All Chapters of Mendadak Kaya Raya: Chapter 11 - Chapter 20
778 Chapters
Bab 11
       Karyawan itu melamun sejenak, “Be...belum pak.”        “Hah?” Sans terkejut mendengar ucapan karyawan itu, “Apa yang terjadi? Mengapa belum dibayar?”        Saat karyawan itu ingin menjelaskan, tiba-tiba wanita om-om itu tertawa terbahak-bahak, “Hahaha... Apa kalian mendengar itu? Orang ini hanya penipu, kartu hitam miliknya hanyalah mainan belaka,” ucap wanita itu dengan percaya diri.        Steve tersenyum dengan kemenangan, “Sok kaya didepan banyak orang, ya.” Ucapnya.        Om-om itu tersenyum dan bernafas dengan lega, “Ternyata memang benar itu mainan ya, mana mungkin orang sepertimu memiliki kartu VIP itu! Kartu itu hanya diproduksi 20 buah dinegara ini.”        “Apa kau anak kecil? Kau datang membawa kartu mainan, mau membodohi semua orang disini? Kau punya otak tidak? Orang kampung tetaplah orang kampung, mana
Read more
Bab 12
       Kemudian dia berkata dengan serius, “Ternyata kau punya uang! Kalau begitu kenapa kamu masih menyuruhku untuk mengembalikan uangmu sialan?” ucap Steve dengan kesal.        Sans tidak menggubris ucapan Steve, lalu ia berkata kepada karyawan, “Oh iya, apakah aku harus melakukan sesuatu untuk mobil ini?”        “Ah ya, anda masih harus menandatangani kontrak dengan kami, Tuan,” ucap sang karyawan.        Sans menganggukkan kepala, dan memberikan kembali kartunya kepada karyawan itu, “Bawa dan gunakan kartu ini,” ucap Sans.        Karyawan itu merasa takut dan gemetar, “Tapi, Tuan. Manajer saya bilang bahwa mobil ini diberikan kepada anda secara gratis,” ucap karyawan itu.        “Aku tidak akan menerima hadiah apapun, tanpa sebuah alasan yang jelas.”, jawab Sans dengan tenang, karena Sans tidak tau dengan manajer ini, bag
Read more
Bab 13
       “Aku tidak mendengarnya, lebih keras lagi,” kata Maria dengan bangga sambil melihat wanita itu.        Wanita itu menggigit bibirnya, dan mencoba yang terbaik, “Maafkan aku!”        Maria merasa puas, lalu Sans melihat ke arah Steve dan berkata, “Dan kamu.” Steve merasa terkejut ketika Sans memanggilnya, karena ia juga ikut mengejek Sans.        Om-om itu tidak memberi kesempatan berbicara kepada Steve, “Cepat minta maaf kepada Tuan Sans,” ucap om-om itu.        Wajah Steve memerah, ia tidak mengatakan apa pun. Steve merasa bahwa ia dan Sans sudah merasa tidak ada hubungan apapun dengannya. Meskipun dia sudah meminjam uang 40 juta, tapi atas dasar apa dia harus meminta maaf padanya?        Pria paruh baya yang melihat semua ini langsung mendorong Steve maju ke depan, “Aku menyuruhmu untuk minta maaf! Dengar tidak? Masi
Read more
Bab 14
       Maria langsung menunjuk ke arah sebuah kalung, “Aku mau ini.”        Karyawan itu mengeluarkannya dengan ekspresi yang tidak menyenangkan, Maria mengambilnya dan langsung mencobanya, “Aku mau ini, sangat bagus,” ucap Maria.        Sans mengangguk dan mengeluarkan kartu VIP miliknya, “Bayar,” ucapnya kepada karyawan itu. Tatapan karyawan itu sedikit tidak percaya terhadap kartu yang diberikan Sans.        Maria tersenyum dan berkata, “Terima kasih, Sans.”        “Ya, sama-sama,” ucap Sans tersenyum menatap Maria.        Sosok tubuh Maria sangat indah, kakinya yang mulus, badannya yang ramping menunjukkan lekuk tubuhnya yang indah. Ditambah dengan kalung ini, siapapun tidak akan bisa memalingkan pandangannya. Bahkan Sans, tapi ia tetap memikirkan istrinya. Ketika karyawan tersebut kembali, senyumannya berubah menjadi leb
Read more
Bab 15
       Kakek Lindsay memilih untuk mengabaikan Wans dan Soraya. Ia masih tertawa dan mengobrol dengan orang lain. Itu menandakan dirinya diam-diam setuju atas sindiran Wans terhadap Soraya.        Soraya merasa sedih, semuanya merupakan cucu dari kakek, namun mengapa dia mendapat perlakuan yang berbeda?        Saat ini, Carla Lindsay yang berada di sebelahnya tiba-tiba tersenyum kepada Soraya, “Soraya, sudahlah. Ayo makan yang banyak.”        Soraya tersenyum senang merasa ada yang berbeda dari oragn lain dan berkata, “Terima kasih, Carla.”        Tapi perkataan Carla selanjutnya membuat Soraya kembali sedih, “Biasanya kamu tidak mampu makan makanan mahal seperti ini, sekarang kamu harus makan lebih banyak,” ucapnya.        “Hahaha ... Benar sekali, makanan kali ini bisa menghemat uangmu,” ucap Wans tersenyum kemenangan, dan
Read more
Bab 16
