All Chapters of GGAP 2 : MR. NOBODY: Chapter 71 - Chapter 80
601 Chapters
BAB 71
Kalau saja tidak ingat ada janji dengan Elena siang itu, Awan ingin mengulik lebih banyak informasi dari Harvard. Semakin banyak yang Ia tahu dari kepala pelayan keluarganya itu, samakin dalam Ia bisa mengukur kekuatannya sendiri. Akhirnya, Awan pun memutuskan untuk menyudahinya dan Ia berangkat menuju AW Resto untuk bertemu dengan Elena. Saat mobilnya memasuki area parkir AW Resto, semua orang melirik dan menatap kagum kearahnya. Bahkan ketika Ia hendak memarkirkan mobilnya, petugas parkir dengan secara khusus menyediakan tempat untuk parkir mobilnya, seolah Awan adalah tamu paling VIPnya saat itu. Mobil yang dikendarai Awan terlihat begitu mencolok diantara mobil-mobil lainnya, sekilas lihat saja orang sudah paham betapa mahalnya mobil yang dikendarai Awan. Tidak banyak orang yang bisa memiliki mobil seperti itu di Ibu Kota, apalagi negara ini. Jumlahnya bahkan hanya bisa dihitung oleh jari saja, karena itulah mereka yang mengendarainya menda
Read more
BAB 72
Elena tidak tau jika orang diluar ruangannya sedang heboh dengan kedatangan seorang pengendara Lamborghini Serra, karena saat itu Ia sedang berada dalam ruang VIP. Belum lagi, saat ini Elena sedang berdebar-debar karena sebentar lagi Ia akan bertemu dengan pria yang selama ini membuatnya begitu penasaran namun belum pernah sekalipun ditemuinya.Bahkan dalam 5 menit terakhir,  Elena sudah sepuluh kali melihat penampilannya dalam cermin kecil dalam tasnya. Penampilannya begitu anggun luar biasa, perpaduan terbaik antara gen Ingris dan Jawa. Namun entah kenapa, Ia masih saja merasa kurang dan tidak percaya diri saat ini. Mungkin karena dalam hatinya, Elena menyadari sepenuhnya jika sebentar lagi Ia akan bertemu dengan pria yang begitu spesial dihatinya.Saat itu, pintu ruang VIP terbuka dan seorang pria dengan setelan jas hitam dan rapi masuk ke dalam ruangan. Elena sempat terdiam sesaat, ada keterkejutan dan juga syok diwajahnya. Dia memang
Read more
BAB 73
  Tugas hari pertama Topan, ternyata hari itu Ia mendapat laporan kalau ada sebuah ruangan VIP yang sudah dipesan atas nama bosnya, Saktiawan Sanjaya. Saat itu, sudah ada seorang wanita yang merupakan tamu bosnya, sudah berada didalam ruangan. Saat pertama kali masuk, Topan pun sempat tertegun sesaat, Ia tidak menyangka jika tamu bosnya begitu cantik. Setahu Topan, Bosnya juga memiliki seorang wakil CEO yang begitu cantik, yang ditolongnya kemarin. Membuat Topan jadi cemburu dengan keberuntungan bosnya yang dikelilingi oleh banyaknya wanita cantik. Ketika mendengar perkenalan Topan, Elena sampai menghela nafas dalam penuh kelegaan, 'Tuh kan benar! tidak mungkin pria ini adalah Awan.' Senyum cantik Elena mulai mengembang kembali.  Topan sendiri yang melihat betapa cepatnya perubahan reaksi Elena, hanya tersenyum miris, 'Kenapa nona ini tampak begitu senang? Apa Ia menduga jika gue adalah Bos dan dia senang kalau ternyata gue bukan bos?'
