All Chapters of When I'm With You: Chapter 21 - Chapter 30
48 Chapters
Bab 21
Adelio tampak tenggelam dalam dunianya sendiri ketika dalam perjalanan ke hotel, meskipun Rosalind duduk di sampingnya di kursi belakang limo, melingkarkan lengannya, kepala Rosalind bersandar di dadanya, dia membelai rambut Rosalind. Pada awalnya, Rosalind khawatir dia akan menyesal, tapi kemudian dia mulai santai dengan sikap diam Adelio. Dia melihat melalui kelopak matanya yang berat, mengingat semua detail dari apa yang tidak terduga.Tentu saja Adelio tidak bisa menyesali atas apa yang baru saja terjadi, itu tadi pengalaman yang luar biasa kan?mereka sampai di hotel tempat mereka akan menginap. Dia tersentak saat Adelio membuka pintu untuknya dan dia melangkajh ke ruang tamu yang penuh barang antik dan menampilkan kain yang halus."Lewat sini." Adelio mengarahkan, membimbingnya ke kamar tidur."Sangat indah." gumam Rosalind, menyentuh kain yang terbuat dari sutra dan memandang ke sekeliling ruangan yang di hias dengan selera tinggi.Tatapan A
Read more
Bab 22
Rosalind meringkuk di tempat tidur saat Adelio bangun untuk bersiap-siap untuk pergi rapat. Dia membuka matanya yang mengantuk sebentar untuk melihat Adelio sedang berdiri di tepi tempat tidur menatapnya, terlihat luar biasa tampan dalam setelan gelap, kemeja putih yang rapi, dan dasi biru pucat."Apakah kau ingin aku memesankan sarapan untukmu?" Tanya Adelio. "kau bisa sarapan di teras.""Aku akan memesannya sendiri." Katanya, suaranya berat karena mengantuk.Adelio mengangguk dan melangkah mundur, seolah-olah akan pergi. Adelio dengan ragu tunduk dan mencium bibir Rosalind.Rosalind mengawasi Adelio pergi beberapa saat kemudian, tampak begitu tinggi dan berwibawa dalam setelan yang dia pakai, dia merasakan perasaan yang aneh antara dan bahagia dan menyesal. Setelah Adelio pergi, dia melihat langit kota paris yang cerah. Rosalind memesan sarapannya di teras luar, seperti yang Adelio sarankan, sungguh benar-benar pengalaman mewah yang luar biasa.S
Read more
Bab 23
Setelah mandi, Rosalind duduk dengan gelisah di sofa mewah di kamar tidur, kemarahannya memuncak. Berani-beraninya Adelio membuatnya menunggu seperti ini? Menunggu membuatnya marah, tapi untuk beberapa alasan yang tidak bisa dia pahami, hal itu membuatnya terangsang juga. Rasa cemas di campur rasa gembira meliputinya tentang apa yang Adelio sedang rencanakan untuknya.Rosalind tersentak kaget ketika pintu kamar tiba-tiba terbuka dan Adelio masuk ke dalam ruangan. Adelio melirik Rosalind sebelum dia berjalan ke tempat gantungan jas dan menggantung jasnya di sana. Dia membuka pintu lemari yang sengaja di buat dengan bentuk yang antik dan membungkuk untuk meraih sesuatu.Rosalind menegang, mencoba untuk melihat apa yang sedang dia lakukan, tapi pintu menghalangi pandangannya. Ketika Adelio berbalik, Rosalind langsung segera berpaling, dia tidak ingin Adelio tahu bgaimana dia begitu fokus memperhatikan pada apa yang sedang dia lakukan.Rosalind terkejut ketika Adeli
Read more
Bab 24
