Aphrodite Midori Indrajaya, saudari kembar dari Poseidon Arnold Indrajaya. Anak kembar dari pasangan Leeray Amadeus Indrajaya dan Deasy Marilyn Carson. Keluarga konglomerat Indonesia yang pindah kewarganegaraan menjadi warga negara Australia dan menetap di Perth. Dia cantik, anggun, dan tak tersentuh ... Eeeiittss 'tak tersentuh'? ... sepertinya authornya salah deh! Itu sebelum Midori, si Aphrodite kecil, puteri Papi Leeray dan Mami Deasy ini bertemu Kenzo Watanabe. Kenzo Watanabe adalah putera tunggal tycoon kendaraan listrik generasi terbaru buatan Jepang. Semacam Tesla versi Jepang. Mereka bertemu tidak sengaja di sebuah onsen di Kyoto saat Midori liburan bersama keluarganya. Ketika dia kembali ke Perth, Kenzo mengejarnya ke sana karena hati pemuda itu telah tertawan oleh pesona gadis bermata biru itu. Kenzo bucin banget pada Midori, dia kecanduan ciuman gadis itu dan berniat untuk menjadikannya sebagai istrinya. Padahal, ayahnya sudah menjodohkan dengan puteri dari keluarga bangsawan keturunan Jepang asli. Bagaimana kisah cinta Kenzo dan Midori yang terhalang tradisi ini? Akankah mereka bersatu?
View More"Midori, kamu tidak takut 'kan tidur sendirian? Kamu dan Posei soalnya sudah besar, jadi tidak boleh tidur berdua lagi," ujar Deasy pada puteri cantiknya yang sudah beranjak dewasa.
Tahun ini Midori dan saudara kembarnya Poseidon berusia 18 tahun menuju 19 tahun. Deasy melahirkan kembar fraternal seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Keduanya bermata biru dan berambut cokelat seperti dirinya. Genetik keluarga Carson memang sangat kuat, moyang Deasy berasal asli dari Australia, berambut cokelat kemerahan dan bermata biru.
Deasy menikah dengan Leeray, orang Indonesia berdarah Tionghoa yang berasal dari klan Indrajaya, konglomerat di bidang properti yang berpusat di Jakarta.
Asal-usul nama kedua anak kembar itu sebenarnya karena kegemaran orang tuanya yang saling memuja satu sama lain. Leeray menganggap Deasy sebagai Aphrodite-nya sementara Deasy menganggap Leeray sebagai Poseidon-nya. Jadilah kedua anak kembar itu mendapat kedua nama dewa-dewi Yunani itu.
"Tenanglah, Mam. Midori sudah gede, mana mungkin takut tidur sendiri. Lagipula Posei nyebelin, dia kalau bobo suka mengigau ... berisik banget!" ujar Midori sambil memakai yukata warna hijau muda bergambar bunga sakura yang cantik.
"Cantiknya anak mami," puji Deasy ketika melihat anak gadisnya mengenakan yukata.
Midori mencepol rambut panjang bergelombangnya yang berwarna coklat kemerahan itu dengan sekenanya. Mereka sekeluarga akan berendam siang menjelang sore ini di onsen, pemandian air panas yang ada di hotel tempat mereka bermalam.
"Anak siapa dulu dong ...," sahut Midori sembari meringis ke cermin menatap maminya dari bayangan cermin.
Deasy pun merangkul puterinya yang cantik itu dan mengamati wajahnya dan juga puterinya di cermin. Begitu mirip, batinnya. Poseidon juga mirip dengannya. Sepertinya genetiknya telah menganiaya genetik suaminya dan mendominasi dalam tampilan fisik kedua anak mereka.
Ngomong-ngomong mengenai menganiaya, sejak berpacaran dengan Leeray memang Deasy selalu bandel dan membuat suaminya itu kerepotan. Untungnya suaminya penyabar dan memang usia mereka terpaut 15 tahun, jadi suaminya benar-benar 'ngemong' pada dirinya.
