All Chapters of Cinta Sang Pewaris: Chapter 11 - Chapter 20
24 Chapters
Coklat Dari Dion
"Nyonya, bolehkah saya curhat sama Nyonya? saya bingung hendak bicara dengan siapa. Biasanya jika saya sedih ada ayah dan ibu saya. Atau Lisa sahabat saya, tapi sekarang …." Almira mulai terisak lirih. Sungguh dirinya merasa kesepian saat ini. Ingin melakukan sesuatu pun Almira bingung apa yang harus dia lakukan. Jika pun menghubungi Lisa sahabatnya itu, Almira takut malah merepotkan ya.Setelah mengetahui jati dirinya, Almira tidak ingin merepotkan siapa pun. Almira merasa tidak pantas untuk itu. Bahkan orangtuanya saja membuangnya. Bagaimana orang lain nanti? dan Almira takut akan pikirannya itu."Saya takut Nyonya, kenapa ayah dan ibu saya meninggalkan saya sendiri? kenapa Paman dan bibi begitu jahat? dan siapa saya sebenarnya … hiks …."Almira menelungkup kan kepalanya ke atas kasur bersebelahan dengan tangan Nyonya Arumi. Tangisannya begitu pilu. Andai bisa mengulang waktu, Almira pasti akan meminta orangtuanya untuk tidak
Read more
Sadar Kembali
"Tuannnnn!!! …."Almira berteriak memanggil Dion saat melihat di atas ranjang, Nyonya Arumi membuka matanya. Bahkan saat Almira berteriak, Nyonya Arumi menoleh pelan ke arah Almira."Nyo-Nyonya su-sudah sadar?" seru Almira syok. Sejak kapan Nyonya Arumi sadar?Mata Nyonya Arumi mengerjap mendengar seruan Almira.Almira pun bergegas menghampiri Nyonya Arumi."Nyonya sudah sadar? apa yang Nyonya rasakan? Nyonya butuh sesuatu? Nyonya mau sesuatu? biar saya ambilkan!" cerocos Almira. Almira yang tidak mempunyai pengalaman menghadapi orang yang baru tersadar dari koma begitu berapi-api. Entah kenapa ada rasa bahagia di hati Almira melihat Nyonya Arumi membuka matanya."Nyonya ad
Read more
Kenyataan Yang Menyakitkan
Alex terduduk di bangku taman. Tubuhnya seakan lunglai. Seakan kehilangan tenaganya. Alex terhenyak dengan tatapan kosong. Tidak! ini tidak mungkin! Seperti orang gila, Alex tiba-tiba tertawa keras. Tawanya akan terasa menyakitkan jika saja yang mendengar peka. Tawanya bukan ekspresi kegembiraan. Tawa itu bentuk lain dari ratapan. Alex masih bertahan dengan tawanya. Sampai tetesan demi tetesan air meluncur dari sudut matanya. Alex tetap tertawa, sampai tawanya berubah jadi isakan. Alex menangis tergugu. Kedua tangannya mencengkram sisi-sisi kepalanya. Tadinya,Alex ingin mengetahui keadaan mamanya. Tapi saat di balik pintu, Alex tak sengaja mendengar percakapan mamanya dengan Dion. Memang tidak keras, tetapi masih cukup mampu ditangkap pendengaran Alex saat itu. "Tuan Aryawan meminta saya memegang kendali sementar
Read more
Jarak
"Kamu cantik!" puji Arumi pagi itu saat sedang berjemur di taman rumahnya.Almira tersenyum kecil. Merasa senang dengan pujian yang dilontarkan Nyonyanya itu. Almira merasakan kelembutan Arumi, pun dengan Arumi yang melihat ketulusan di setiap waktu Almira merawatnya."Terimakasih, Nyonya. Nyonya pun sangat cantik. Saya malah minder lho Nyonya, saya yang mudah merasa tersaingi," seloroh Almira sambil memotong kuku tangan Arumi.Kesehatan Arumi berangsur membaik. Walaupun saat ini Arumi belum bisa berjalan karena kakinya masih lemah, sehingga Arumi harus memakai kursi roda untuk berpindah tempat. Seperti saat ini, Arumi berjemur di bawah matahari pagi dengan duduk di kursi roda ditemani Almira."Kamu ada-ada saja. Saya sudah tua, yang entah kenapa Allah memberi kesempatan
Read more
Kabar Buruk
"Masuk!" jawab Arumi.Almira mendesah pelan, lega. Kali ini dia terselamatkan dari kebohongannya. Namun entah sampai kapan, dia harus mempertahankan kebohongan ini. Yumna ingin mengatakan yang sebenarnya, tapi bagaimana tanggapan Arumi nantinya? Jujur, Almira merasa nyaman dengan Arumi. Terlepas dari sikap Arumi terhadap anak-anaknya, Alex dan Alana, Almira merasakan kelembutan wanita paruh baya itu. Dan Almira merasa nyaman di dekatnya. Mungkin dirinya merindukan sosok ibunya.Dion memasuki kamar dengan langkah penuh wibawa. Terlihat aura kepemimpinan dalam setiap gesture tubuhnya. Pantas saja Tuan Atmaja mempercayakan perusahaan padanya, batin Almira. Untuk sesaat Almira terpesona. Namun segera tersadar dengan muka tersipu. Merutuk dalam hatinya tentang pikirannya yang melantur."Ada apa, Dion?" tanya Arumi lembut
