All Chapters of Mendadak Kaya Raya: Chapter 21 - Chapter 30
778 Chapters
Bab 21
       "Baik, Tuan, tunggu sebentar, aku akan mengambil berkas kontrak untukmu," ucap pegawai tersebut sambil berusaha menenangkan suasana kegembiaraannya dan pergi mengambil berkas kontrak.        Sans menunggu sambil melihat-lihat perumahan tersebut.        "Sansan Carell?" terdengar panggilan dari seseorang yang penuh amarah dan keterkejutan.        Sans menoleh, seketika itu juga dia pasrah. Bagaimana dia bisa bertemu dengan Steve Jobs? Benar-benar sial! Steve Jobs juga merasa sial, saat dia melihat Sans, rasa malu yang dia alami kemarin membuatnya tanpa sadar menggeram.        Dikarenakan suaranya membuat semua orang yang mendengar langsung menoleh ke arahnya. Sans memperhatikan Steve, saat melihat ekspresinya. Ia menebak bahwa sepertinya dia datang untuk membahas kerja sama.        Steve menghampirinya, "Sans, luar bias
Read more
Bab 22
         Menyinggung orang yang tidak seharusnya disinggung?        Siapa yang telah dia singgung?        Mata Steve melotot sewaktu dia mengingat kata-kata Sans di telepon tadi.        "Apakah Sans? Sansan Carell yang menyuruhmu?" Steve bertanya dengan kesal sambil berdiri.        Manajer Zie tidak tahu dengan Sansan Carell. Ia juga tidak tahu jika Presiden Direktur yang baru adalah Sansan Carell. Bahkan, ia belum bertemu dengan Direkturnya yang baru.        Ia hanya berkata, "Direktur Steve, aku tidak tahu apa-apa karena aku melakukan semua berdasarkan perintah dari atasanku."        "Aku pergi dulu karena masih ada urusan," ucap Manajer Zie meninggalkan Steve.        Steve masih kesal dan bingung, "Brengsek! Siapa yang sudah aku singgung."  
Read more
Bab 23
         Keesokan paginya.        Ruang pertemuan Industri Grup Lindsay.        Semua karyawan Grup Lindsay sudah datang.        Kakek Lindsay melihat ke arah semua orang dan berkata dengan tegas, "Perusahaan kita bisa berdiri hari ini karena kerja keras dari tiga generasi, tapi perkembangan teknologi terlalu cepat sehingga cara mengelola perusahaan kita sudah tertinggal."        "Kita memerlukan bantuan modal yang banyak jika mau bergerak di bisnis baru dan menjalankan proyek baru," lanjutnya.        Kakek Lindsay menyuruh Asisten membagikan dokumen kepada generasi yang lebih muda.        "Kita membutuhkan modal, ini adalah perusahaan yang perlu kalian dapatkan kerja samanya dan keberhasilannya tergantung pada kalian sendiri," ucapnya.        "Ini adalah ke
Read more
Bab 24
       Soraya berangkat menuju perusahaan Langgang untuk mengajukan kerja sama.        "Apakah Soraya bodoh? Grup Hour bukan perusahaan biasa," ucap salah seorang.        "Bukankah begitu? Itu adalah perusahaan terkenal di Kota Ryuu, mana mungkin dia akan menerima Grup Lindsay kita?"        "Hei! Kak Wans pasti dengan mudah bisa mendapatkan kerja samanya, sehingga tidak masalah jika Soraya tidak mendapatkannya!"        Soraya sama sekali tidak bereaksi setelah mendengar pembahasan orang banyak.vAda beberapa anggota Keluarga Lindsay sewaktu dia sampai di pintu gerbang.        Wans juga memanggilnya, "Soraya, apakah kamu mau Kakak Sepupumu ini mengantarmu? Aku takut mereka akan meremehkan Grup Lindsay jika kamu pergi dengan mobilmu, takutnya mereka bahkan tidak akan mengizinkanmu masuk," ucap Wans mencibir.    
