All Chapters of KISAH DI PENGHUJUNG SMA: Chapter 41 - Chapter 50
82 Chapters
BAB >< 040
Senin kembali menyapa, rasanya satu hari libur di Minggu kemarin belumlah cukup untuk mengistirahatkan pikiran dari rumitnya pelajaran.Hal yang dirasakan Wawa ini justru berbanding terbalik dengan Neira yang begitu semangat menantikan pelajaran pertama usai mengikuti upacara bendera yang setiap hari Senin dilaksanakan oleh Pelita Husada.Bagaimana antusiasnya gadis itu dalam menata buku pelajaran matematika di atas meja sembari menunggu Pak Wahyu masuk kelas, lebih dari cukup menjelaskan bahwa Neira memang hobi belajar.Jika Neira sibuk pada bukunya, Wawa justru sedang menenggak habis air pada botol keduanya."Nei, Lo ada bawa air gak? Gue masih haus nih." Wawa memasukkan kedua botol air minum yang sudah kosong itu ke dalam laci meja tanpa repot-repot harus membuangnya di tempat sampah."Dua botol masih belum cukup?" tanya Neira heran sekaligus takjub. Bisa-bisa gadis itu akan merasakan kembung pada perutnya jika mengonsumsi banyak air.Tap
Read more
BAB >< 041
Hasil rapat OSIS sudah keluar. Untuk perayaan ulang tahun SMA Pelita Husada yang ke dua puluh lima tahun, semua sepakat untuk mengadakan lomba kebersihan dan keindahan kelas.Tidak hanya lomba, untuk membuat perayaan itu lebih meriah akan ada pesta topeng di malam hari. Sedangkan di pagi hari ada persembahan dari masing-masing kelas berupa akustik atau menyanyi solo.Karena acaranya tinggal setengah bulan lagi, semua kelas harus mulai bersiap. Tak terkecuali kelas dua belas IPA 3.Sebelumnya, Ibu Rika selaku wali kelas IPA 3 sudah menghimbau agar tidak ada yang meninggalkan kelas saat bel pulang berbunyi. Hal itu diharapkan karena ia akan memberikan arahan apa saja yang perlu mereka lakukan.Ibu Rika sudah berdiri di depan kelas seperti ketika mengajar. Namun tentu saja kali ini bukan itu yang dilakukannya, melainkan ia sedang memimpin rapat kelas."Dengar anak-anak. Kalian pasti sudah tau kan, perayaan anniversary Pelita Husada tahun ini akan diad
Read more
BAB >< 042
Di suatu siang, Neira sedang mengerjakan tugas sekolah di kamar. Hanya dia sendiri tanpa Atlan. Semua seperti sudah diatur. Ketika Atlan ada di kamar maka Neira yang berada di luar. Entah di dapur, entah di halaman samping, atau di balkon. Dan saat Neira yang mendapat kesempatan berada di kamar, maka giliran Atlan yang keluar. Tetapi hanya ada satu tempat yang menjadi favorit cowok itu belakangan ini, yakni ruang keluarga.Mereka hampir tidak pernah menghabiskan waktu berdua di kamar. Kecuali jika ingin tidur dan bangun di pagi hari. Meski tanpa membuat kesepakatan, kebiasaan ini seolah memberi waktu sendiri kepada diri mereka masing-masing.Namun, tetap saja untuk beberapa hal mereka tidak bisa menghindari pertemuan. Seperti saat ini, ketika Atlan sengaja menemui Neira yang masih berada di kamar.Usai membuka pintu, Atlan hanya mencondongkan badannya tanpa repot-repot untuk masuk. "Lo udah selesai belum?" tanyanya.Neira yang tidak mengetahui bahwa Atlan
Read more
BAB >< 043