Read more
BAB 74
"Nona Elena." Sapa Awan dengan hangat sambil menyalaminya dan selanjutnya duduk dikursi depan Elena.Awan tersenyum kecil ketika melihat Elena masih berdiri didepannya, entah apa yang membuat gadis cantik itu terlihat begitu gugup saat ini. Tapi, Awan yang sekarang cukup berpengalaman dalam menghadapi banyak orang, seiring dengan bertambah luasnya lingkar pertemanannya.Karena itu Ia bersikap sesantai mungkin agar tidak membuat Elena semakin canggung dihadapannya, "Santai saja Elena. Silahkan duduk! Oya, apa anda sudah memesan makanan untuk kita?""Y-ya, Pak Saktiawan.. Saya menunggu anda dan kita bisa memesan makanan bersama." Kata Elena gugup."Hmn, panggil Awan saja. Usia kita tidak jauh berbeda. Lagian sekarang kita sedang tidak dikantor, anggap saja kita sedang merayakan perkenalan kita dan menjadi teman baru." Sebenarnya Awan mau memanggil Elena dengan sebutan 'Mbak' atau 'Kakak' karena usia Elena tiga tahun diatas Awan, tapi mengingat
Read more
BAB 75
 Begitulah orang yang cerdas, setiap topik ada waktu dan momennya. Begitupun dengan sebuah bisnis, tidak bisa membicarakannya setiap saat, kapanpun ketika seseorang menginginkannya, terlepas sepenting apapun itu.Bagi seorang yang berpengalaman, mereka tidak akan bicara bisnis dimana mereka harusnya sedang bersantai. Dan tidak akan pernah bercanda jika seandainya topik yang mereka bicarakan adalah sesuatu yang penting.Disitulah posisi mereka sekarang, Awan mengutarakan niatnya untuk mendirikan tentang lembaga pengawas independen diperusahaannya dan mengajak Elena untuk bergabung dalam proyek tersebut. "Bukankah sudah ada pengawas internal selama ini?""Memang! Tapi tidak ada yang bisa menjamin kenetralan mereka, karena bagaimanapun yang mereka awasi adalah rekan-rekan mereka sendiri nantinya. Akan berbeda cerita jika lembaga pengawas ini bersifat independen, sehingga tidak akan ada kepentingan apapun yang dapat mempengaruhinya. Penilai
Read more
BAB 76
 "Baiklah, kalau begitu Aku akan menerima opsi kedua." Putus Elena.Tidak ada salahnya Elena mengambil opsi kedua. Dia bisa menempa pengalamannya lebih jauh di RA Grup dan disamping itu, Ia bisa lebih dekat dengan Awan. Entah kenapa, CEO tampan itu membuat Elena nyaman dan semakin penasaran tentang dirinya. Sedari Awal Ia masuk saja, Elena sudah memperhatikan semua tutur kata dan sikap Awan terhadapnya dan tidak ada satupun dari perkataan Awan yang coba merayunya, tidak seperti kebanyakan pria yang dikenalnya selama ini.Keduanya pun langsung bersalaman sebagai simbol kesepakatan diantara mereka. Setelah agak santai, Awan bertanya karena penasaran dengan cepatnya Elena memutuskan dan bahkan tanpa perlu waktu lama untuk mengambil keputusan, "By the way, kenapa anda begitu cepat memutuskan untuk menerima tawaran kedua?"Elena langsung tersenyum dan senyumya begitu manis dan memikat, "Karena saya hanya mau jadi Kinan dan tidak mau ada Lydia di
Read more
BAB 77
Topan teringat dengan suatu hal dan dia hampir saja melewatkannya, kebetulan itu ada hubungannya dengan bos besarnya. Jadi sebelum Awan keluar dari ruang VIP, Topan menahan langkahnya dengan bertanya, "Bos, apa anda sudah membaca berita hari ini?"Awan berhenti dan berbalik, dia memang belum sempat baca berita apapun hari ini. Karena Topan menanyakan hal ini, Awan pun jadi teringat dengan kejadian sehari sebelumnya, "Jika itu ada hubungannya dengan Gandi Permana, Aku tidak akan heran." Ucap Awan menebaknya.Topan terkekeh, "Tebakan anda benar sekali, Bos. Kediaman Gandi terbakar habis dini hari tadi. Menurut anggota kita dilapangan, ditemukan 6 mayat didalam rumah dan semuanya telah tewas. Mayat-mayat tersebut adalah Gandi, istrinya dan 4 orang pembantunya. Serta dua mayat penjaga yang tewas dengan beberapa luka tembak ditubuh dan bagian kepala.""Bagaimana dengan putrinya, Gina Permana?" Tanya Awan penasaran.Ia memang telah memberikan instruksi pada sal
