All Chapters of Kisah Gadis Yang Tersakiti: Chapter 41 - Chapter 50
97 Chapters
Curhat Sama Damian
Setelah proses penandatanganan selesai, Danu menyerahkan kunci apartemen dan kartu aksesnya kepada Edward. Wajahnya berseri-seri, menunjukkan kepuasan laki-laki itu atas kelancaran transaksi yang baru selesai. “Terima kasih, Danu. Nanti kalau aku bermaksud memperpanjang masa sewa apartemen, kuhubungi kamu lagi, ya,” kata Edward kemudian. Diterimanya seperangkat kunci serta kartu akses apartemen dari broker properti tersebut. Danu mengangguk. Lalu sambil tersenyum dia menyindir halus, “Memangnya ada rencana mau diperpanjang masa sewanya, Pak Edward?” Pria yang ditanya menyeringai. “Lihat saja ke depannya gimana nanti,” jawabnya penuh teka-teki. “Yang penting kamu tolong keep secret, Dan. Jangan sampai ada yang tahu aku menyewa apartemen. Bahaya. Hahaha….” Manajer asuransi top itu tertawa terbahak-bahak. Danu tersenyum sambil g
Read more
Pecah Telor
“Sama Mbak Rini,” jawab Boy lugas. “Tapi terus Mbak Rini hilang. Mama juga.” “Oh, gitu. Tadi terakhir kali Boy melihat Mama di mana?” Sebelum si bocah menjawab pertanyaan yang ditujukan padanya, tiba-tiba terdengar suara keras seseorang memanggil namanya. “Boy!” seru orang itu yang ternyata adalah seorang wanita muda. “Aduh, Nak. Kamu pergi ke mana saja? Mama bingung sekali mencarimu. Mbak Rini dihubungi juga nggak bisa.” “Mama!” Kedua ibu dan anak itu saling berpelukan. Rosemary tersenyum lega. Syukurlah mamanya Boy aktif mencari anaknya kemana-mana. Jadi cepat ketemu, cetusnya dalam hati. “Mbak Rini mana, Boy? Kok nggak sama kamu?” tanya si mama celingukan mencari-cari pengasuh anaknya. Sayang sekali orang yang hendak ditegurnya itu tak dilihatnya. Pandangannya lalu terpaut
Read more
Fetish
Edward tertawa geli. “Tentu saja yang paling kamu sukai, Say. Aku kan ingin menyenangkan dirimu.” Perasaan Rosemary melambung tinggi bagaikan di awang-awang. “Gombal, ah,” cetus gadis itu manja. “Kan kamu yang nempatin apartemen itu. Bukan aku.” Edward cengengesan. Sejenak dielus-elusnya tangan kekasihnya. Diremas-remasnya telapak tangan itu penuh kasih sayang. Si gadis merasa sangat nyaman diperlakukan demikian. Tak lama kemudian mereka tiba di parkiran apartemen. Begitu turun dari mobil, Edward langsung menggandeng tangan Rosemay. Gadis itu sontak menolaknya. “Nanti kelihatan orang!” cetusnya beralasan. Laki-laki itu berseloroh, “Ya biar aja. Memangnya kenapa? Kamu kan cewekku.” “Tapi kamu kan belum….” “Tenang saja. Apartemen ini se
Read more
Hadiah Ulang Tahun
Ketika Rosemary keluar dari dalam kamar mandi, Edward menatap gadis itu dari ujung rambut hingga ujung kaki. “Kamu keren sekali pakai baju begini, Say,” puji pria itu terus terang. Bibirnya menyungging senyuman lebar. “Ini bukan baju, Bang,” protes si gadis sewot. “Nggak berani aku memakainya di depan umum.” “Ya memang tujuannya supaya kamu memakainya di depanku saja,” komentar Edward sembari tergelak. “Mana aku rela orang lain melihat inimu!” Dicubitnya ujung bukit gadis itu yang menyembul dengan indahnya dari kaos putih tipis yang dikenakannya. Rosemary menjerit kesakitan. Dia langsung menutupi bagian yang menggoda mata kaum adam itu dengan kedua tangannya. Edward langsung komplain. “Nggak usah ditutup begitu, ah. Jelek. Toh, aku sudah melihatmu dalam keadaan lebih polos dari ini,” cetusnya sambil melepaskan kedua tangan Rosema
Read more
Promosi Jabatan
“Kamu pacarku, Rosemary Laurens. Orang yang paling kucintai. Wajar kan, aku ingin menyenangkan dirimu. Sudah, jangan nangis. Tuan Putri yang sedang berulang tahun kok malah bersedih,” ucapnya menghibur gadis itu. Hati Rosemary benar-benar tersentuh. Dia merasa bersyukur mempunyai kekasih yang sangat perhatian seperti Edward. Mereka saat ini sedang makan malam romantis di apartemen. Seperti biasa laki-laki itu yang menyiapkan hidangannya sebagai kejutan. Kali ini menu yang dipilihnya adalah Italian food yang terkenal lezat olahan spaghetti-nya. “I love you, Bang,” ucap si gadis lirih. “Jangan pernah tinggalin aku, ya.” Edward tak menjawab. Dia hanya berkilah, “Udahlah, Sayang. Jangan ngomong yang nggak-nggak. Makan yuk, Birthday Girl.” Rosemary menurut. Dia tak menangis lagi. Dinikmatinya makan malam romantis itu dengan penuh sukacita. Sesekali pasangan
Read more
Berangkat ke London