Hari Kamis kali ini menjadi begitu berat bagi kelas dua belas IPA 1 yang baru saja selesai melaksanakan ulangan harian matematika. Pelajaran yang hampir membuat kepada Aydin pecah karena tidak berhasil menjawab satupun soal dengan benar, mengingat ia hanya mengandalkan insting.Jika Aydin frustasi karena sebentar lagi remedial menanti, Atlan justru terlihat biasa saja seolah ulangan tadi adalah tugas latihan.Aydin sudah gusar sejak Pak Wahyu keluar dari kelas mereka. Dan sekarang cowok itu mulai mengoceh tidak jelas. "Kalo kayak gini terus, kapan gue pinter."Atlan yang duduk di sampingnya mencibir. "Lo emang gak bakalan pinter kalau ulangan tanpa persiapan. Belajar, Udin."Mata elang Aydin menatap tajam ke arah Atlan. "Lo mau tukeran otak sama gue? Lo mah gampang ngomong kayak gitu, secara siswa peraih juara umum. Lah, gue?"Kali ini Atlan tertawa. "Tuhan itu ciptaan otak setiap manusia sama. Isinya doang yang beda."Mungkin Aydin tidak ta
Read more
BAB >< 044
Meski Atlan sudah mengiriminya pesan, tapi Neira tetap tidak bisa pulang bersama cowok itu.Setelah sekolah bubar, kelas dua belas IPA 3 kembali mengadakan pertemuan untuk membahas masalah lomba yang Pelita Husada adakan spesial perayaan anniversary sekolah itu yang ke dua puluh lima tahun dua Minggu lagi.Bedanya, jika kemarin mereka mendiskusikan tema untuk dekorasi kelas, hari ini mereka mulai membahas bahan-bahan dan alat-alat yang diperlukan untuk dekorasinya.Akhirnya setelah Neira menyampaikan ide tema untuk kelas mereka, semua teman-temannya langsung setuju. Bahkan disambut baik oleh Ibu Rika.Tema yang Neira usulkan adalah pohon kebersamaan. Di mana nanti pada dinding belakang kelas yang awalnya polos akan digambar sebuah pohon bercabang. Setiap cabangnya nanti akan ditempeli foto masing-masing siswa-siswi dua belas IPA 3 sebagai pengganti daun.Kenapa harus pohon, Neira tentu memiliki penjelasan untuk itu. Neira menganggap bahwa pohon ada
Read more
BAB >< 045
Neira hampir lelah berdiri di atas kakinya. Beberapa menit yang lalu ia melihat Maher, Wawa, dan Dwi sudah meninggal toko itu, tapi setelah lima belas menit berlalu Atlan belum juga datang menjemputnya.Kesabarannya hampir habis, dan ia sudah berniat untuk menghubungi Atlan di saat yang bersamaan sebuah suara klakson mobil dari arah belakang membuatnya terkejut. Melihat pemilik mobil itu adalah Atlan, Neira akhirnya bisa bernapas lega."Mau terus di situ atau masuk?" Atlan berteriak tanpa keluar dari mobil.Tentu saja masuk. Neira tidak mungkin terus menjemur dirinya di bawah sinar matahari yang sudah membuat kulitnya memerah."Padahal jalanan ini deket dari rumah. Tapi, kok lama banget sampainya." Neira memang sudah merencanakan untuk mengomeli Atlan saat cowok itu datang."Sebenarnya, tadi gue masih di sekolah pas Lo chat," ujar Atlan tanpa beban.Jawaban Atlan membuat Neira menganga. "Terus kenapa Lo bilangnya udah di rumah. Tau gitu gue
Read more
BAB >< 046
Sama seperti di kelas IPA 3, di mana semua orang sibuk mendekor kelas mereka. Di kelas dua belas IPA 1 pun demikian. Tapi, jika Neira terlihat sebagai orang yang paling sibuk diantara yang lain, Atlan justru kebalikannya.Mungkin Atlan adalah siswa terpintar di Pelita Husada. Bukan hanya dibidang akademik tapi juga non akademik.Menjadi siswa peraih juara umum satu sejurusan IPA, dan jabatannya sebagai kapten futsal tentu memberikan pengaruh yang cukup besar untuk Atlan.Jika saja Pelita Husada adalah hotel, mungkin Atlan adalah tamu VVIP-nya. Yang bisa mengakses apa saja dengan mudah di tempat itu.Kepopuleran yang sudah dikantongi Atlan, tentu membuat cowok itu dengan mudah menjadi ketua OSIS, atau hal yang paling sederhana menjadi ketua kelas.Tapi, Atlan bukanlah cowok yang gila jabatan. Apalagi mendapatkan jabatan itu dengan mengandalkan tampan, kepopuleran, serta kekayaan orang tuanya. Bukan karena keahliannya dalam menjadi pemimpin.A
