Lahat ng Kabanata ng Kecanduan Ciumanmu: Kabanata 11 - Kabanata 20
75 Kabanata
Kenangan Indah di Sungai Arashiyama
Mereka bertiga naik ke mobil Kenzo yang bertipe sedan dengan merk Richter. Mobil itu produksi perusahaan keluarga Watanabe. Ide mobil itu pun sebagian besar berasal dari buah pikiran Kenzo sendiri. Dia adalah seorang jenius IT."Sepertinya aku akan mengajak kalian berdua makan malam dulu ya ... setelah itu kita akan naik perahu kecil di sungai Arashiyama," ujar Kenzo sembari menyetir dengan hati-hati."Oke, aku ikut saja dengan rencana kalian. Anggap saja aku tidak ada, Kenzo," balas Poseidon sambil bercanda.Poseidon tahu bahwa Kenzo menyukai saudari kembarnya, Midori. Menurutnya, pemuda berkebangsaan Jepang itu baik dan sangat perhatian. Wisata keluarganya di Kyoto tadi pagi hingga siang pun diatur sedemikian rupa oleh Kenzo hingga terasa begitu nyaman. Dia mendukung hubungan Kenzo dan Midori."Posei, apa kau tidak mendapat kenalan gadis Jepang hingga 3 hari kau berlibur di Jepang?" sindir Midori."Tsskk kau gemar sekali mem-bully-ku, Mi. Aku mem
Magbasa pa
Sebelum Status Pacar Sehari Usai
Kenzo meraih tangan Midori lalu mengecupnya sembari menatapnya dengan tatapan tajamnya. "Kau mengatakan 'aku mencintaimu, Kenzo', tapi hatimu ragu ... apa yang harus kulakukan untuk meyakinkanmu, Midori?" ucap Kenzo.Angin malam di sungai Arashiyama berhembus menerbangkan kelopak bunga Sakura yang gugur. Kelopak bunga Sakura merah muda itu mendarat di rambut Midori yang disanggul rapi oleh pelayan penginapan Togutsutei tadi. Kenzo mengambil kelopak bunga Sakura itu dan menaruhnya di telapak tangan Midori.Gadis itu menatap kelopak bunga Sakura itu lalu menatap wajah Kenzo dengan tersipu malu. "Tempatmu seharusnya berada adalah di negeriku, Midori. Entah apa alasan orang tuamu menamaimu dengan nama gadis Jepang ... tapi mungkin itu pertanda takdir yang mempertemukan kita di Kyoto. Seorang Midori dengan seorang Kenzo. Kita lihat saja nanti apakah ketika kamu kembali ke Perth, hubungan kita akan berakhir dan sirna atau akan bertahan dan bersemi seperti bunga
Magbasa pa
Goodbye Kyoto, Welcome Tokyo
Dari balik pintu kamar Midori yang menghadap ke koridor penginapan, Leeray memperhatikan kebersamaan Midori dan Kenzo. Kedua anak muda itu memang berciuman, tetapi mereka tidak berbuat yang lebih dari itu. Selepas tengah malam, mereka berpisah. Kenzo kembali ke kamarnya sendiri."Hubby?" panggil Deasy di ujung lorong kamar Midori.Leeray agak terkejut karena terpergok istrinya sedang memata-matai puteri mereka. Dia pun menutup rapat kamar Midori sebelum gadis itu menyadari keberadaannya. Kemudian menghampiri Deasy.Dia merangkul bahu Deasy sembari berjalan kembali ke kamar mereka di sisi timur penginapan. "Bagaimana kau tahu kalau aku ada di sini, Sayang?" tanya Leeray."Kau mencurigakan ...," balas Deasy terkikik."Aku hanya ingin memastikan Kenzo tidak macam-macam pada Midori. Besok kita pindah ke Tokyo, kan?" ujar Leeray membela dirinya.Mereka berdua pun masuk ke kamar lalu berbaring bersisian di atas kasur tebal di lantai."Hold
Magbasa pa
Wisata di Tokyo
Leeray menatap sepasang muda-mudi yang tengah asik berciuman di lobi hotel tanpa menghiraukan orang-orang di sekitarnya. Dia mendekati mereka berdua dan berdehem.Akhirnya, ciuman itu berakhir dan puteri kesayangannya itu menoleh kepadanya dengan bibir bengkak dan merah karena dilumat oleh bibir Kenzo. Leeray sebenarnya ingin marah, tetapi dia ingat dulupun dia seperti mereka berdua ketika berpacaran dengan Deasy, istrinya, malahan mungkin lebih parah seingatnya."Paman Leeray, jangan marahi Midori, aku yang salah karena memintanya menciumku," bela Kenzo sembari berdiri di depan tubuh Midori, dia siap seandainya papi Midori akan memukulnya sekalipun.Midori yang melihat Kenzo membelanya pun sedikit merasa tersentuh. Pemuda itu sepertinya memiliki prinsip berani berbuat berani bertanggungjawab. Dia suka tipe lelaki yang seperti itu."Bukankah kau harus bekerja, Kenzo? Berangkatlah sekarang sebelum kau terlambat," ujar Leeray mengusir Kenzo dengan halus.
