All Chapters of Penguasa Negeri Jin: Chapter 31 - Chapter 40
571 Chapters
30. Menghadapi Jin
Tiga sosok lelaki muda tampan kini tampak berdiri menatap kearah bangunan berbentuk bulat dengan atap kubah, seperti kuil kuno atau makam. Mereka adalah Bintang si Ksatria Pengembara, Bayu Kencana . Lalu Arya berjuluk Si Busur Dewa.“Tidak salah lagi. Inilah tempatnya” kata Bayu “Kalau begitu, jangan ditunda lagi. Ayo kita masuk” kata Arya cepat. Ketiganya segera melangkah memasuki bangunan berbentuk kuil itu.“Berani sekali kalian para manusia datang ketempat ini!”Bintang, Bayu dan Arya serta merta sama palingkan kepala ke arah datangnya suara tadi. Mereka melihat seorang kakek tak dikenal duduk bersila di atas sebuah sumur. Orang tua berambut, berkumis dan berjanggut putih riap-riapan ini mengenakan pakaian aneh, terbuat dari sejenis daun yang dikeringkan. Dia duduk bersila di atas sebuah batu yang menutupi sumur tersebut. Wajahnya aneh karena kening, hidung dan pipinya sama rata. Di balik keanehan ini terpanca
Read more
31. Cincin Berbatu Hijau
“Orang tua, sekali lagi kami meminta. Harap terangkan siapa dirimu adanya!” Bayu kini yang bicara. “Hai! kalian bertiga. Ketahuilah sejak lahir tidak pernah diriku diberi nama. Orang-orang memanggilku dengan sebutan Jin Tangan Seribu!”“Jin Tangan Seribu!” mengulang Bintang sementara Arya dan Bayu saling berpandangan.“Aku mendapat tugas dari Maharaja Thathamghi Yam Yal…”“Hemm... Kau tadi mengaku sebagai Jin Tangan Seribu. Maharaja Thathamghi Yam Yal... Siapa dia? Temanmu, gurumu, atau pimpinanmu?” Yang bertanya adalah Bayu.“Maharaja Thathamghi Yam Yal adalah raja di raja semua Jin di negeri Jin!” jawab Jin Tangan Seribu.“Maharaja Thathamghi Yam Yal memberimu tugas. Tugas apa…?” tanya Bintang tertarik.Jin Tangan Seribu terlebih dulu pandangi satu persatu tiga orang di depannya. Lalu dia menyeringai dan berucap. “Tugasku me
Read more
32. Melawan Jin - 1
“Cincin apa itu Bintang?” Bertanya Bayu dengan suara setengah berbisik.“Ini pemberian Mustofa,” jawab Bintang.“Jangan-jangan ini tujuan sebenarnya Jin Tangan Seribu ini!” ujar Arya.Jin Tangan Seribu tiba-tiba melayang di udara, melesat ke arah Bintang. Delapan tangan berkelebat. Dua mengarah leher siap mencekik. Dua menjotos ke arah dada dan tangan lainnya menyambar ke tangan Bintang yang terpasang Cincin berbatu hijau!Seumur hidup baru kali ini Bintang melihat serangan begitu hebat dan cepat. Bintang berseru kaget dengan dua kakinya menekuk ke bawah. Di lain kejap tubuhnya membal ke belakang.“Breettt!”Salah satu tangan Jin Tangan Seribu yang tadi hendak mencekik masih sempat merobek leher pakaian Bintang.Masih dalam keadaan bersila dan mengapung di udara Jin Tangan Seribu bergerak melayang memutari Bintang. Sekonyong-konyong tubuh itu membuat gerakan dan tahu-tahu telah melesat k
Read more
33. Melawan Jin - 2
“Panah Kristal!” seru Arya menyebutkan jurus serangannya. Busur Panah Kristal dibentangkan, tak ada panah yang terlihat, tapi tiba-tiba saja sebatang anak panah tercipta dari cahaya keemasan, rupanya inilah kehebatan pusaka Busur Panah Kristal milik Arya yang mampu membuat anak panah dari pancaran hawa tenaga dalamnya. Lesatan anak panah kristal luar biasa cepatnya hingga Jin Tangan Seribu tidak sempat menghindar. Dua tangannya dengan telak dihantam lesatan anak panah kristal. Kedua tangan itu langsung lenyap tak berbekas. “Arggkhh!” Jin Tangan Seribu keluarkan suara tercekik lalu mulutnya menghambur darah. Arya tersenyum melihat serangan Busur Panah Kristalnya bisa mengenai sasaran, walaupun cuma mengenai dua tangan. Namun seringai diwajah Arya menghilang dan berganti menjadi jeritan keras begitu salah satu tangan kiri Jin Tangan Seribu memanjang dan menjotos perutnya. Hal ini menyelamatkan Bintang dari hantaman ka