"Yuk kita berangkat sekarang ke onsen, Mam," ajak Midori sambil membawa handuk dan sling bag-nya yang berisi ponsel, dompet, dan earphone bluetooth.
Mereka berdua berpapasan dengan Papi Leeray dan Poseidon yang juga mengenakan yukata.
"Hey, Posei, kau tidur di kamar nomor berapa?" tanya Midori seraya merangkul saudara kembarnya itu.
"Di kamar nomor 5, samping kamar papi mami. Kamarmu terpisah sendiri, Mi. Beneran nggak mau tukeran kamar? Kan serem tuh sendirian bobo malem, siapa tahu ada hantu Sadako lewat. Hiiiiyyy ...," jawab Poseidon sembari menakut-nakuti Midori.
Midori pun menjewer telinga kembarannya itu. "Bandel ya, malah nakut-nakutin aku!" seru Midori gemas.
Poseidon pun mencebik sambil mengusap-usap telinganya yang pedih karena dijewer oleh Midori. "Aahh selera humormu payah, Mi!" tukasnya.
"Habisnya kamu yang mulai duluan!" balas Midori tidak mau kalah.
Leeray pun merangkul kedua anaknya sembari berjalan di antara Midori dan Poseidon. "Udah jangan kelahi melulu kayak Tom and Jery aja kalian. Libur dong kelahinya ...," ucap Leeray.
"Hubby, kenapa aku ditinggalin sendiri!" protes Deasy di belakang mereka bertiga.
"Uups ada yang ngambek, Kidds. Papi nemenin mami kalian ya, seram kalau ngambek soalnya. Kalian berhenti kelahi, oke?" ujar Leeray kemudian merangkul bahu Deasy sembari melepas senyum manisnya pada istri kecilnya itu.
Wajah Deasy pun merona, efek senyuman suaminya itu masih sama selama belasan tahun tidak berubah, membuat jantungnya aritmia. 'Poseidon-nya' itu sangat tampan mirip artis Korea, Song Seung Heon.
Onsen di penginapan Togetsutei, tempat mereka bermalam cukup ramai. Biasanya onsen pukul 12.00-15.00 memang dibuka untuk umum.
Tempat berendam pria dan wanita terpisah, jadi mereka berempat terpisah menjadi 2 rombongan.
***
Dari seberang onsen, Kenzo Watanabe berendam sembari mengamati seorang gadis berkebangsaan asing yang sedang berendam bersama ibunya sepertinya karena wajah mereka mirip hanya saja berbeda usia.
Uap air panas onsen itu membuat pipi gadis itu merona seperti bunga cherry, membuat wajah gadis itu tampak begitu manis. Kenzo tak bosan-bosan memandanginya dari kejauhan. Sesekali senyum manis dan tawa ceria terlepas dari bibir si gadis ketika berbincang dengan ibunya.
"Hey, Kenzo! Melamun sendirian di sini ...," tegur Shinichi Honda, sahabat kentalnya yang datang bersamanya ke Kyoto untuk berlibur.
"Hey, Shin ..., yang lain dimana?" balas Kenzo sembari masih mencuri-curi pandang ke arah gadis bule itu.
Shinichi mengikuti kemana arah mata sobatnya itu memandang. Dia pun tersenyum paham, sepertinya sobatnya itu naksir gadis berambut cokelat kemerahan di seberang kolam pemandian air panas itu.
"Jadi si rambut cokelat itu yang membuatmu bengong seperti kesambet setan, Ken?" canda Shinichi.
Kenzo pun tersadar bahwa dirinya terpergok oleh Shinichi sedang mengamati gadis bule itu. "Eehh oohh ... itu ... ahh sudahlah," ucap Kenzo terbata-bata dan bingung mau menghindar.