Rosemary mengangguk setuju. Dia sendiri banyak belajar dari pemuda yang menjadi satu-satunya sahabatnya di bisnis asuransi itu. Entah mengapa meski gadis itu berhubungan baik juga dengan agen-agen lainnya, namun ada perasaan tak nyaman untuk bergaul lebih dekat dengan mereka. Sikap percaya diri yang berlebihan dan hedonisme yang diagung-agungkan di bisnis itu dirasa Rosemary tak sesuai dengan kepribadiannya yang lebih suka tampil apa adanya. Dia memang mencintai profesinya. Selain bisa menghasilkan pendapatan yang tak terbatas, gadis itu merasa memperoleh banyak pengalaman dan pengetahuan yang berharga dengan bertemu berbagai macam orang. Rosemary tak peduli kalangan apa yang diprospeknya. Pokoknya bisa tembus dan menambah banyak relasi. Bahkan saking senangnya berjualan asuransi dia sampai lengah belum merekrut seorang agen pun selama ini. Edward beberapa kali menegurnya. “Kalau kamu terus-terusan bekerja single f
Read more
Damian Tahu
Hati Rosemary merasa miris mendengar komentar kawan barunya itu. Sampai kapan hubunganku dengan Bang Edward disembunyikan begini? batinnya tak terima. Sudah setahun lebih hubungan kami berjalan, tapi proses perceraiannya dengan Mbak Dina belum selesai juga. Kalau kutanya, jawabannya macam-macam. Belum mencapai kesepakatan tentang hak asuh anak-anaklah, harta gono-ginilah, sibuk kejar omzet tahunanlah, haiz…. Sebel, deh! Alasannya banyak sekali. Aku sempat ingin datang bertemu langsung dengan Mbak Dina untuk menanyakan kebenarannya, tapi kok gengsi rasanya melakukan hal itu. Seakan-akan aku yang ngebet minta segera dinikahi Bang Edward. Padahal orangnya sendiri tenang-tenang aja! “Rose, kamu kok melamun? Mikirin apa, haiyo….” Rosemary tersentak kaget. Dengan terbata-bata gadis itu menjawab, “Eh, nggak…. Nggak, kok. Aku nggak ngelamun, Ren. Mendengar kata-katamu tadi aku jadi teringat sama Mbak Dina, istr
Read more
Pacar Baru Edward
“Damian itu masih single ya, Rose?” tanya gadis itu lagi. Matanya menatap kawan sekamarnya penuh rasa ingin tahu. Mana aku tahu, Ren? respon Rosemary dalam hati. Namun di hadapan gadis itu dia terpaksa mengangguk. Sorot mata lawan bicaranya langsung berbinar-binar. “Kenalin, dong. Aku ngebet nih, sama dia. Hehehe….” Aduh, sebaiknya cari orang lain aja, Ren, komentar Rosemary lagi-lagi dalam hati. Dia tak tega mengecewakan perasaan teman barunya itu, namun juga tak sanggup membuka rahasia jati diri Damian yang sebenarnya. Namun demi menjaga hubungan pertemanannya dengan Renata, gadis itu terpaksa mengangguk lagi. “Besok waktu breakfast kamu kukenalin sama dia, deh. Tenang aja,” katanya sambil tersenyum. “Really? Wah, thank you so much, Rose!” “Your welcome.” 
Read more
Pengakuan Damian
“Udah pada selesai semua, kan? Keluar, yuk. Keburu ditinggal bis acara nanti. Hehehe….” “Iya, ayo kita keluar sekarang.” Rosemary menarik napas lega. Akhirnya grup kasak-kusuk itu keluar juga, batinnya bersyukur. Lagian masa sih, Bang Edward pacaran sama Inge? Jangan-jangan itu cuma gosip. Semakin tinggi karir seseorang, biasanya kan semakin banyak orang yang nggak suka sama dia! Gadis itu berusaha mengenyahkan jauh-jauh pemikiran bahwa kekasihnya mengkhianati dirinya. Bang Edward nggak mungkin tega berselingkuh dariku, batinnya membela pria yang dicintainya itu. Dia sangat mencintaiku. Dan setelah resmi bercerai dari istrinya, Bang Edward akan segera menikahiku. Ya, menikahi Rosemary Laurens. Bukan Inge! Rosemary menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan-pelan. Dilakukannya selama tiga kali untuk menenangkan dirinya. Itulah teknik yang dulu diajarkan Dokter
Read more
Muntah-muntah
“Tapi jadinya kamu dimusuhi sama papanya, Dam. Dikiranya kamu yang mempengaruhi anaknya sampai jadi penyuka sesama jenis.” “Biar saja orang itu berpikir seperti itu. Tak menjadi masalah buatku. Biarpun namaku sudah dijelek-jelekkan di lingkungan sosialitanya, aku masih bisa mencari nafkah dengan memprospek orang-orang di luar lingkup pergaulannya. No problem.” Rosemary menatap kagum pemuda itu. Ingin rasanya dia bersikap cuek seperti sahabatnya tersebut. Tapi entah apa dia mampu. Bagaimana jika rahasianya sebagai kekasih gelap Edward terbongkar di hadapan orang lain? Dia tak yakin sanggup bersikap tegar seperti Damian. “Sudahlah, Rose. Kita datang kemari kan untuk bersenang-senang. Menikmati hasil pencapaian kerja susah payah kita sepanjang tahun lalu. Jangan bersedih terus, ya. Foto bareng di depan gereja, yuk.” Gadis itu mengangguk setuju. Baiklah, putusnya dalam
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status