All Chapters of The Lawyer Battle: Chapter 11 - Chapter 20
30 Chapters
Pesta
AdinaraTunggu disitu, jangan keluar mobil. Saya tidak mau Papa tahu kalau saya jalan sama kamu19.30Darren tersenyum saat mendapatkan balasan pesan dari Adinara. Ia paham kenapa Adinara bersikap seperti itu, Karena memang selama ini Papa dan orang tuanya Adinara tidak pernah akur.Sementara di kamarnya, Adinara berusaha mencari akal supaya Papanya tidak curiga kalau ia akan pergi bersama Darren.''Laras,'' panggil Adinara,''kalau nanti papa nanya, kamu jawab saja kita mau pergi ke ulang tahun teman SMA kita.''''Jadi kamu nyuruh aku kesini untuk di jadikan tameng, supaya papa kamu tidak curiga?'' tanya Laras sedikit ketus.Adinara tersenyum lebar, ia tahu kalau Laras pasti akan bertanya seperti itu.''Iyaah!'' jawab Adinara sambil tersenyum, tanpa menunjukan rasa bersalah sedikitpun.'' Tahu kaya gitu, aku tadi diam di rumah saja.'''' Laras,Pleas! Adinara memohon.'' Iya deh aku bantu.''
Read more
Penculikan
''Salman,'' ucap Pria itu, yang membuat Adinara berseru girang, dengan mulut sedikit menganga.''Salmann!!'' seru Adinara sambil berdiri, Adinara memperhatikan pria bernama Salman itu dengan seksama.''Beneran kamu Salman?'' tanya Adinara, sedang pria itu hanya mengangguk sambil tersenyum.''Aku Salman,teman SMA kamu. Yang pernah kamu tolak cintanya dua kali,'' jelas Salman mengingatkan, wajah Adinara mengernyit, ia tidak menyangka kalau Salman masih mengingat peristiwa itu.''Kamu masih ingat saja!''''Jelas aku masih ingat, karena kamu dulu sangat sepesial buat aku.''DEG!Jantung Adinara seperti terkena pukulan yang lumayan keras. Adinara tahu, Salman dulu selalu mengejar-ngejar cintanya. Tapi Adinara tidak merespon, karena hanya menganggap Salman sebagai sahabat.''Sampai sekarangpun, kamu masih sepesial!''''Heuh?'' Adinara terdiam sejenak.''Maksud kamu?''Adinara kembali hanya terdiam. Tak tahu harus berbuat apa, apalag
Read more
Kelicikan Simon
''Bos! Pak Andreas sudah kami kurung di gudang, seperti yang Bos Simon perintahkan.''Simon tersenyum penuh kemenangan, saat Jack anak buahnya memberi kabar kalau Andreas sudah mereka tangkap.''Bagus! Jaga terus jangan sampai lolos. Kalau Andreas sampai lolos, nyawa kalian taruhannya.''''Baik, Bos!''Tutt!''Sekarang tinggal mengurus dua pengacara itu. Kalau mereka terus di biarkan, mereka bisa menjadi masalah.''Simon terdiam sejenak sambil memegang dagunya.''Tapi ... apa maksud mereka mengenai brangkas rahasia Tirta Adiyasa. Brangkas apa yang di maksud? Di mana Tirta Adiyasa menyembunyikan brangkas itu.''Simon berdiri, dengan cepat ia melangkahkan kakinya ke kamar Tirta Adiyasa. Simon ingin segera menemukan brangkas yang di sebutkan oleh Darren. Dengan cepat Simon mengacak-acak isi kamar itu, mulai dari lemari, bawah kasur, belakang kursi, tidak ada yang ia lewatkan. Tapi semuanya nihil,
Read more
Penculikan Adinara
''Yang mau nonton sama dia siapa coba!''Adinara menggerutu, sambil terus menatap Darren yang masuk ke mobilnya.''Sok sibuk lagi! Nonton? Ogah banget nonton sama dia.''Adinara berjalan cepat kekantornya. Suasana hatinya saat ini sedang tidak baik, terutama saat memikirkan kasus yang sedang ia tangani, karena sampai sekarang belum menemukan titik temu.''Kenapa?'' tanya Laras saat tiba-tiba Adinara masuk keruangannya dengan wajah kusam.''Darren! Masa tiba-tiba ngajak aku nonton. Dia tidak mikir apa, sampai sekarang kasus yang sedang dia tangani belum juga selesai.''Laras tersenyum tipis saat mendengar keluh kesah sahabatnya itu. Terdengar emosi, tapi di dalamnya tersimpan perasaan yang hanya Adinara yang tau.''Emang kenapa?'' tanya Laras setelah mematikan laptopnya, kemudian menatap Adinara serius.''Ya, seharusnya dia fokus sama kasusnya. Tidak usah memikirkan yang lain dulu.''''Nara! Darren, kamu, aku, kita bukan robot.
