All Chapters of Aku Bukan Pelakor: Chapter 21 - Chapter 30
42 Chapters
Lamaran Kedua
Bella terdiam setelah mendengar permintaan dari Andi. Pertanyaan yang tak pernah dia angankan terucap di bibir sang bos. Bella masih antara percaya dan tidak percaya dengan semua yang baru saja terjadi. Dia telah dilamar oleh pria yang memang telah membuatnya terpesona pada perjumpaan pertama. "Apakah semua ini nyata?" ucapnya dalam hati. Bella memandangi Andi yang masih memegangi sebuah cincin emas putih bermata berlian yang begitu sangat cantik. Andin dan Rony pun juga sama seperti Bella. Terpana dengan sikap lugas Andi yang tidak bertele-tele. Entah apa yang harus mereka komentari. Benar-benar gentle. Sungguh pria sejati. Rony pun mengakui hal tersebut dalam hatinya, jika Andi begitu berani dalam mengambil keputusan dan tindakan seperti tadi. Dia langsung meminta Bella untuk menjadi istrinya. Bukan meminta Bella untuk menjadi kekasihnya. "Bagaimana dengan istrimu?" tanya Rony spontan tentang hal tersebut ketika terlintas dalam pikirannya begitu saja. "Aku akan segera menceraikan
Read more
Saksi Baru
"Kamu mengambil penerbangan jam berapa sayang?" tanya Andi kepada Bella. Kini dia tidak perlu merasa malu-malu lagi untuk bersikap romantis kepada Bella. Andi merasa tidak ada halangan lagi baginya agar bisa hidup bersama dengan Bella sekarang. Wanita yang benar-benar dia cintai, wanita yang akan dia perjuangkan untuk membersamai hidupnya. Wajah Bella merona merah saat Andi memanggilnya dengan sebutan kata sayang. Tidak pernah dia sangka sebelumnya, jika kepergiannya ke Bali akan menjadi awal bagi hubungan dirinya dengan Andi. Meski dia mencoba ingin menolak kehadiran Andi yang masuk ke dalam hidupnya. Tapi ada sedikit rasa dalam hatinya yang ingin mengambil posisi Tamara sebagai istri Andi. Sebab, seharusnya dialah yang menjadi istri Andi sejak dulu. Namun posisi itu direbut oleh Tamara, tanpa dia ketahui. Mengingat perbuatan mamanya Tamara kepada ibunya membuat hati Bella sedikit tergerak untuk menerima kehadiran Andi. Apalagi, diapun memiliki perasaan yang sama. Inilah yang namany
Read more
Mari kita Bongkar
"Kepulangan kalian ada hubungannya dengan hal ini" tanya Gris. "Iya. Andi sebenarnya ingin mencari bukti kalau Tamara itu bukan orang yang telah menolongnya. Itulah alasan dia sebenarnya pergi ke Bali ini".. "Astaga. Keren banget sih pak Andi, dia bisa yakin kalau si mak lampir itu bukan penolongnya waktu itu". "Aku sangat yakin kalau pak Andi itu tidak memiliki rasa apapun kepada si mak lampir. Soalnya aku melihat tatapan mata pak Andi ke Tamara itu seperti tersirat kebencian". "Mungkin dia juga merasa jengah dengan tingkah gila si mak lampir". "Kita harus buka kedok busuk si mak lampir gila itu. Aku akan membantumu untuk merebut kembali hak kamu untuk menjadi nyonya Andi Prayoga Wardana" Gris mengucapkannya dengan penuh semangat yang membara. Bella merasa terharu dengan ucapan Gris tersebut. Dia langsung melebarkan tangannya untuk memeluk sang sahabat. Gris pun langsung bereaksi menyambutnya dengan penuh hangat. Keduanya pun berpelukan dalam rasa haru bahagia. Ucapannya yang me
Read more
Tessa Dipermalukan