Magbasa pa
Tokyo Love Story
Pukul 18.30, Kenzo menjemput keluarga Midori di lobi hotel Imperial Tokyo. Dia mengenakan baju santai kali ini, kaos tshirt putih dan celana jeans biru muda dengan jaket hitam tebal. Malam ini dia akan mengajak keluarga Midori ke dua tempat yaitu Tokyo Skytree dan Kabukiza di Ginza.Sepertinya menonton teater Kabuki dulu saja, pikir Kenzo mengatur agenda jalan-jalan malam ini di otaknya."Hey! Melamun sendiri, Kenzo?" sapa Midori yang duduk di sampingnya.Gadis itu tampil santai juga, tapi apa pun yang dipakai Midori selalu kelihatan cantik dan tidak berlebihan. Malam ini Midori mengenakan dress selutut dari bahan jeans dengan dalaman kaos warna putih polos."Nggak melamun, hanya berpikir rencana jalan-jalan malam ini. Wow, kau harum sekali Midori. Aku suka dengan aroma tubuhmu, boleh kucium?" balas Kenzo mendekatkan dirinya ke Midori. Dia menghirup aroma tubuh Midori lalu mendaratkan kecupannya di ceruk leher Midori sekali.Kecupan Kenzo membuat t
Magbasa pa
Sayonara, Midori!
Saat Midori dan Kenzo berciuman begitu lama seolah tak ingin berpisah. Ponsel Midori berbunyi. Dia pun mengangkat panggilan itu."Halo. Iya, Pi. Midori turun sekarang," jawabnya. Itu adalah telepon dari papinya yang mengajak Midori untuk pulang."Ayo kita turun sekarang, Midori," ucap Kenzo mengulurkan tangannya pada Midori.Gadis itu melingkarkan lengannya pada lengan Kenzo. Mereka berdua pun berjalan turun mengitari lorong tower itu. Setelah turun 5 lantai, Kenzo mengajak Midori turun dengan lift agar gadis itu tidak kelelahan."Apa kakimu lelah, Midori?" tanya Kenzo menatap Midori di sampingnya dalam lift."Sedikit." Midori tersenyum pada Kenzo.Kenzo pun jongkok di hadapan Midori. "Naiklah ke punggungku, Midori," ucapnya."Tapi ... nanti kau keberatan, Kenzo," ujar Midori."Tidak akan. Naiklah!" jawab Kenzo yakin.Midori pun naik ke punggung Kenzo lalu melingkarkan tangannya ke leher pemuda itu sementara lift terus t
Magbasa pa
Kejutan Dari Kenzo
Dari parkiran bandara Haneda, Kenzo melihat pesawat yang membawa pujaan hatinya itu lepas landas ke angkasa. Perasaannya menjadi sedikit melankolis karena kepulangan Midori ke Perth.Sejenak dia berpikir, alasan apa yang dapat dia gunakan untuk sementara pindah ke Perth. Tidak mungkin bila dia harus pulang pergi Tokyo-Perth-Tokyo berulang kali dalam waktu yang relatif singkat, pekerjaannya bisa berantakan. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, dia melihat id caller. Ternyata ayahnya yang menelepon. Dia pun segera menerima panggilan itu."Halo. Ya, Ayah. Ada apa?" jawab Kenzo."Halo. Kau sudah melepaskan gadis asing itu 'kan Kenzo? Tuan Masumi Tokugawa menghubungi Ayah, katanya kau bermain-main dengan gadis berkebangsaan Australia," ujar ayah Kenzo dengan suara datar.Kenzo memejamkan matanya, mendadak merasa pening. Begitu cepat berita itu menyebar, batinnya."Ohh itu puteri pelanggan besar perusahaan kita, Ayah. Namanya Midori, dia puteri dar
Magbasa pa
Ayumi yang Cantik dan Kejam
Di ruang makan keluarga Tokugawa pagi itu, Tuan Masumi Tokugawa menatap puterinya dengan tajam. Orang-orang yang dia tempatkan untuk mengawasi calon menantunya, Kenzo Watanabe mengirimkan berita yang tidak mengenakkan.Pemuda itu rupanya menaruh hati pada seorang gadis berkebangsaan Australia. Foto-foto kemesraan Kenzo dengan gadis itu sudah berada di tangan Masumi Tokugawa. Dia pun murka.Perjodohan puteri bungsunya dengan putera tunggal generasi ketujuh klan Watanabe sangat berharga. Pemuda bernama Kenzo itu lulusan terbaik MIT di periodenya. Bisnis mobil listrik dan robot adalah bisnis masa depan, klan Watanabe sangat beruntung memiliki pewaris yang sedemikian cemerlang otaknya."Ayumi, apa kau tidak becus mengurusi tunanganmu itu?!" seru Tuan Masumi dengan nada keras pada puterinya.Ibu Ayumi memejamkan matanya karena terkejut dan tak kuasa menghadapi amarah suaminya. Dia tidak berani membela puterinya di hadapan suaminya.Suasana di meja makan
Magbasa pa
Kedatangan Jacob dari Indonesia
Sore itu kediaman keluarga Indrajaya di pinggrian selatan kota Perth kedatangan tamu dari jauh. Kebetulan Midori yang membukakan pintu teras untuk ketiga tamunya itu."Uncle James!" seru Midori lalu menghambur ke pelukan paman ketiganya yang tampan itu. "Midori! Kau sangat cantik sekarang, Nona Kecil!" puji James sembari tertawa berderai memutar-mutar gadis itu di pelukannya."Jake, kau juga ganteng amat, Boy!" puji Midori sembari memeluk Jacob lalu meninju lengan kekar sepupunya itu.Terakhir Midori juga memeluk bibinya, kakak dari maminya, Tante Laura. "Tante, awet muda banget deh, masih cantik banget seperti biasanya," puji Midori menatap tantenya itu."Aahh kamu bisa saja, Midori. Mami papi mana nih?" balas Laura sambil merangkul Midori masuk ke dalam rumah."Miiii ... ada tamu!" panggil Midori ke maminya yang ada di ruang kerja.Deasy pun meninggalkan pekerjaan desainnya di meja lalu keluar dari ruang kerja. Dia menghambur
Magbasa pa
Leon yang Playboy
Mami papi Leon mengantar putera mereka itu ke Bandara Soekarno Hatta. Dia akan kembali bersekolah di Perth. Ini adalah tahun ketiganya di University of Western Australia jurusan Bisnis Internasional. Kelak dia yang harus melanjutkan perusahaan papinya yang di Jakarta, Indrajaya Realty.Elena Valerie Liem memeluk putera tunggalnya, Vladimir Leon Indrajaya dengan erat sembari menitikkan air mata. Dia hanya bertemu Leon 4 kali dalam setahun. Sejak kelas 4 SD, Leon tinggal di Perth bersama abang tirinya, Leeray. Mereka berbeda usia 36 tahun.Masa kecil Leon sangat berat, dia selalu mengalami bullying di sekolahnya karena maminya yang menikah dengan papinya ketika papinya itu berusia 58 tahun, sementara maminya kala itu berusia 27 tahun. Hal itu menjadi gosip tak sedap di antara nyonya-nyonya sosialita kelas atas. Mereka menganggap Elena sebagai gold digger, wanita pengejar harta, dan beberapa mengatakan dia wanita simpanan Leonard Indrajaya karena tadinya Elen
Magbasa pa
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status