Semua Bab Racun Mulut Tetangga: Bab 231 - Bab 240
259 Bab
Bertemu Husna
Aku menoleh ke seseorang yang menepuk pundakku. Ternyata si Husna dan dua anaknya juga suaminya. Terlihat perutnya buncit karena sedang mengandung anak pertama dari lelaki ketiga yang merupakan suami sahnya."Husna lagi jalan-jalan ya," jawabku."Iya Dara. Omong-omong sudah dapat undangan belum dari Ratna?" tanya Husna.Aku mengangguk undangan dari Ratna baru tiba tadi pagi saat aku dan suami sedang sarapan. Tapi kenapa Husna menanyakan itu apa dia mau bergosip."Sudah tadi pagi," jawabku singkat."Masa orang kaya undangannya jelek. Nggak seperti kalau sedang ngomong setinggi langit. Itu sama aja undangan murahan kaya orang kampung," balas Husna."Hus nggak boleh begitu Husna. Sudah biarkan saja dia mau ngapain kek. Yang penting kita jangan sampai seperti dia yang membuat sakit hati tetangganya," ucapku.Karena waktu sudah siang dan mepet aku juga takut telat aku pamit sama Husna untuk segera masuk kerja. "Eh sudah setengah delapan aku masuk dulu ya. Tempat kerjaku di atas nanti lift
Baca selengkapnya
Manager Angkuh
Aku tak berbicara diam menatap wanita angkuh di depanku ini. Apa dia yang karyawan baru atau mungkin dia sama seperti Estel seorang wanita yang menyukai suamiku."Kenapa hanya diam saja dan menatapku seperti itu?" hardik perempuan itu lagi."Maafkan saya bu," ucapku lirih."Kamu pikir orang rendahan sepertimu minta maaf saja cukup. Aku manager kepercayaan bos di sini. Aku bisa memecatmu kapan saja jika menyinggungku!" seru wanita yang belum aku ketahui namanya.Krieeet! Ruangan kerja Nungki terbuka dan Nungji marah mendengar suara karyawannya itu. Dia mengatakan kalau wanitalah itulah yang sebaiknya angkat kaki di restorannya karena ia tak akan membiarkan siapapun menghina istrinya. Hanya satu manager Nungki berkata bisa menggantinya dengan yang lain."Beraninya kamu menghina istriku seperti itu. Apa kamu lupa wajah istriku? Dia kemari setelah capek bekerja kamu seenaknya membentak istriku! Sepertinya kamu sudah bosan kerja di sini!" gertak Nungki."Apa bos nggak salah lihat. Masa sih
Baca selengkapnya
Mereka tidak pernah kapok
Kedua wanita itu menertawakan aku yang memang pulang kerja terlihat lusuh dan menganggap aku tidak pantas hidup bareng Nungki."Lusuh seperti ini menandakan aku sibuk kerja mencari uang tidak mengandalkan suami. Sedangkan kalian untuk bersolek ria begitu menggunakan uang siapa?" tanyaku membalas mereka."Kurang ajar kamu berani sekali sombong padaku!" seru nyonya Anna.Nungki memelototi nyonya Anna dan Irma yang tak ada kapoknya menyinggungku. Kenapa mereka ini tak pernah sadar apakah saat mereka meninggal nanti baru akan diam tak membuat sakit orang."Nungki bukan kami yang membuat kekacauan. Yah managermu sendiri yang bilang Dara tak pantas menjadi nyonya bosnya," ucap Irma melihat Nungki sudah seperti marah."Lantas apa pantas kalian menghina istriku. Untuk apa kalian datang ke sini?" tanya Nungki.Nyonya Anna mengatakan kalau Irma sudah hamil sedangkan aku belum juga hamil. Dia mengolok-olokku mengataiku kurang subur, kandungan bermasalah bahkan mandul. Tega sekali mereka ini pada
Baca selengkapnya
Harus Periksa