       Siapakah orang misterius ini?        Dan, siapakah sang menantu tersebut?        Seorang pria muda berusia dua puluh tahun tiba-tiba menghampiri mereka dari depan pintu. “Ternyata hari ini adalah acara tahunan keluarga Lindsay, semoga bisnis Keluarga Lindsay semakin makmur.”        Setelah semua orang melihatnya, sepertinya mereka semua menemukan jawaban atas kebingungan yang dialami oleh semua orang.        Kakek Lindsay juga mengerti, dia tersenyum menyapanya, “Tuan Muda, Lou, ayo duduk.”        Tuan Muda Lou adalah penerus dari Keluarga Lou. Keluarga kaya raya di Kota Ryuu, dia adalah cucu kesayangan Kakek Lou. Kemungkinan besar dia adalah pewaris Keluarga Lou di masa depan.        Tuan Muda Lou tersenyum dan berjalan masuk. Wans bergegas menghampirinya dan berkata, “Hadiah yang diberikan
Read more
Bab 17
       “Kau lupa? Bukannya kita pernah satu kampus? Lagi pula kita hampir menjadi sepasang suami istri.” Ucap Zheng berkata dengan acuh tak acuh.        Soraya berkata dengan datar, “Aku telah menikah selama dua tahun, lain kali jaga bicaramu.”        “Aku tak peduli” ucap Zheng semakin tidak peduli, “Suamimu itu hanya sampah kan? Kau juga tidak menyukainya bukan?” lanjutnya. Mungkin memang benar, tapi di dalam lubuk hatinya ia menyukai Sansan.        Zheng kembali berkata, “Soraya, tinggalkan sampah itu dan menikahlah denganku. Akan kubuat kau bahagia dan menjadi wanita paling beruntung di dunia ini.”        Soraya hanya diam, ia tidak mungkin bercerai dengan Sansan. Kemudian terdengar suara pria, “Dia tidak akan menceraikanku. Tidak akan pernah!”        Sansan Carell ada di sini. Soraya terkejut, “Apa yang kau lakukan disin
Read more
Bab 18
       Perjalanan menuju rumah barunya membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena lokasinya yang berada dipinggiran kota. Dan cukup jauh dari rumah lamanya dahulu.        Setelah beberapa lama dalam perjalanan, mereka pun sampai dirumah barunya. Soraya membawa Sans kedalam rumah. Rumah itu cukup besar untuk ditinggali oleh dua orang, dan rumah itu memiliki dua kamar.        "Oh ya, kamarmu disana, Sans," ucap Soraya menunjuk ke kamar tidur yang berada paling ujung.        Sans mengangguk tanda setuju, kemudian Soraya berjalan ke dalam kamar tidur satunya lagi. Sans berpikir bahwa mereka akan tinggal bersama, namun ternyata tinggal di kamar yang berbeda. Sans melihat-lihat rumah itu, ia merasa sesak saat mengingatnya, rumah ini berbeda jauh dengan rumah sebelumnya.        Sans berencana membeli rumah baru untuk istrinya, ia tidak ingin melihat Soraya ting
Read more
Bab 19
       Sans tiba-tiba mengerti bahwa pantas saja Bos toko tempat ia membeli mobil ingin memberinya sebuah mobil. Dengan menjalin hubungan baik, dia bisa mendapatkan kesempatan untuk berkolaborasi ataupun mereka memang tengah menjalankan proses kolaborasi. Zoran secara singkat memperkenalkan Grup Hour.        Kemudian ia menyuruh salah satu pengawalnya membeli jas untuk Sans. Setelah selesai mendapatkan jasnya, Sans dan ayahnya melakukan rapat kerja. Setelah selesai, Zoran pergi begitu saja karena ia harus bertemu dengan klien lainnya.        Sans tersadar, dia berdiri di dalam ruangan kantor direktur. Sans melihat sekeliling ruangan, kemudian berjalan menuju jendela dan melihat mobil yang sedang lalu lalang, dia merasa sedikit linglung. Belakangan ini bukannya dia tidak berusaha kerja keras, namun Tuhan seperti sedang bercanda kepadanya karena semua kerja keras yang dia lakukan tidak bisa membuahkan hasil ya
Read more
Bab 20
       Ini adalah hari pertama dia masuk ke perusahaan ini, dia tidak akan mengabaikan masalah begini! Apalagi orang di dalam ruangan tersebut adalah Maria, sahabat baik Soraya. Tentu saja, jika orang itu adalah wanita lain, dia juga akan bertindak seperti ini.        Dikarenakan perusahaan ini telah dikuasai olehnya, maka dia tidak akan membiarkan kejadian seperti ini terulang lagi di kemudian hari. Ketika Manajer Kim mendengar teriakan Sans, kakinya terasa lemas dan tidak bisa bergerak akibat ketakutan. Maria mengambil kesempatan ini untuk meninggalkan ruangan, dia ingin berterima kasih kepada orang yang membantunya.        Namun dia hanya melihat Linda dan sebuah punggung yang sangat kokoh. Ketika melihat punggung itu, jantung Maria berdetak semakin cepat. Hei, tunggu dulu, kenapa dia merasa tidak asing?        Apakah dia mengenalnya?        Di dalam
Read more
PREV
123456
...
78
DMCA.com Protection Status