Read more
34. Melawan Jin - 3
Blegar! Untuk kedua kalinya makhluk ini berteriak marah. Pakaiannya yang terbuat dari daun hancur berantakan hingga bagian belakangnya nyaris bertelanjang. Namun tubuhnya tidak cidera sedikit pun. Dan enam tangannya yang mencekal tubuh Bayu tidak satu pun dilepaskan. Ketika hantaman pukulan Bintang membuatnya terdorong keras ke depan dan jatuh saling tindih dengan Bayu, enam tangan itu tetap mencengkeram. Dengan menyeringai makhluk berwajah seram luar biasa itu menoleh ke arah Bintang yang saat itu telah menjejakkan kakinya di tanah. “Kau boleh menghantamku dengan seribu pukulan! Jangan harap kau bisa menolong sahabatmu ini!” Lalu tanpa perdulikan Bintang lagi Jin Tangan Seribu berpaling pada Bayu. “Tanggal kepalamu!” teriak Jin Tangan Seribu. Tangan yang menjambak membetot ke atas, dua tangan yang di leher mencengkeram ganas. Sesaat lagi kepala Bayu benar-benar akan dibuat tanggal terjadilah hal yang aneh. Jin Tangan Seribu mendadak merasakan rambut, leher d
Read more
35. Melesat Ke Negeri Jin
Bintang melangkah mendekati Bayu dan bicara cepat tapi perlahan. “Dia sudah mengaku kalah dan minta ampun. Kalau dia bisa kita manfaatkan. Kita membutuhkan bantuannya untuk pergi ke negeri Jin.” Bayu melirik ke arah Arya. Arya terlihat mengangguk sebagai tanda setuju dengan ucapan Bintang. Bayu mengusap tangan kanannya ke dada. Roh Rajawali menderu keras. Perlahan-lahan Roh Rajawali melepaskan cengkramannya dari tubuh Jin Tangan Seribu. Lalu sosoknya melayang mundur, terbang melesat ke arah Bayu. Kedua cakarnya yang tajam bergerak masuk ke dalam dada Bayu, menyusul bagian tubuhnya yang lain dan akhirnya seluruh bagian tubuhnya ikut lenyap. Kini yang kelihatan adalah gambaran Rajah Rajawali bermata merah terpampang di dada Bayu. Tak lama kemudian menghilang. Di bawah sosok Jin Tangan Seribu tergeletak dengan muka bergelimang darah. Salah satu bahunya remuk dan beberapa tulang iganya patah. Tulang pahanya sebelah kiri retak. Dari mulutnya terdengar suara menger
Read more
36. Alam Yang Berbeda - 1
Lingkaran cahaya hijau berbentuk tabung besar laksana sambaran kilat menukik ke bawah menghunjam ke bumi. Sejarak seratus tombak dari permukaan tanah daya jatuhnya berubah menjadi perlahan. Akhirnya bagian bawah lingkaran cahaya menyentuh tanah. Bersamaan dengan itu lingkaran warna hijau lenyap. Maka kelihatanlah tiga sosok tegak saling tertegun yakni Bintang, Bayu dan Arya. Untuk beberapa lamanya mereka kelihatan seperti berada dalam sirapan. Tidak bergerak, tidak bersuara. Bintang masih memegang Pedang Pilar Bumi di tangan kanan. Arya masih memegang Cincin berbatu hijau. Sedang Bayu tegak terbungkuk. Sesaat kemudian, seolah terbangun dari tidur ketiga orang itu sama-sama tersadar. “Eh, kita berada dimana saat ini?” Bintang yang pertama sekali membuka mulut lalu memandang berkeliling. Begitu memandang begitu sang pendekar jatuh terduduk dan berseru kaget. Arya berteriak. “Apa yang terjadi denganmu Bintang?! Apa yang terjadi dengan kita?!”
