All Chapters of Aku Bukan Perempuan Mainanmu: Chapter 71 - Chapter 80
326 Chapters
Aku datang, demi Affar
-Cinta sejati itu tidak mudah dan harus diperjuangkan. Karena jika sekali saja berhasil ditemukan ia tidak akan bisa digantikan.- Audrey Setelah selesai menandatangani administrasi pengobatan yang Pak Lio jalani, aku mendengar kegaduhan mereka dari luar pintu. Penasaran dengan apa yang mereka ributkan, aku tergerak untuk menguping dari celah pintu yang kubuka sedikit. Tampak Pak Lio menatap sinis ketiga temannya yang tadi sok mendekatkan kami. Pandangan sinis yang sanggup membuat para bawahan di kantor, memancarkan ketidaksukaan yang teramat.Jika teman-temannya meributkan soal hubungan kami, itu salah besar. Karena kami bisa bertemu dan berinteraksi seperti ini murni karena kecelakaan dan aku tidak memiliki rasa apapun pada Pak Lio selain menghormatinya sebagai atasan.Atasan yang berdedikasi tinggi pada profesinya sebagai arsitek ternama di kantor. Tidak ada unsur yang lain apa lagi cinta. Untuk saat ini masih Affar-lah yang membekas dihatiku. Bukan lelaki atau pria manapun.Since
Read more
Pelakor Sok Suci
Baru saja aku melangkah menuju pintu kafe, tampak seorang perempuan memakai dress navy melambai ke arahku. Bagaimana dia bisa tahu jika aku yang bernama Audrey? Apakah sebelumnya dia sudah mengenal aku atau ... memata-matai aku? Padahal aku dan perempuan itu tidak pernah saling mengenal sebelumnya.Wajah dewasa cantiknya dihiasi make up tipis yang yang tetap menawan. Membuatku tahu sekali bahwa ia bukan perempuan biasa. Belum lagi tentengan tas branded miliknya yang berdiri tegak di atas meja makan.Siapa perempuan ini?Merasa tidak mau kalah gaya, aku berjalan elegan menghampirinya. Menunjukkan padanya bahwa aku juga memiliki kharisma sebagai seorang wanita karir. Jika ia menatapku dengan senyum setengah sinis maka aku membalasnya dengan ekspresi sombong tanpa senyum.Setelah meletakkan tas kerjaku di sebelah bangku yang kududuki, aku memandangnya datar sambil bersedekap. "Mau pesan apa, Audrey? Pilih aja."Wow!! Dia benar-benar tahu namaku! Dan aku benar-benar tidak mengenal dia sam
Read more
74. Pertengkaran terlaknat
"Perempuan laknat!" Pekiknya.Aku terkekeh dengan santainya. Baru kali ini aku merasakan nikmatnya melawan istri sah mantan kekasihku. Semua terasa bagai di atas awan saat dia begitu marah dengan deretan perhatian Affar yang sempat tercurah hanya untukku. "Lo lihat ponsel gue?' Aku menunjukkannya. "Ini pemberian Affar seharga 15 juta secara cuma-cuma. Dia bahkan nyuruh gue milih yang lebih mahal tapi gue menolak dengan gaya sok imut. Yaah, biar nggak dikira mantre-matre amat lah.""Dasar perempuan tidak tahu diri!""Hey calm madam. Malu dikit kenapa?" Sebenarnya aku cukup gemetar mengingat pengunjung menatap kami risih. Aku hanya tidak mau
Read more
75. Pinjam kamarnya pak
Luka hati karena telah dikhianati Affar jauh lebih menyakitkan dari pada Alex. Bayangan kami akan hidup bahagia setelah banyak kenangan indah nan panas yang kamu lalui, ternyata menguap bagai asap. Lalu terbawa angin dan menghilang. Ada banyak kelebihan Affar yang sanggup membuatku bertekuk walau hanya dengan sekali lirikan. Dia terlalu sempurna dimataku dengan kedewasaannya yang begitu mengayomi bagai sosok papa yang telah lama hilang dalam kehidupanku. Papa meninggalkanku dan mama demi perempuan tidak tahu diri. Dan imbasnya aku tidak mendapat kasih sayang yang seharusnya. Hingga menemukan hal itu dalam diri Affar. "Bangsat! Bajingan lo Far!" Aku menangis dengan memukul stir mobil.Lalu
Read more
76. Pura pura lupa
Aku meregangkan otot tubuh dengan segarnya ketika getaran ponsel yang ada di sebelah mengganggu pejaman mataku. Seakan dipaksa kembali ke dunia nyata.  Kamar Pak Lio yang... Tunggu! Kamar Pak Lio? Aku mengedarkan pandangan dan benar saja aku tengah dengan nyenyaknya tidur di kamar atasan killer satu itu. Lalu aku menepuk jidat keras ketika melihat jam sudah sangat sore. Itu artinya aku terlelap cukup lama.  Segera turun dari ranjang empuknya tidak lupa membetulkan seprei dan mematikan AC kamarnya. Lalu berlari keluar. Tapi, ada yang ketinggalan lagi. "Mejanya."  Aku kembali ke dalam rumah untuk mengambil meja dan keluar rumahnya. Meletakkan kunci rumahnya di bawah pot coklat, menutup pagar depan, lalu menginjak pedal gas mobil menuju rumah sakit.  "Mampus gue. Nanti Pak Lio pasti ngomel-ngomel." Walau di ponsel tidak ada notifikasi bahwa ia keberatan dengan keterlambatanku, tapi aku yakin ia
