Semua Bab Suami Kontrak: Bab 41 - Bab 50
146 Bab
Kill Me or Heal Me
Siang itu ketika melewati jalan menuju ke rumah Inez, mobil Mario dicegat oleh 2 motor dengan 4 orang lelaki bertampang sangar. Hatinya mencelos, sepertinya ada yang tidak benar, duganya.Pintu kaca jendela mobil Mario diketok dengan tangan. Pria berbewok itu berseru, "Woiii keluar kamu!"Mario menghela napas dalam-dalam menenangkan dirinya bersiap untuk yang terburuk. Dia mengingat ajaran Mr. Miguel untuk membela dirinya kali ini. Mungkin ini saat yang tepat untuk mempraktikkan ilmu dari Mr. Miguel. Dia pun turun dari mobil."Ada apa ya, Bang?" tanya Mario pada pria berbewok itu yang langsung disambut dengan bogem keras di wajahnya.'Sial, orang-orang ini mau cari gara-gara!' batin Mario.Dia pun mengelak serangan berikutnya, tetapi keempat pria sangar itu mengepungnya dan melancarkan serangan bertubi-tubi. Mario pun dengan segera menghajar pria itu satu per satu, mencoba mengelak tiap serangan yang datang. Namun, melawan 4 orang sekaligus sungguh
Baca selengkapnya
Sebelum Berangkat ke Surabaya
Ketika Mario melongok ke dalam kamarnya dan melihat Inez sedang melipat baju yang akan dia bawa untuk kunjungan perusahaan ke Surabaya. Perjalanan bisnis itu akan berlangsung 3 hari kurang lebih, Pak Baruna Pratama, Head Marketing Manager sudah membagikan jadwal acara kunjungan itu kepada Inez kemarin pagi."Lagi siap-siap ya, Inez Sayang? Ada yang perlu Mas bantu?" tanya Mario seraya berjalan mendekati Inez yang duduk di tepi ranjang memasukkan baju-bajunya ke koper kecil.Inez menoleh ke arah Mario lalu berkata, "Nggak usah, Mas. Inez sudah hampir selesai kok. Acaranya cuma 3 malam aja, bajunya sedikit. Jangan kangen sama Inez ya ...""Pasti kangenlah, tapi ditahan .... Hati-hati ya pergi sendiri. Oya, William apa ikut juga acara ke Surabaya ini?" balas Mario menyelidik.Dia pun duduk di belakang Inez sambil memeluk istrinya dari belakang. Aroma parfum Inez yang segar membuatnya turn on. Tangannya mulai bergerilya di tubuh Inez."Kur
Baca selengkapnya
Meronta Sekuat Tenaga
Perjalanan rombongan survey PT. Jansen Pharma ke Surabaya berjalan lancar sekalipun agak lama, mereka harus berhenti untuk beristirahat, makan, dan buang air kecil di beberapa rest area sepanjang jalan yang mereka lewati.Di setiap kesempatan, William selalu menempel pada Inez. Dia mengikuti Inez kemanapun wanita itu pergi yang tentu saja membuat Inez merasa agak risih. Kalau bukan karena urusan pekerjaannya, rasanya Inez ingin mencegat bus dan segera kabur pulang ke Jakarta saja. Dia benar-benar lelah dengan segala perhatian William yang berlebihan.Untungnya setelah belasan jam mereka lalui, mobil Alphard itu akhirnya masuk ke kota Surabaya. Inez pun merasa lega, dia bisa menjauhkan dirinya sejenak dari William setelah sampai di hotel tempat mereka menginap.Rencananya selepas jam makan siang nanti, rombongan survey akan berkunjung ke pabrik PT. Cahaya Mustika Ratu, kompetitor kuat PT. Jansen Pharma di bidang kosmetika dan perawatan kulit dari bahan herbal tra
Baca selengkapnya
CEO Tampan Berkarisma
Inez duduk semeja makan dengan personil rombongan survey di restoran hotel. Mereka mengobrol dengan seru rencana untuk jalan-jalan malam ke Tunjungan Plaza nanti seusai survey pabrik kompetitor. Mal terbesar di Jawa Timur itu memang iconic sekali dengan bangunan gedung yang sangat banyak, Tunjungan Plaza 1 hingga 6. Mereka tentunya jauh-jauh dari Jakarta tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mengunjungi Tunjungan Plaza.Tiba-tiba William datang bergabung bersama mereka di meja makan itu. Semua sontak menjadi tegang yang tadinya ceria dan seru. Namun, William tidak merasakan perubahan suasana itu. Dia duduk di kursi sebelah Inez yang kosong."Nez, kartu kunci kamarmu ketinggalan tadi. Ini ...," ujar William seraya menyerahkan kartu kunci kamar Inez.Dengan tidak nyaman, Inez pun menerima kartu kunci kamarnya dari tangan William. Kemudian berkata, "Terima kasih, Kak William. Sarapan dulu saja karena masih pagi, takutnya nanti makan siang masih lama.
