All Chapters of Tiba-Tiba Menikah! : Chapter 21 - Chapter 30
97 Chapters
Suami Istri
Hap Bunga yang Anna lemparkan ditangkap oleh seorang pria tampan yang berdiri jauh dari kerumunan orang yang merebutkan buket bunga. Pria itu tak lain adalah Kevin. Dia bahkan terkejut karena tiba-tiba ada bunga yang terlempar ke arahnya sehingga membuat dia refleks menangkap bunga tersebut. "Profesor? Wah ... sepertinya Anda yang akan menyusul Profesor Edgar dan Anna, ya!" Grace menghampiri Kevin yang tengah diam dengan sebuket bunga di tangannya. Sementara itu, Kevin yang tak peduli dengan tradisi lempar bunga dan artinya itu hanya mengangkat bahu dan menyerahkan bunga tersebut kepada Grace. "Aku tidak membutuhkan ini!" Setelah mengatakan itu dan memberikan bunga pada Grace, Kevin melangkahkan kakinya dan pergi entah ke mana. "Heh?" Bagai pinang dibelah dua, sikap acuh Kevin sangat mirip dengan Edgar. Bukan hanya wajah, namun juga sikapnya pun mirip! Sepertinya memang semua anggota keluarga Dominic seperti itu. "Dia memberikannya padamu?" Anna langsung bertanya begitu Gra
Read more
Malam Yang Hampa
Suara guyuran air shower di dalam kamar mandi terdengar oleh telinga Anna yang tengah menunggu dengan gelisah di kamar pengantin barunya dengan Edgar. Dengan piyama hitam sedikit terbuka, Anna duduk di sisi ranjang seraya menggigit bibir bawahnya pelan. Dia takut. Takut dengan apa yang akan terjadi setelah Edgar keluar dari kamar mandi dan sesuatu akan terjadi. "Rileks, Anna, rileks ...." Seperti sebuah mantera, Anna terus menenangkan hati dan meyakinkan dirinya bahwa dia akan baik-baik saja. Namun, tetap saja hatinya tidak bisa tenang dan malah bertambah gelisah ketika dia mendapati pria yang telah menjadi suaminya selesai membersihkan diri. Aroma harum menguar di sekitar kamar. Aroma harum itu berasal dari sampo yang Edgar gunakan. Bisa Anna lihat, rambut basah Edgar dibiarkan menetes di lantai. Dada bidang yang terbentuk sempurna pun terlihat sangat jelas karena Edgar hanya memakai handuk yang menutupi bawah pinggangnya setelah keluar dari kamar mandi. Masih terpaku dengan
Read more
Berlayar?
Pagi menyapa, Anna sontak membuka matanya yang masih terasa berat ketika seseorang membuka tirai jendela sehingga silau matahari menerpa wajahnya yang cantik.  Meregangkan tangannya ke atas, Anna kemudian mengeluarkan suara lenguhan sama seperti orang yang baru bangun tidur lainnya.  "Selamat pagi," sapa Edgar seraya mencium sekilas bibir Anna yang setengah sadar.  "Hmm, selamat pagi ... hoaammm ...." "Turunlah setelah selesai mandi. Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita berdua." Tampan, kaya, cerdas, dan bahkan pintar memasak. Anna sungguh beruntung karena memiliki Edgar sebagai suaminya. Pria sempurna yang diidamkan semua orang.  Karena air shower terlalu dingin jika digunakan di pagi hari, Anna berendam di bathtub dengan air hangat dan menyelesaikan ritual mandinya sedikit lebih cepat karena tak ingin membuat Edgar menunggu lebih lama.  "Apa aku mandi terlalu lama?" Anna keluar dari kamar dan mengh
Read more
Berenang Dan Tenggelam
"Kau sudah siap?" Edgar berdiri di depan pintu kamar yang terbuka lebar. "Tunggu sebentar! Kau tidak memgemas barangmu?" Anna heran karena Edgar sangat santai, tidak seperti dirinya yang sejak tadi sangat antusias dan tergesa-gesa memilih barang untuk dibawa pergi berlayar. "Aku sudah menyiapkannya pagi-pagi sekali." Edgar mengarahkan pandangannya ke arah koper hitam yang tersimpan di samping meja kecil. "Bagaimana bisa kopermu ada di sana tapi aku tidak melihatnya?" Anna menaikkan sebelas alisnya ke atas. "Aku sudah selesai. Mari kita berangkat!" Karena jarak villa dan pelabuhan tidak terlalu jauh, Anna dan Edgar sampai di pelabuhan hanya dalam waktu kurang lebih sepuluh menit dengan menggunakan mobil. "Waaaahhh! Dari mana kau menyewa kapal pesiar ini?" Anna terperangah dengan sebuah benda logam yang terapung di permukaan air laut. "Kapal itu milikku. Lebih tepatnya adalah ayahku menghadiahkan kapal pesiar itu saat ulang tahunku yang ke dua puluh." "Aku tidak tahu harus be
Read more
Apa Yang Salah Denganku?
