All Chapters of Jerat Kematian CEO Maut: Chapter 31 - Chapter 40
79 Chapters
30. Pernikahan, Amarah dan Kesalahpahaman
 “Aaargh!!!”Aidan rasanya ingin marah-marah terus. Dia teringat kata-kata kasar ayahnya pada Gianna dan dia masih tidak terima. Kenapa ayahnya tak merestui hubungannya dengan Gianna? Dia menanyakan pertanyaan itu berulang kali dalam hatinya walaupun dia tahu bahwa dia sebenarnya mengetahui jawabannya. Ya, ini karena ayahnya dan pendiri Huang Company adalah musuh.Dia tahu dalam perseteruan keduanya sebenarnya ayahnya tidak sepenuhnya salah. Semuanya sejak awal hanyalah masalah kesalahpahaman dan ketidakpercayaan antar satu sama lain. Mr. Jona dan Mr. Samuel Huang dulunya adalah sahabat. Sebenarnya mereka ingin mendirikan perusahaan impian mereka berdua. Mr. Jona ingin perusahaannya berkembang dan menguasai banyak pasar, seperti sekarang yang mana mereka mulai merambah bisnis fashion, Sementara Mr. Huang sendiri lebih suka fokus pada satu pasar, yaitu bisnis makanan. Mereka tidak pernah bisa sepaham dan akhirnya pecah kongsi.Mr. Jona me
Read more
31. Penguasa yang Sebenarnya
 “Akan kubalas kalian semua.”“Kalian tak akan bisa lolos. Jika kalian sudah menikah pun akan aku buat kalian berpisah.”Mr. Jona mengatakan kalimat itu berulang kali seolah agar kata-kata itu terus terpatri di benaknya dan tidak dilupakannya. Dia menggeram, semarah binatang buas. Wajahnya yang tampan terlihat kaku dan keras seperti batu.Dia turun dari mobilnya di depan sebuah gerbang yang menjulang tinggi dan kelihatan megah sekaligus kuno lima menit yang lalu. Tapi sampai sekarang dia masih berjalan menuju tujuannya. Sekelilingnya adalah pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi hingga jauh di atasnya. Dia seolah berjalan di sebuah hutan, tapi sebenarnya bukan.“Kamu tunggu di sini, Alfred,” kata Mr. Jona pada sopirnya.“Aku akan masuk sendiri,” lanjutnya.Sang sopir mengangguk.“Baik, Mr. Jona.”Malam sudah menyapa, dan keheningan menyeruak di mana-mana.
Read more
32. Penyekapan
“Kau bersedia?” Mr. Johann tersenyum lebar pada Mr. Jona. Dia ingin memastikan dan membuktikan apakah Mr. Jona benar-benar serius dengan tawaran yang diberikannya. Dia ingin melihat bahwa Mr. Jona serius juga dengan ambisinya untuk memusnahkan keluarga Huang. Mr. Jona mengangguk. Ya, tentu saja! Apa pun asal permintaannya dipenuhi. Apa pun akan dia berikan sebagai gantinya demi melenyapkan musuhnya yang satu itu ... “Tentu saja, Master. Asal Master mengabulkan keinginan saya,” katanya dengan mantap. Mr. Johann menatapnya lalu tertawa terbahak-bahak lagi. “Bagus, bagus! Aku senang mendengar ketegasanmu, Jonathan! Ini membuktikan bahwa kau bersedia berkorban sedikit demi keinginnanmu! Aku suka, suka sekali! Ha ha ha!” katanya dengan puas. Mr. Jona memucat. Apakah aku telah mengambil keputusan yang tepat? Maafkan aku, Miss Rissa... Sebuah pikiran lalu terbentuk di otaknya. Lalu bagaimana dia akan membawa Rissa ke kedi
