Semua Bab When I'm With You: Bab 11 - Bab 20
48 Bab
Bab 11
Dua hari kemudian, Adelio menatap keluar dari jendela mobilnya saat Hendrik berbelook turun di sepanjang jalan rumah perkotaan dengan batu bata. Seorang temannya memberitahunya kalau Billi Atlas menerima rumaah warisan dari almarhum orang tuanya. Galeri seni Atlas berjalan sangat baik. Sepertinya teman sekamar Rosalind memiliki selera yang baik dan punya intuisi bisnis yang bagus, dia juga sopan, tenang dan teliti. Itu juga yang menarrik pecinta karya seni.Adelio juga tidak bisa menyangkal saat baru mengetahui kalau Billi yang ternyata adalah seorang gay. Dialah yang menjamin pada malam berikutnnya agar teman sekamar Rosalind yang lain tidak akan bisa menyentuhnya.Adelio menjadi orang pertama yang menyentuh sesuatu yang tidak seharusnya dia sentuh, dia mengutuk dirinya sendiri. Bayangan Rosalind yang hancur saat dia meninggalkan kamarnya di malam itu menyadarkannya ribuan kali. Adelio menggerutu pelan, saat Rosalind pergi dari rumahnya. Adelio ingin meng
Baca selengkapnya
Bab 12
Hal yang di harapkan itu tiba juga ; Rosalind bekerja seperti seorang pencuri malam ini. Lukisan itu membuatnya kembali, meskipun keadaan tidak bisa dia kendalikan sepenuhnya.Rosalind mencampur cat warnanya dengan cepat, menggunakan cahaya dari sebuah lampu kecil yang dia letakkan di meja untuk membantunya melihat. Dengan putus asa dia berusaha dengan teliti melukis warna dari langit malam sebelum cahayanya berubah.Gedung yang bercahaya berlawanan dengan latar belakang langit di malam hari. Rosalind tiba-tiba berhenti dan memandang pintu studio yang tertutup, menunggu dengan tenang. Detak jantungnya mulai berdegup kencang dalam keheningan yang menakutkan. Sebuah bayangan terlihat, menipu matanya. Pengurus rumah meyakinkannya kalau dia akan sendirian di rumah malam ini. Adelio ada meeting dan dia pergi menemui temannya.Tapi, Rosalind tidak merasa sendirian sejak beberapa detik dia keluar dari lift dan menuju ruangannya bekerja.Apakah tempat ini berhant
Baca selengkapnya
Bab 13
Beberapa malam kemudian, rasa sakit itu tetap ada. Tapi Rosalind menolak untuk membaginya, dalam pikiran atau jiwanya. Hal terburuk yang paling menyakitkan adalah saat ponselnya berbunyi dan dia melihat Adelio masih mencoba menghubunginya. Semua itu sangat berat baginya untuk mengabaikan rasa sakit hatinya pada malam minggu yang ramai saat menjadi pelayan. Dia begitu sibuk, dia bahkan tidak punya kesempatan untuk memikirkan Adelio atau lukisan atau kekesalannya pada orang yang memainkan musik dengan suara keras pada pukul dua pagi. Tempat ini di ciptakan untuk para penggila pesta yang akan menghamburkan uang mereka untuk makanan dan minuman sampai pukul lima pagi. malam minggu selalu melelahkan bagi Rosalind, dan juga menguji kesabarannya, tapi dia berusaha untuk tidak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan tip yang besar dari malam biasanya.Rosalind menaruh nampan di tempat tunggu pelayan dan mengatakan pesanannya pada sang pemilik yang sudah lumayan tua yang
Baca selengkapnya
Bab 14