Read more
77. Menyembunyikan status
"Mbak Audrey?"Aku menoleh karena seseorang memanggil namaku, seseorang yang kukenal tapi bukan sahabat atau teman baik. Melihat dia seperti melihat wujud Affar dalam versi lain. Dia berjalan mendekat lalu sedikit membungkuk sebagai tanda hormat. "Bagaimana kabarnya mbak?""Baik.""Ada yang sedang tidak enak badan mbak?""Ada.""Kalau boleh tahu siapa?""Affar Khaleed Dirgantara." Ucapku tegas dan menusuk."Aku ingin sekali memotong adik kecilnya biar tidak seenak jidat mempermainkan hati p
Read more
78. Status yang tertolak
Bayangan ucapan Pak Lio agar tidak membongkar rahasianya yang berstatus duda membuatku berspekulasi bahwa ia tidak mau harga dirinya jatuh. Atau lebih tepatnya pasaran popularitasnya agar tidak turun. Karena tidak banyak perempuan yang mau menerima duda, kecuali dia seorang janda. Tapi dengan wajah tampan, pekerjaan mapan, penampilan yang keren, aku yakin sekali walau Pak Lio berstatus duda, masih ada perempuan single yang mau menerima dia apa adanyaAh, andai Anjar tahu tentang status Pak Lio, apa dia masih ingin meneruskan perasaannya? Membayangkannya aku merasa geli. "Kenapa lo Drey senyam senyum? Dapat angpao dari bokap?"Aku meliriknya tajam. "Bokap gue udah ilang dimakan kadal."
Read more
Perang Mulut!!!
"Diam!" ucapnya dengan mata berkilat marah.Dari suaranya saja, aku tahu siapa orang yang kini menggeretku diantara dua mobil. Nafasnya naik turun dengan mencengkeram lenganku sangat kuat."Lepas, Far! Kamu nyakitin aku!"Plak!Satu tamparan itu mendarat dengan begitu mulus di pipi kiriku. Namun efeknya menghancurkan hatiku. Tapi, Affar bagai lelaki kerasukan yang mendadak tidak memiliki rasa belas kasih padaku. Dia seakan-akan lupa jika dulu aku adalah perempuan yang pernah singgah di kehidupannya dan memberinya banyak hal membahagiakan. "Dasar cewek murahan! Bisa diem kalau ditampar!"Baru kemarin kami bertemu dengan saling tidak mengenal, juga dengan aku yang tengah mati-matian menyembuhkan luka di hati. Melupakan janji indahnya yang dulu kerap berucap akan membawaku ke dalam hubungan yang indah setelah dirinya bercerai.Itu semua omong kosong!!!Dan mengapa kini kenapa dia datang lagi. Tuhan, mengapa Engkau seakan-akan tidak membiarkan hidupku tenang barang sepekan saja?Apakah u
Read more
80. Terima kasih Alfonso
"Audrey!!!"Aku menoleh ke sumber suara lalu belari menghampirinya. Bersembunyi di balik tubuh Alfonso demi menghindari Affar. Aku sangat bersyukur ia datang di saat yang sangat tepat sekali.Pipiku terasa panas dan punggungku terasa hampir patah karena siksaan Affar yang tidak berdasar. Andai Alfonso tidak datang mungkin aku akan berakhir menyedihkan.Menuntut Affar pada pihak kepolisian?Itu jalan buntu.Aku tahu dia pria berharta bahkan memiliki pengacara pribadi yang ditugaskan mengurus masalah perceraiannya. Bahkan dia berhasil membungkam penyidik untuk tidak memanggilku lagi saat ada kasus penggelapan material mega proyek yang dilakukan oleh supervisor la
Read more
Saya antar pulang
"Audrey, hei.... bangun." Alfonso mengguncang lenganku lembut.Mobil mewah Alfonso yang sangat nyaman mampu meninabobokan ragaku yang teramat lelah. Efek dari capek hati pula.Aku menyesuaikan pandangan dengan keadaan sekitar yang terasa asing bagiku. Ini bukan tempat yang kukenal."Dimana ini Al?" Tanyaku dengan mata menyipit."Rumah Kian."Aku langsung terkejut. "Ki....Kian? Pak Lio maksudnya?"Alfonso mengangguk. "Yap. Kita kesini aja ya? Sekalian ngompres pipi lo."Mobil Pak Lio terparkir di depan garasi rumah, mungkin ia baru pulang setelah mengantar Anjar. Namun kelebat kejadian aku merebut Affar dari istrinya justru menari-nari dalam benakku. Ditambah bayangan wanita pelakor yang merebut papa dari mama. "Nggak Al. Kita balik ke mall aja. Pipi gue nggak apa-apa kok." Ucapku sambil menahan lengannya ketika hendak keluar mobil.Setelah menghancurkan rumah tangga Affar, aku tidak mungkin menghancurkan hubungan Anjar dengan Pak Lio. Bagaimanapun Anjar adalah sahabat baik di kantor d
Read more
PREV
1
...
678910
...
33
DMCA.com Protection Status