Baca selengkapnya
Fans Baru Inez
Menjelang jam makan malam, Inez sudah siap dengan dress selututnya warna merah maroon. Rambut ikal panjangnya tergerai rapi sepunggung membuatnya tampak lebih muda dari usianya yang sudah kepala 4.Sesuai janjinya pada Tristan tadi siang, dia akan datang ke rumah pria itu untuk makan malam bersama mamanya Tristan. Sebenarnya ketika rombongan survey itu meninggalkan gedung pusat PT. Cahaya Mustika Ratu, William berulang kali membujuk Inez membatalkan kedatangannya untuk acara makan malam itu. Namun, Inez merasa Tristan adalah calon rekan bisnis yang berguna untuk masa depan Jansen Pharma.Dia pun berangkat sendiri tanpa William, diantar oleh Pak Baruna Pratama ke kediaman keluarga Barata di Pakuwon City Residence. Tristan sudah mengirimkan share location ke ponsel Inez tadi sore."Bu Inez, nanti pulangnya gimana, ya?" tanya Pak Baruna."Saya pulang sendiri saja, Pak. Anak-anak 'kan katanya mau jalan-jalan ke Tunjungan Plaza. Nanti saya malah merepotkan Pak
Baca selengkapnya
Ketika Harus Memilih
Inez terdiam ketika Tristan menanyainya mengenai statusnya. Bila dia mengizinkan Tristan mendekatinya karena statusnya sebagai single mom tanpa suami, itu pasti lebih salah. Tetapi, hubungannya dengan Mario itu statusnya adalah pernikahan kontrak sekalipun sah di mata negara. Sungguh dilema!"Gimana, Nez? Kok malah diam saja nggak dijawab pertanyaanku tadi ...," ujar Tristan memecahkan lamunan Inez.Dengan gestur yang tidak nyaman, Inez pun terpaksa menjawab, "Aku tidak ingin menjalin hubungan spesial dengan pria yang baru kukenal, Tristan. Maafkan aku ..."Tristan pun menghembuskan napasnya dengan kasar lalu menatap jalan raya di depan mobilnya. Dia berhenti bercakap-cakap dengan Inez.Tak lama kemudian mereka sampai di Wyndham Hotel tempat dia menginap di tengah kota Surabaya. Sebelum Inez turun dari Ferrari-nya, Tristan meraih wajah Inez lalu menautkan bibirnya ke bibir wanita itu."Aku menyukaimu, Nez. Kurasa aku siap menunggumu untuk membuka h
Baca selengkapnya
Kangen Berat, Sayang!
Jalanan yang dilewati oleh mobil Alphard rombongan survey itu mulai sepi karena sudah lewat pukul 22.00. Lampu-lampu kota yang menerangi kegelapan malam terlewati satu per satu menuju ke arah Kota Jakarta.Inez menatap ke luar kaca jendela mobil itu sambil merenungkan kehidupannya akhir-akhir ini yang sepertinya bertambah rumit karena pria-pria yang menyukainya secara pribadi. Namun, di antara ketiga pria itu, dia melibatkan perasaan mendalam pada suami kontraknya yaitu Mario. Dia seolah siap menghadapi dunia bersama pemuda itu sekalipun hubungan mereka sangat aneh.Selain hanya berdasarkan kontrak pernikahan, usia mereka terpaut agak jauh sekitar 14 tahun. Mario itu baru melewati usia 27 tahun ini, sementara Inez sudah 41 tahun. Itu yang membuat Inez selalu berpikir ulang mengenai hubungan mereka. Bagaimana tidak? Yang muda yang masih 'seger kinyis-kinyis' aja banyak. Terlebih lagi Mario bekerja di dunia adonis atau pemahat tubuh yang harus menjaga penampilan.