Saking paniknya karena tenggelam, Anna bahkan mulai berpikiran negatif. Sementara itu di lain sisi, Edgar tampak heran karena Anna belum muncul ke permukaan air. Dia melihat sekilas sebuah tangan yang memercikkan air dan mulai gelisah. Dengan sigap, Edgar sontak menyeburkan dirinya ke dalam kolam renang dan mencari sosok wanita yang merupakan istrinya tenggelam. Kedua bola matanya membesar, kala melihat tubuh Anna yang terkulai lemas di dalam air dan hampir menyentuh dasar kolam. Edgar bergegas meraih tubuh Anna dan membawanya ke permukaan. Dia membaringkan tubuh Anna di sisi kolam dan mulai melakukan CPR sebagai pertolongan pertamanya. " ... Na ... Anna!" Uhuk! Uhuk! Tampaknya Edgar berhasil menyelamatkan Anna. Anna terbatuk-batuk dan mengeluarkan air di dalam mulutnya. "Syukurlah kau selamat. Maafkan aku karena aku lengah, Anna." Dalam sekejap, Edgar memeluk erat tubuh Anna. Dia dapat merasakan tubuh wanita itu yang menggigil kedinginan dan berusaha berbagi kehangatan.
Read more
Cara Menggoda Suami
"Untuk apa kau berdiri di sana dan belum berganti pakaian?"Tampaknya kebiasaan Edgar yang selalu muncul tiba-tiba tidak akan pernah hilang. Anna sampai terkejut hanya karena sebuah kalimat yang Edgar ucapkan. "Ka-kau ... sejak kapan ada di situ? Kau mendengar apa yang aku ucapkan?""Mendengar apa?"Jika jawaban Edgar hanya seperti itu, maka jelas sekali kalau pria itu tidak mendengar celotehan Anna sejak tadi."Tidak ada! Kalau begitu aku akan mengganti pakaian di toilet."Saat Anna hendak melangkah memasuki toilet yang ada di kapal pesiar, tiba-tiba Edgar membuka suara sehingga membuat Anna menghentikan langkahnya. "Kau sudah tidak marah?"Marah? Anna tidak merasa dirinya marah, dia hanya sedikit merajuk kepada Edgar. "Apakah aku terlihat seperti orang marah?" balas Anna seraya mengukir senyum cantik di wajahnya."Maafkan aku."Sejujurnya Edgar tidak tahu untuk apa dia meminta maaf. Namu
Read more
Lihatlah Diriku!