Nyonya Lala mengatakan pada Nungki kalau seharunya memeriksakan aku yang tak kunjung hamil ini. "Heh Nungki seharunya periksakan istrimu. Siapa yang menhina sudah beberapa bulan tak kunjung hamil. Jangan-jangan dia mandul!" jawab nyonya Lala tegas."Kenapa harus aku saja yang disalahkan ketika tak kunjung hamil. Sebaiknya jaga bicara anda kalau ternyata saja sehat. Saya bisa menuntut anda," sahutku.Nyonya Lala menertawakanku yang katanya panik karena mengakui kalau aku benar-benar perempuan yang tak subur. Bahkan ia mengatakan pada suamiku kalau seharusnya mengganti istri yang bisa melahirkan anak."Nungki lihat dia seperti mengakui kalau tak bisa memberikanmu anak. Lebih baik kamu mencoba berhubungan dengan wanita lain untuk mendapatkan anak," ucap nyonya Lala.Plak! Nungki menampar nyonya Lala yang banyak omong. "Kalau kalian kesini hanya untuk mengolok istriku lebih baik kalian pulang sekarang," balas Nungki.Irma juga ketakutan kalau Nungki marah. Nungki suamiku itu akan melaku
Baca selengkapnya
Mohon Ampun
Nyonya Lala meminta ampun pada Nungki ia memohon untuk jangan mengusirnya dari rumah yang telah lama ia tinggali."Nungki kamu tega sekali mengusir kami apa kamu sudah gila sehingga gampang di pengaruhi oleh pihak luar?" tanya nyonya Lala."Pihak luar mana yang kamu maksud. Lagipula itu rumah nenekku. Kalian hanya numpang dan dulu berjanji akan pergi setelah rumah kalian di renovasi. Sekarang sampai beranak cucu masih tinggal di sana keenakan kamu ya!" seru Nungki.Nungki masih keras kepala ia sudah terlanjur kesal karena nyonya Lala selalu menghinaku soal anak. Lagi-lagi karena aku tak kunjung mengandung makanya dia selalu mencemoohku. Sekarang dia mengajak Irma ke restoran sengaja pamer kalau Irma orang yang dia gandeng untuk mengahncurkan rumah tangga paman suamiku yang sekarang sedang mengandung untuk mengolokku yang belum hamil."Dara kamu wanita murahan dan penuh manipulasi. kamu menghasut cucu keponakanku untuk mengusirku iya kan?" tanya nyonya Lala."Masih berani membentak ist
Baca selengkapnya
Apakah aku salah.
Kenapa nasibku seperti ini. Mendapatkan orang yang banyak uang tidak berarti hidupku nyaman dan bahagia. Dari luar kelihatan hidup nyaman tapi aslinya menahan batin. Suami menerima aku apa adanya, mertua juga baik tapi ada duri dalam keluarga suamiku yang selalu membuatku tak nyaman. "Jangan kamu masukkan hati dan jadikan pikiran yang ada kamu bisa stres," ucap Nungki."Maaf aku belum maksimal bisa melindungimu," imbuh Nungki.Aku mengangguk saja biar kelar masalah. Tapi hati ini masih sakit. Nungki mengajakku makan malam sebelum pulang kerumah."Istirahatlah besok kita mampir ke rumah ibu," ucap Nungki."Oh iya aku juga ingin menengok rumah bu Endang yang mau hajatan," balasku.Kami akhirnya tidur istirahat daripada memikirkan nyonya Lala dan Irma yang nggak masuk akal kalau bicara. Apa hubungannya denganku atas kesialan yang ia dapatkan. Aku hanya beruntung memiliki nungki yang banyak hartanya. Tapi aku tidak aji mumpung aku tetap bekerja untuk diriku sendiri."Badanmu demam Dara.
Baca selengkapnya
Pengusiran Nyonya Lala
Nungki mengatakan kalau siang ini aku membaik tidak sakit lagi akan diberikan ijin untuk kerumah ibuku. Tapi jika tidak kunjung membaik Nungki tidak akan memberikan aku ijin untuk pergi berkunjung ke rumah ibu dan menengok bu Endang yang sedang hajatan."Baiklah istirahat dulu. Aku akan bekerja ke restoran dulu setelah itu kita akan berkunjung ke rumah ibu," balas Nungki."Terima kasih Nungki, maafkan aku yang sering merengek ini ya," balasku.Nungki hanya mengangguk tapi aku dengar dari pelayan setelah Nungki pergi ternyata tidak ke restoran melainkan ke rumah nyonya Lala. Dia mengusir nyonya Lala dan anak serta cucu juga menantunya dari rumah yang seharusnya memang punya neneknya. Sudah menempati bertahun-tahun masa iya menjadi betah dan tidak mau pindah. Sudah dikasih hati mereka masih mengusik keluarga Nungki. Mungki suamiku itu sudah lama gerah dan baru saat ini memiliki kesempatan mengusir mereka."Nungki betapa hatimu jahat mengusir saudara yang sedang kesusahan," ucap Mondi.
