Lahat ng Kabanata ng 3 Minutes With You: Kabanata 11 - Kabanata 20
46 Kabanata
BAB 10
Kael merasa tidak yakin jika dia dan Chea harus pergi ke taman hiburan. Ada banyak tempat yang mereka kunjungi untuk pergi berkencan seperti ke sepedaan di taman, jalan-jalan ke Mall, atau nonton di bioskop. Taman hiburan memang bukan tempat yang Kael sukai sebab usianya yang sudah bukan lagi anak-anak membuatnya enggan pergi ke sana meski dia belum pernah mengunjunginya. Tapi, dia tetap pergi ke Taman hiburan karena enggan mengecewakan Chea yang sangat ingin pergi bersamanya. Gadis itu memang nampak bahagia setelah mereka turun dari busway. Selama perjalanan pun, Chea sudah merencanakan wahana permainan apa saja yang akan dia naiki sesampainya mereka di Taman hiburan. Setelah sampai, Chea pun mencari antrean terpendek di loket tiket karena enggan megantre lama. “Kael, kita naik itu yuk!” menunjuk wahana baling-baling di hadapan mereka. Kael terperangah melihat wahana yang memicu andrenalin. Dia menatap Chea yang nampak bersemangat untuk mencoba waha
Magbasa pa
BAB 11
Secangkir latte panas dan secangkir green tea panas sudah tersaji di atas meja. Siang ini, Kael sedang duduk bersama Pak Cakra di sebuah Cafe. Beliau mendadak menghubunginya dan meminta untuk bertemu. Mungkin ingin membicarakan tentang nilai akademis Chea yang meningkat ujian kemarin. Memang sudah menjadi kesepakatan jika mereka akan bertemu setelah mengetahui hasil nilai Chea. Kael berusaha untuk menghilangkan rasa gugupnya. Ini kali ketiga ia bertemu dengan Pak Cakra. Pertemuan pertama ketika Pak Cakra merekrutnya menjadi tutor Chea, pertemuan kedua di Rumah Sakit saat Chea jatuh sakit dan terakhir siang ini. Tapi, pertemuan ketiga dia justru merasa gugup dibandingkan dua pertemuan sebelumnya. “Mulai hari ini kamu nggak perlu jadi tutor Chea.” Kael terkejut mendengar ucapan Pak Cakra yang tanpa berbasa-basi, “Tapi kenapa, Pak? Bukannya nilai Chea meningkat?” Pak Cakra menarik nafas dan mengeluarkan beberapa cetak foto, “Hubungan ka
Magbasa pa
BAB 12
Kael kembali menyalakan ponselnya setelah setengah hari dia non-aktifkan untuk menghindari Chea. Kael memang belum siap untuk berbicara dengan Chea usai Pak Cakra mengetahu dan melarang hubungan mereka. Dua puluh panggilan tak terjawab dari Chea. Kael tersenyum tipis mengetahui bahwa gadis itu tidak menyerah meski Kael sudah tidak menghidupkan ponselnya. Sekali lagi. Panggilan telepon dari Chea dan kembali Kael abaikan. Sebuah pesan masuk ke nomor Kael, usai Chea mengakhiri panggilan teleponnya. Chea : Please, angkat telpon aku! Aku kabur dari rumah.   Kael terkejut membaca pesan yang Chea kirimkan. Dia lekas menelpon Chea usai mengetahui bahwa gadis itu memilih meninggalkan rumah. “Halo,” suara gadis itu menyambutnya. “Kamu di mana sekarang?” tanya Kael. “Kenapa nanyain? Cemas? Dari tadi kenapa hape-nya dimatiin?” “Jangan bercanda, Chea! Kamu di mana sekarang?” sua
Magbasa pa
BAB 13