Read more
BAB 78
"Serius? Bos yang anda minta itu adalah 100 anjing terliar Siberia? Hanya militer yang meminta jenis anjing jenis langka itu selama ini, itupun untuk pasukan khusus mereka?" Leviathan dibuat syok dengan permintaan Awan di telpon. Leviathan, salah satu mantan Seventh Devil memiliki hobi dengan memelihara Anjing-anjing langka. Setelah pensiun sebagai anggota Seventh Devil Klan Atmaja, Ia semakin menekuni hobinya untuk mengisi waktu dimasa pensiunnya. Bahkan Ia menjadi salah satu peternak dan pemasok anjing-anjing langka yang terkenal. Pelanggannya pun tidak main-main, militer dan para Taipan yang menginginkan anjing dengan type tertentu sebagai koleksi mereka.Biasanya anjing-anjing koleksinya didatangkan dari luar Negeri. Jelas saja, itu tidak dengan harga yang murah. Mengingat, Leviathan mendapatkan koleksi anjingnya dari seluruh dunia. Mendapat panggilan telepon dari Awan dan permintaannya yang gila, membuat keringat mengalir deras di kening Leviath
Read more
BAB 79
Setelah memastikan pesanannya sudah jelas dengan salah satu mantan Seventh Devil tersebut ditambah dengan beberapa catatan untuk pesanannya yang berikutnya, Awan bisa sedikit bernafas lega. Satu-satunya yang masih dimilikinya saat ini adalah sedikit waktu, firasatnya mengatakan jika Vino bukanlah awal bentrokan dengan aliansi 7 Naga ataupun The Shadow yang menjadi dalang dibelakang mereka. Karena itu Ia harus memulai persiapannya sedini mungkin dan rencana yang secermat mungkin. Beruntung bagi Awan, selama ini Ia telah terbiasa menjadi pemain dibelakang layar. Tinggal memainkan bidak yang tepat baginya untuk meraih kemenangan penuh. Tidak peduli seberapa kuat dirinya, jika yang dihadapinya adalah sebuah batu karang yang besar. Salah dalam menentukan langkah, Ia akan hancur. Tidak hanya dirinya, bahkan siapapun yang berhubung dengan dirinya. Saat ini Awan telah memiliki tujuh panglima perangnya sendiri sebagai pengganti Seventh Devil dijaman Kakeknya. Mereka m
Read more
BAB 80
Flash back kejadian siang tadi."Kalian- kalian sedang berkencan?"Elena yang mendapat sodoran pertanyaan langsung dari Calista langsung gugup, wajahnya bahkan langsung berubah kemerahan. Saat itu Elena bingung harus memberi jawaban seperti apa, disatu sisi Ia tidak ingin jika Calista akan mendahului upayanya dalam mendekati Awan. Apalagi setelah mengenal Awan secara langsung, Elena seakan ingin mengunci Awan menjadi miliknya. Tapi, tidak mungkin juga Elena mengatakan kalau mereka sedang berhubungan, karena Awan sedang ada disana. Bukankah Awan akan merendahkannya nanti jika Ia memberi jawaban seperti itu?Disisi lain, jika Elena menjelaskan tentang situasi yang sebenarnya, bukankah itu akan mengekspos siapa Awan yang sebenarnya? Kalau melihat dari cara Calista memanggil Awan, jelas kalau Calista belum mengetahui identitas Awan yang sesungguhnya."Kami sedang dalam urusan bisnis. Nona Elena mengalami masalah dengan mobilnya, kebetulan saya yang m
Read more
PREV
1
...
678910
...
61
DMCA.com Protection Status