'Oh ayolah ... mengapa aku berpose seperti ini?!' Saat ini Anna sedang berusaha menggoda Edgar. Lagi. Ya, dia sengaja mengangkat satu kakinya ke atas dan bergaya sensual dengan harapan bahwa Edgar akan sedikit luluh dengan perilakunya yang seperti itu. Bisa dibilang itu adalah cara-cara yang dia ikuti setelah membaca artikel di internet. 'Lihat aku, Ed!' Tidak ada yang salah bukan dengan seorang istri yang menginginkan di manja oleh sang suami? Begitulah yang Anna rasakan. Dia ingin di manja oleh Edgar dan menjalankan malam pertamanya yang tidak dilakukan malam kemarin. Setidaknya dia harus melakukannya malam ini. Sementara itu, Edgar yang tadinya menatap ke arah lain pun sontak mengalihkan pandangan matanya ke arah Anna yang terlihat seksi. Deg! Deg! Deg! Jantungnya berdebar kencang, wajah serta tubuhnya menjadi panas, kala Edgar melihat penampilan Anna yang berusaha menggodanya. "Anna ...," lirih Edgar pelan. Edgar melangkahkan kakinya menghampiri Anna dan duduk di sisi r
Read more
Mabuk
Dua bulan berlalu sejak pernikahan Anna dan Edgar dilaksanakan, namun mereka masih belum melakukan kewajiban mereka sebagai sepasang suami-istri. Meskipun begitu, Anna tidak menyerah dan tetap melakukan segala cara agar Edgar mau melakukannya. Ya, walaupun Edgar tidak peka dan terus mengabaikannya. "Ada apa dengan wajahmu? Kau terlihat seperti seseorang yang depresi."Bukan tanpa sebab Grace mengatakan itu, Anna memang telihat putus asa dengan wajahnya yang tampak layu seperti bunga yang tidak pernah disiram. "Apa kau sedang ada masalah dengan Profesor Edgar? Kalian bertengkar?"Lagi-lagi Grace bertanya meskipun Anna tidak menjawab pertanyaan yang sebelumnya. Grace sangat penasaran mengenai sahabatnya yang belum lama menikah itu. Sebab, Anna tidak pernah menceritakan apa pun tentang kehidupannya setelah menikah. "Haaaaa~~aah ...." Anna menghela napas panjang. "Tidak ada yang bisa aku ceritakan padamu, Grace."'Karena ini me
Read more
Malam Pertama Terlambat
Sebelum Edgar menyelesaikan perkataannya, Anna terlebih dahulu membungkam mulut Edgar dengan menciumnya dan membuat Edgar terdiam. "Lakukanlah sesukamu, Ed. Jangan menahannya lagi."Anna dan Edgar kembali menyatukan bibir mereka. Saling memagut bibir satu sama lain dengan hasrat yang menggebu-gebu. "Aku tidak akan melepaskanmu, Anna," ucap Edgar dengan suara parau. Bosan bermain bibir, Anna mempersilahkan Edgar untuk menyentuh area lain. Kali ini Anna mengerang beberapa kali setelah Edgar menjamah leher jenjangnya dan membuat tanda kemerahan di sana. Semakin lama, Edgar semakin memanjakan Anna dengan semua keahliannya. Menjilat, mengigit, bahkan meremas, Edgar melakukan semua hal itu kepada Anna. Namun, pria itu masih dalam keadaan mabuk saat melakukannya. "Lepaskan bajumu, Sayang~" lirih Edgar di telinga Anna. Menuruti perkataan Edgar, Anna melepaskan piyama yang dia pakai dan menunjukkan tubuhnya
Read more
Sebuah Kelainan
Edgar mengenakan pakaiannya. Dia pun membantu Anna berpakaian meskipun Anna masih belum sadar dari tidurnya. Setelah membereskan kekacauan di kamarnya, Edgar segera menghubungi dokter pribadi keluarga Dominic untuk datang dan memeriksa kesehatan Anna. Dia takut terjadi hal buruk pada istrinya. "Dokter, bagaimana keadaan Anna?" "Dia kelelahan dan terdapat banyak luka lebam di tubuhnya. Apa kau yang melakukannya?" Dokter pribadi keluarga Dominic adalah teman baik ayah Edgar. Dokter itu mengetahui tentang trauma yang Edgar alami karena dia adalah orang yang menangani dan merawat Edgar setelah kejadian penculikan di masa lalu. "Aku tidak tahu ... aku tidak mengingatnya," lirih Edgar dengan wajah merasa bersalah. "Apa kau tidak ingin mempertimbangkan tawaranku untuk pergi ke psikiater? Kau sakit, Ed. Kau harus sembuh, setidaknya demi istrimu." Edgar terdiam, matanya melihat ke arah Anna yang terbaring tak berdaya. "Aku akan memikirkannya." "Lebih baik kau jujur pada istrimu mengena
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status