ini jalan yang salah, Jack.” “Tidak. Ini jalan yang benar. Aku yakin.” “Tapi kita tidak berjalan turun. Kita malah mendaki.” “Ssssttt! Tenanglah, Ellia. Dengarkan suara-suara itu,” ucap Jack pelan. Ellia pun menajamkan kedua pendengarannya. Ia tak menyangka di
Setelah beberapa pekan menjadi topik bahasan kedua di meja parlemen, Pemerintah Kota Westinhorn akhirnya memutuskan bahwa pengusahan bernama Mr. Darold Aloysius menjadi penerima mandat untuk mengelola kebun binatang Planet Zoo. Mr. Darold juga berhak menunjuk siapapun untuk menjadi pelaksana di Planet Zoo.Pemerintah Kota Westinhorn melalui sidang parlemen juga memutuskan untuk tidak mempertahankan Robert MT sebagai Manajer Planet Zoo. Meskipun Robert MT tidak terbukti melakukan pelanggaran atau tidak terlibat dalam kekacauan yang dialami Planet Zoo. Namun, Rebert MT berhak menduduki kembali jabatan di Planet Zoo bila Mr. Darold Aloysius membutuhkan tenaga Robert.Tak sampai 1 jam usai palu diketuk, keputusan Pemerintaha Kota Westinhorn itu telah menjadi konsumsi publik. Pro kontra terjadi di luar gedung pemerintahan. Bahkan di sepanjang jalan di dalam kota Westinhorn.Masa terbagi dua kelompok. Kelompok pertama menyetujui keputusan Pemer
Matahari bersinar terik di sisi Timur. Begitu terik sinarnya sehingga melelehkan sebagian besar es yang membeku. Bahkan aliran sungai yang meluncur dari tebing-tebing tinggi mulai retak. Kemudian meluncur mengikuti hukum gravitasi bumi.Perjalanan Ellia bersama kawan-kawannya kembali dimulai. Ia menolak saran Jack, yang meminta perjalanan ditunda usai mereka mendapat makanan untuk dimakan. Ellia pikir ini hanya alasan Jack untuk menunda-nunda. Ia ingat betul apa yang disampaikan Jack malam itu. Jack sangat menyukai tempat ini. Dan bukan tidak mungkin Jack berpikir untuk mencegah perjalanan ini.“Ellia, kita harus makan sebelum berangkat. Kalian tunggu saja di sini, biar aku yang mencarinya,” kata Jack.“Tidak Jack. Lebih baik kita pergi secepatnya selagi ada matahari.” Ellia menolak usulan Jack.“Walau tak sarapan setidaknya kita bisa membawa bekal untuk di perjalanan.”“Ayo, J