Rosalin hanya berbaring dengan pipinya yang panas menempel di kain lembut kursi, mulutnya terbuka heran pada sensasi yang Adelio berikan padanya. Semua kekuatan itu, meluncur ke dalam dirinya, meledak dalam dirinya. Rosalind pikir dia hanya akan ingat saat pertama kali Adelio memukulnya untuk selama sisa hidupnya. Tapi sepertinya dia akan juga mengingat hukuman-hukuman lain yang mungkin akan datang padanya di masa depan. Dengusan Adelio terdengar seperti mengoyak tenggorokannya. Rasanya seperti sesuatu yang penting sedang merobeknya keluar ketika Adelio menarik Rosalind."Rosalind." Panggil Adelio pada saat dia mengangkat Rosalind untuk berdiri. Mereka berjalan terhuyung-huyung, tubuh mereka tetap menempel saat mereka berjalan ke sofa. Adelio menjatuhkan tubuhnya ke bantal, sambil membawa Rosalind ke pangkuannya dan berbaring di samping Adelio. Punggungnya menempel kencang pada dasi dan kancing kemeja Adelio. Hangat dan lengket karena keringat.Mereka berd
Read more
Bab 25
Rosalind masuk ke kamar setelah mandi dan berganti baju. Dia melihat Adelio duduk di depan meja, laptopnya terbuka, dan ponsel berada di telinganya."Aku terkesan pada latar belakangnya." Rosalind mendengar Adelio berbicara di telepon.Adelio memandang sekilas dan menyadari Rosalind sedang berjalan masuk ke dalam ruangan. Matanya tidak pernah lepas dari Rosalind saat dia berbicara."Seperti yang baru saja aku katakan padamu, kau bisa menyewa siapa pun yang kau inginkan. Kau harus menginformasikan padaku tentang penyatuan itu, sampai kau mendapatkannya kembali. Jangan mulai proses perekrutan, terutama dengan badut seperti ini." Ada sebuah jeda sebelum dia melanjutkan. "Mungkin itu benar untuk semua perusahaan, tapi tidak untuk perusahaanku." Kata Adelio, suaranya dingin lalu mematikan panggilan itu dengan cepat."Maaf." Kata Adelio, berdiri dan melepas kacamatanya "Aku sedang mengalami kesulitan untuk susunan kepegawaian perusahaan.""Perusahaan apa
Read more
Bab 26
Rosalind mengingatkan dirinya berulang kali hari ini kalau ini semata-mata hanya perjanjian seksual yang dia miliki dengan Adelio. Karena pada kenyataannya, dia tidak bisa membayangkan hari yang lebih romantis dalam hidupnya.Atas permintaannya, mereka meninggalkan Hendrik dengan mobil dan mereka menelusuri jalanan di paris. Rosalind merasa gembira dan senang oleh sensasi di tangannya yang di genggam Adelio, dia juga sering menatap ke samping untuk meyakinkan dirinya kalau dia benar-benar sedang berkeliling kota yang paling romantis di dunia ini dengan pria yang paling menarik dan gila kontrol yang pernah dia temui."Aku lapar." Kata Rosalind jujur. "Bisakah kita makan di sini?' tanya Rosalind lagi. Dia menunjuk sebuah restoran kecil menarik di pinggir jalan yang mereka lewati dengan tempat duduk di luar."Alin sudah mengatur meja pribadi untuk kita di restoran hotel." Kata Adelio mengarah pada restoran mewah dan mahal di hotel tempat mereka tinggal."Ali
Read more
Bab 27
Mereka masih berada di restoran, mengobrol, minum kopi, dan menunggu Hendrik datang dengan mobil yang Adelio minta."Itu dia." Kata Adelio, pandangannya tertuju pada sebuah sedan hitam. Rosalind mendengar Adelio bertanya pada Hendrik tentang menyewa mobil dan membawa mobil itu ke restoran. Hendrik sudah di sini sekarang. Bukankah menyenangkan untuk melakukan sesuatu tanpa harus memikirkan berapa banyak uang yang harus di keluarkan?Rosalind tidak percaya dia membiarkan Adelio melakukan hal ini.Rosalind tersenyum saat Hendrik memberikan kunci mobil pada Adelio. "Apakah kau ingin kami mengantarmu?" Tanya Rosalind pada Hendrik saat dia berbalik untuk berjalan di pinggir jalan."Aku akan berjalan menuju hotel. Tidak terlalu jauh dari sini." Kata Hendrik meyakinkan Rosalind sebelum dia melambai dan berbalik pergi.Adelio membuka pintu penumpang untuk Rosalind. Dia merasa lega setidaknya Adelio tidak memulai mengajarinya menyetir di jalanan kota paris y