Read more
Club Malam
[Club yuk, temani kakak]Sebuah pesan muncul di gawai Alana. Alana yang baru saja selesai pemotretan segera bertanya jadwal lain."Vi, masih ada schedule nggak malam ini? kalau nggak ada gue mau cabut," tutur Alana pada Vina, asistennya."Bentar gue liat dulu … emhhhh … enggak ada Al. Emang Lo mau kemana?" Vina bertanya balik."Kak Alex ngajak ke club, minta ditemani. Tumben amat," jawab Alana.Seketika mata Vina berbinar mendengar nama pria idamannya itu disebut. Dengan cepat Vina mendekat ke arah Alana."Alex ngajak? gue ikut yaaaa … pleeaaasseee!" Kedua tangan Vina menangkup di depan dada sambil memasang wajah penuh harap. Gadis cantik berambut sebahu dan b
Read more
Kehancuran Alana
Alana mengerjapkan matanya. Entah kenapa kedua kelopaknya terasa sangat berat. Seperti ada lem yang merekatkan hingga tak mau terbuka. Malas sekali rasanya untuk sekermdar bangun. Kepalanya terasa pusing, dan juga sekujur tubuhnya terasa linu.Apa dirinya sakit?Alana memijat pelan keningnya berusaha meredakan sakit kepalanya. Setelah dirasa cukup membaik, Alana membuka matanya perlahan. Sinar matahari yang menembus tirai menyilaukan pandangannya.Ada dimana dia saat ini?Alana mengernyit heran. Ini bukan seperti kamarnya. Tidak pula seperti apartemen pribadinya yang biasa menjadi tempat menyendiri. Alana merenggangkan tangannya kemudian berusaha bangun. Namun ada yang terasa janggal. Selain mata yang berat, badan yang
Read more
Masalah Bertambah
"Tuan, ada berita tentang Non Alana."Aldi, sekretaris Dion melapor ke atasannya. Dion yang tengah memeriksa berkas mengalihkan pandangannya."Ada apa?"Tanpa menjawab, Aldi meraih remote TV dan menyalakannya. Layar datar yang tertempel di dinding kantor Dion menayangkan sebuah berita yang membuat Dion seketika ternganga."Apalagi ini?" geram Dion.Kesal, Dion sangat kesal. Bisa-bisanya Alana masuk berita miring. Sudah dipastikan nantinya Dion akan sangat kerepotan. Karena dengan adanya berita miring ini, tentu membawa pengaruh buruh bagi perusahaan.Masuk ke dalam berita gosip dengan topik, Alana Atmaja sang model papan atas terlibat prostitusi. Sungguh ini di luar dugaan Dion. D
Read more
Tersudutkan
"Kakakkkk!" Alana berseru saat Alex muncul dari arah depan.Alex berjalan masuk menyusul Vina di belakangnya. Membuat Alana merasa kesal. Bisa-bisanya mereka bersenang-senang dan meninggalkannya?"Kak, Vin, tolong jelasin ke semua bahwa ini tidak seperti yang ada di berita. Itu fitnah! Kakak tahukan Alana baru semalam bertemu Pak Riko? dan itupun dikenalin sama kakak!"Alana berganti menatap ke arah Vina penuh harap."Vin, jelasin! Lo yang jadi asisten gue, Lo tau gue seperti apa. Jelasin semalam itu bukan kesengajaan! Gue dijebak kan Vin?"Vina nampak salah tingkah. Bahkan mengalihkan pandangannya saat Alana menatap penuh harap padanya."Maaf, Al. Gue nggak tahu. Kan gue nggak du
Read more
Rayuan Alex
"Kenapa kamu tidak meninggalkan saya?" Alana dengan matanya yang sembab menatap Almira.Almira pun tersenyum simpul. Disodorkannya segelas coklat hangat kepada Alana. Minuman yang selalu menjadi andalan saat dirinya sedih."Apa kamu sedang mencoba menarik perhatianku?"Almira menarik nafas pelan."Nona, minum dulu. Coklat bisa menenangkan hati. Atau, itu yang saya rasakan."Alana menurut dan menyeruput minuman berwarna pekat tersebut. Hangat, membuat hatinya ikut menghangat."Jadi kenapa? apa alasan kamu tetap berdiri dan menemaniku?""Apa harus selalu ada alasan Nona? apa jika saya katakan saya hanya mengikuti nuraninsaya Nona akan percaya? semua manusia pasti punya salah Nyonya. Tetapi bukan berarti kita bisa melihat seseorang dari kesalahannya.""Apa kamu sedang bersikap sok suci?" Alana memandang Almira dengan tatapan menilai. Mencari apa yang tersembunyi dari sorot mata pelayan itu.Almira mengulas senyum yang mened
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status