"Bukannya kamu sudah dijodohkan dengan Ayumi Tokugawa sih, Ken?" tanya Shinichi mengingatkan sobatnya itu.
Kenzo pun murung mendengar perkataan sobatnya itu. Dia tidak memiliki ketertarikan maupun perasaan khusus pada Ayumi. Itu murni perjodohan yang diatur oleh orang tua mereka.
"Hmmm maafkan aku, Bro. Sepertinya aku membuat perasaanmu mendadak mendung," ucap Shinichi merasa bersalah, dia bersandar di tepi kolam bersebelahan dengan Kenzo. Dia pun memandang ke langit sore yang cerah berhiaskan awan putih yang seperti gumpalan cotton candy.
Kenzo mendesah lelah sembari berkata, "Kau tidak salah, Shin. Namun, ada kalanya aku merasa terkutuk dilahirkan di tengah keluarga bangsawan yang kolot. Itu sangat melukai harga diriku, kau tahu? Perjodohan yang tidak masuk akal, apakah cinta tidak ada artinya bagi para tetua adat?"
"Jangan tanyakan itu padaku, Ken. Kau tahu sendiri, aku pun mengalami hal yang sama denganmu. Hanya saja, kita berbeda ... aku menumbuhkan perasaan cintaku pada gadis yang dijodohkan denganku. Dia gadis yang cantik dan cerdas, juga baik hati ... aku menyukai Hikari," tutur Shinichi sembari memainkan air hangat di sekitar tubuhnya berendam.
"Ohh sebentar, Shin. Kurasa aku akan mencoba berkenalan dengan gadis itu ...," ucap Kenzo sembari keluar dari kolam air panas itu lalu segera mengenakan yukata.
Gadis itu sedang berjalan masuk kembali ke penginapan. Kenzo bergegas mengejarnya dan tiba-tiba gadis itu tergelincir di lantai penginapan yang basah karena air kolam.
"AAAARRGGHHHH!" teriak gadis itu ketika akan mencium lantai.
Namun, Kenzo segera menarik tubuh gadis itu ke arahnya dan membuat mereka berdua terkapar di lantai dengan posisi tubuh gadis itu menimpanya.
Kepala Kenzo terbentur lantai dan dia merasa agak berkunang-kunang. Tetapi, dia senang karena berhasil mencuri sebuah ciuman dari bibir gadis cantik itu.
'Oohh rasanya seperti apel dan strawberry,' batin Kenzo. 'Kenapa enak sekali, hangat dan kenyal? Ya Tuhan, rasanya begitu memabukkan!' seru Kenzo dalam hatinya sembari melumat bibir itu dan tidak ingin melepaskannya.
Sementara Midori merasa begitu syok akibat tergelincir di lantai yang licin tadi ditambah menimpa tubuh laki-laki asing yang tidak dia kenal. Dan ... laki-laki itu begitu kurang ajar melumat bibirnya tanpa ampun. Astaga! Who's the hell this guy?! maki Midori dalam hatinya.
Midori pun menarik-narik bibirnya dari pagutan laki-laki itu yang seperti vacum cleaner. Ohh gosh! Menyebalkan sekali!
Akhirnya laki-laki yang sepertinya berkebangsaan Jepang itu pun melepaskan bibirnya yang sudah kebas dan bengkak akibat perbuatan laki-laki gila itu. Midori menata napasnya yang kacau balau.
"Hello, Sir! How dare you rape my lips such like that?!" amuk Midori sembari bangkit berdiri dari atas tubuh laki-laki itu. Dia bersedekap merajuk.
Kenzo yang mengerti bahasa Inggris pun merasa wajahnya panas merona karena malu. Sepertinya dia telah memberikan kesan pertama yang begitu buruk pada gadis cantik itu. Namun, bibir itu sungguh membuatnya kecanduan akan ciuman. Dia bahkan merasa kurang dan ingin lagi.