Read more
33. Pengantin Sang Penguasa
“Di mana ini?” tanya Rissa dengan bingung.Dia bermimpi aneh sekali. Dia berada di sebuah ruangan yang gelap gulita. Petir menyambar dan cahayanya membuat Rissa bisa melihat di mana dia berada. Ternyata dia sedang berdiri di depan sebuah kastil yang sangat megah dan kelihatan sangat kuno. Di sekelilingnya hutan belantara. Tidak ada penerangan yang terlihat dari dalam kastil. Apakah kastil itu tidak ditinggali oleh seseorang? pikirnya dalam hati. Jika ditinggali pastilah ada cahaya yang memancar dari dalam. Tapi sepertinya kastil itu benar-benar kosong. Tidak tampak atau terasa hawa kehadiran seseorang dari dalamnya.Dia tak tahu bagaimana dia bisa sampai di tempat itu. Yang dia tahu hanyalah bahwa saat dia membuka matanya, dia tiba-tiba sudah berada di tempat itu. Dia memandang ke sekelilingnya. Gaunnya basah oleh hujan yang turun begitu deras. Dia mulai merasa kedinginan, hal yang sangat aneh di mana seharusnya dia tak merasa demikian karena dia a
Read more
34. Kisah Masa Lalu
“Tidak, tidaaak!!!” “Jangan dekati aku!!!” Rissa membelalak ketakutan dan berusaha melepaskan diri dari dekapan Mr. Johann, tapi lelaki itu sangat kuat. Lebih kuat dari perkiraannya. Tentu saja itu mungkin karena dia vampir yang sudah sangat tua ... “Kumohon, lepaskan aku! Kumohon!” Dia mulai memohon-mohon dengan kalut. Air matanya mulai membayang di matanya. Belum pernah dia setakut ini seumur hidupnya ... Tapi Mr. Johann malah mengeratkan dekapannya dan mendekatkan wajahnya pada Rissa. Rissa langsung panik dan dia buru-buru membuang muka. Betapa menjijikkannya pria ini! pikirnya dengan penuh kengerian. Tapi tiba-tiba Mr. Johann melepaskannya dan dia lalu tertawa terbahak-bahak. “Astaga!” “Menyenangkan sekali bermain bersamamu, Manisku! Aku senang sekali melihat bagaimana kau berusaha melarikan diri dariku!” “Kau begitu mudah digoda! Dan itu semakin membuatku semakin senang dan ingin memilikimu, Manisku!”
Read more
35. Rencana Pernikahan
 “Lepaskan aku! Aku mohon!!” pinta Rissa berulang kali sebelum kedua pelayan datang membawanya pergi. Dia berusaha memohon, siapa tahu lelaki itu akan luluh dan merasa kasihan padanya walaupun hanya sedikit ...Mr. Johann menyeringai.“Kau pikir dengan memohon akan mengubah keputusanku? Tidak! Tahukah kau kenapa aku memilihmu?” tanyanya dengan licik.Rissa menelan ludah. Dia tidak mau menjawab apa pun.“Karena kau adalah tipe yang kusukai, Cantik. Kecantikan yang tidak membosankan itu, keanggunan yang tersembunyi di balik wajah yang manis dan lugu. Aku menyukainya! Kau sangat menarik hatiku!”Meskipun lelaki itu memujinya setinggi langit, Rissa tak peduli. Dia ingin pergi dari tempat aneh ini! Tempat yang disebut lelaki ini kastil ...“Kau milikku sekarang! Mr. Jona telah setuju untuk memberikanmu padaku!” seru lalki itu lagi. Dia lalu menatap Rissa dan tertawa terbahak-bahak.
