All Chapters of Legenda Kitab Surgawi: Chapter 211 - Chapter 220
246 Chapters
Ch. 211 Penjaga Kota Xi An
Saat ini Guan Ping sempat merasa panik ketika En Jio mengatakan sesuatu yang harus mereka tutupi, hal itu bahkan membuat para tetua yang merasa sangat gugup serta tidak berani untuk mengangkat kepala.Melihat hal itu, En Jio bereaksi dengan menaikkan alisnya, seakan meminta jawaban atas pertanyaan yang telah dia lontarkan barusan.“Apa yang terjadi Guan?” tanya En Jio memastikan.“A, aku-” timpal Guan Ping terbata, “Tidak begitu yakin untuk mengatakannya tetapi-“En Jio semakin menaikkan alisnya sebelum kembali berkata, “Cepat katakan Guan atau aku-“Sebelum Guan Ping menjawabnya, para tetua yang lain ikut bereaksi dan berniat untuk membenarkan perkataan Guan Ping, “Maaf Tetua En, sebaiknya masalah ini di bahas nanti saja, kau harus segera istirahat begitu juga Ling!” sahut salah satu tetua.Mendengar hal tersebut, En Jio lalu mengangguk satu kali kemudian melontarkan kalimat sebelum dia memutuskan untuk pergi, “Setelah ini, kalian semua harus datang ketempatku!” ujarnya.Para tetua t
Read more
Ch. 212 Kedatangan Para Tetua
Kedatangan para tetua itu sudah di tunggu oleh En Jio yang sedang berdiri di depan pintu, hingga membuat mereka tidak dapat berkutik lalu memutuskan untuk segera memasuki kediaman tetua mereka itu.Tidak ada kata sambutan dari pria paruh baya itu kepada para tetua, sementara mereka hanya dapat tertunduk tanpa bisa mengangkat kepala sama sekali.Guan Ping bahkan enggan untuk membuka mulut, akan tetapi keadaan itu tidak berlangsun lama ketika En Jio mulai berkata, “Cepat jelaskan apa maksud ini semua Guan Ping!” ucap pria itu.Beberapa tetua semakin menundukkan kepalanya, akan tetapi tidak dengan Guan Ping, dia sadar jika semua kejadian itu adalah kesalahan yang telah dia buat.“Tetua En, aku minta maaf, semua ini atas kesalahan ku!” ujarnya.Mendengar hal tersebut para tetua semakin tidak berani membuka mulut bahkan beberapa di antara mereka sempat berkeringat dingin, ketika mendengar pertanyaan dari tetua mereka itu.Namun sesuatu yang tidak pernah mereka duga kemudian terlontar kelua
Read more
Ch. 213 Menjadi Saudara
Saat ini tabib Hua Tuo sedang berusaha untuk mengendalikan situasi yang sudah terlanjur memanas, akan tetapi usahanya itu tidak berlangsung mulus ketika salah satu penjaga tersebut mencoba untuk memaksanya berbicara.Namun ia tidak ingin menyerah dengan terus meyakinkan para penjaga itu, “Aku tidak mengerti apa maksud kalian?” tanya pria tua itu kepada para penjaga.Mendengar hal tersebut para penjaga tidak tinggal diam, lalu kembali memaksa pria tua itu untuk berbicara jujur, “Jangan berbohong atau kami akan membunuh mu!” ucap salah satu penjaga.Hua Tuo mengangkat alisnya, “Membunuh ku! Apa aku tidak salah mendengarnya?”Tampak para penjaga itu merasa ketir ketika Hua Tuo meyakinkan mereka, “Tabib, kami tidak ingin berurusan dengan mu, cepat serahkan mereka!”Mereka tahu, jika pria tua itu sangat kuat, meski dia adalah seorang tabib ternama di kota tersebut, akan tetapi dari segi kekuatan pria tua itu tidak dapat di anggap remeh.Beberapa orang yang cukup kuat bahkan pernah di kalah
Read more
Ch. 214 Permintaan En Jio