"Oohh I'm so sorry, Miss. I think I have gone too far," ucap Kenzo dengan nada bersalah. Dia pun mengulurkan tangan kanannya. "My name is Kenzo Watanabe, may I know your name?"
Midori menjabat tangan Kenzo seraya menjawab, "I am Midori, Aphrodite Midori Indrajaya. And I better go now, Sir ..."
Gadis itu segera melangkah ke arah kamarnya meninggalkan Kenzo yang tampaknya masih syok dan terbengong-bengong di koridor penginapan itu menatap Midori.
"WAIT!"
Gadis itu pun membalikkan badannya menatap Kenzo dengan bingung. 'Apa lagi maunya?' pikir Midori dengan kesal.
Pada pertengahan musim dingin di Jepang, Midori melahirkan putera pertamanya untuk Kenzo. Bayi kemerah-merahan yang lahir melalui jalur normal tanpa harus menjalani operasi Cesar itu menangis kencang saat menghirup napas pertamanya di dunia.Kenzo memberinya nama Kenshin yang artinya kebenaran yang sederhana atau bisa diartikan sebagai kejujuran. Makna lainnya juga menyiratkan sebuah pengorbanan. Ada banyak kisah penuh pengorbanan yang melatar belakangi kehadiran bayi kecil itu sehingga sesuai dengan namanya.Seluruh keluarga besar Watanabe menyambut kehadiran generasi penerus mereka yang berharga dengan penuh kebahagiaan. Sebuah pesta besar digelar di kediaman Watanabe yang ada di Tokyo. Kakek Akehito mengundang sesama tetua kenalannya dari berbagai klan untuk memperkenalkan Kenshin Watanabe.Bayi laki-laki itu memang berambut hitam lebat seperti ayahnya, tetapi ketika matanya terbuka sepasang mata biru terang yang identik dengan genetik ibunya nampak jelas menunjukkan jati dirinya.
Acara resepsi pernikahan yang hanya mengundang kolega dekat, sanak saudara kedua mempelai, serta teman-teman dekat Kenzo itu berakhir sekitar pukul 17.00 waktu Jepang. Mereka berdua dilepas di halaman depan rumah keluarga Kenzo oleh semua tamu dengan mobil pengantin sedan Genoz warna hitam berhias bunga-bunga segar nan cantik itu.Tangan Kenzo melambai keluar kaca jendela mobil yang melaju menjauh menuju ke Hotel Imperial Tokyo. Dia sengaja memesan kamar pengantin di sana agar besok paginya dapat menemui keluarga besar Indrajaya saat sarapan dengan layak. Kenzo memang belum mengenal banyak saudara serta kerabat dekat istrinya dengan baik."Selamat untuk pernikahan Anda, Tuan Muda Kenzo dan Nona Midori!" ucap Yamaguchi yang menyetir mobil pengantin."Terima kasih, Yamaguchi!" jawab Kenzo dan Midori kompak lalu mereka tertawa bersama.Kenzo dan Midori berdebar-debar sepanjang perjalanan mobil menuju ke hotel. Keduanya masih sangat hijau dalam melakukan hubungan suami istri. Pacaran mere
Setelah lewat 2 minggu semenjak Kenzo dirawat di rumah, pemuda itu sudah mulai pulih kondisinya. Kesibukan persiapan pernikahannya jelang hari H membuatnya berdebar-debar teringat tak lama lagi dia akan menjadi seorang suami dan mungkin juga ayah."Midori, besok masa tenang sebelum pernikahan. Jadi hari ini adalah saat terakhir kita bisa bertemu sebelum kamu dipingit," ujar Kenzo sembari menggandeng tangan Midori menyusuri jembatan kayu panjang di pesisir Teluk Tokyo.Langit senja saat dilihat dari tepi pantai memang luar biasa indah. Angin dari arah laut menerbangkan rambut panjang Midori yang tergerai. Kenzo berhenti melangkah lalu melingkarkan kedua lengannya di pinggang Midori dan mereka pun berdiri berhadapan. Perlahan ia mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Midori.Usai berciuman dia pun berkata, "Rasanya masih sama seperti ketika kita pertama kali berciuman di Kyoto. Rasa buah strawberi atau apel. Hahaha." Kenzo merasa dirinya begitu konyol terkenang saat itu."Aku marah dan