Chea kembali berulah dengan tutor barunya. Dia tidak lagi serius belajar dan justru asyik bermain game diponselnya. Mengabaikan Bella yang sedang menjelaskan salah satu rumus Matematika. Kelakuan Chea tidak berhenti disitu saja, apalagi saat sampai di Cafe dia lekas memesan makan siang dengan alasan perutnya lapar. Sebuah nofitikasi pesan dari Kael mengejutkan Chea. Chea yang sejak tadi duduk bersantai langsung duduk tegap dan lekas membaca pesan dari Kael. Sejenak dia seakan lupa bahwa semalam Kael membuatnya kesal. “Chea! Kamu nggak dengerin saya?” ujar Bella yang menyadari bahwa selama dia menjelaskan Chea sibuk dengan ponselnya. Chea memberi isyarat dengan meletakan jari telunjuk ke mulutnya sendiri agar Bella berhenti berbicara. Kael : Kamu nggak serius belajar lagi?   Mata Chea terbelalak membaca pesan dari Kael. Pesan yang mengisyaratkan bahwa Kael sedang berada di dekatnya. Chea lekas mencari keber
Magbasa pa
BAB 14
Kael sedang asyik membaca buku sembari menunggu Chea yang sedang belajar dengan Bella di meja lainnya. Meski sudah diberikan restu menjadi kekasih Chea tapi Kael tetap tidak diperbolehkan menjadi tutor Chea lagi karena Pak Cakra tidak ingin Chea justru menjadi tidak fokus belajar. Kael memaklumi keputusan Pak Cakra itu. Segelas air putih ditaruh di atas meja Kael oleh salah seorang waiters. Kael menatap heran sebab dia tidak memesan air putih hangat melainkan latte panas kepada waiters tersebut. “Mas, tapi kan saya pesennya latte bukan air putih.” “Aku yang ganti pesenan kamu.” Chea pun duduk di kursi samping Chea dan memberikan intruksi dengan isyarat bahwa laki-laki yang membawakan minuman untuk Kael agar meninggalkan mereka. “Kenapa?” “Kamu udah minum dua cangkir latte. Nggak baik tahu banyak-banyak minum kafein.” Kael melirik dua cangkir yang masih berada di mejanya. Dia tak memb
Magbasa pa
BAB 15
Chea menatap kosong jendela rumah yang pecah pagi tadi. Merenungi nasibnya yang berubah dalam sekejap. Keluarganya yang baik-baik saja tertimpa masalah hingga rumahnya terkena teror. Chea masih belum bisa mempercayai kejadian hari ini yang terjadi pada keluarganya. Tante Monic sudah menjelaskan semuanya tentang Ayah yang menyerahkan diri ke kantor polisi usai melakukan malpraktik kepada pasiennya. Lebih mengejutkan untuk Chea, selama sebulan Ayah dan pihak Rumah Sakit berusaha mencari titik tengah permasalahan ini kepada keluarga pasien yang menuntut ganti rugi karena kelalaian Ayah dan Chea tidak tahu itu. Sayangnya, kedua belah pihak tidak menemukan titik tengah dan Ayah tak setuju dengan keputusan Rumah Sakit yang enggan membayar ganti rugi sehingga memilih menyerahkan diri. Tidak berhenti disitu saja. Ayah yang sudah menduga bahwa media akan heboh dengan kasus ini, tidak ingin Chea mengetahui dan mengalami hal yang tidak menyenangkan sehingga berniat mengirim Che
Magbasa pa
BAB 16
Lima tahun kemudian. Chea telah banyak berubah sejak lima tahun terakhir. Poni yang menghiasi jidatnya tak lagi nampak karena Chea lebih memilih memanjangkan poninya. Gadis remaja yang duduk dibangku SMA telah berubah menjadi perempuan dewasa yang baru saja merayakan hari jadinya. Chea berlari di coridor Rumah Sakit bersamaan dengan kode peringatan darurat yang berbunyi. Di belakangnya, seorang dokter dan dua perawat ikut berlari terburu-buru. Jika romobongan paramedis berlari menuju lift, tapi tidak dengan Chea yang berlari menuju ruang UGD. Chea berhenti di depan meja Resepsionis, “Suster...-” dia berusaha mengatur nafasnya sebelum melanjutkan perkataannya. “Chea!” seorang pria memanggil namanya. Chea menoleh ke sumber suara. Pria berbadan tegap dengan tinggi sekitar seratus tujuh puluh sentimeter melambaikan tangan kepadanya. Chea pun segera berjalan dengan salah satu tangan di pinggangnya menghampiri pria berkemej