"Duh, jeng Tessa ini memang the best deh. Paling royal diantara geng sosialita kita ya". "Iya kan jeng Mia" ujar Rida si penjilat dalam geng sosialita yang diikuti oleh mama Tamara. Dia memang menginginkan pengakuan kalau dirinya adalah wanita berkelas yang harus berada di puncak paling teratas. Maklum saja, OKB (orang kaya baru) beda sama orang yang beneran kaya. Tessa selalu merasa ingin menyaingi Listy mamanya Andi. Dia tidak ingin kalah dalam hal berpenampilan maupun bersosialisasi dengan orang-orang kelas atas. Padahal harta yang Tessa gunakan adalah harta milik Andi anaknya Listy. Manusia yang tidak punya otak ya begitu. "Maklum bu, bisnis anak saya sekarang lagi maju. Jadi kalau traktir makan begini anggap saja sedang bersedekah" ucap Tessa dengan anggun tapi bernada angkuh. "Rasanya anak jeng si Tamara bisnis butiknya bukannya bangkrut ya. Setahu saya kan begitu, soalnya butiknya kan sudah dibeli sama anak saya" jawab bu Lidya yang memang secara frontal selalu berkata pedas
Read more
Tamara Syok
"Tumben banget sih papa mertuaku menghubungi aku?" tanya Tamara berbicara pada pria yang memanggilnya sayang ketika ayah mertuanya menelpon tadi. . "Mungkin ada hal penting yang ingin dia bicarakan dengan kamu sayang" ucap Gery melingkarkan tangannya di pinggang Tamara. Sembari menciumi leher jenjang milik Tamara. "Nanti malam kamu tidur disini lagi kan sayang?". "Aku nggak bisa lama-lama berjauhan dengan kamu. I'm addicted to you" Gery mencium tengkuk Tamara penuh nafsu. Meski mereka baru saja melakukan aktivitas panas mereka. Tamara kini tengah berada di apartemen Gery yang sengaja dia belikan untuk kekasih hatinya itu. Mereka sudah menjalin hubungan sudah hampir dua tahun. Selama menjalin hubungan dengan Gery, Tamara lah yang mengeluarkan biaya kencan mereka. Gery hanyalah seorang bartender di sebuah cafe ternama. Dengan wajah tampannya dan tubuh atletis yang paripurna, serta rayuan kata-kata manis yang mampu membuai wanita. Gery suka merayu para wanita-wanita kesepian untuk men
Read more
Bella, Penyelamatku
"Aku akan menceraikanmu" ucap Andi dengan lantang. Tamara syok mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Andi. Dia tidak menyangka jika Andi akan menceraikan dirinya secepat ini. Tamara masih belum siap jika harus ditinggalkan oleh Andi. "Tidak. Ini tidak boleh terjadi, Andi tidak boleh menceraikan aku. Aku tidak mau hidup miskin lagi" gumam Tamara yang protes tidak terima akan diceraikan oleh Andi. "Jangan ceraikan aku mas, aku akan berubah jadi istri yang lebih baik lagi mas. Aku janji aku tidak akan jadi istri yang boros lagi. Aku juga akan bilang ke mama supaya tidak memakai kartu kreditnya berlebihan mas" Tamara terlihat begitu memelas dan menunjukkan raut wajah sedih di depan Andi dan juga kedua orang tuanya. "Huh, sadar juga kalau dia sama mamanya boros. Makanya kalau mau terlihat seperti orang kaya ya, kerja. Jangan bisanya hura-hura nggak jelas pakai duit orang" sindiran Listy tadi langsung mematahkan hati Tamara. Padahal dia berharap penuh akan dibela oleh Listy. "Kenapa ma
Read more
Menjadi Brutal
"Halo suster" Andi berdiri dari duduknya dan melangkah maju mendekat ke arah suster Wulan. Dia melewati Tamara yang masih berdiri mematung terkejut melihat kemunculan Wulan. "Ma'af sebelumnya. Perkenalkan nama saya Andi" ucap Andi sembari mengulurkan tangannya. "Iya, saya masih ingat dengan anda pak Andi. Dan Saya masih juga ingat dengan semua wajah yang ada disini". "Ada satu wajah yang tidak akan pernah saya lupakan dan sangat spesial bagi saya. Yakni, wajah orang yang telah merusak masa depan saya" dengan wajah datar dan dingin Wulan menatap penuh dendam ke arah Tamara. Sejak pertama kali melihat kemunculan Wulan, Tamara merasa jika dirinya sekarang berada dalam masalah besar. Seharusnya, dia bunuh saja Wulan saat itu. Alih-alih mengancamnya dan memberikan pelajaran yang bisa membuat dirinya takut. Selama ini, hal inilah yang paling ditakutkan oleh Tamara. Tamara takut jika suatu saat Andi dan keluarganya tahu. Kebohongan yang telah dia lakukan agar bisa mendapatkan Andi. Dia de
