All Chapters of Pandu Kesatria Genda Yaksa: Chapter 71 - Chapter 80
130 Chapters
Pertarungan Reksa Pati dengan Pendekar Duri Kepa
Reksa Pati menjura hormat kepada Senapati Pandu seraya berkata, "Izinkan aku untuk menghadapi mereka!""Silahkan! Tapi jangan di tempat ini!" jawab Senapati Pandu.Dengan demikian, Reksa Pati langsung menantang kedua pendekar itu untuk bertarung dengan dirinya di sebuah tempat terbuka yang ada di sebelah Utara dari tempat tersebut."Kalian ikut aku! Kita bertarung di tempat yang luas!" Reksa Pati meloncat tinggi dan terbang bagaikan seekor burung meluncur deras ke arah Utara dari tempat tersebut.Dua orang pendekar itu tampak tercengang dan kaget melihat pemandangan seperti itu. Meskipun demikian, mereka tetap siap dalam menghadapi Reksa Pati, mereka langsung berlari ke arah Utara mengejar Reksa Pati yang sudah lebih dulu tiba di tempat tersebut.Semua orang yang ada di tempat arena perjudian sabung ayam, tampak tertarik melihat pergerakan Reksa Pati yang terbang sangat cepat menuju sebuah tempat yang ada di sebelah Utara dari tempat itu."H
Read more
Ketangguhan Reksa Pati
Pria itu, berpaling ke arah Ki Romut, lantas menyahut, "Kata mbok pemilik warung, pemuda itu datang bersama kawannya dari kepatihan Merba Yaksa."Lantas, kawannya yang ada di belakang pria itu menyahut, "Tapi, melihat jurus-jurus yang ia pergunakan, aku yakin bahwa pemuda itu berasal dari kuta utama Dalam Genda. Kepandaiannya ilmu silat yang dia gunakan sama persis dengan jurus miliki para pendekar dari golongan Tapak Sakti."Ki Romut menarik napas dalam-dalam, pandangannya kembali terarah kepada Reksa Pati yang tengah bertarung melawan Ki Sora. Saat itu, Reksa Pati sudah menguasai jalannya pertarungan tersebut. Tampak jelas, Ki Sora mulai kewalahan menghadapi serangan dari Reksa Pati.Ki Romut terus memandangi gerak-gerik Reksa Pati di tengah arena pertarungan. 'Siapakah gerangan orang dari golongan Tapak Sakti yang sudah mendidik pemuda itu hingga memiliki kesaktian yang luar biasa?' kata Ki Romut dalam hati.Seorang pria lainnya yang tengah me
Read more
Mendatangi Tempat Hiburan Malam
Reksa Pati geleng-geleng kepala, kemudian berkata, "Ternyata kuta ini jauh lebih parah dari kuta utama Dalam Genda. Di sini banyak sekali lokasi hiburan malam dan pusat perjudian.""Memang seperti ini keadaan di kuta ini, kuta ini menjadi tempat yang nyaman bagi para pria hidung belang dan juga para bandar judi. Mereka datang dari daerah-daerah yang ada di wilayah perbatasan hanya untuk berjudi dan mencari wanita-wanita cantik untuk diajak kencan," sahut Senapati Pandu sambil tersenyum-senyum.Beberapa saat kemudian, ketika hari telah berubah gelap. Senapati Pandu bangkit dan segera membayar makanan dan minuman kepada sang pemilik warung."Terima kasih ya, Den. Kalian sudah singgah di warung Mbok," ucap wanita paruh baya itu bersikap ramah terhadap Senapati Pandu dan Reksa Pati."Iya, Mbok. Kami pamit ya, Mbok.""Kalian mau ke mana lagi, Den?""Kami hendak ke tempat hiburan itu," sahut Senapati Pandu mengarahkan pandangannya ke arah bangunan
Read more
Pendekar Kelalawar Merah