Read more
BAB >< 047
Neira baru saja selesai makan siang di kantin bersama Wawa. Mulai kemarin mereka berdua tidak langsung pulang ke rumah setelah menerima pelajaran, tapi tinggal di sekolah sampai sore untuk melanjutkan pekerjaan mendekor kelas.Tentu bukan hanya mereka berdua, tapi hampir semua teman satu kelas mereka juga tinggal, bahkan dari kelas lain pun begitu.Di kantin mereka makan bakso, yang satu mangkuknya sudah cukup membuat perut kenyang. Tapi meski begitu, Wawa tetap tidak kembali dengan tangan kosong. Gadis itu lebih dulu memborong beberapa camilan dan minuman untuk ia makan di kelas."Habis ini jangan lupa nimbang yah, Wa," kata Neira berniat menggoda Wawa. Melihat bagaimana banyaknya porsi makanan gadis itu, ia khawatir dengan berat badan sang sahabat."Aman. Tenang aja. Gue ini kan termasuk orang MBTK.""Apa itu MBTK," tanya Neira tidak paham."Makan Banyak Tetap Kurus."Mereka berdua tergelak. Merasa lucu dengan istilah yang dibuat Wa
Read more
BAB >< 048
Persiapan lomba keindahan dan kebersihan kelas dalam rangka perayaan Anniversary Pelita Husada yang ke dua puluh tahun benar-benar menguras waktu istirahat Neira. Satu minggu kemarin gadis itu selalu berada di sekolah dari pagi hingga sore hari dan sampai di rumah menjelang malam.Tapi untung saja waktu dan tenaga yang sudah ia keluarkan bersama teman-temannya yang lain tidak sia-sia. Mengingat menjelang satu minggu lagi lomba dimulai, kelas mereka sudah menginjak angka delapan puluh persen pengerjaan. Itu artinya sisa dua puluh persen lagi akan selesai.Oleh karena itu juga, Ibu Rika memberikan mereka waktu istirahat di hari Minggu agar tidak perlu datang ke sekolah untuk bekerja.Andai saja Neira masih tinggal di rumahnya yang lama, di hari Minggu seperti sekarang jika sedang tidak mengerjakan tugas sekolah, pasti ia akan membuat kue. Tapi setelah tinggal di rumah mertuanya, jangankan membuat kue, masuk ke dapur untuk membuat susu saja Neira dilarang oleh Frid
Read more
BAB >< 049
Di Pelita Husada tentu banyak siswa-siswi yang berprestasi. Ada yang berprestasi di bidang akademik, ada juga yang berprestasi di bidang non akademik. Bahkan ada pula yang menguasai keduanya.Jika ada pertanyaan siapa siswa yang menguasai kedua hal itu, pasti satu sekolah akan langsung menyebut nama Keanu Atlan Bumi.Fakta terbaru cowok itu, selain menguasai beberapa mata pelajaran apalagi Fisika, handal dalam beberapa cabang olahraga terlebih futsal, ternyata Atlan juga pandai memainkan beberapa alat musik, salah satunya gitar.Fakta ini tidak banyak diketahui orang karena Atlan memang hampir tidak pernah menunjukkannya. Jika saja Neira tidak tinggal di rumah cowok itu, mungkin sampai sekarang ia tidak akan tahu bakat terpendam suaminya.Di balik pintu kaca yang menghubungkan dapur dengan taman belakang, Neira berdiri sambil memperhatikan Atlan yang sedang memetik gitarnya di bawah taburan bintang-bintang.Neira sudah berada di sana saat Atlan bar
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status