Semua Bab ELLIA: Bab 81 - Bab 90
103 Bab
Mematuhi
Kegusaran Fredy kian menit kian bertambah. Ia sangat cemas menanti kedatangan Paman Hery, Romi, Manson dan Linch. Sampai-sampai hatinya kembali ragu. Akankah mereka kembali?Fredy pun bangkit berdiri. Tiba-tiba ia berubah pikiran. Pikirnya, mungkin ia harus secepatnya pergi sebelum bahaya datang. “Mereka pasti tidak akan kembali,” lirihnya.Selang 1 detik, ia terkejut dan buru-buru bersembunyi ketika terdengar suara seseorang menggedor pintu rumah. Jantungnya hampir rontok. Dan wajahnya memucat. Ia tak tahu apa yang harus dilakukan. Dalam hati ia menerka-nerka, “Jangan-jangan itu orang jahat yang mengincar dirinya!”“Romi! Manson!” seru Paman Hery."Apa yang terjadi?" lanjutnya.Ketakutan dalam diri Fredy mencair begitu mengetahui ternyata seseorang yang mengetuk pintu adalah Paman Hery. Ia buru-buru menggeser lemari sekuat tenaga. Paman Hery pun membantu menggeser pintu. Dan ia harus tahu apa yang terjadi, mengapa pintu rumah itu rusak. Bahkan sepertinya pintu rumah itu sudah roboh
Baca selengkapnya
Menghadapi
Herman gelisah menanti kabar dari dua orang tahanan Dry Land Cave. Sedari tadi ia tak lepas dari handphone miliknya. Berkali-kali ia menghidupkan layar ketika layar handphone redup. Ia tak menyadari dua orang pasukan patroli yang menyamar menjadi staf Ofice Boy sengaja memata-matai dirinya. Mereka bernama Malvin dan Ben. Dua orang yang berbeda warna kulit. Ben dengan kulit hitam dan Malvin dengan kulit putih.Perintah Jenderal Aldwin memang tak main-main. Ia tak ingin reputasi tahanan terketat yang dimiliki Westinhorn mendapat citra buruk karena ada tahanan yang meloloskan diri. Ia menginginkan tahanan yang telah diketahui bernama Vaeolin itu harus sudah tertangkap sebelum matahari terbit.Kita harus bergerak cepat! Sebelum besok tahanan itu harus sudah tertangkap!” kata Jenderal Aldwin.“Siap, Jenderal!”Di kediamannya, Kakek Jack begitu gelisah. Ia lebih sering duduk di depan televisi daripada biasanya. Emi pun menjadi heran mengapa suaminya tiba-tiba selalu menonton berita.“Jack,
Baca selengkapnya
Terdesak
Bomba mengabarkan pada Edhi mengenai berita yang dibawa oleh pasukannya. Bahwa seorang gadis dan dua orang pria dan seekor kuda putih telah diktahui keberadaannya. Edhi pun begitu bahagia. Ia tak menyangka menemukan mereka secepat ini.Edhi pun meminta anak buahnya untuk segera pergi dari tempat itu. “Bomba, kau harus ikut menangkap mereka!“Tenang saja, Tuan Edhi. Tak perlu buru-buru. Kita nikmati sarapan kita pagi ini. Kasihan mereka sudah bersusah payah berburu untuk kita,” kata Bomba.“Aku setuju denganmu, Bomba,” sahut Mike. Tiba-tiba Holdan menyikut Mike. Ia berbisik pada kawannya itu, “Kau tak perlu ikut campur. Itu bagian rencana dari Tuan Edhi supaya bisa cepat pergi dari sini!”“Kenapa? Mmm aku setuju jika kita harus pergi.Tapi kita harus menyiapkan tenaga untuk tubuh kita. Perjalanan pasti sangat jauh,” ucap Mike lirih.Sontak Holdan mematung. Pikirnya, ada benarnya ucapan Mike kali ini. Tuan Edhi selalu memberi banyak perintah yang tak pernah terduga. Dan itu menguras te
Baca selengkapnya
Mengakali