Tong Guan merasa panik ketika salah satu orang mata – mata yang di utus kembali dengan melaporkan informasi terkait kelompok Heng Juesha.Pria itu geram sembari berkata, “Sial, tidak aku sangka tabih Hua Tuo akan melakukan sesuatu untuk melawan ku!” ucap Tong Guan sembari mengepalkan tangannya.Dengan laporan tersebut, Tong Guan lantas menyuruh penjaga untuk kembali ke tempat tabib tersebut dengan tujuan menangkapnya hidup – hidup, “Cepat tangkap tabib Hua Tuo dan bawa ke sini!” perintahnya kepada para penjaga.Para penjaga itu sempat menolak lalu mengatakan jika mereka telah menggeledah tempat itu, tetapi tidak menemukan orang yang di cari, “Tetua, tampaknya mereka sudah melarikan diri!” ujar salah satu penjaga.Dengan jawaba itu, Tong Guan merasa kesal lalu membentak para penjaga tersebut, “Bodoh!” ucapnya, “Aku tidak ingin mendengar hal itu, cepat cari mereka atau kalian akan menerima akibatnya!”Para penjaga itu berkeringat dingin lalu menundukkan kepala sebelum berkata, “Baik, k
Read more
Ch. 215 Kemajuan Pesat Hen Swe
Guan Ping mengangkat alisnya pada saat En Jio melontarkan kalimat barusan, dia tahu jika Ling memang seorang anak yang cukup kuat.Namun untuk mengalahkan dirinya, tentu tidak akan mudah, hal itulah yang membuat ia sangat percaya diri untuk memberikan ujian terhadap pemuda tersebut.“En, kau tahu aku masih sangat banyak urusan-“ ujar Guan Ping lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, “Sebaiknya kita tunda terlebih dahulu..”Mendengar hal tersebut En Jio bereaksi dengan cara tertawa yang membuat Guan Ping kembali menaikkan alisnya lalu berkata, “Apa yang kau tertawakan?” tanya pria itu.En Jio berhenti dari tawanya lalu kembali menatap pria itu satu kali sebelum ia berkata, “Aku tidak mengatakan untuk melakukannya sekarang bukan?” timpalnya, “Setidaknya kita harus memberitahu para tetua terlebih dahulu!”Guan ping terkekeh mendengarnya lalu kembali menggaruk kepalanya beberapa kali sembari menjawab, “Kau benar, aku lupa!” ujarnya.**Pada saat yang sama, Hen Swe dan Ling memutuskan u
Read more
Ch. 216 Kedatangan Lee Nara
Saat ini Hen Swe tampak kelelahan, nafasnya tersengal diikuti dengan kaki yang mulai gemetar dan tanpa dia sadari keringat dingin mulai mengalir dari atas keningnya.Hal itu bisa terjadi bukan karena dirinya merasa takut, akan tetapi karena dirinya sudah mengeluarkan semua kemampuan yang dia miliki, sementara itu ia tidak dapat memberikan perlawanan yang cukup berarti.Sesekali Hen Swe menelan ludahnya yang mulai terasa kering di tenggorakkannya, lalu dia berkata, “Kau sangat kuat, Ling!” ujarnya sembari menatap pemuda itu dari jarak beberapa depa, “Namun aku belum merasa puas.”Dari arah berlawanan, Ling yang mendengar ucapan dari pemuda tersebut hanya memberikan senyuman tipis, sebelum ia membalasanya, “Kau juga kuat, Hen hanya saja-“ timpalnya sembari memasang kuda-kuda, “Kau butuh waktu untuk meningkatkan kekuatan yang kau miliki!”Keduanya tersenyum sebelum mereka kembali bergerak untuk memberikan serangan, di mulai dari Hen Swe yang melesat lebih dulu.Melihat hal itu, Ling juga
Read more
Ch. 217 Perlawanan Dari Kelompok Heng Juesha
Saat ini kelompok Heng Juehsa menjadi waspada ketika rombongan penjaga itu tiba di lokasi yang sama dengan mereka.Tanpa banyak bicara lagi, pria itu kemudian memerintahkan bawahannya untuk segera menangkap kelompok Heng Juesha dan juga tabib Hua Tuo.Melihat situasi yang sudah tidak di kendalikan lagi, mereka bersiap untuk memberikan serangan kepada para penjaga tersebut.“Kau urus saja mereka, biar aku yang menghadapi pria itu!” ujar Hua Tuo memastikan.Heng Juesha dan Yu Lian yang menjadi mata tombak mereka lantas bereaksi dengan cepat lalu menatap kedatangan para penjaga itu dengan sangat dingin.Tidak butuh waktu yang lama, semua pasukan yang berasal dari kota Xi An itu langsung mengepung keberadaan kelompok Heng Juesha.“Jangan takut, mereka bukan tandingan kita, tetapi-““Aku tahu Ketua, hanya saja jumlah mereka terlalu banyak.”“Tangkap mereka..!”Satu teriakkan dari seseorang dari pasukan itu langsung membuat semuanya bereaksi untuk melakukan penangkapan terhadap kelompok te
