All Chapters of Agent Bayangan: Chapter 71 - Chapter 80
108 Chapters
Bab 71
“Akkhhh ...”Gibs menggeram. Dia mengusap-ngusap pinggangnya dengan tangan kiri kemudian berbalik melototi Denis tajam.“Bocah sialan! Berani sekali kau melempar batu padaku! Kau mau mati, hah?” raung Gibs marah.Namun, tepat saat Gibs selesai bicara, Denis langsung berlari ke arah Gibs lalu melompat dan menerjang dada Gibs dengan keras.*Bug.Gibs mundur beberapa langkah ke belakang.“Sialan! Berani-beraninya kau menyerangku!” Gibs semakin geram.Di sisi lain, semua orang kaget melihatnya!Berani sekali pemuda itu menyerang tuan Gibs! Siapa sebenarnya dia?Denis tidak menghiraukan Gibs. Dia berbalik menghampiri wanita setengah baya itu yang masih terduduk di tanah, lalu berjongkok menepuk pundak wanita itu dengan lembut. “Ibu tidak apa-apa? Ibu tenang saja, aku tidak akan membiarkan mereka membawa putrimu,” kata Denis sambil senyum ramah, terharu melihat kondisi wanita itu
Read more
Bab 72
“Denis, masa iya kamu sudah melupakanku. Jangan bertindak sendiri, aku pengawalmu,” kata Drake santai.Denis masih melongo menatap Drake heran. “Sudah, biar aku yang mengurus orang ini. Kamu selamatkan gadis itu lalu kita pergi dari sini.” “T-Tapi, Drake. Dia sangat kuat! Bagaimana kau bisa ...” “Aku tahu ... Aku akan menahannya. Percaya padaku!” potong Drake. Denis kemudian mengarahkan padangan ke arah gadis yang sedang ditahan dua pria tinggi di belakang Gibs. “Oke! Aku akan melawan dua pria itu.Tolong tahan dia, Drake!” ucap Denis tegas. Meski Denis masih kebingungan kenapa Drake bisa menyakiti pria botak itu, dia tidak punya waktu untuk memikirkannya sekarang. Prioritas utamanya adalah menyelamatkan gadis itu agar tidak dibawa oleh mereka. Denis kemudian berlari mengha
Read more
Bab 73
Dor. Dor. Dor... Gibs melepaskan beberapa kali tembakan ke arah Denis yang masih bersembunyi di balik tembok. Beruntung tembakannya meleset tak berarah. Setelahnya, Gibs lari ke arah teman-temannya sambil berteriak. “Kalian! Kita pergi dari sini!” “Tapi, Gibs. Bagaimana dengan gadis itu?” “Lupakan dia!” “Ahhhkkk, sial!” “Hei, bocah! Aku akan mengingatmu!” teriak Gibs lagi ke arah Denis, lalu ketiganya pergi dengan terbirit-birit. Setelah menyadari Gibs dan kelompoknya pergi, Denis dan gadis itu segera keluar dari lorong dan berbegas menghampiri wanita setengah baya tadi dengan terengah-engah. Wanita itu sudah tergeletak di tanah. Perutnya tertembak dan bajunya sudah sangat berlumuran darah. “Bu! Bertahanlah, Bu!
Read more
Bab 74
“Dia juga terkenal sangat pintar dan memiliki kekuatan sakti. Berkat kekuatannya itu, kekuasaan mereka semakin meningkat dan bertambah besar sehingga makin terkenal di kalangan dunia bawah. Bukan hanya di SpringField. Keluarga-keluarga kaya di Bandung City dan keluarga kaya dari negara lain juga banyak yang bergabung dengan mereka.”“Aku tahu kamu kesal pada orang yang telah membunuh ibu gadis itu, tapi saran aku jangan coba-coba berurusan dengan mereka Denis. Mereka sangat kejam dan tidak manusiawi! Terlebih, banyak orang-orang sakti juga yang bergabung dengan mereka!”Denis termenung beberapa saat mendengar penjelasan dari Jake. Pemimpin mereka berinisial ‘X’ dan punya kekuatan sakti? Kekuatan seperti apa?Denis tiba-tiba teringat dengan Jameson—anak buah Keluarga Brintong di desa Western Cily— yang waktu itu hendak menculik Siska. Waktu itu Denis dikalahkan oleh Jameson karena dia menggunakan kekuatan sakti saat
Read more
Bab 75
“Benar-benar canggih. Sepertinya mereka menjualnya secara ilegal. Alat secanggih itu tidak mungkin diperjual belikan, bukan?” kata Denis terkagum mendengarnya.“Kau benar. Danger Scanner tidak diperjual belikan ke sembarang orang. Biasanya alat itu hanya dijual untuk militer dan kepolisian saja. Aku tidak tahu bagaimana mereka bisa dapat alat itu. Yang jelas kamu harus membelinya, Denis. Harga aslinya sangat mahal mencapai lima ratus ribu dollar, tapi karena mereka melelangnya, kau mungkin bisa mendapatkan alat itu dengan harga yang lebih murah,” jelas Drake.Denis terdiam sejenak. Alat itu memang sangat canggih jika bisa mendeteksi apa saja. Paman Jake benar. Mungkin dia harus membelinya agar nanti ketika di desa dia bisa tahu kapan organisasi YungZo akan menyerang. Denis harus membeli alat itu tak peduli berapapun harganya.“Ya, aku memang membutuhkan alat semacam itu paman. Aku harus membelinya. Sekarang beritahu aku di mana pasa