Pria itu pun tersenyum, kemudian langsung melangkah berlalu dari hadapan wanita tersebut. Setelah itu, wanita tersebut memalingkan wajah ke arah Senapati Pandu dan Reksa Pati, ia tersenyum manis lalu melangkah menghampiri kedua pemuda tampan yang tengah duduk di pojok ruangan tempat hiburan itu."Para wanita muda di tempat ini berpenampilan menarik dan sangat seksi. Tapi sayang sekali, mereka memilih dunia malam seperti ini," desis Reksa Pati sambil terus memandangi langkah wanita yang hendak menghampirinya.Setibanya di hadapan Senapati Pandu dan Reksa Pati, wanita tersebut langsung duduk di samping sang senapati.Dia tersenyum manis menatap wajah sang senapati. Seakan-akan tengah menebar pesona agar Senapati Pandu tertarik kepadanya."Selamat malam, Pendekar tampan," ucap wanita itu, tak henti-hentinya menebar pesona.Senapati Pandu hanya tersenyum dan menganggukkan kepala, memberikan respon baik terhadap wanita tersebut."Kalian tidak min
Read more
Berbincang dengan Ki Banda
Pria paruh baya itu, terus menatap tajam wajah Nirla Karna. Lalu berkata, "Perlu kau ketahui, kenapa mereka itu membunuh kedua sahabatmu! Karena kedua sahabatmu itu telah membuat kegaduhan dan berusaha untuk mencelakai orang-orang yang ada di tempat hiburan ini."Nirla Karna hanya diam saja, ia tidak berani menyela perkataan dari pria paruh baya itu. Sejatinya, Nirla Karna sudah mengetahui kelinuhungan ilmu kanuragan yang dimiliki oleh pria paruh baya itu, sehingga dirinya tidak berani berkata apa-apa lagi."Sudah sewajarnya para petugas keamanan di tempat ini menyingkirkan mereka. Karena jika tidak, maka mereka akan melakukan tindakan sewenang-wenang dan bahkan akan membunuh orang-orang yang berkunjung ke tempat ini!" tegas Ki Banda menuturkan kejadian yang sebenarnya."Maafkan aku, Ki," ucap Nirla Karna menundukkan kepala di hadapan pria paruh baya itu."Tidak semudah itu kau meminta maaf, kau harus bertanggung jawab atas kematian kedua orang keamanan i
Read more
Kedatangan Ki Dongga ke Padepokan Brajamusti
Demikianlah, Senapati Pandu dan Reksa Pati. Memutuskan untuk menginap di padepokan Ki Banda, dan akan melakukan perjalanan pulang ke barak pada esok harinya.Setibanya di padepokan milik Ki Banda, Senapati Pandu dan Reksa Pati disambut hangat oleh ratusan murid padepokan tersebut. Mereka tampak senang ketika melihat kedatangan gurunya bersama dua orang pemuda yang mereka anggap sebagai dua orang pendekar tamu kehormatan sang guru."Biarkan kuda kalian kami masukan me dalam kandang!" kata salah seorang murid Ki Banda bersikap ramah terhadap Senapati Pandu dan Reksa Pati."Silahkan!" sahut Senapati Pandu mempersilakan kepada murid tersebut untuk membawa kudanya dan kuda Reksa Pati ke dalam kandang yang ada di belakang padepokan itu.Setelah itu, Senapati Pandu dan Reksa Pati langsung duduk bersama di sebuah pendapa yang ada di halaman padepokan tersebut. Jamuan makanan dan minuman langsung dihidangkan oleh para murid padepokan tersebut. Mereka tampak senang
Read more
Munculnya Andaresta di Alas Kepa
Demikianlah, Senapati Pandu dan Reksa Pati langsung bergerak dengan serentak keluar dari padepokan itu, mereka terbang melayang mengikuti jejak Ki Banda menuju alas Kepa yang berada di sebelah selatan bukit Kepa—pusat hiburan malam di kuta kecil itu.Itu merupakan sebuah kesempatan yang paling baik bagi Senapati Pandu dan Reksa Pati, dalam menyelidiki keadaan yang sebenarnya. Terutama mengenai serentetan peristiwa teror yang dilakukan oleh para pendekar dari kelompok pemberontak, dan untuk membuktikan perkataan dari Ki Dongga tentang kematian Andaresta, maka Senapati Pandu dan Reksa Pati tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu begitu saja."Kita kejar mereka, Reksa!" teriak Senapati Pandu melayang di udara."Iya, Senapati." Reksa Pati mempercepat gerakannya untuk mengejar sang senapati yang meluncur deras di hadapannya.Dengan pergerakan yang sangat cepat, mereka mengikuti jejak dua pendekar paruh baya itu, yang sudah lebih dulu menuju ke alas Kepa.