Tiba di bangunan terakhir, Paman Hery, Mrs. Vaeolin dan Fredy bergantian menuruni tangga besi yang menempel dengan dinding. Dan mereka terkejut ketika dua orang yang tidak kenal menatap mereka bertiga di bawah tangga. Dua orang laki-laki itu tampak menyedekapkan kedua tangan di dada. Wajahnya pun tampak garang. Sebelum mencapai tiga titian tangga terakhir, Paman Hery melompat ke salah satu laki-laki itu. Ia mencoba melawan dua laki-laki yang diduga sebagai preman pasar. Namun, usaha Paman Hery sia-sia. Dengan mudah laki-laki kedua melumpuhkannya dengan menggunakan balok kayu. Akibatnya Paman Hery jatuh tertelungkup sambil mengerang kesakitan. Satu laki-laki lekas mengikat kedua tangan Paman Hery di belakang pinggangnya. Sedangkan satu orang lagi mengamankan Mrs. Vaeolin dan Fredy. Ia juga mengikat kedua tangan mereka berdua di belakang pinggang. “Eric pasti senang melihat ini,” kata pekerja Georges Hat pertama seraya tertawa. “Benar,” balas kawannya kemudian ikut tertawa terbahak
Baca selengkapnya
Mengejutkan
Hampir setengah hari Ellia dan Jack serta para binatang kecil yang menghuni tempat itu bermain. Mereka terlihat begitu bahagia. Selesai bermain mereka mencari dan memetik blueberrry dan mulberry yang tumbuh dari pepohonan dan semak yang ada di sekitar tempat itu.Di sela-sela memetik buah yang masih satu kerabat itu, Jack bertanya sambil memandang lekat-lekat wajah Ellia, “Ellia, apa kau bahagia?”Ellia tak segera menjawab. Ia malah tesenyum sambil meneliti raut wajah Jack. Dan ia menerka-nerka mengapa Jack menanyakan hal itu. Pikirnya, di saat-saat sulit seperti ini Jack bahkan masih bertanya kebahagiaan. “Apakah Jack benar-benar mencintaiku?” gumam Ellia.“Hei. Ellia, Ellia, Kau baik-baik saja. Ellia,” panggil Jack sambil menggerakkan telapak tangannya di hadapan Ellia.Tiba-tiba Ellia melahap satu buah Mulberry yang berwana kemerahan. Ia pun terhenyak seraya membuka kedua mata. “Hmm, sangat manis. Mulberry ini sangat manis. Cobalah Jack, ayo coba.” Ellia lalu menyodorkan buah mulb
Baca selengkapnya
Merebut
Para pekerja di Georges Hat tiba-tiba heran manakalah melihat sebuah truk sampah berwarna hijau melaju kencang. Kemudian belok ke arah kamp Georges Hat. Salah satu dari mereka bahkan buru-buru menemui Cuki. Ia menanyakan apa Cuki telah memesan petugas kebersihan untuk mengangkut sampah. Padahal selama ini mereka selalu mengubur sampah-sampah itu.Karena penasaran Cuki pun keluar tenda. Ia bersama pekerja Georges Hat seakan menanti siapakah yang datang. Dan begitu mobil itu mendekat, mereka pun tahu bahwa Eric yang membawa truk sampah itu. Namun, Eric dan para pekerja Georges Hat bertanya-tanya kemanakah truk kontainer yang dibawa Eric?Truk sampah akhirnya berhenti. Para pekerja mendahuli Eric, melompat dari bak sampah truk itu. Beberapa dari mereka pun muntah-muntah lantaran tak tahan dengan bau di dalam bak sampah truk itu. Sedangkan sebagian lagi langsung berguling-guling di antas tanah kering lagi berdebu.“Hei apa yang terjadi? Apa-apaan kalian?” tanya seorang pekerja Georges Hat
Baca selengkapnya
Terkepung
Mrs. Vaeolin angkat bicara ketika melihat jam pasir di tangan Paman Hery bergoncang keras yang mengakibatkan pasir jatuh terlalu cepat. Dan ini sangat membahayakan orang-orang yang terperangkap di dalam jam pasir itu.“Hery, letakkan jam pasir itu di meja! Kau tidak sadar dengan yang kau lakukan!” seru Mrs. Vaeolin.Begitu melihat pasir dalam jam pasir itu meluncur deras, maka Paman Hery terpaksa meletakkannya di meja. Mendadak Paman Hery terduduk lemas sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Ia begitu menyesali perbuatannya. Dan ia tak berpikir sejauh itu.Ia berkata pada dirinya, “Semoga tidak terjadi apa-apa dengan mereka.”“Mereka siapa?” tanya Cuki. “Apa benar kata temanmu itu, jika ada manusia yang terjebak di sini?” Cuki mengulang lebih keras.Romi angkat bicara. Ia tak ingin Paman Hery menyalahkan dirinya. Pikirnya Paman Hery harus mengetahui jika Robert mengincar jam pasir kuno itu. Untungnya, para pekerja Georges Hat menyelamatkannya. Walau ia sendiri tak menge