Read more
Bab 28
Keesokan paginya, Rosalind meletakkan pil di lidahnya dan meneguk air, kemudian menelannya. Rosalind menatap dirinya sendiri di kaca kamar mandi, berpaling dengan cepat saat dia melihat bayangannya sendiri. Melihat dirinya meminum pil kontrasepsi yang di bawa kemarin malam di ingatnya dalam gambaran yang jelas. Adelio membawanya makan malam ke tempat yang lebih privat hanya untuk dua orang dengan pemandangan romantis, Rosalind bingung oleh sikap Adelio, responnya yang cepat, acuh tak acuh dan penarikan dirinya, bahkan ketika Adelio terlihat begitu khawatir, mereka akan berakhir dengan pertengkaran dan Adelio pergi.Kenapa dia harus repot-repot minum pil setelah tahu bagaimana perlakuan Adelio tadi malam?Rosalind benar-benar gila karena telah menyetujui perjanjian yang penuh resiko ini bersama Adelio, mereka berdua gila dan mudah marah. Kebodohan Rosalind terlihat begitu jelas sejak pertama kali Adelio pergi setelah pengalaman erotis yang terjadi kemarin.Tapi b
Read more
Bab 29
Walaupun Adelio telah meminta maaf terlebih dulu, Rosalind masih merasa Adelio sedang memikirkan sesuatu saat hendrik membawa mereka ke bandara dan mereka terbang dengan jet pribadi Adelio. Hatinya di bagi antara rasa prihatin pada Adelio, kasihan pada pandangan kosong seolah dia tersesat yang Rosalind lihat di lobi hotel dan makin lama terluka pada sikap Adelio yang terlihat menutup diri dan tidak menyadari akan keberadaan Rosalind."Apakah karena rapat penting yang akan kau lakukan akhir pekan ini?" tanya Rosalind saat dia duduk di seberang Adelio di pesawat dan Adelio membungkuk untuk mengambil laptop dari tasnya"Juju saja itu sangat mengganggu, tapi tampaknya kami akhirnya mendapatkan persetujuan." Kata Adelio membuka laptopnya. "Sebenarnya aku tidak tertarik pada perusahaan itu, tapi semua itu termasuk dalam software yang sangat kuperlukan untuk perusahaan game baru yang sedang aku kerjakan." Adelio menatapnya dan kemudian meminta maaf dari balik laptopnya. "Apak
Read more
Bab 30
"Kemarin kau menyebutkan tentang bencana keuangan. "Kata Adelio. "Apa rencanamu dengan uang yang akan kau hasilkan dari melukis?"Rosalind menatapnya dengan mulut terbuka. Ini seolah merek kembali pada percakapan yang mereka lakukan kemarin.  Rosalind mencengkeram lengan kursinya, sedikit terguncang ketika pesawat mencapai landasan. Adelio tidak terpengaruh sedikit pun. "Apa maksudmu tentang apa yang akan kulakukan dengan uang itu? Aku berencana menggunakannya untuk pendidikanku, masa depanku.""tentu saja, tapi bukan berarti kau harus menulis cek dengan nominal yang besar dalam waktu dekat, benar kan?"Rosalind menggeleng."Kenapa kau tidak mengizinkanku untuk menginvestasikan uangmu?""Tidak." Jawab Rosalind cepat. Dia melihat ekspresi kosong Adelio karena tidak percaya pada kekukuhannya. Ada beribu orang yng akan berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh keahlian finansial yang Adelio Carlos tawarkan untuk menginvest
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status