Rosalind pergi tidur pagi itu, tapi dia tidak bisa tidur. Rasa gembira tidak mau meninggalkannya. Dia bangun sebelum alarmnya berbunyi, membuat kopi dan meminumnya, makan semangkuk sereal, dan mandi. Apa yang akan dia pakai agar tdia terlihat cocok saat bepergian bersama Adelio Carlos?Karena dia tidak memiliki satu pakaian yang pantas untuk di sandingkan dengan Adelio, dia memutuskan untuk memakai celana jeans favoritnya, boots, tank top dan jaket hijau pendek. Jika dia tidak bisa terlihat elegan, setidaknya dia harus merasa nyaman selama penerbangan. Dia menghabiskan waktu untuk menata rambut panjangnya yang sangat jarang dia lakukan, memakai sedikit maskara dan lip glos. Dia mengamati dirinya di cermin saat dia selesai, mengangkat bahu dan meninggalkan kamar mandi.Meskipun Adelio mengatakan Rosalind  tidak perlu membawa apa-apa, dia tetap memasukkan pakaian dalam, dan beberapa pakaian ganti, alat mandi, dan paspor ke dalam tas ranselnya. Rosalind meletakkan ta
Baca selengkapnya
Bab 15
Rosalind tidak keberatan kalau Adelio bekerja. Dia suka melihat Adelio bekerja walaupun sebagian dirinya sedang berpusat pada tepat lain. Rosalind melihat Adelio memakai kacamata yang mungkin selalu dia gunakan saat bekerja. Jari tangannya mengetik cukup cepat di atas keyboard laptop yang mungkin sanggup membuat asisten administrasi menjadi iri. Rosalind merasa aneh saat memikirkan tangannya yang lbar dan maskulin busa bergerak begitu cepat dan teliti.Adel akan menggunakan tangan itu untuk bercinta dengannya dalam waktu dekat. Rosalind tidak bisa mempercayainya. Pria pertama yang bercinta dengannya adalah Adelio Carlos.Rosalind meneguk minuman dinginnya dan memaksa dirinya untuk menatap keluar jendela. Begitu banyak pertanyaan yang mendengung di kepalanya. Saat mereka melewati jalanan yang berlawanan arah dengan bandara. Rosalind tidak bisa menahannya lebih lama lagi. "Adelio, kemana kita pergi?"Adelio menatapnya dan melihat keluar. 
Baca selengkapnya
Bab 16
Adelio menekan tombol kirim di komputernya, memberikan detail pekerjaan untuk staffnya. Untuk ke lima puluh kalinya dalam waktu sepuluh menit, tatapannya menelusuri sepanjang tubuh feminim yang meringkuk di bawah selimut. Meskipun hanya gerakan kecil naik dan turun dari selimutnya mengatakan padanya kalau dia tertidur dengan nyenyak. Adelio menduga kalau Rosalind akhirnya bisa tidur dengan nyenyak kira-kira lima jam yang lalu. Adelio sulit berkonsentrasi, dirinya menderita, dia tidak bisa menyalahkan siapa pun melainkan dirinya sendiri. Adelio sendiri yang meminta Rosalind melepaskan pakaiannya. Adelio duduk dan menatap, terhipnotis saat Rosalind  melepaskan satu demi satu pakaiannya, sementara mulutnya mengering dan detak jantungnya berdetak sangat kencang. Setiap kali Adelio mengingat tatapan menunduk dan pipi merona merah, rambut panjangnya, bentuk tubuhnya yang indah. Akan sangat menyiksa jika sampai dia tidak menyentuh Rosalind malam ini, tapi dia berjanji pad
Baca selengkapnya
Bab 17
Rosalind pasti kelelahan, karena saat dia melihat kamar tidur pesawat yang luas dan mewah, dia tidak terkejut. Mungkin juga karena dia sudah mulai mengenal Adelio dan mengerti kalau Adelio tidak akan pernah puas jika tidak sempurna. Rosalind membuka pintu kamar mandi, melakukan apa yang di perintahkan Adelio, dan melihat gaun malam berwarna hitam tergantung di kamar mandi."Alin bilang kalau semua yang kau butuhkan ada di dalam laci atas lemari pakaian di kamar mandi." Kata Adelio beberapa saat yang lalu sambil menatap pada ponselnya, terlihat jelas kalau dia sedang membaca pesan dari asistennya. "Alin bilang cuaca di paris saat ini cukup hangat malam ini." lanjutnya.Di dalam lemari Rosalind juga menemukan bra dan celana dalam hitam berenda yang indah. Rasa malu membanjiri pikirannya tentang Alin yang mengatur segala pakaian ini untuknya. Mungkinkah Alin menjalankan perintah Adelio sepanjang waktu?Di bagian paling atas lemari ada dua buah kotak. Satunya terbua