Ketika keluarga Indrajaya sampai di kediaman Watanabe, mereka diantarkan ke ruang tamu yang lebih hangat dibandingkan aula besar. Sekalipun sambutan dari keluarga besar Kenzo nampaknya ramah, tetapi Leeray tidak menurunkan kewaspadaannya. Sudah menjadi kebiasaannya sebagai pengusaha bahwa setiap kesepakatan selalu ada syarat dan ketentuan yang berlaku. Hanya saja mereka belum mendengarnya."Silakan duduk, Semuanya. Terima kasih sudah bersedia memenuhi undangan kami," ujar Kakek Akehito Watanabe dengan nada ramah.Leon menerjemahkan jawaban dari kakak sulungnya, "Selamat siang, Semuanya. Terima kasih telah menerima kehadiran kami dengan ramah."Pemuda itu kali ini benar-benar serius mendengarkan setiap patah kata dari kedua belah pihak keluarga baik Watanabe maupun Indrajaya karena dia menjadi penyambung lidah mereka. Dengan diam-diam Leon menghidupkan fitur perekam suara di ponselnya untuk dokumentasi yang dapat dia berikan ke Kenzo yang tidak hadir bersama mereka dalam pertemuan ini.
Leeray menggantikan ayah ibunda Kenzo yang telah semalaman menjaga putera mereka di ruang ICU. Dia merasa kagum dengan keberanian pemuda Jepang itu saat menperjuangkan cintanya di hadapan tetua keluarga-keluarga yang super kolot memegang teguh tradisi mereka. Beruntung tim dokter bedah Rumah Sakit Tokyo dapat diandalkan sehingga Kenzo masih tertolong nyawanya. Usus pemuda itu robek di beberapa sisi saat tertancap pedang samurai yang digunakan untuk melakukan hara kiri di hadapan altar leluhur klan Watanabe kemarin siang.Dari kaca jendela ruang ICU, Midori memandangi papinya yang menjaga kekasihnya di dalam sana. Alat bantu napas dan selang infus beserta beberapa kabel yang terhubung ke mesin pendeteksi denyut jantung serta kualitas saturasi oksigen semuanya dipasangkan ke tubuh berotot Kenzo yang tertutupi pakaian pasien warna biru muda. Matanya masih terpejam erat dengan napas stabil perlahan.Tiba-tiba ada pergerakan dari tubuh kekasihnya. Midori segera berlari ke meja jaga perawa
Kedua biksuni itu melepas kepergian gadis tak bernama yang ditinggalkan sekelompok ninja di depan pintu kuil beberapa jam sebelumnya. Kini gadis yang tak sadarkan diri dengan kondisi tubuh penuh luka itu telah diinfus di dalam ambulance yang melaju dengan kecepatan sedang menuju ke rumah peristirahatan milik keluarga Yamada di Osaka.Tuan Kenji Yamada mengusap wajahnya yang jelas menampakkan kelelahan. Dia belum sempat beristirahat sejak kemarin karena mengurusi kisah asmara putera sulungnya, Takeshi. Cinta terlarang yang menyisakan kepahitan. Gadis dari klan Tokugawa itu nyaris mati dan dibuang jauh dari kediaman keluarganya. Bila dia boleh jujur, nuraninya menangis mengetahui masih ada praktik-praktik tradisi kolot yang tak berperikemanusiaan. Zaman telah berganti akankah manusia masih tetap berdiri di jalan lama dengan mengeraskan hati seperti Tuan Masumi Tokugawa? batin pria itu prihatin."Apa kau sudah menghubungi Takeshi agar memanggil dokter ke rumah di Osaka, Ito?" tanya Tuan