Read more
Tamara pingsan
"Hentikan semuanya" teriak Rudi lantang. "Apa-apaan kalian ini? Kelakuan kalian seperti anak kecil saja. Jangan bertindak main hakim sendiri,bak preman saja kelakukan kalian berdua". "Saya minta kalian jangan main hakim sendiri kepadanya. Biar semua ini akan kita diselesaikan di kantor polisi" ucap Rudi menengahi perkelahian Gris dan Wulan yang tengah mengeroyok Tamara. Penampilan Tamara kini begitu buruk. Wajahnya dipenuhi dengan lebam akibat pukulan dan tamparan yang dia dapatkan sedari tadi. Wajah Tamara sangat begitu tegang ketika mendengar kata polisi dari mulut mantan ayah mertuanya tersebut. Bagaimana tidak? Dia tidak ingin berurusan dengan polisi. Sudah pasti dia akan mendapatkan hukuman yang lama karena semua perbuatan yang telah dia lakukan. Terutama kepada Wulan. Wajahnya Tamara langsung memucat dan ketakutan. Dirinya sekarang sendirian, jadi tidak bisa berbuat apapun untuk bisa pergi dari semua masalah yang tengah dia hadapi. Memikirkan betapa dinginnya berada dalam jeru
Read more
Bukan Anakku
"Astaga, darahnya banyak sekali" ucap Wulan menutup kedua tangannya pada mulutnya. Dia juga terlihat syok melihat Tamara yang kini sedang pendarahan. "Jangan-jangan" kalimat yang diucapkan oleh Wulan menggantung. Sehingga membuat semua yang ada kebingungan. "Untuk spekulasinya nanti saja dulu. Sebaiknya kita bawa dia ke rumah sakit dulu" kata Rudi membuyarkan pikiran semua orang yang ada disana. "Ayo pak, cepat kita bawa Tamara ke rumah sakit. Takutnya dia kenapa-kenapa" Listy terlihat begitu sangat mencemaskan keadaan Tamara. Meski ada rasa jengkel dihati Listy sebelum ini. Tapi dia masih memiliki rasa empati sebagai sesama manusia. Apalagi sesama wanita, melihat dia dihajar oleh Wulan dan Gris tadi ada rasa ngeri juga dan sedikit menyesalkan dia tidak melerainya tadi. Semuanya pun segera pergi ke rumah sakit. Listy dan Wulan menemani Rudi didalam mobil yang membawa Tamara ke rumah sakit. Sedangkan Andin dan Rony yang membawa Bella berada di mobil yang dikendarai oleh Andi sendiri
Read more
Tak Berkutik
Tessa tak mampu berkata-kata apalagi, saat Andi sudah mengetahui perselingkuhan yang Tamara lakukan. Dia terlihat begitu syok, dan menyalahkan kecerobohan Tamara hingga Andi tahu tentang kecurangan yang sudah dia lakukan dibelakang Andi. "Kamu jangan menuduh anak saya seperti itu Andi. Kamu memang pria brengsek, tidak mengakui darah daging sendiri. Apa kamu punya wanita simpanan hah?" Tessa kini memutar balikkan fakta dengan menuduh Andi yang telah melakukan perselingkuhan. Kalau soal memanipulasi memang Tesaa jagonya. Akting playing victim pun memang Tessa ahlinya. Makanya jangan heran dengan kemampuan jahat yang Tamara miliki. Sebab, itu semua turunan dari Tessa sang mama. "Tega sekali kamu memperlakukan anakku seperti ini Andi. Tamara seperti habis manis sepah dibuang olehmu". "Kamu menuduh anakku berselingkuh, tapi nyatanya kamu kan yang berselingkuh". "Kesalahan apa yang Tamara lakukan hingga kamu tega menyakitinya seperti ini Andi" Tessa berakting dengan menitikkan air mata s
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status