All Chapters of Dinikahi Calon Kakak Ipar: Chapter 11 - Chapter 20
47 Chapters
Part 10
"Mama tega sekali melakukan ini padaku, mama boleh tidak menyayangiku tapi kenapa mama juga tidak menyayangi calon anakku, dia juga akan jadi cucu mama. Bahkan mama tega membunuhnya saat usianya baru 6 Minggu," sayup-sayup kudengar suara mas Aresn."Calon bayiku sudah tiada? maafkan mama nak, mama telah menyebutmu menyebalkan padahal kamu masih dalam perut mama. Apa karena itu kamu pergi meninggalkan mama bahkan saat usiamu baru enam minggu?" air mataku menetes dalam keadaan mata masih terpejamKurasakan tangan mas Arsen meremas tanganku, mungkin dia melihat aku meneteskan air mata."Bagaimana kita menjelaskan semua ini pada mas Prasetyo, mah?" ucap papa menyebut nama papaku.Aku membuka mata, "mama dan papa belum aku kasih tahu pa, mereka belum sempat tahu kalau aku sedang hamil."Saat aku menyelesaikan kalimatku pintu kamar ruangan ini terbuka, terlihat mama dan papa menatapku dengan bah
Read more
Part 11
Setelah kejadian pemukulan itu papa tetap tidak mengijinkan aku bertemu dengan mas Arsen, sedangkan papa Candra masih sabar menunggu kemarahan papa mereda. Setelah pulang dari rumah sakit aku diajak pulang kerumah dan diawasi oleh papa, entah kenapa papa memperlakukanku seperti anak ABG yang harus di jaga dan diawasi, aku sangat kesal dibuatnya tapi tidak kuasa melawan kemauan papa. Sore ini selepas maghrib papa dan mama sudah pergi, aku hanya di temani oleh asisten rumah tangga dirumah. Papa dan mama ada acara kantor di sebuah hotel dan katanya akan sampai malam. Jam delapan malam, saat aku hendak naik ke kamarku terdengar bel berbunyi. Karena si bibi sedang sibuk di dapur akhirnya yang membukakan pintu. Didepan pintu terlihat sosok yang sangat aku rindukan."Mas Arsen ngapain kesini?" aku berkata sambil clingak-clinguk kedalam rumah. Kalau bibi lihat, aku takut dia ngadu ke papa."Aku kangen,
Read more
Part 12
"Aku tidak butuh dokter, aku hanya butuh dirimu untuk menghangatkanku," ucapnya sambil memasukkanku kedalam selimut."Gimana caranya?" aku bertanya polos.Tanpa menjawab mas Arsen memasukkan kedua tangannya kedalam bajuku dan menggosok punggungku dengan kedua tangannya, ada sensasi tidak biasa menjalar di tubuhku."Mas... kalau kayak gini aku yang panas," ucapku lirih."Nah, lakukan itu padaku," jawabnya.Aku menuruti perkataannya, aku menelusupkan kedua tanganku ke badannya yang hanya ditutup dengan bathrope dan menggosok pelan punggungnya.Dia melepaskan kancing atasanku satu persatu."Mas, apa yang kamu lakukan?" tanyaku."Lebih cepat panas kalau kulit bertemu kulit secara langsung," dia berkata sambil meloloskan atasanku dan menarikku kedalam dekapannya, badan kami menempel tanpa jarak. Aku menghentikan elusan tanganku.
Read more
Part 13
Setelah mendapatkan ijin dari papa, akhirnya disinilah kami. Di Bali! Kami menuju hotel yang sudah kami booking di Nusa Dua dengan melewati tol yang ada di atas laut. Tol dengan panjang 12,7 kilometer yang menghubungkan antara Kota Denpasar/Pelabuhan Benoa, Bandara Internasional Ngurah Rai, dan Nusa Dua Bali.Jalan tol Bali Mandara merupakan jalan tol pertama di Bali. Jalan tol ini diresmikan penggunaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 23 September 2013."Wah.... indah sekali," aku bergumam. Dengan memakai mobil sewaan kami melintasi jalan tol itu, dengan kiri kanan terhampar lautan seolah-olah kami terbang diatasnya.  "Kamu bahagia?" tanya mas Arsen."Tentu, terima kasih sudah membawaku kesini." ucapku tulus sambil mengecup pipi mas Arsen yang fokus menyetir.Mas Arsen hanya menjawab d
Read more
Part 14
"Anggap saja ini honeymoon kita, aku sedang mempraktekkan malam romantis yang sudah aku tulis dibeberapa novelku. Bukankan kamu menyalin ke dalam smartphonemu dan membacanya." mas Arsen berkata sambil perlahan-lahan berjalan menuju ranjang dengan posisi kami yang tidak berubah."Darimana  kamu tahu mas?""Ada Cctv didalam ruang kerjaku, jadi aku tahu perbuatanmu," dia menjawab sambil menatap dalam padaku."Apa kamu marah mas?""Tidak," dia menjawab sambil memberikan kecupan singkat di bib*rku. " Aku mencintaimu, aku tidak akan marah padamu," dia mengungkapkan cintanya.Pipiku memanas, jantungku berdetak cepat mendengar kata cinta darinya. "Sejak kapan kau mencintaiku?" aku mencoba bertanya."Sejak pertama kali kita bertemu, aku menyukai semuanya yang ada dalam dirimu," ucapnya sambil merebahkan badannya di ranjang setelah kami berjalan sepanjang jalan menuju ranjang d
