All Chapters of Kisah Gadis Yang Tersakiti: Chapter 61 - Chapter 70
97 Chapters
Menerima Penghargaan
Rosemary merasa kecewa. Jadi itu alasannya ibunya membiarkan Oliv menikah dengan laki-laki pilihannya. Karena harta…. Tiba-tiba sebuah pertanyaan mengusik benak gadis itu. “Memangnya berapa umur pacar Oliv itu, Ma? Kok papa-mamanya ngebet banget dia segera menikah?” “Tiga puluh tahun, Rose,” jawab Martha jujur. Putri sulungnya terbelalak. “Hah?! Sembilan tahun lebih tua dari Oliv. Bahkan lebih tua dariku!” serunya spontan. Ibunya mengangguk membenarkan. “Dia dulu sempat nakal sekali di masa mudanya. Ya gonta-ganti cewek, dugem, pakai narkoba. Akhirnya dimasukkan ke Rumah Sakit Ketergantungan Obat di Jakarta selama satu tahun. Pulangnya ya baru dua tahun ini. Dia sudah berubah menjadi anak yang baik dan rajin bekerja di perusahaan papanya. Ketika melihat Oliv di sebuah toko roti, dia langsung jatuh cinta dan mendekati adikmu itu. Hubungan keduanya adem
Read more
Impian Martha
“Foto berdua, yuk. Biar kuminta Nelly yang motret kita pakai HP-ku. Nanti langsung kukirim ke nomor WA-mu,” ajak Rosemary. Dia senang sekali dirinya dan Damian sama-sama memperoleh penghargaan malam ini. Laki-laki yang dua tahun lebih tua darinya itu mengangguk mengiyakan. Rosemary lalu memberikan ponselnya pada adiknya. Nelly menerimanya lalu bersiap memotret mereka berdua. Kedua insan itu berpose dengan mesra, layaknya sepasang kekasih. Damian merangkul bahu Rosemary. Keduanya saling mendekatkan kepala dan tersenyum ceria. Nelly menjepret beberapa kali. Sementara itu Martha yang memperhatikan di belakang Nelly menatap putri sulungnya dan Damian dengan sorot mata penuh harapan. Mereka pasangan yang serasi sekali, pujinya dalam hati. Yang perempuan cantik, cerdas, dan mandiri. Sedangkan pihak laki-lakinya ganteng, keren, dan sabar. Keduanya juga sama-sama berprestasi di bisnis asuransi. Ah, aku takkan ragu-ra
Read more
Video Viral
Hari pertama tur di London berjalan dengan lancar. Di dalam bis yang ditumpanginya Rosemary duduk di samping Damian, sedangkan Martha dan Nelly duduk di belakang mereka. Ketika sedang asyik menikmati pemandangan ibukota Inggris melalui jendela, Rosemary tiba-tiba dikejutkan dengan senggolan siku Damian pada lengannya. “Oh my God,” cetus pria itu seketika. “ Coba lihat group chat manajer di HP-mu, Rose. Ada video viral. Kamu pasti kaget sekali kalau melihatnya!” Rosemary mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Di-kliknya group chat WA sesama manajer  kantornya. Rupanya salah seorang manajer senior mengirimkan sebuah cuplikan video yang berisi berita gosip. Seorang artis wanita terkenal ibukota berinisial CA diduga terlibat praktik prostitusi online. Dia  digerebek pihak yang berwajib sedang berduaan bersama seorang pria di dalam sebuah ka
Read more
Perut Mual dan Lidah Pahit
 “Aku sudah lama sekali nggak kontak sama Bang Edward,” katanya setiap kali menanggapi pertanyaan sok ingin tahu yang diajukan kepadanya. “Semenjak dia pindah ke kantor asuransi lain di Jakarta. Yah, maklumlah. Kita semua kan sama-sama sibuk. Perusahaan selalu mengeluarkan challenge baru yang harus dicapai. Jadi ya, aku harus memprioritaskan pekerjaanku sendiri daripada sibuk membicarakan hal-hal yang nggak berguna.” Setelah berkata demikian, biasanya wanita itu langsung pergi meninggalkan kerumunan orang-orang kepo itu. Terkadang kalau ada Damian di dekatnya, dia langsung menghampiri sahabatnya itu dan mengajaknya mengobrol. Martha dan Nelly sendiri yang dapat merasakan ketidaknyamanan Rosemary dalam menanggapi isu video viral Edward berusaha menjaga sikap. Tak pernah sekalipun tercetus pertanyaan mengenai mantan manajer Rosemary tersebut dari mulut ibu dan anak itu. Bagi mereka
Read more
Tak Kunjung Sembuh
Selama dua bulan berikutnya Rosemary sama sekali tak menghasilkan omzet asuransi. Dia merasa sangat tak nyaman memprospek nasabah dalam keadaan tubuh tidak sehat. Lidahnya masih terasa pahit dan perutnya mual setiap hari. Perempuan itu sudah memeriksakan dirinya ke dokter spesialis penyakit dalam. Dia diberi obat pereda rasa mual dan suplemen untuk menjaga kesehatan lambung. Untuk mengatasi rasa pahit pada lidahnya, dokter memberinya obat kumur. Selain itu Rosemary juga dianjurkan agar tidak  memforsir dirinya dalam bekerja. Karena benar-benar ingin sembuh, dipatuhinya semua saran internis tersebut. Perempuan itu akhirnya hanya mengurus klaim-klaim nasabah dan mengikuti kegiatan-kegiatan pertemuan kantor saja. Selang seminggu kemudian, tidak ada perubahan signifikan yang dirasakannya. Rosemary lalu melakukan kontrol ke dokter tersebut. Lagi-lagi dia diminta mengkonsumsi obat dan suplemen yang satu minggu lalu telah
Read more