Read more
Penculikan Darren dan Adinara
Mobil Adinara menghantam pohon besar yang ada di pinggir jalan. Untungnya hantaman itu tidak terlalu keras, sehingga Adinara tidak terluka parah.Adinara berusaha tetap tersadar setelah mengalami benturan di kepala, Adinara berusaha tenang setelah apa yang di alaminya. Adinara bersandar ke kursi, Adinara berusaha membuka matanya lebar-lebar, setelah pandangannya tadi sempat samar.''Cepat bawa Adinara ke mobil, sebelum banyak warga yang berdatangan,'' perintah Jack. Dengan sigap, kedua anak buah Jack langsung turun dari mobil menghampiri Adinara.''Siapa kalian?'' tanya Adinara ketakutan, saat tiba-tiba ada dua orang yang membuka pintu mobilnya.''Jangan banyak tanya. Ikut kami!'' bentak salah satu pria itu.''Kalian mau apa?''Kedua orang itu diam, tidak menjawab pertanyaan yang di tanyakan oleh Adinara. Sebaliknya, kedua orang itu terus memaksa Adinara untuk keluar dari mobil. Tangan Adinara di pegang erat oleh kedua orang itu, Adinara berus
Read more
Penculikan Darren dan Adinara 2
Beberapa menit kemudian, Jack kembali legi dengan membawa bungkusan plastik yang berisi obat-obatan.''Berikan obatnya!'' pinta Darren tegas, Jack kembeli tersenyum.''Tidak semudah itu!" Jack berjalan perlahan, Jack kemudian berdiri di depan Adinara yang masih terlihat lemas. ''Kau butuh obat ini? Saya juga butuh sesuatu dari Kau.''Darren menghela napas,''Apa yang kalian inginkan?" tanya Darren sambil menatap tajam Jack.Jack kembali tersenyum miring, ia melangkah perlahan mendekati Jack.''Berangkas itu? Brangkas pak Tirta . Dimana lokasi Brangkas pak Tirta di sembunyikan?''''Hahaha ....'' Darren tertawa pelan kemudian menghela napas.''Ternyata itu yang kalian inginkan. Siapa yang menyuruh kalian?''''Kau tidak perlu tau!'' Jack mengayunkan bungkusan obat di depan wajah Darren.''Kalau kau butuh obat, kau berikan informasi dimana tempat brangkas itu berada.''Darren menatap Adinara yang tergeletak di lantai, hanya beralaskan kardu
Read more
Melarikan Diri
Edward sanjaya masih terus memandangi Pak Rudi yang sudah berjalan jauh, ia tersenyum miring saat mengingat ucapan Pak Rudi.''Orang itu memang selalu menyombongkan diri,'' ucap Simon yang mengagetkan Pak Edward.''Pak Simon. Maaf saya tidak melihat Pak Simon datang,'' ujar Pak Edward, sedang Simon hanya tersenyum.''Ada kabar dari Darren?'' tanya Simon serius.Edward sanjaya menggelengkan kepalanya pelan. '' Belum ada, sampai sekarang saya tidak tau Darren ada dimana.''''Pak Edward tidak usah khawatir. Saya akan mengerahkan semua anak buah saya untuk mencari Darren.''''Terima kasih Pak Simon. Sekali lagi saya merepotkan Pak Simon.''''Pak Edward jangan berbicara seperti itu. Kita sudah bersahabat sejak lama, dan Darren sudah saya anggap sebagai keluarga saya sendiri.''''Oyah, Pak Simon pasti ada sesuatu yang penting sampai menyempatkan diri datang ke kantor saya.''''Tidak ada! Saya hanya ingin tahu kabar dari Darren.''
