All Chapters of Dinikahi Calon Kakak Ipar: Chapter 31 - Chapter 40
47 Chapters
Part 30
Akhirnya kami bertiga tidur bersama dengan posisi Dewa berada ditengah-tengah kami, entah kenapa tiba-tiba Dewa berjalan dalam keadaan mengantuk dan berpindah ke kamar kami.Mas Arsen tidur dengan memeluk Dewa, dan tangannya yang panjang itu menyebrang hingga ke tubuhku dan mengelus pinggangku. Meskipun aku terus menepisnya tetap saja dia kembali melakukannya. "Dewa, kenapa aunty ditinggal sendirian di kamar? kenapa pindah ke kamar mommy, ah Dewa gak sayang sama aunty nih." Alana pura-pura merajuk saat kami sarapan bersama."Dewa kan bilang ingin tidur sama daddy, jadi Dewa pindah aja pas aunty udah bobok." ucapan dewa terdengar lucu. Dia meninggalkan tantenya saat tantenya sudah tertidur."Hari ini daddy tidak boleh kerja, Dewa mau main sepuasnya sama daddy," Dewa berkata pada mas Arsen."Siap boy, daddy akan menemani Dewa sepanjang hari," mas Arsen menjawab dengan antusias.Setelah selesai sarapan mas Arsen dan Dewa pergi entah keman
Read more
Part 31
Setelah membujuk mama, akhirnya kami diperbolehkan juga kembali lagi ke butik. Mas arsen dan Dewa yang paling bersemangat kembali kesana, entah apa yang di rencanakan bapak dan anak itu hingga mereka begitu antusias pergi kesana.Setelah berkemas-kemas akhirnya kami pergi di sore hari, Mas Arsen sengaja tidak ke kantor lagi karena Dewa masih saja melarangnya, jika ada yang harus di tandatangani Tio datang menemui mas Arsen. Tio terlihat sangat bahagia saat melihatku, seolah-olah beban sudah terangkat dari pundaknya. Entah apa yang terjadi pada asisten mas Arsen itu saat aku tidak ada, apa mas Arsen meluapkan emosinya pada laki-laki itu.Mas Arsen mengendari mobil dengan santai menuju butik, tiba-tiba ponselku berdering panggilan dari mamaku. Aku berbicara singkat dengan mama, kemudian mama mematikan sambungan telponnya.“ Mas, kita tidak jadi ke butik. Papa meminta kita menginap disana dulu, mereka bilang kangen sama Dewa.” Aku berkata p
Read more
Part 32
"Mas Arsen harus bertanggung jawab,* ucap Mona lirih.Mendengar kata tanggung jawab aku langsung menarik tanganku dari genggaman mas Arsen, tapi mas Arsen menggenggamnya makin erat dan meremasnya seolah-olah memberi tahu jika samua baik-baik saja. Tiap wanita pasti akan berfikir yang tidak-tidak jika ada wanita lain yang datang ke hadapannya dan meminta pertanggung jawaban dari suaminya. Apa dia hamil, apa dia punya anak itu yang akan ada dalam pikirannya."Tanggung jawab atas apa? berkatalah yang jelas!" mas Arsen berkata dengan nada yang dingin.Sebenarnya apa yang terjadi diantara mereka, kenapa mas Arsen harus bertanggung jawab pada Mona."Mas Arsen mengutukku saat mbak Vira menghilang dari kehidupanmu. Mas bilang jika mas Arsen kehilangan anak dan istrinya maka dia berharap aku akan hidup menderita dan menjalani kesendirian hingga tua. Empat tahun ini Mona selalu berusaha membina hubungan dengan laki-
Read more
Part 33
POV ARSEN _______________ "Tio, kamu belum menikah kan? Aku lihat, kamu juga tidak pernah membawa pasangan atau pergi dengan wanita," aku bertanya pada Tio siang itu saat aku mengajak dia makan siang bersama.Sembilan tahun bekerja denganku baru kali ini aku sengaja mengajaknya makan siang bersama dan hanya berdua saja."Bagaimana saya mau punya istri atau pacar pak, waktu saya hampir enam belas jam buat bapak. Saya hanya kebagian waktu delapan jam untuk tidur dan istirahat dirumah," jawab Tio tanpa basa-basi lagi.Sejak Vira pulang dan aku tidak marah-marah lagi padanya, dia makin seenaknya aja bicara denganku. Ditambah lagi aku sengaja mengajaknya makan siang bersama, dulu saat Vira hamil kami bertiga sering makan siang bersama atas permintaan Vira. Sebenarnya aku kesa
Read more
Part 34
"Mona, mas Arsen bilang kamu harus ikut pengajian di masjid samping butik ini tiap hari Sabtu dan itu berlaku mulai hari ini." aku berbicara pada saat dia sudah sampai di butikku.Ini ide mas Arsen, katanya sebelum membuat Tio dan Mona bertemu ada baiknya merubah Mona dulu. Baik akhlaknya maupun isi kepalanya yang sepertinya cuma berisi mas Arsen. Sebenarnya aku sebel banget mas Arsen bilang isi kepala Mona hanya ada dirinya. Tapi mungkin saja benar, dia seperti tidak punya malu saat mengungkapkan isi kepalanya tentang suamiku. Hari Sabtu biasanya tema pengajian disini adalah tentang keluarga sakinah. Aku selalu mendengarkan nya lewat pengeras suara yang memang di pasang juga terhubung ke butikku, aku sengaja memintanya pada DKM masjid. "Ngapain mbak, Mona harus ikutan pengajian segala. Ogah!" tolaknya. "Kamu mau dibantuin dapat jodoh yang baik gak? kalau mau perbaikilah diri sendiri dulu. Kalau gak mau, sana pergi dari sini jangan gangg