Ditegur Big Boss
Keesokan harinya Rosemary datang kembali ke kantor. Dia sengaja datang pagi-pagi sekali agar tak bertemu dengan Jeslyn. Wanita itu tahu bahwa manajer senior yang seangkatan dengannya itu jarang sekali datang ke kantor di pagi hari. Dan benarlah, sama sekali tak kelihatan batang hidung perempuan bawel itu di sana. Bahkan kantor termasuk sepi sekali. Hanya terlihat karyawan-karyawan bagian administrasi yang masuk. Agen maupun manajer asuransi sama sekali belum datang. Setelah bertemu dengan Indri dan mendiskusikan berbagai hal mengenai klaim-klaim nasabah seperti rawat inap, kondisi kritis, dan meninggal dunia, Rosemary beranjak hendak meninggalkan kantor tersebut. Dia ingin pergi ke toko buku yang baru buka di Surabaya Pusat. Tak dinyana di depan pintu utama perempuan itu berpapasan dengan Teresa. Big boss  rupanya mempunyai hal penting yang harus diurus sehingga datang ke kantor pagi-pagi sekali.&nb
Read more
Lelah
Kemudian Rosemary sampai pada satu kesadaran bahwa dirinya memang tidak berbakat menjadi pemimpin seperti Damian bahkan Teresa. Jiwanya tidak telaten dalam memotivasi agen untuk gigih meraih impiannya, mendengarkan keluh-kesah agen saat putus asa, membagi pengetahuan tentang asuransi dari nol sampai mahir, membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi agen dalam menghadapi nasabah, dan lain sebagainya. Perempuan itu merasa waktu dua puluh empat jam sehari sangat kurang baginya untuk menyejajarkan kepentingan pribadinya dengan kepentingan tim. Dia ingin keluarganya segera terangkat dari kemiskinan dan kembali hidup nyaman seperti dulu. Mengurusi agen secara mendalam benar-benar membuat waktunya tersita. Dia jadi kehilangan peluang untuk menutup transaksi-transaksi besar karena susah mengatur waktu bertemu dengan nasabah. Akhirnya Rosemary memilih jalan yang termudah baginya untuk cepat memperoleh uang dari bisnis ini. Yaitu single fighte
Read more
Penolakan Martha
“Menurutku, nggak perlulah sampai periksa ke dokter di Singapore, Ma,” kata perempuan itu terus terang. “Dokter-dokter di sini juga banyak yang bagus.” “Tapi buktinya kamu belum juga sembuh, Rose,” sergah Martha tak menyetujui pernyataannya barusan. “Bagaimana kamu bisa berbicara yang nyaman dengan klien kalau lidahmu masih terasa pahit? Hal itu bisa mempengaruhi kualitas percakapanmu dengan nasabah, kan?” Sang putri menatap ibunya serius. Aku harus memberanikan diri untuk berterus terang pada Mama, putusnya dalam hati. “Ma…,” ujarnya kemudian. “Rose mau mengundurkan diri sebagai agen asuransi.” Tak terdengar suara apapun. Akan tetapi sepasang mata ibunya yang terbelalak lebar telah memberikan jawaban. Perempuan setengah baya itu tak mampu berkata-kata saking kagetnya. Ini merupakan berita yang luar biasa baginya. Apalagi keluar dari mulut ana
Read more
Bertemu Dokter Chris
“Masa kamu tidak sayang meninggalkan pekerjaan yang sudah mendarah-daging bagimu selama hampir sepuluh tahun ini, Rose?” tanya ibunya bersikeras. Sang putri berusaha menjelaskan, “Ma, kalau pekerjaan ini memang mendarah-daging bagiku, aku nggak akan merasa lelah, jenuh, dan bahkan tertekan seperti ini! Aku sudah bekerja secara maksimal di bisnis ini, Ma. Tapi masih dituntut lagi untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Aku jadi merasa diperlakukan bagai sapi perahan.” “Sapi perahan tidak menikmati apa yang dihasilkannya, Nak. Tapi kamu menikmati!” “Iya. Aku memang menikmati hasilnya, Ma. Tapi hanya sesaat. Tak ada artinya dibandingkan dengan kelelahan mental yang kurasakan. Aku benar-benar sudah maksimal di pekerjaanku ini, Mama. Aku butuh suasana baru, tantangan baru, dan orang-orang yang menghargai diriku apa adanya. Bukan mereka berbondong-bondong mendekati dan memujiku w
Read more
Mulai Terapi
 “Baik, Dokter,” jawab pasiennya patuh. Dia lalu bangkit berdiri dan melangkah masuk ke dalam bilik yang sudah dibuka tirainya oleh perawat. Beberapa saat kemudian Dokter Chris menyusulnya dan melakukan pemeriksaan. Dua belas menit kemudian dokter dan pasien tersebut duduk berhadapan kembali di meja kerja Dokter Chris. Pria beralis tebal dan bermata jernih itu menanyakan beberapa hal secara mendetil yang dijawab dengan apa adanya oleh pasiennya. Tampak dahi tenaga medis itu berkerut seperti sedang berpikir keras. Mental Rosemary langsung down melihatnya. Dia lagi-lagi merasa sangsi dokter ini sanggup mengobati penyakitnya. Perasaan putus asa wanita itu terpancar jelas dari sorot matanya. Dokter Chris yang menyadarinya akhirnya tersenyum tenang. “Nona Rosemary saya lihat terlalu cemas. Cobalah untuk rileks. Hal itu akan meringankan gejala-gejala tidak nyaman yang No
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status