Baca selengkapnya
Mengecup dan Dikecup
Suara kicauan burung dan cahaya mentari yang masuk dari glass block di kamar tidur Inez dan Mario memberi tanda hari telah pagi."Mas, ayo bangun ...," ucap Inez berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan dan belitan kaki Mario.Yang diajak berbicara malah sengaja mengeratkan pelukannya. Mario menahan tawanya mendengar rengekan Inez yang meminta dilepaskan. Dia masih rindu pada istrinya yang baru pulang semalam setelah pergi berhari-hari.Tangan Inez mencubit hidung mancung Mario. "Ini bandel banget pagi-pagi sih! Mas, lepasin nggak ... nanti Inez cubit yang lainnya lho!""Aku nggak mau kalau dicubit, Nez. Maunya dijepit iya ... 'kan enak. Hahaha," goda Mario selengekan."Iiisshhh Mas Mario mesum deh!" jerit Inez."Kulepasin kalau kamu mau olahraga pagi dulu sama Mas, gimana?" tawar Mario sambil memandangi wajah cantik Inez tanpa make-up di pagi hari."Huft, mesti ya? Nanti Inez telat ngantor, Mas!" protes Inez lagi."Masa bodo
Baca selengkapnya
Karma is Real
"Aahh ... Bang, Novi suka sentuhan Abang ...," desah wanita bernama Novita, pacar gelap Rinaldo Situmorang."Aku cepetin ya biar cepet sampainya, yuk Beb, pegang bahu Abang .... Aaarrghhh!" Tok tok tok.Tok tok tok.Suara pintu kamar hotel itu diketok dengan keras dan berulang kali oleh tamu tak diundang. Sementara penghuni kamar hotel itu enggan membukakan pintu."Siapa sih ini, rese banget gangguin orang lagi asik?!" gerutu Novita yang masih memakai lingerie merahnya yang seksi tanpa pakaian dalam. Dia pun meraih jubah luar lingerie sutra itu di pinggir ranjang lalu memakainya sebelum bergegas ke pintu.Tok tok tok.Tok tok tok.Ketokan itu tidak kunjung berhenti di pintu kamar hotel bintang 3 itu. Akhirnya, Novita pun membukakan pintu. Dia tidak mengenal siapa perempuan cantik seksi yang berdiri di hadapannya itu.Tiba-tiba ..."Plakkk!"Sebuah tamparan pedas mendarat di pipi kanan Nov
Baca selengkapnya
Tak Mungkin Kembali
Mario merasa bingung ketika Rosita memeluknya dengan erat. Dulu saja ketika mereka masih berstatus suami istri, Rosita selalu jijik bila dia menyentuhnya ketika sedang berkeringat. Sekarang kok malah nempel begini. Mario menggaruk-garuk kepalanya dengan wajah bingung."Ros, tolong lepasin nanti dilihat orang nggak enak. Kamu 'kan statusnya istrinya Bang Aldo, aku suaminya Inez," ujar Mario dengan nada halus.Akhirnya, Rosita pun melepaskan tubuh Mario dari pelukannya. Wajahnya berurai air mata menatap Mario. "Mas Mario, aku pengin kita kembali jadi suami istri seperti dulu. Bang Aldo selingkuh sama cewek lain, katanya dia sudah nggak sayang sama Ros," ujarnya.Mario terdiam setelah mendengar ucapan Rosita barusan. Dia sudah berpindah ke lain hati, sekarang hanya ada Inez di hatinya. Dia tidak ingin kembali bersama Rosita yang telah membuatnya begitu sengsara dan hina pasca perceraian mereka dulu."Nggak bisa, Ros. Aku sudah menjadi suami Inez dan aku cint
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status