Baca selengkapnya
Bab 18
Satu setengah jam kemudian, Rosalind duduk di tengah-tengah sebuah meja privat di salah satu restoran yang bersejarah. Dia melihat ada begitu banyak karya seni yang mengagumkan, makanan mewah, dan antisipasi denga apa yang akan terjadi malam nanti. tatapan Adelio yang kuat tertuju pada Rosalind hingga dia hampir tidak bisa menelan makanan, apalagi menikmati makanan."Kau tidak makan banyak." Kata Adelio saat pelayan datang untuk membersihkan piring."Aku minta maaf." Kata Rosalind mengernyit dan berpikir tentang begitu banyak uang dan usaha yang terbuang untuk makanannya yang mahal.Pelayan bertanya pada Adelio menggunakan bahasa prancis, dan dia menjawab dengan baik, dan tidak pernah mengalihkan tatapannya dari Rosalind. Satu hal yang pasti, Rosalind hampir tidak bisa mengalihkan tatapannya dari Adelio sejak dia keluar dari kamar tidur pesawat, dia memakai tuksedo dengan dasi hitam sebagai ganti dari dasi kupu-kupu, kemeja putih, dan sapu  tangan yang terl
Baca selengkapnya
Bab 19
"Di mana kita akan menginap?" Tanya Rosalind saat Hendrik mengemudi di kegelapan malam. Tidak seperti perjalanan dari bandara ke restoran, saat Adelio duduk di sampingnya, tangan Rosalind berada di tangannya, tapi kali ini dia duduk di seberang Rosalind, sikapnya yang sedang menjaga jarak saat dia memandang ke luar jendela."Di Hotel De Moon R. Tapi kita tidak pergi kesana saat ini.""lalu kemana kita pergi?"Mobil melambat. Adelio mengangguk ke luar jendela. Mata Rosalind melebar saat dia mengenali bentuk dan hiasan arsitektur pada gedung di depannya. Dia merasa familiar dengan museum kuno italia. Museum ini adalah salah satu istana pribadi yang masih tersisa di kota ini."Kau serius?" "Tentu saja." Jawab Adelio dengan tnang.Senyumnya di bibir Rosalind segera menghilang. "Adelio, ini lewat tengah malam. Museum sudah tutup."Hendrik memarkirkan limo dan beberapa saat kemudian, dia mengetuk pintu belakang sebelum membukanya. Ade
Baca selengkapnya
Bab 20
"Museum ini milik keluarga kakekku. Koleksinya memiliki banyak kontribusi bagi masyarakat seperti sebuah persembahan untuk siapa saja yang ingin berbagi dalam kecintaannya pada benda antik. Aku menjabat sebagai dewan pengurus, begitu juga nenekku."Rosalind menatap Adelio, dan Adelio secara terang-terangan memandang dengan kagum dan dengan hormat saat dia mengamati patungnya membuat Rosalind terkejut. Rasa terkejut yang menyenangkan. Adelio biasanya akan menahan diri. Namun kali ini ada sebuah kerendahan alam diri Adelio Carlos yang tidak bisa Rosalind paham."Kau menyukainya." Kata Rosalind, lebih seperti pernyataan di banding pertanyaan, mengingat kembali akan miniatur patung yang ada di rumahnya."Aku akan memilikinya kalau aku bisa." Adelio mengakuinya. Senyumnya yang sedikit sedih tertuju pada Rosalind. "tapi kau tidak bisa memilikinya, kan? Itu yang mereka katakan padaku."Rosalind menelan ludah. Perasaan aneh seolah melayang melandanya saat dia ber
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status