Read more
36. Kabur
“Merepotkan sekali gadis itu. Aku bahkan tidak bisa beristirahat sejenak. Huh! Kenapa aku harus terus menjaganya?”“Sialan memang. Si tua bangka itu tidak mau repot-repot menjaga calon istrinya sendiri. Harusnya kan dia yang menjaga gadis itu, hah!”“Kalau dia mau menikahi gadis itu bukankah dia harus melembekkan sedikit perlakuannya? Kalau begini caranya siapa pun juga tidak bakal mau menjadi istrinya!”Rissa mendengarkan gerutuan si penjaga kamarnya dalam diam. Dalam hati dia merasa senang si penjaga tidak melakukan hal-hal yang aneh padanya. Itu karena Amelia sudah mengancamnya.“Kalau kau lukai sedikit saja gadis itu, aku akan melaporkanmu pada Mr. Johann!” gertak Amelia.“Dan dia mungkin akan memberimu hukuman keluar di siang hari dan bertemu matahari, mau kau?”Amelia memang masih seorang gadis dalam tubuh vampirnya, tapi siapa sangka dia sangat galak dan bisa menggertak Hugo
Read more
37. Pelarian
“Fiuhhhh, untung kita bisa kabur. Kita beruntung, Miss,” kata Melvin sambil menghembuskan napas lega. Dia tak lagi memandang ke arah belakang mana kala dia yakin Mr. Johann tidak mengikuti mereka. Sepertinya serangan itu telak melumpuhkan Mr. Johann sehingga dia butuh waktu untuk memulihkan diri.Rissa memandang Melvin dengan kelegaan luar biasa sekaligus penasaran.“Anda ... Anda menyelamatkan saya, Tuan Melvin,” katanya pelan.Melvin memandangnya sekilas dan tersenyum kecil.“Ya,” katanya pendek.Jantung Rissa seolah akan copot melihat senyum itu. Itu senyum yang berbeda dari yang biasa dipasang oleh Melvin di wajahnya. Senyuum itu terlihat ... tulus.“Kenapa?” tanya Rissa dengan bingung.“Dan dari mana Anda tahu saya dibawa menuju kastil itu?” tanyanya bertubi-tubi.Melvin kembali tersenyum lagi.“Jika Anda tahu jawabannya pasti Anda akan mencemooh saya
Read more
38. Ancaman
CEPAT ANGKAT TELEPONNYA ATAU AYAH YANG DATANG KE TEMPATMU! JANGAN KIRA AYAH TIDAK TAHU KAU ADA DI MANA SEKARANG!!!Melvin menggertakan giginya. Ayahnya bisa menjadi sangat penuntut dan menyebalkan. Dia lalu mengetik pesan balasan pada ayahnya dengan geram.Melvin: Ayah, ayah membahayakan Miss Rissa.Melvin: Apa yang ayah tawarkan sebagai gantinya? Tentu tidak berkaitan dengan perusahaan kan?Mr. Jona: Kau tidak perlu tahu untuk apa ayah menyerahkan Miss Rissa! Sekarang kembalikan Rissa pada Mr. Johann!Melvin: Tidak, ayah.Melvin: Aku tidak mau melakukannya.Melvin: Selamat tinggal, ayah.Melvin menghela napas lalu mematikan teleponnya. Dia duga ayahnya akan meneleponnya sekali lagi. Jadi dia mematikan telepinnya agar ayahnya tidak bisa mengganggunya lagi.Ibunya sama sekali belum menghubunginya. Dia duga ibunya pasti tidak tahu niat ayahnya. Ibunya juga sepertinya ti
Read more
39. Ayah yang Tersudut
GLEKKKMr. Jona kembali menelan ludah. Tangannya yang masih memegang ponsel bergetar. Dia tak mampu menjawab.Suara Mr. Johann kembali memenuhi telinganya ketika dia kembali berbicara.“Aku tunggu kau di kantor rumahku. Sekarang. Awas jika kau tidak datang, kau akan tahu apa konsekuensinya,” katanya dengan nada dingin. Sangat dingin. Seperti es yang menggores permukaan kulit. Tajam dan menyakitkan.Kerongkongan Mr. Jona terasa kering.“Ba ... baik Master. Tu ... tunggu saya di sana,” katanya segera.Dengan tangan bergetar hebat dia menurunkan ponselnya. Mr. Johann tak pernah main-main. Dulu sekali dia pernah mendengar soal anak buahnya yang mangkir dari panggilannya.“Sayang, dia anak favoritku. Tapi dia tidak boleh tidak diberi hukuman atas kelancangannya. Maka suatu siang kuajak dia bertemu. Kami berdiri di balkon, berbincang-bincang santai, ha! Dia tak tahu apa rencana yang kusembunyikan di ot
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status