Read more
Part 35
Hari ini Alana mau datang ke butik, beruntung dia datang hari Minggu jadi Dewa main sama mas Arsen. Alana datang karena ingin mengajakku berbelanja baju tidur yang seksi alias lingerie, entahlah gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba saja ngajak jalan.Aku menunggunya sambil bekerja seperti biasanya di balkon, saat aku melihat mobil Alana masuk ke halaman butik aku segera membereskan meja dan merapikan alat-alat yang berserakan di atasnya.Saat hendak keluar tiba-tiba saja dia sudah menerobos masuk menuju balkon, tempat ku berada. Dia segera berlari memelukku dengan erat, Alana sepertinya nampak sangat bahagia.Begini nih punya adik ipar dengan usia lebih tua, tetap saja dia memperlakukanku seperti aku lebih muda darinya. Usia memang tidak bisa di bohongi."Kamu terlihat senang, apa yang terjadi?" ucapku bertanya."Aku dan mas Reyhan sekarang makin mesra karena aku memberikan banyak perhati
Read more
Part 36
Kami pulang dengan baju basah samua, dasar batu! dibilang gak ada baju ganti tetap saja hujan-hujanan. Kami hanya bisa mengibas-ngibaskan baju untuk mengurangi kadar air kemudian segera ke mobil. Aku benar-benar kedinginan, apakah tidak ada sesuatu di mobil yang bisa dipakai untuk menggantikan baju basahku ini. Aku membuka pintu belakang untuk mencari sesuatu, hanya ada bantal selimut yang tadi di pakai buat tiduran Dewa saat mengantarkan dia ke rumah mama. Ah..., itu tidak bisa di pakai, aku segera masuk ke dalam mobil sambil menunggu mas Arsen yang masih mengunci pintu rumah sambil menggosok-gosok tanganku dan meniupnya.Setelah memastikan semua aman, mas Arsen masuk ke mobil dan membuka atasannya kemudian memasukkan baju basah itu kedalam goodie bag yang terbuat dari berbahan anti air. "Apa-apaan sih mas! kamu menyetir tanpa baju begitu?" ucapku."Daripada kedinginan!" balasnya santai. "Kamu pakailah itu, daripada
Read more
Part 37
"Mbak Vira?" sebuah suara memanggilku."Yahh... aku ketahuan kan," ucapku dalam hati. Dengan berusaha bersikap biasa akhirnya aku menoleh dan kemudian membuka mukenaku dan melipatnya."Iya, sengaja mau sholat disini." ucapku."Apa mbak Vira sudah mendengar semua pembicaraanku dengan ustazah tadi?" Mona berkata sambil duduk di hadapanku.Aku hanya diam, mau menjawab tidak, nyatanya diriku mendengar semuanya. Sekhusyuk nya diri ini sholat kalau ada orang berbincang pasti bisa mendengarnya, apa lagi pembicaraan itu berhubungan dengan diriku. Jika aku mengelak pasti tidak masuk akal."Aku minta maaf mbak," ucap Mona sambil meraih tanganku."Gara-gara perbuatanku, mbak Vira harus hidup tanpa suami saat hamil besar dan melahirkan, sendirian saat membesarkan seorang putra. Perbuatanku memang tidak patut dimaafkan, dan sekarang aku mendapatkan karmanya. Maka, jika aku tid
Read more
Part 38
"Mona bilang aku setia kan? aku tidak pernah melakukan apapun dengannya, percayalah." ucapnya sambil mencium punggungku. Aku terdiam tidak berniat untuk meresponnya, iya Mona bilang begitu. Mona yang agresif saja tidak bisa menaklukkan mas Arsen, reaksiku berlebihan karena aku tidak mau berbagi suamiku dengan orang lain."Empat tahun lebih kau pergi, aku tetap setia menunggumu. Menjaga hati dan tubuhku untukmu, apa kamu pikir itu hal mudah, Vira? Aku laki-laki normal, cintaku padamu yang membuatku bisa bertahan. Hanya dirimu yang kuinginkan untuk melahirkan anak-anakku," ujarnya sambil mengelus perutku. Perbuatannya dan ucapannya membuat badan dan perutku bergejolak, segera tangan itu ku genggam agar tidak terus merayap di sana. "Mandilah mas! setelah itu ayo kita makan." ucapku sambil meremas tangannya. "Buat aku punya alasan untuk mandi!" mas Arsen berkata sambil memelukku lebih erat. "Kamu harus mandi karena
Read more
Part 39
Malam ini aku dan mas Arsen akan menemani Tio dan Mona bertemu dan makan malam bersama. Kami memilih restoran dengan privat room untuk membuat suasana lebih nyaman.Saat kami datang, Tio sudah menunggu kami dengan memakai pakaian santai. Sebuah kemeja berlengan pendek dan celana panjang dari bahan. Dia terlihat sedikit berbeda dengan tampilan seperti itu, biasanya di selalu berpakaian rapi dengan dasi kadang kala lengkap dengan jas jika mas Arsen mengajaknya pergi menemui klien.Tio berdiri menyambut kedatangan kami. "Bu Vira apa kabar?" Tio menyapaku dangan ramah."Kabar baik, Pak Tio. Bapak sendiri gimana kabarnya?" ujarku balik bertanya."Saya baik Bu, bahkan sangat baik sejak ibu Vira sudah pulang," jawab Tio sambil tersenyum ramah.Aku hanya bisa tersenyum mendengar jawabannya, mungkin memang mas Arsen menyulitkan dirinya saat aku menghilang dulu."Kok Mona belum datang ya?
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status