Magbasa pa
BAB 17
Chea sudah tidak lagi merasa asing dengan tempat yang sering dia kunjungi sekali dalam seminggu. Kunjungan rutin agar dia bisa bertemu dengan Ayah yang masih mendekam di penjara untuk menebus kesalahannya. Sepuluh tahun. Hukuman yang dijatuhkan oleh Hakim kepada Ayah. Waktu yang tak sebentar untuk mereka berpisah meski sekarang sudah setengah dari hukuman yang Ayah jalani.Pria di hadapannya sudah banyak berubah. Rambut hitamnya yang mulai memutih. Wajahnya yang mulai semakin menua dengan kerutan di wajahnya. Kaos yang dikenakannya sudah terlihat longgar dan nampak lusuh. Entah sudah berapa banyak Ayah kehilangan berat badannya selama hidup di balik jeruji besi. Ayah tidak pernah ingin menerima kaos baru pemberian Chea dan selalu memilih mengenakan kaos lamanya.“Kamu jadi pindah?”Chea memang tidak pernah menyembunyikan apapun dari Ayah. Semua ia ceritakan karena dia ingin Ayah tidak terlalu merasa bersalah karena telah membuatnya tinggal sendirian.
Magbasa pa
BAB 18
Para karyawan Stage Entertaiment bersorak gembira usia mengetahui balasan agensi K bahwa mereka akan bekerja sama dalam konser K yang akan digelar pada akhir tahun ini. Tapi, tidak dengan Chea. Dia masih sulit percaya bahwa pihak Kael a.ka. K akan menerima kerja sama kantornya padahal masih banyak promotor musik yang tentunya memiliki nama besar dibandingkan promotornya yang masih merintis.“Akhirnya, gue bisa ketemu sama idola gue. K. See you, K,” ucap Manda yang sudah berharap dengan kerja sama ini.Chea hanya tersenyum paksa. Sayangnya, dia tidak sebahagia itu mendengar kerja sama antara S.E dengan K.Sejak Pak Eko mengatakan keinginannya menjadi promotor konser K, Manda tidak henti-hentinya membicarakan penyanyi itu. Sebenernya, tidak hanya K saja yang membuat dia selalu semangat jika membicarakan penyanyi dari negeri gingseng. Hampir semua penyanyi Korea Selatan yang bekerja sama dengan kantor membuat si pecinta K-Pop semangat.“Lus
Magbasa pa
BAB 19
Lagi! Chea kembali mendengar pertengkaran kecil antara Bu Nur dan Zafri. Pertengkaran yang tak pernah lepas menghiasi hubungan Ibu dan anak itu. Sepasang Ibu dan anak itu memang memiliki cara yang berbeda untuk membangun kedekatan mereka. Bukan perhatian atau kasih sayang yang mereka tunjukan meski sebenarnya mereka saling menyayangi, tapi justru beradu argumen entah itu dalam hal memasak atau hal lainnya. “Mana mungkin. Ibu pasti bohong,” ujar Zafri lalu mengganti saluran TV. Chea mengabaikan keributan itu dan lekas duduk di sofa. “Ngapain Ibu bohong.” Jawab Bu  Nur yang duduk di sofa panjang. “Ributin apaan sih?” tanya Chea penasaran. Zafri yang duduk santai di lantai mendekat ke Chea, “Ibu bilang kalo K si penyanyi Korea yang jadi tamu Hotel aku adalah mantan karyawan Ibu. Kamu kan udah kenal Ibu dari lama. Emang beneran? Ibu bohong, kan?” Chea tertegun ketika mendengar nama Kael. PLAK! Bu Nur menepuk k
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status