Read more
37. Alam Yang Berbeda - 2
“Tapi kita mau kemana?” ujar Arya. Untuk menjaga segala sesuatunya. Bintang masih terus menggenggam Pedang Pilar Buminya.Baru saja Bintang berkata begitu tiba-tiba ada suara menghentak-hentak keras sekali. Tanah di mana mereka berada bergetar hebat. Untuk kesekian kalinya ketiga orang ini jatuh berpelantingan.“Apa yang terjadi?” desis Arya dengan muka pucat.“Gempa… Pasti gempa!” menyahuti Bayu. Lalu dia berpaling pada Bintang. “Bintang bukankah kau memiliki ilmu kesaktian bernama ‘Mata Dewa’. Kau bisa melihat di mana kita berada. Kau bisa mengetahui apa saja yang ada di sekitar kita!”“Betul! Kita harus segera cari selamat!” kata Arya.Bintang mengangguk lalu kerahkan tenaga dalamnya ke kepala. Sepasang matanya melihat ke arah kejauhan, menembus rerumputan tinggi yang menghalang di sekitarnya. Sementara itu suara hentakan keras tadi semakin dahsyat.
Read more
38. Mahluk Cebol & Raksasa
“Pecah kepalaku!” teriak Arya. Bintang tak bisa berteriak karena salah satu jari tangan raksasa tepat menekan mukanya. Kepalanya serasa remuk. Makhluk raksasa perlahan-lahan duduk kembali di tanah. Tangan kanannya yang menggenggam dibuka. Bintang, Bayu dan Arya bergeletakan di atas telapak tangannya. “Tiga makhluk aneh cebol! Ha ha ha...!” Suara tawa makhluk raksasa membuat ketiga orang yang ada di atas telapak tangan bergulingan. Arya malah sempat jatuh, tapi lekas di sambut kembali oleh makhluk raksasa itu. Untuk beberapa lamanya ketiganya tertelentang di atas telapak tangan, tak bergerak dan telinga masing-masing seolah mau pecah. “Makhluk-makhluk aneh, kalian dari mana datang! Mengapa sosok kalian sekecil ini! Perutku masih lapar...” Tiga orang di atas tangan tergoncang-goncang. “Kalau dia terus bicara hancur telinga kita bertiga!” teriak Bayu. “Kau si cebol yang bicara! Apa yang barusan kau ucapkan?!” Makhluk raksasa bertanya seraya gerak
Read more
39. Mahluk Cebol & Raksasa - 2
“Apa kau bisa mempertemukan kami dengan Jin Tangan Seribu?” tanya Bintang.“Mengapa kalian ingin menemuinya?”“Mungkin dia bisa menolong mengembalikan kami ke alam kami semula...”“Jin Tangan Seribu memang sakti, banyak ilmunya. Tapi untuk mengembalikan kalian ke alam kalian semula dia tidak akan mampu melakukan. Para Dewi dan Dewi sekalipun tidak bisa melakukan!”“Celaka kita bertiga!” seru Arya. Bayu dan Bintang terdiam tak bisa mengeluarkan ucapan barang sepatah pun.“Tunggu dulu,” kata Arya. “Aku teringat pada satu ujar-ujar yang mengatakan begini. Setiap ada jalan masuk tentu ada jalan keluar. Setiap ada pintu masuk pasti ada pintu keluar.”“Ujar-ujar itu hanya berlaku di duniamu, tidak di dunia kami! Ada jalan masuk belum tentu ada jalan keluar. Ada pintu masuk belum pasti ada pintu keluar. Kecuali jika kalian bisa menemukah benda yang dicari Jin
Read more
PREV
123456
...
58
DMCA.com Protection Status