Read more
Melarikan Diri 2
''Kita ada dimana?'' tanya Adinara sambil melihat kesekeliling tempat itu, setelah mereka berhasil keluar dari gudang.''Aku juga tidak tau. Sepertinya ini di puncak bogor.''''Bogor?'' tanya Adinara kaget.'' Ko bisa kita sampai disini?''''Ya bisa Nara. Buktinya kita ada disini.''''Aku serius Darren!''''Aku juga serius!''''Heuh?''Adinara mendelik sebal mendengar ucapan Darren. Kemudian berjalan perlahan mendekati batu besar dan hendak duduk.''Aku mau istrihat dulu, Darren? Capek tau,'' protes Adinara saat Darren tiba-tiba menarik tangannya.''Kalau kamu mau istirah, nanti! Kamu mau tertangkap lagi sama mereka?''''Ya, tidak mau.''''Ya makanya ayo jalan lagi,'' ajak Darren memaksa.Dengan terpaksa Adinara mengikuti Darren yang sudah berjalan di depan. Darren dan Adinara menelusuri rimbunnya pohon-pohon yang ada disana, suara kicauan aneh sering terdengar di telinga Adinara.''Darreen!!'' teriak Adinara
Read more
Siasat Simon
 ''Darren!!'' teriak Adinara sambil berontak. Percuma, tangan kedua orang itu lebih kuat dan Adinara di bawa semakin menjauh dari Darren.''Minggir!'' pinta Darren saat dua anak buah Jack yang lainnya menghalangi.''Kau bilang apa? Minggir, kau pikir kita sedang berjalan di jalan, di suruh minggir.''''Orang-orang ini, menyebalkan!''Wuiiis!Suara angin yang terbelah saat Darren berusaha menendang salah satu dari mereka, cukup mengangetkan kedua orang itu. Kedua orang itu berhasil menghindar, sampai kemudian mereka saling berbalas serangan.Plak!Satu orang terjatuh.Plak!Disusul satu orang lainnya.Akh!Akh!Darren terus menyerang kedua orang itu, sampai kedua orang itu terkapar tidak berdaya.Dengan cepat Darren berlari sekencang mungkin untuk menyusul Adinara. Darren tidak mau terjadi apa-apa sama Adinara. Darren bersyukur, ia berhasil menemukan Adinara. Darren melihat Adinara berus
Read more
Cinta Terpendam Adinara
Darren berjalan cepat begitu melihat Adinara keluar dari mobilnya. Tanpa menunggu aba-aba, Darren langsung menggandeng tangan Adinara di basement itu. Mata Adinara terbelalak, ia manatap Darren yang berjalan di sampingnya sembari tersenyum.''Darren lepas!'' pinta Adinara, tapi Darren malah cuek .'' Darreen, Lepas! kalau ada yang melihat giamana?''Darren sekali lagi cuek, Darren malah semakin mempererat genggaman tangannya.''Darreeen!"'''Biarin kenapa sih. Kalau mereka melihat memang kenapa?'' tanya Darren santai kemudian tersenyum saat melihat Adinara cemberut sambil menatap Darren tajam.''Kamu bilang kenapa? Kalau laras melihat gimana? Kalau Papaku melihat gimana?''''Darren lepas!''''Tidak mau.''''Darreen!''Darren berhenti, ia menatap Adinara serius.''Kalau aku tidak mau lepas gimana? Kamu mau nampar aku seperti di hutan. Atau kamu mau meluk aku lagi seperti di hutan waktu itu.''Nara, kamu harus beran
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status