Read more
Bab 25
       "Diam kamu!" ucap Tasya marah, "Jelas ia tidak akan berhasil membahas negosiasinya, tapi dia malah menyetujui persyaratan seperti itu, bukankah ini sama saja menyuruh kita terjun ke jurang?"        Ken Lindsay membaca korannya sambil menggelengkan kepalanya dan tersenyum pahit. Di sisi Soraya, dia pulang ke rumah sewanya untuk berganti pakaian dan setelah itu bersiap berangkat ke Langgang.        Sans tiba-tiba keluar dari kamar dan bertanya kepada Soraya sewaktu dia melihatnya, "Apa yang akan kamu lakukan?"        "Aku mau pergi ke Real Estate Langgang untuk membahas masalah kerja sama penanaman modal," ucapnya.        "Oh," ucap Sans sambil menganggukkan kepalanya.        Setelah itu Soraya berangkat.        Sans langsung melakukan panggilan telepon setelah dia melihat Soraya berangkat, "T
Read more
Bab 26
       Keesokan paginya, Keluarga Lindsay berkumpul kembali di ruang pertemuan.        Wajah semua orang terlihat suram dan dapat dipastikan jika masalah penanaman modal kemarin tidak berjalan lancar. Tidak terkecuali Wans. Pembahasan Wans dan Lou Zheng berjalan lancar, tapi karena terlalu gembira dia mengatakan jika sebenarnya Soraya yang seharusnya datang ke Grup Lou untuk membahas masalah kerja samanya.        Namun, Zheng marah dan berkata, "Suruh Soraya yang datang sendiri untuk membahasnya bersamaku, aku tidak akan membahasnya dengan orang lain selain Soraya! Kalian semua tidak layak!"        Wans marah sekali, kemudian di suruh keluar oleh Lou Zheng. Maka dari itu, Wans menatap Soraya dengan tatapan yang tajam ketika dia berjalan masuk.        "Sekarang semua orang panik memikirkan keadaan perusahaan dan hanya kamu yang terlihat santai, Soraya. K
Read more
Bab 27
       Kakek Lindsay tentu mampu membedakan mana yang asli dan yang palsu. Maka dari itu dia sangat gembira, modal 100 juta dan mereka hanya menginginkan saham sebesar 10 persen. Bagi Keluarga Lindsay ini adalah sebuah hadiah besar.        Wans mengepalkan tangannya, karena sangat menyesal. Jika dia tahu Langgang begitu mudah diajak kerja sama, maka dia tidak akan menukarnya. Sehingga dia tidak perlu dipermalukan oleh Lou Zheng.        Kakek Lindsay memberikan kembali kontraknya kepada Soraya, "Soraya, kamu melakukannya dengan baik. Maka mulai dari sekarang kamu adalah penanggungjawab proyek ini, katakan saja jika kamu membutuhkan sesuatu kelak dan Kakek akan berusaha memberikannya kepadamu," ucap Kakek Lindsay dengan sangat bahagia.        Soraya merasa tidak terbiasa karena baru pertama kali melihat Kakek bersikap begitu baik kepadanya. Tapi semuanya berjalan ke arah yang baik.
Read more
Bab 28
       Dia melihat Sans dan berkata dengan penuh penyesalan, "Ibu menyuruhku pulang ke rumah."        Sans tertegun sebentar dan segera mengangguk, "Baiklah, tidak apa sayang."        Kali ini Soraya yang tertegun karena Sans menjawabnya dengan santai. Apakah dia tidak marah karena telah memasak begitu banyak makanan? Kemudian ia mengajak Sans untuk ikut pulang ke rumahnya.        Tasya sangat semangat ketika Soraya kembali ke rumah dan mengajak anaknya duduk di sofa, "Anakku, kau benar-benar membuatku bangga! Kamu bahkan bisa mendapatkan kontrak dengan Langgang!"        Soraya tersenyum sambil melihat ke arah Sans. Ia berpikir bahwa ini semua bantuan darinya. Sans balas tersenyum begitu dia melihat istrinya tersenyum.        Tapi Tasya langsung marah setelah melihatnya, "Mengapa kamu tersenyum? Kamu hanya bisa bersembunyi di
Read more
Bab 29
       Kakek Lindsay mengangguk, "Ya, Grup Hour sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Grup Lou. Jika seperti itu maka kamu yang akan mengambil alih proyek ini. Karena posisimu lebih tinggi, dan juga kamu lebih berpengalaman," ucapnya.        "Terima kasih Kakek, Kakek ayo minum tehnya." Wans memberikan teh panas kepada Kakek Lindsay penuh semangat.        Kakek Lindsay mengambilnya dan meminumnya, "Proyek ini sangat penting, maka kamu pergi selesaikan tanda tangan kontraknya besok. Kamu harus melakukannya dengan baik, karena Kakek menaruh harapan besar kepadamu."        "Kakek tenang saja karena aku tidak akan mengecewakanmu, Kakek." Wans menjawabnya sambil tersenyum.        -------        Keesokan harinya, semua keluarga Lindsay berkumpul.        Kakek Lindsay melihat semua orang, "Mulai seka
Read more
Bab 30
       "Ibu, kamu jangan marah lagi," ucap Sans dengan tenang. Lalu Sans melirik istrinya, "Soraya, tenang saja karena masih ada aku," ucapnya meyakinkan.        Soraya sedikit tertegun sambil menatap Sans.        Tasya kesal mendengarnya, "Apa yang kau bicarakan? Kau hanyalah sampah yang tidak berguna!" bentaknya.        "Aku akan keluar menelepon dulu dan akan kembali sebentar lagi," ucap Sans tidak perduli dengan ucapan mertuanya.        Tasya menatap Sans dan berkata, "Soraya, dia pergi menelepon setiap bertemu masalah, apakah akan berguna jika mengatakannya kepada orang lain? Apakah ia tidak pernah berpikir?"        Soraya menatap ibunya dan berkata, "Ibu, sudahlah."        Terlihat, mobil Audi milik Wans berhenti di perusahaan Real Estate Langgang. Wans memakai setelan jas dan terlihat tampan
Read more
PREV
123456
...
78
DMCA.com Protection Status