Read more
Ch. 218 Melarikan Diri
“Kau baik-baik saja?”Hua Tuo mengalihkan pandangan pada salah satu anggota Heng Juesha yang hampir saja terbunuh, akan tetapi pertanyaan yang dia lontarkan barusan tidak mendapat jawaban, melainkan pria itu hanya memberikan reaksi dengan menganggukkan kepala.Melihat hal tersebut, Hua Tuo hanya tersenyum tipis sebelum akhirnya dia mengalihkan pandangan untuk kembali bergerak dan memberikan serangan terhadap pasukan tersebut.Namun baru beberapa langkah ia bergerak, tiba tiba Zihan bergerak dengan cepat lalu memberikan tebasan kearah pria tua itu sembari berucap, “Sebaiknya kau mati saja Kakek tua..!” ucapnya, “Hia.”Wush.Satu detik setelah tebasan pedang itu hampir mengenai dirinya, Hua Tuo bereaksi dengan cepat lalu menangkis tebasan itu menggunakan pedang yang dia miliki.Ting.Mendapati serangan yang baru saja di patahkan oleh pria tua itu, Zihan lantas bergerak dengan cepat lalu memberikan tendangan kearah perut Hua Tuo.Pria tua itu kembali bereaksi dengan cepat lalu menahan te
Read more
Ch. 219 Melarikan Diri Bagian 2
“Tidak akan aku biarkan kau pergi dari sini, Hua Tuo..!” ucapnya, “Hia..”Syaoran melompat lalu menggunakan jurus meringankan tubuh untuk mengejar Hua Tuo yang telah melarikan diri.Sementara itu, Zihan yang sebelumnya menderita luka dalam akibat serangan pria tua tersebut, hanya dapat menahan rasa sakit pada bagian dadanya.Semua pasukan yang telah ia bawa sebelumnya sudah banyak yang telah mati dan meninggalkan setengah dari jumlah keseluruhan pasukan tersebut.Sedangkan bala bantuan yang baru saja tiba, langsun bergegas untuk menolong semua pasukan lain dari anggota mereka yang terluka dan sebagian dari mereka lantas mengikuti pergerakan Syaoran.“Sial, aku terlalu meremehkan pria tua itu!” gumam Zihan sembari menelan ludah.“Kami akan membawa mu pulang, Ketua!” ujar salah satu dari pasukan tersebut kepadanya.Mendengar hal itu, Zihan menolaknya dengan menepis tangan orang yang ingin membantunya itu, seolah tidak terima atas kelalahan yang baru saja dia dapatkan.Para pasukan itu h
Read more
Ch. 220 Melarikan Diri Bagian 3
Saat ini, Guan Ping tampak sangat serius untuk membahas permintaan En Jio beberapa waktu yang lalu, hal itu bahkan di hadiri oleh para tetua yang lain.Setelah mengetahui tujuan mereka berkumpul di tempat tersebut, beberapa tetua sempat menolaknya dengan tegas karena merasa, jika pemuda tersebut masih sangat kecil dan belum cukup layak untuk menjadi seorang tetua.Namun sebagian dari mereka hanya dapat menganggukkan kepala, seakan memberitahu jika mereka menyetujui hal tersebut, “Aku tidak keberatan hanya saja-“ timpal salah tetua, “Dia harus membuktikannya.”Mendengar ucapan dari salah tetua itu, Guan Ping membenarkan hal tersebut dengan mengatakan jika dirinyalah yang akan menguji kemampuan pemuda itu.Setelah mencapai kesepakatan itu, En Jio juga menjelaskan semua yang akan terjadi kedepannya, termasuk kepengurusan desa mereka sementara dia pergi nantinya.Namun para tetua menolak hal itu karena merasa jika dirinya sangat di butuhkan oleh mereka, seolah perkataan yang mereka lonta
Read more
PREV
1
...
202122232425
DMCA.com Protection Status