Baca selengkapnya
Permohonan
“Tuan Edhi bekerjasama dengan Robert ketika Georges Hat sedang dalam kesulitan mendapatkan hewan untuk dilatih menjadi hewan sirkus. Tawaran itu bermula dari Robert. Tuan Edhi pun menyetujuinya,” jelas Cuki. “Tapi... kami tidak mengetahui ada rencana lain dari Robert,” lanjut Cuki. "Rencana lain apa maksudmu?” tanya Mrs. Vaeolin. “Aku tidak tahu pasti. Tapi... bila dilihat setelah Tuan Edhi menghilang dan Planet Zoo menjadi porak poranda maka kita bisa membaca kemana arah keinginan Robert,” jawab Cuki. “Aku mohon pada kalian. Tolong kembalikan Tuan Edhi. Akan aku melakukan apapun untuk kalian bila Tuan Edhi bisa kembali ke Georges Hat. Bahkan para pekerja di sini juga akan melakukan apapun untuk kalian,” lanjut Cuki. “Patutkah aku menolong orang yang sudah menghancurkan Planet Zoo?” Mrs. Vaeolin begitu tajam menatap Cuki. Namun, Cuki tak menjawab. Ia hanya tertunduk. Setelah menghela nafas Cuki kembali berkata, “Kami mengaku salah. Jika kalian tak mempercayai kami, maka saat ini
Baca selengkapnya
Terjebak
“Kita harus cepat pergi!” kata Mrs. Vaeolin sambil mematikan laju jam pasir itu. “Kau mau kemana? Bukankah kita harus membuka jam pasir itu. Dan hanya kau yang tahu,” kata Paman Hery.Namun, Mrs. Vaeolin tak menjawab. Ia malah meminta Romi memberikan kotak jam pasir kuno. “Romi, mana kotaknya?”Romi pun bergegas mengambil tas rasel warna hitam. Kemudian mengambil sebuah kotak dari bahan kayu. Mrs. Vaeolin segera meletakkan jam pasir itu di dalam kotak kayu.“Kita harus kembali kembali ke Planet Zoo malam ini juga. Kita akan masuk ke dunia yang sama di tempat yang sama kau membukanya!” kata Mrs. Vaeolin.“Apa begitu?” lirih Paman Hery.Kemudian Mrs. Vaeolin menyeru kepada Cuki, “Cuki, kita perlu mobil. Aku tak mau menggunakan truk sampah itu lagi.”Tiba-tiba Mrs. Vaeolin tehenyak ketika ia teringat dengan Fredi. “Dimana Fredy? Kenapa aku tidak melihatnya?”“Fredy?” orang-orang di dalam tenda mengulang seraya.Tiba-tiba Eric memukul keningnya sendiri. “Oh, dia pasti masih di dalam bak
Baca selengkapnya
Pertempuran Tak Imbang
“Untuk kepentingan apa kalian masuk ke Westinhorn?” tanya Kepala Tentara.“Apalagi malam sudah sangat larut,” tambahnya.“Kami melakukan perjalanan malam seseuai dengan permintaan bos Fredy. Dia akan membuat gedung di sisi Selatan Westinhorn,” jawab Cuki sambil mengingat ucapan Mrs.Vaeolin. Karena Mrs. Vaeolin lah yang meminta Cuki mengarang cerita seperti itu. Berpura-pura menjadi pekerja bangunan yang dikirim oleh pihak kontraktor.“Gedung di sisi Selatan Westinhorn? Maksudmu perpustakaan itu?” Kepala Tentara memastikan.“Benar.”Sekelumit senyum terhempas dari wajah Kepala Tentara itu. Kemudian ia bertanya, “Bukankah perpustakaan itu sudah selesai.”“Anda salah. Perpustakaan masih akan diperluas. Itu kata Bos kontraktor kami, Fredy,” sanggah Cuki, lalu sejenak melirik Mrs. Vaeolin.“Oh, aku baru mendengar itu.”“Jelas saja tidak mendengar, kau kan Tentara bukan pemilik tanah,” gerutu Cuki. Ia kesal karena Kepala Tentara itu mengulur waktu.Kemudian pandangan Tentara itu tertuju pad
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status