Dari parkiran bandara Haneda, Kenzo melihat pesawat yang membawa pujaan hatinya itu lepas landas ke angkasa. Perasaannya menjadi sedikit melankolis karena kepulangan Midori ke Perth.
Sejenak dia berpikir, alasan apa yang dapat dia gunakan untuk sementara pindah ke Perth. Tidak mungkin bila dia harus pulang pergi Tokyo-Perth-Tokyo berulang kali dalam waktu yang relatif singkat, pekerjaannya bisa berantakan.
Tiba-tiba ponselnya berbunyi, dia melihat id caller. Ternyata ayahnya yang menelepon. Dia pun segera menerima panggilan itu.
"Halo. Ya, Ayah. Ada apa?" jawab Kenzo.
"Halo. Kau sudah melepaskan gadis asing itu 'kan Kenzo? Tuan Masumi Tokugawa menghubungi Ayah, katanya kau bermain-main dengan gadis berkebangsaan Australia," ujar ayah Kenzo dengan suara datar.
Kenzo memejamkan matanya, mendadak merasa pening. Begitu cepat berita itu menyebar, batinnya.
"Ohh itu puteri pelanggan besar perusahaan kita, Ayah. Namanya Midori, dia puteri dar
Di ruang makan keluarga Tokugawa pagi itu, Tuan Masumi Tokugawa menatap puterinya dengan tajam. Orang-orang yang dia tempatkan untuk mengawasi calon menantunya, Kenzo Watanabe mengirimkan berita yang tidak mengenakkan.Pemuda itu rupanya menaruh hati pada seorang gadis berkebangsaan Australia. Foto-foto kemesraan Kenzo dengan gadis itu sudah berada di tangan Masumi Tokugawa. Dia pun murka.Perjodohan puteri bungsunya dengan putera tunggal generasi ketujuh klan Watanabe sangat berharga. Pemuda bernama Kenzo itu lulusan terbaik MIT di periodenya. Bisnis mobil listrik dan robot adalah bisnis masa depan, klan Watanabe sangat beruntung memiliki pewaris yang sedemikian cemerlang otaknya."Ayumi, apa kau tidak becus mengurusi tunanganmu itu?!" seru Tuan Masumi dengan nada keras pada puterinya.Ibu Ayumi memejamkan matanya karena terkejut dan tak kuasa menghadapi amarah suaminya. Dia tidak berani membela puterinya di hadapan suaminya.Suasana di meja makan
Sore itu kediaman keluarga Indrajaya di pinggrian selatan kota Perth kedatangan tamu dari jauh. Kebetulan Midori yang membukakan pintu teras untuk ketiga tamunya itu."Uncle James!" seru Midori lalu menghambur ke pelukan paman ketiganya yang tampan itu."Midori! Kau sangat cantik sekarang, Nona Kecil!" puji James sembari tertawa berderai memutar-mutar gadis itu di pelukannya."Jake, kau juga ganteng amat, Boy!" puji Midori sembari memeluk Jacob lalu meninju lengan kekar sepupunya itu.Terakhir Midori juga memeluk bibinya, kakak dari maminya, Tante Laura. "Tante, awet muda banget deh, masih cantik banget seperti biasanya," puji Midori menatap tantenya itu."Aahh kamu bisa saja, Midori. Mami papi mana nih?" balas Laura sambil merangkul Midori masuk ke dalam rumah."Miiii ... ada tamu!" panggil Midori ke maminya yang ada di ruang kerja.Deasy pun meninggalkan pekerjaan desainnya di meja lalu keluar dari ruang kerja. Dia menghambur
Mami papi Leon mengantar putera mereka itu ke Bandara Soekarno Hatta. Dia akan kembali bersekolah di Perth. Ini adalah tahun ketiganya di University of Western Australia jurusan Bisnis Internasional. Kelak dia yang harus melanjutkan perusahaan papinya yang di Jakarta, Indrajaya Realty.Elena Valerie Liem memeluk putera tunggalnya, Vladimir Leon Indrajaya dengan erat sembari menitikkan air mata. Dia hanya bertemu Leon 4 kali dalam setahun. Sejak kelas 4 SD, Leon tinggal di Perth bersama abang tirinya, Leeray. Mereka berbeda usia 36 tahun.Masa kecil Leon sangat berat, dia selalu mengalami bullying di sekolahnya karena maminya yang menikah dengan papinya ketika papinya itu berusia 58 tahun, sementara maminya kala itu berusia 27 tahun.Hal itu menjadi gosip tak sedap di antara nyonya-nyonya sosialita kelas atas. Mereka menganggap Elena sebagai gold digger, wanita pengejar harta, dan beberapa mengatakan dia wanita simpanan Leonard Indrajaya karena tadinya Elen
Di dalam kamarnya, Kenzo mengecek GPS yang dia pasang di arloji emas yang dia kirimkan bersama robot Hello Kitty untuk Midori ke Perth. Tampaknya Midori belum memakainya karena posisinya tidak bergerak sama sekali.Dia pun menelepon Midori dengan ponselnya. Lama sekali panggilan itu baru diterima.Kenzo: "Halo, Midori. Ini Kenzo."Midori: "Halo ... ohh Kenzo, ada apa?"Terdengar suara sorak-sorai menggoda di belakang Midori. Seperti suara Poseidon dan seorang pemuda lagi, mungkin saudara Midori lainnya."Kalian jangan ribut! Aku kembali ke kamar saja," amuk Midori dalam bahasa Indonesia. Kenzo tidak mengerti artinya karena mereka selalu berbicara dalam bahasa Inggris.Kenzo: "Apa aku mengganggu waktumu, Midori?"Midori: "Oohh ... tidak, Kenzo. Itu Posei dan Jacob berisik sekali. Aku kembali ke kamarku sekarang. Kenapa meneleponku, Ken?"Kenzo: "Merindukanmu tentunya, Midori Sayang. Oya, apa kamu menemukan kotak arloji yan