"Suamikuuu, tolong puteri kita pingsan!" Ibunda Ayumi memeluk tubuh anaknya yang penuh luka dan berdarah-darah di tanah. Dia berseru kepada pelayan rumah, "Antarkan nona muda ke rumah sakit!""TIDAK! Jangan bawa anak tak berbakti itu ke rumah sakit! Dia hanya akan menimbulkan kesulitan karena dokter pasti akan curiga melihat lukanya. Kirim ke kuil saja, biarkan para biksuni yang merawatnya nanti!" Masumi mencegah para pelayannya yang terdiam menunduk tak berani membantah perintah majikannya sekalipun itu jelas-jelas tak berperikemanusiaan. Gadis yang terluka parah itu sungguh miris kondisinya. Darah dari luka di wajahnya dan juga tubuhnya yang dibalut kimono putih berbahan katun polos. Ibundanya menangisi Ayumi hingga air matanya terkuras tak kunjung habis. Bagaimana pun kesalahan puterinya, Nyonya Michiko tak akan tega melihat darah dagingnya dipukuli hingga nyaris mati di depan matanya sendiri."Suamiku, luka Ayumi begitu parah ...a—aku a—aku takut dia akan infeksi bila tidak seger
Seusai kepergian ayah ibunda Kenzo bersama rombongan keluarga Indrajaya ke rumah sakit. Pertikaian antara tetua klan Watanabe dan Tokugawa semakin sengit. Mereka saling berteriak satu sama lain."Perjodohan ini sudah berakhir, Tuan Masumi Tokugawa! Kenzo sudah mematahkan perjanjian darah itu dengan hara kiri!" ucap Akehito Watanabe lantang. Dia menyesali kekeras kepalaannya sendiri tadi hingga cucunya mengambil jalan seperti itu.Tuan Masumi dengan wajah penuh murka berteriak seraya menggebrak meja, "Kalau Kenzo selamat seharusnya dia tetap menikahi puteriku, Ayumi, Tuan Akehito!"Nenek Kenzo angkat bicara karena mengetahui bahwa gadis klan Tokugawa itu sudah tak layak disebut gadis karena telah ternodai. "Dia tak layak bersanding dengan Kenzo, cucuku mengatakan bahwa Ayumi telah memberikan keperawanannya kepada putera keluarga Yamada. Mereka pun telah beritikad baik dengan hadir di sini," ujar Nyonya Kyoko Watanabe dengan dingin."HUH! Aku tak sudi berbesan dengan keluarga Yamada!" T
Semua mata tertuju pada sepasang kekasih muda belia itu. Midori menangis pilu memeluk tubuh Kenzo mencegah pemuda Jepang itu bertindak gila dengan mengakhiri hidupnya demi cintanya.Deasy dan Leeray saling bertukar pandang, mereka tak menyangka kisah cinta puteri mereka lebih sulit dibanding secret marriage yang dulu pernah mereka jalani. Memang kakek Midori menghajar Leeray hingga babak belur nyaris mati setelah mengetahui Deasy menikah diam-diam dan dihamili olehnya dulu. Namun, tidak sampai harus dipaksa bunuh diri begini.(Baca kisah cinta Leeray dan Deasy dalam novel Terjerat Cinta Milyarder Sexy)"Sudahlah, kami tidak ingin drama! Tolong Tetua Watanabe menjernihkan situasi pelik ini. Puteri kami berhak mendapat kejelasan nasib perjodohan yang telah disepakati dahulu antara dua keluarga Watanabe-Tokugawa!" Masumi Tokugawa tak ingin kehilangan kesempatan berbesan dengan keluarga bangsawan terhormat dan kaya raya seperti klan Watanabe dan dia benci keturunan Yamada.Namun, Kenzo ta
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments