All Chapters of Mission of Coordinate: Chapter 11 - Chapter 20
92 Chapters
Chapter 10
"Aishh kau ini Keenan kenapa selalu tidak teliti?" "Ha? Memangnya ada yang salah, Prof?" "Lihat ini! Jika kau mau membentuk sebuah molekul, kau seharusnya meletakkan atom ini di bagian kanan dan kiri pasak. Ah kalau begini mana bisa berfungsi." "Benarkah? Ah maafkan aku." Prof. David mengacak-acak rambutnya. Hari ini jadwalnya untuk mengecek project Keenan, tetapi ia masih menemukan banyak kesalahan. Pria dewasa itu membenarkan posisi duduknya kemudian lanjut mengotak-atik pasak tersebut. "Prof, apakah isu yang masih hangat itu benar akan terjadi?" Keenan mengalihkan topik pembicaraan. "Hmm ... entahlah. Aku mengunjungi kantor NASA pekan lalu dan mereka sama sekali tidak membahas isu tersebut." "Apa kau yakin, Prof?" "Tidak sepenuhnya. Aku curiga dengan NASA dan segala konspirasinya jadi aku memutuskan untuk mencari info tersebut lebih dalam." "Lalu?" "Potensi asteroid menghantam bumi
Read more
Chapter 11
Setelah semalam dilanda hujan cukup deras, matahari membalasnya dengan senyuman hangat di pagi ini. Di hari Minggu ini, Keenan tidak memiliki agenda apapun. Paling hanya mencicil project-nya jika ia tidak sedang lelah. Namun, kemarin kata Prof. David, ia harus beristirahat sejenak dari project-nya supaya bisa kembali fokus dan tidak mengulangi kesalahan-kesalahannya, terutama kesalahan minor. Ia sekarang berada di ruang olahraga. Bermain dengan alat treadmill untuk sekadar memanaskan tubuh dan berekskresi. Sepuluh menit kemudian bajunya telah basah oleh keringat yang diproduksi. Nafasnya juga sedikit terengah-engah. Seperti yang kalian tahu, di ruang olahraga juga terdapat ruangan yang dipakai untuk menonton acara-acara olahraga. Keenan merebahkan tubuhnya di sofa lalu menekan tombol on pada remote. Berbagai macam jenis olahraga disiarkan saluran yang berbeda-beda. Jari tangannya terus memencet tombol-tombol hin
Read more
Chapter 12
"Yuhuu here we go!!!" seru Arga bersemangat.Keenan, Arga, dan Finn baru saja berada di dalam pesawat. Keenan dan Finn masih sibuk mengurusi kabin. Lain halnya dengan Arga, ia sudah duduk tenang di dekat jendela. Ralat. Bukan duduk dengan tenang, tetapi ia duduk dengan sangat bersemangat. Wajahnya terlihat berseri seperti orang yang sudah lama tidak liburan. Tangannya juga meraba-raba jendela seolah ingin membuka jendela pesawat, tetapi itu mustahil.Pramugari membantu Keenan dan Finn memasukkan barang-barang mereka ke kabin. Setelah beres, terdengar instruksi yang menyuruh semua penumpang duduk. Beberapa pramugari kemudian mempraktikkan panduan-panduan keselamatan perjalanan.Pesawat lepas landas beberapa menit kemudian. Gedung-gedung pencakar langit kian lama kian mengecil seiring meningginya pesawat. Awan-awan juga mulai terlihat dari jendela.“Aku kembali, Hawai,” batin Keenan.    
Read more
Chapter 13
Keindahan langit malam memang tiada habisnya. Bintang-bintang bertaburan di gelapnya langit. Cahaya bulan purnama dibiasakan oleh lautan. Suara desiran ombak di bawah sana menambah tenang suasana. Tak hanya itu, suara burung hantu juga terdengar samar-samar dari balik pepohonan.Keenan menatap lautan dari atas. Ciptaan Tuhan memang tidak diragukan lagi, bahkan hal-hal yang dirasa tidak mungkin terjadi, ternyata sangat mungkin terjadi. Pandangannya terus fokus pada lautan di bawahnya. Namun, tidak dengan pikirannya yang bercabang.“Hawaii. Tempat masa kecil gue. Dimana gue masih bebas untuk mengekspresikan apa yang gue mau. Di sini juga adalah tempat terakhir gue main piano. Cita-cita gue jadi pianis hilang setelah konser itu. Tapi, itu semua udah berlalu. Gue cuma bisa jadiin sebagai kenangan aja. Gak lebih dari itu,” batinnya.Ia menghela nafas panjang. Memori akan masa lalunya saat di Hawaii berputar kembali di otak. Matanya berkaca-k
Read more
Chapter 14
Hari libur akan berakhir dalam beberapa jam lagi. Besok adalah hari pertama penerimaan siswa baru Silverleaf sekaligus hari pertama masuk setelah dua pekan libur.Seperti peraturan baru yang diumumkan kepala sekolah silam, seragam Silverleaf sudah dibagikan dan siap dipakai pertama kali esok hari. Selain itu, semua peraturan baru juga akan mulai diterapkan mulai besok. Itu tandanya gerbang akan ditutup empat puluh lima menit lebih cepat dari sebelumnya.Keenan merasa dirinya banyak berubah setelah pulang dari Hawaii. Energi positif selalu ia dapatkan. Mungkin otaknya kembali segar setelah melalui berbagai macam masalah selama ini. Semenjak pulang dari camping bersama kedua sahabatnya, ia terus mendapat pujian dari Prof. David dan Prof. Theresa. Tidak hanya itu, project-nya pun terus berkembang pesat. Bahkan, lebih cepat dari jadwal yang telah ia perkirakan.Lain halnya dengan Keenan, Finn justru mendapat panggilan berkali-kali da
Read more
Chapter 15
Bel sekolah sudah berbunyi lima belas menit yang lalu. Para siswa berbondong-bondong meninggalkan sekolah, kecuali siswa yang memiliki kegiatan tambahan seperti ekstrakurikuler, belajar kelompok, atau keperluan lainnya. Jadwal hari pertama masuk memang belum terlalu padat karena siswa yang tergabung dalam YOS sibuk mengurusi kegiatan penerimaan siswa baru. Guru-guru pun memaklumi itu sehingga pembelajaran hanya diisi poin-poin pelajaran yang harus dikuasai.Sekolah mulai sepi satu jam kemudian. Para siswa yang tadi menunggu di halte kini sudah mulai kosong. Parkiran kendaraan pun tampak lengang, hanya tersisa beberapa kendaraan saja.Seorang gadis berdiri di halaman sekolah. Ia terlihat sedang menunggu seseorang sambil sesekali menengokkan kepala ke dalam gedung."Natashya?" sapa Finn yang baru saja keluar gedung."Eh Kak Finn?""Kok lo belum pulang?" tanya Finn heran karena sekitar 80% siswa sudah meninggalkan area sekolah."Anu kak, aku la
Read more
Chapter 16
Gemercik aliran sungai terdengar samar-samar. Pepohonan yang mengitarinya menjulang tinggi. Terkadang akarnya sampai menembus balik ke permukaan tanah. Rumput ilalang tumbuh liar, tetapi masih terlihat rapi."Hahaha ayo kejar aku, Gizzy!!!"Beruang Grizzly itu berlari mengejar Keenan dan langsung menerkamnya— bukan menerkam dalam artian menyerang, tetapi mereka sedang bermain-main. Wajah Keenan tampak bahagia ketika Gizzy seolah menggelitiknya. Kini giliran Tiggy si harimau putih yang memeluknya dari belakang. Kedua binatang itu seolah memperebutkan Keenan. Ia seolah tenggelam diantara kedua binatang buas itu.Setelah puas berlarian, Keenan bersandar di tubuh harimau putih tersebut. Mereka bertiga bersantai sambil menikmati pemandangan mentari dari balik pepohonan. Dedaunan yang gugur terkadang menempel di rambut Keenan atau tubuh hewan peliharaannya.Biasanya Keenan selalu bermain dengan binatang peliharaannya minimal sepekan sekali. Namun, ini kal
Read more
Chapter 17
"Pasta?""Boleh-boleh," jawab seseorang."Ah aku juga tambah satu americano," timpal teman lainnya.Seperti biasa, Keenan beserta kedua sahabatnya sedang berada di tengah-tengah kantin. Atmosfer masih tenang karena kebetulan guru yang mengajar di kelas Keenan dan Finn ada rapat dadakan. Arga baru saja selesai menyelesaikan ujian harian dan ia bisa keluar kelas duluan karena mengumpulkan ujian lebih awal. Hanya ada sekumpulan siswa yang memilih meja dekat dinding jendela. Terlihat buku-buku yang berserakan di hadapan mereka—kemungkinan mereka kelas XII."Totalnya 8.2 dollar," ujar petugas kantin.Keenan mengambil nampan berisi pesanannya. Lantas membayar dengan uang Arga. Kompetisi antara Finn dan Arga saat ujian akhir membuat Arga harus membayarnya. Yap, baru mulai minggu ini perjanjian itu terlaksana. Arga akan mentraktir Keenan dan Finn selama sepekan. Mulanya Keenan menolak untuk ikut andil dalam hal ini, tetapi Arga memaksanya sehingga ia
Read more
Chapter 18
Sesuai perkataan Finn tiga hari silam, sekarang seluruh siswa kelas X dan XI dikumpulkan di auditorium. Sekolah akan mengumumkan hal penting. Finn yakin 90% bahwa ini adalah pengumuman mengenai student exchange. Kelas XII sengaja tidak diundang karena mereka harus fokus untuk ujian universitas.Setelah semua siswa duduk dengan rapi, kepala sekolah mulai menaiki podium. Dua orang guru turut berdiri di samping kepala sekolah. Mereka membawa piringan kecil ditangannya."Selamat pagi para siswa kebanggaan Silverleaf!""Pagi!!!" jawab ratusan siswa kompak."Di pagi yang cerah ini saya akan memberikan pengumuman yang berkaitan dengan Silverleaf."Kepala sekolah membenarkan posisi mikrofon. "Perlu kalian ketahui bahwa tujuh puluh tiga tahun Silverleaf telah didirikan. Menilik kisah awal Silverleaf, sekolah ini seolah sudah digariskan dengan takdir yang baik. Pada masa awal diresmikannya Silverleaf, sekolah ini telah mendapatkan bantuan
Read more
Chapter 19
Hari terus berganti secara konstan. Penutupan pendaftaran program pertukaran pelajar tersisa satu hari lagi. Dapat dikatakan hampir 98% siswa Silverleaf kelas X dan XI mengikuti program tersebut. Mereka sangat antusias menanti seleksi yang akan diselenggarakan.Seminggu terakhir perpustakaan selalu dipadati oleh ratusan siswa. Mereka berdesak-desakan demi bisa menambah wawasan guna persiapan seleksi. Keempat lantai perpustakaan selalu diisi oleh kegiatan siswa, terutama di jam-jam istirahat. Selebihnya mereka mencuri-curi waktu, misal saat jam pelajaran kosong atau pulang sekolah. Bahkan, petugas perpustakaan sampai menambah waktu buka hingga pukul enam sore.Daripada berdesak-desakan, Keenan menyarankan Arga dan Finn untuk belajar di perpustakaan rumahnya. Toh juga buku koleksi milik Keenan tidak kalah lengkap dengan yang ada di perpustakaan sekolah. Jika tidak ada, mereka bisa mencari buku digital yang juga tersedia di komputer Keenan. Selain itu mereka juga bisa leb
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status