Read more
Bab 76
“Oh, benarkah?” Jake terkejut. Sebenarnya, tadi Jake sempat merasa tenang Denis tidak bisa masuk ke pasar gelap karena memang harus ada orang dalam. Itu karena Jake benar-benar khawatir takut Denis akan kenapa-napa. Pasar gelap termasuk sarangnya organisasi misterius itu. Jake tidak mau suatu hal buruk terjadi pada Denis jika dia masuk ke sana. Namun, mengetahui Denis punya kenalan yang bisa membawanya masuk, kekhawatiran Jake muncul lagi. “Ya, Paman. Dia temanku. Aku yakin dia bisa membawaku masuk ke pasar gelap.” Denis menyeringai gembira. “Ya, sudah. Sekarang aku mau latihan lagi. Tolong ajarin aku lagi, Paman!” Denis kemudian mengambil senjata lalu menodongkannya ke patung besi tipis (sasaran menembak) di ujung ruangan. “T-Tapi, Denis? Ahhh,, sialan kau ini. Kenapa sikapmu itu belum berubah, sih! Hauhhh ....” Jake menggeleng-gel
Read more
Bab 77
Dengan sigap Cindy mulai mengetik kembali. [ “Apa benar itu mobil milik pengawal keluarga Zero yang misterius itu?” ] [ “Benar, Cindy. Aku tadi ada di gerbang dan melihatnya langsung. Plat mobil itu berakhiran ‘699'. Tidak salah lagi itu mobil pengawal keluarga Zero.” ] balas salah seorang anggota grup. [ “Ya, dia benar! Aku juga tadi melihatnya langsung. Tampaknya pengawal keluarga Zero itu sengaja menjemput Denis. Bukan hanya itu, pengawal itu juga membukuk hormat pada si Denis. Tidak mungkin bukan kalau pengawal itu membukuk ke sembarang orang. Mungkin, dia benar-benar Tuan Tayson?” ] tambah yang lain. [ “Ya! Bisa saja! Lagipula mana mungkin pengawal itu keluar jika bukan untuk menjemput atau mengawal anggota keluarga Zero. Sepertinya Denis benar-benar Tuan Tayson yang misterius itu!” ] [ “Aduh, gimana ini? Kita kan s
Read more
Bab 78
“Baru kali ini aku melihat pengemis bisa masuk ke Grand Mashal. Sebentar lagi juga mereka akan diusir,” dengus orang-orang mencemooh Denis dan Kayla. Denis yang mendengar pembicaraan mereka, dia sama sekali tidak peduli. Denis terus melenggang masuk dan berjalan santai sambil menarik lengan Kayla dari depan. Setelah masuk ke halaman, Kayla sangat terpana melihat kemegahan bangunan Grand Marshal. Jujur, ini baru pertama kalinya dia masuk ke Mall yang sangat besar dan mewah. Kayla merasa senang. Tetapi, menyadari orang-orang memperhatikannya dengan sinis, Kayla malu dan merasa tidak enak. “Kak Denis. Orang-orang memperhatikan kita. Apa tidak apa-apa kita ke sini?” ujar Kayla dengan nada cemas.  “Kamu tenang saja. Jangan pedulikan mereka,” jawab Denis sambil tersenyum pada Kayla. Mendengarnya, Kayla hanya mengangguk.
Read more
Bab 79
Seorang wanita cantik berambut kuncir kuda, memakai kemeja dan rok pendek warna hitam, keluar dari dalam mall lalu menghampiri mereka berempat.   Wanita itu memiliki payudara besar dan terlihat jenjang kakinya yang putih dan juga seksi, sehingga siapapun yang melihatnya terpesona dengan wanita itu.   Melihat siapa yang datang, dua penjaga itupun terkejut.    “Manajer, Jane,” seru mereka serempak lalu membungkuk hormat.   “Ini ... Nona Jane. Pengemis ini bersikeras ingin masuk ke dalam, dan kami sedang mencoba untuk mengusirnya,” ujar salah satu dari mereka dengan sopan sambil menunjuk ke arah Denis.   Ya, wanita itu adalah Jane. Orang yang pernah mencoba mengusir Denis ketika di Safety Mountain Entertaiment waktu itu.   Mendengarnya, Jane kemudian menoleh pada Denis dan setelah melihat wajahnya, dia tercengang!   “Tuan ... Tuan Tayso
Read more
Bab 80
Jane merasa lega melihat Denis tidak mempermasalahkan kejadian barusan. Meskipun begitu, tentu bukan berarti Jane harus melupakan dua penjaga tadi. Dia harus menghukum mereka nanti. Jane kemudian mempersilahkan Denis dan mengajaknya masuk. “Ayo, Kayla,” ajak Denis. Ketiganya kemudian masuk dan berkeliling melihat-lihat toko. Kedatangan mereka bertiga seketika menjadi pusat perhatian semua orang dari dalam mall. Ternyata kejadian barusan didengar dan dilihat juga oleh mereka. Tentu semuanya ikut terkejut dan sama sekali tidak menyangka akan melihat Tuan Tayson. Setiap orang yang dilewati Denis, mereka langsung membungkuk hormat pada Denis. Kali ini, Denis sudah tidak peduli lagi dengan identitasnya. Meskipun merasa gusar karena menjadi pusat perhatian, tetapi, Denis berpikir mungkin lebih baik begini saja. Dengan begini, mungki
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status