Read more
Senapati Pandu dan Reksa Pati Kembali ke Barak
Ketika Senapati Pandu dan Reksa Pati sudah melangkah hendak masuk ke dalam rumah tersebut. Tanpa terduga, dua orang pendekar tiba-tiba datang, mereka meloncat sambil menyabetkan pedang ke arah Senapati Pandu dan Reksa Pati. Sabetan pedang tersebut berhasil melukai pergelangan tangan Reksa Pati, hingga menyebabkan luka yang sangat lebar dan mengeluarkan banyak darah."Bertahanlah, Reksa!" kata Senapati Pandu."Iya, Senapati," sahut Reksa Pati sambil meringis menahan rasa pedih dan sakit dari lukanya tersebut.Senapati bergerak cepat, balas melakukan serangan terhadap dua orang pendekar itu. Ia menghajar telak perut kedua lawannya itu dengan mengerahkan kekuatan tenaga dalam yang sangat tinggi. Sehingga kedua pendekar itu terjatuh."Apakah kalian termasuk para pendekar dari kelompok pemberontak?" tanya Senapati Pandu bernada tinggi."Kau tidak perlu tahu siapa kami!" jawab salah seorang dari kedua pendekar itu bersikap angkuh meskipun sudah mengalami
Read more
Rangga Wihesa Dilantik Menjadi Panglima Prajurit Keamanan
Di istana kerajaan, saat itu tengah berlangsung sidang istimewa yang digelar oleh sang raja dengan para petinggi istana. Termasuk Wira Karma—ayah Senapati Pandu yang sudah resmi diangkat oleh sang raja menjadi anggota dewan kehormatan istana bersama Damara."Hari ini ... aku sengaja mengumpulkan semua para petinggi istana, karena ada hal penting yang ingin aku bahas bersama," ujar Prabu Surya Darma Wihesa meluruskan pandangannya ke arah para petinggi kerajaan yang hadir di ruangan tersebut."Pada kesempatan ini, aku ingin meminta persetujuan kepada semua yang hadir di ruangan ini. Terkait rencanaku yang hendak mengangkat adikku sebagai patih di kuta utama Dalam Genda menggantikan Patih Dwiroka yang sedang dalam kondisi sakit keras," tutur sang raja menambahkan."Mohon maaf, Gusti Prabu. Bukannya hamba tidak menyetujui jika Raden Rangga Wihesa menjadi seorang patih, namun kita harus menilai terlebih dahulu kemampuan Raden Rangga Wihesa terlebih dahulu! Meng
Read more
Wira Karma Diangkat Menjadi Patih
Selain itu, sang raja pun telah melakukan perbincangan penting dengan para petinggi istana kerajaan untuk mengangkat Wira Karma sebagai patih di wilayah kuta utama Dalam Genda, menggantikan Patih Dwiroka yang saat itu sudah tidak mampu lagi melanjutkan tugasnya sebagai pemimpin di wilayah kuta utama. Karena dirinya mengalami sakit keras yang dideritanya sejak satu tahun silam, sehingga ia pun mengundurkan diri secara hormat kepada sang raja.Kabar tersebut ternyata sudah sampai ke telinga Senapati Pandu, ia sangat bangga dan merasa bahagia atas kepercayaan yang telah diberikan oleh Prabu Surya Darma Wihesa kepada Wira Karma—ayahandanya."Aku rasa ... sebaiknya Senapati pulang terlebih dahulu ke istana! Jangan sia-siakan momentum baik ini, tentu Ki Wira akan senang jika Senapati hadir dalam acara pelantikan dirinya sebagai seorang patih baru," ujar Panglima Durga menyarankan.Senapati Pandu terdiam sejenak, ia tengah menilai kalimat-kalimat yang terlontar d
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status