Di bandara Perth, Leeray menunggu Leon, adik bungsunya, anak Elena, istri kedua papinya. Anak laki-laki keempat papinya itu paling bandel di antara mereka berempat. Sering berkelahi sejak kecil dan suka berganti-ganti pacar. Leon memang playboy.Leeray sudah sering sekali menasihati Leon tentang mengubah kebiasaan buruknya itu. Namun, seperti biasa ... masuk telinga kanan lalu segera keluar telinga kiri. Biasanya, kalau mereka sudah bertengkar, Deasy yang akan menjadi penengah. Leon memang lebih cocok dengan Deasy, istri Leeray, karena mereka sama-sama bandel.Leon seusia dengan Midori dan Poseidon yang berusia 18 tahun. Hanya saja status mereka di pohon keluarga adalah paman dan keponakan.Pemuda itu keluar dari gerbang kedatangan penumpang pesawat mengenakan kaca mata hitam. Banyak yang mengatakan wajah Leon yang rupawan itu mirip artis Korea, Ji Chang Wok. Mungkin memang begitu karena tampang Leon begitu diminati oleh wanita-wanita Australia. Mereka tampaknya
Kenzo mendapat kabar dari bagian pengiriman barang. Mobil pesanan papi Midori sudah sampai di pelabuhan Fremantle yang terletak di muara Swan River. Kenzo pun baru saja mendarat di bandara Perth sendirian.Sepertinya pilihan terbaik adalah menghubungi Paman Leeray terlebih dahulu untuk menyelesaikan transaksi mereka. Semakin dia menunda bongkar muatan akan semakin memperbesar cost transportasi pengiriman barang.Dia pun mengirimkan pesan melalui WA.[Selamat siang, Paman Leeray. Saya Kenzo Watanabe. Kiriman mobil pesanan Paman sudah sampai di pelabuhan Fremantle, apakah bisa saya proses bongkar muatannya lalu akan dikirim ke alamat mana ya, Paman?"]Leeray yang sedang berada di kantornya pun segera membalas pesan Kenzo. 'Berarti pemuda itu mengawal sendiri barang pesanannya?' pikir Leeray sedikit terkejut.["Selamat siang, Kenzo. Apa kamu berada di Perth? Kirim saja mobilnya ke The Pyramide Superblock. Hubungi lagi aku bila sudah sampai
"Ehmm ... ehmm ..." Suara Leon berdehem mendekati Midori dan Kenzo yang sedang berpelukan di tepi kolam ikan Koi.'Oohh sial! Aku terpergok oleh Leon,' batin Midori seraya mengerang dalam hatinya. Paman keempatnya itu luar biasa rese, dia yakin akan menjadi korban bully-an Leon sepanjang hari ini.Midori melepaskan dirinya dari pelukan hangat Kenzo sekalipun dia enggan. Dia pun memperkenalkan Leon pada Kenzo."Ken, ini paman keempatku, namanya Leon. Dan ini Kenzo Watanabe dari Jepang, Leon," ucap Midori menatap kedua pemuda itu bergantian kemudian keduanya berjabat tangan dan menyebut nama."Ken, tolong jaga Midori bila kalian memang berpacaran," pesan Leon dalam bahasa Jepang, dia fasih menggunakan 5 bahasa seperti maminya.Tentu saja Kenzo agak terkejut ketika mengetahui Leon bisa berbahasa Jepang dengan begitu baik seperti orang asli Jepang.Midori pun teringat paman keempatnya yang jenius itu memang bisa 5 bahasa termasuk bahasa Jepang.
Seusai makan malam bersama keluarga Midori, Kenzo mengajak Midori berjalan-jalan mengitari taman di rumah Midori. Mansion house itu memang sangat luas ukurannya.Malam di pinggiran kota Perth memang cukup indah, mereka berdua dapat melihat langit bertabur bintang dengan jelas. Bulan purnama menggantung indah di langit yang laksana beledru hitam berhias kristal-kristal putih berkerlap-kerlip.Tangan Kenzo menggenggam tangan Midori yang berukuran lebih kecil dengan jemari yang lentik. Mungkin perasaan di dalam hati Kenzo bercampur antara bahagia dan damai ketika bisa berada di samping Midori-nya yang cantik dan berjalan-jalan di tengah heningnya malam."Apa kau mau menemaniku mengunjungi sahabatku Liam Bradshaw besok pagi, Midori?" tanya Kenzo iseng karena dia berpikir mungkin Midori akan menolak.Midori menoleh ke arah Kenzo lalu menjawab, "Oke, kenapa tidak? Apa Liam ini orang Australia yang sekolah bersamamu di MI""Ya, tebakanmu benar, Midori. He