Read more
Part 15
Aku terbangun dan merasa tidak nyaman dengan badanku, terasa lengket karena seharian belum mandi. Segera ku raih handuk yang ada tidak jauh dari tempat tidur. Setelah membalut tubuhku dengannya aku bergegas ke kamar mandi dan membersihkan diri. Selesai mandi aku hanya memakai bathrope saja. Terlihat mas Arsen masih tidur dengan pulas. Tidak mau mengganggunya, aku memilih untuk ke pinggir kolam saja menikmati suasana tengah malam di Bali.Aku duduk di tepi kolam yang berhadapan langsung dengan kamar kami dan memasukkan sebagian kakiku kedalamnya. Meskipun kolam ini terintegrasi dengan kamar-kamar yang ada di sini aku tidak berniat mengganti baju, kupikir siapa yang akan keluar dan berenang malam-malam begini kan. Tapi ternyata pikiranku salah, tidak jauh dari kamarku terlihat orang yang berenang dengan cepat kearah sini. Aku bergegas naik dan hendak masuk kedalam kamar, tapi orang yang berenang itu memanggil namanya dengan kerasnya.Aku berhent
Read more
Part 16
Saat sarapan pagi mas Arsen lagi-lagi memuntahkan makanan yang baru saja dimakannya. Dia terlihat mulai lemas karena tidak ada makanan yang masuk ke perut. Aku berinisiatif membuatkan air jahe untuknya, katanya jahe bisa menghangatkan badan dan perut siapa tahu bisa membantunya."Apa kita ke dokter aja mas?" ucapku sambil memberikan segelas air jahe padanya."Gak perlu, sepertinya aku baik-baik saja. Cuma setiap habis makan tiba-tiba aku merasa mual dan ingin muntah." mas Arsen berkata sambil meminum air tersebut."Aku coba bikinin bubur ya," aku menawarkan.Dia hanya mengangguk dan merebahkan badannya kembali. Bergegas aku pergi ke dapur untuk membuat bubur buat mas Arsen."Arsen masih mual-mual, Vira? mama bertanya."Dia mualnya kalau habis makan aja mah, Vira mau coba bikin bubur siapa tahu tidak muntah,""Kalau sampai sore masih muntah-muntah lebih bai
Read more
Part 17
POV ARSEN ____________ Hari ini aku mulai masuk kantor lagi, Sudah hampir seminggu aku dirumah karena badanku tidak bertenaga. Tapi berkat Vira yang rajin memasak dan menemaniku makan akhirnya aku sehat kembali .Untuk sementara aku tidak diperbolehkan menyetir sendiri, tapi di jemput oleh Tio."Pak Tio, tolong jaga suami saya ya. pastikan dia makan makanan ini dan pasang juga ini di ruangannya," Vira menyerahkan bekal makan siangku dan juga diffuser aromaterapi yang katanya punya aroma mirip dengan perlengkapan mandi dan juga parfumnya."Baik Bu, tolong jangan panggil saya bapak. Panggil saja Tio," Ucap Tio yang cuma di tanggapi senyuman oleh Vira.Istriku ini memang beda, dia tidak pernah memanggil nama orang langsung meskipun pada kar
Read more
Part 18
Tidak terasa sudah tiga bulan aku selalu datang ke kantor mas Arsen saat jam makan siang, sejak kejadian pagi-pagi mas Arsen mengajakku melakukan ritual suami istri dalam ruang kerja di kantornya aku tidak mau lagi berduaan dengannya di ruangan itu. Melakukan hal itu disana adalah pengalaman yang mendebarkan buatku, meskipun itu kantornya mas Arsen tetap saja itu bukan tempat privat.Saat makan siang pun aku suka mengajak Tio makan bertiga dengan kami supaya mas Arsen tidak berbuat aneh-aneh padaku disana.Saat ini usia kandunganku sudah masuk semester kedua, mas Arsen sudah bisa makan apa saja dan aku hanya sesekali saja datang ke kantornya menemani makan siang jika dia memintanya. Perutku sudah tidak rata lagi. Terakhir kalinya kami memeriksakannya ke dokter, kami sudah bisa mendengar detak jantungnya. Mas Arsen sangat bahagia waktu itu, demikian juga denganku. Entahlah rasa apa yang menelusup dalam hati saat mendengar detak jantungnya, ada kehidupan did
Read more
Part 19
POV ARSEN _____________ Siang ini entah kenapa aku mengantuk berat, mataku terasa lengket dan ingin sekali tidur. Tiba-tiba timbul rasa rindu pada Vira, aku ingin bersamanya dan memeluknya. Andai Tio tidak sedang meeting diluar aku akan menyuruhnya mengantarkanku pulang ke apartemen. Inginnya menyetir sendiri, tapi sepertinya aku tidak bisa mengalahkan rasa kantukku.Akhirnya aku duduk di sofa dan mulai tertidur, saat kesadaranku hampir hilang aku kurasakan ada orang yang duduk di sebelahku, aroma parfum yang menguar dari tubuhnya adalah aroma parfum yang aku rindukan, aroma parfum Vira. Meskipun agak sedikit berbeda tapi aku yakin di kantor ini tidak ada yang memakai parfum sama seperti Vira."Aku merindukanmu dan kau datang kesini, segitu kuatkah ikatan batin kita?" ak
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status