Baca selengkapnya
Tak Tahu Malu
"Lala dulu aku selalu percaya dengan rengekanmu juga semua perkataanmu. Ternyata begini balasanmu terhadap cucu menantuku?" tanya nyonya Leni.Nyonya Lala mengatakan tidak mengerti apa yang dikatakan oleh adiknya. Tentu saja beliau mengatakan itu semua karena para tetangganya yang berbicara secara gamblang mengenai perbuatannya yang tak baik itu. Sepertinya nyonya Leni pikirannya sudah terbuka tentang kejahatan adiknya itu."Maksudmu apa Leni. Aku tidak pernah menyakiti siapapun!" seru nyonya Lala."Kamu sudah menghasutku untuk memusuhi Nungki cucuku sendiri karena kamu selalu bilang Nungki berkelakuan tidak wajar dan merupakan anak nakal di luar sana sehingga aku dan Nungki tidak dekat. Dari biaya resepsi anakmu sampai lahiran cucu serta pamper cucumu aku yang membiayai apa masih kurang cukup!" tegas nyonya Leni.Bisik-bisik tetangga mulai terdengar. Mereka menghujat nyonya Lala yang tak tahu malu. Sudah menjadi benalu masih menghasut agar kedekatan nenek dan cucu renggang. Mereka ju
Baca selengkapnya
Permintaan maaf
Nyonya Leni meminta maaf pada semua cucunya termasuk aku cucu menantu yang mendapatkan cemooh dari kakaknya yakni nyonya Lala dan Irma yang merupakan gadis asuhannya untuk menghancurkan keluarga anaknya."Dara nenek minta maaf ya membiarkanmu menderita masuk keluarga ini," pinta nyonya Leni."Nenek ini semua bukan salah nenek jadi tak perlu minta maaf ya," balasku sambil menggenggam tangan nenekku.Beliau juga meminta maaf pada Nungki karena selama ini selalu mendengarkan Lala daripada cucunya sendiri dan berakhir ribut dengan Nungki yang padahal mempunyai usaha sendiri di luar sana."Nenek tak perlu merasa bersalah. Ini semua karena hasutan dari nenek Lala yang ingin menguasai harta nenek saja," ucap Nungki."Nenek tetap merasa bersalah padamu. Sering membandingkanmu dengan Mondi yang ternyata seorang benalu itu," balas nyonya Leni.Nungki sudah memberikan maaf untuk neneknya begitu juga Lucki mereka sudah menerima permintaan maaf neneknya yang tulus. Akhirnya penantian panjang nenek
Baca selengkapnya
Heboh Sekali
Aku menjawab hajatannya besok hari ini biasanya orang kampung akan bergotong royong memasak bersama. Atau ada juga yang mengembalikan apa yang pernah di berikan hajatan dulu."Besok nek. Saya mau tengok-tengok dulu," jawabku."Tengok-tengok itu maksudnya membantu di dapur ya?" tanya nenekku.Aku mengangguk pelan itu juga sebentar saja kok. Karena aku tak akan meninggalkan nungki sendirian itu akan membuatnya canggung bukan."Jangan capek-capek Dara semoga kamu cepat hamil ya. Mumpung nenek masih hidup nenek pengen nimang cucu buyut dari Nungki," ucap nenek."Akan kami usahakan segera memiliki momongan," balasku.Nenek merasa lega, kami lihat wajahnya bahagia sekali. Aku juga semakin lega karena bisa melihat wajah ceria itu.Aku segera berangkat ke rumah ibu setelah melihat wajah bahagia dari nenek. Sampai di sana sudah heboh sekali di rumah bu Endang. Tapi aku tidak melihat ada tukang masak satupun di sana bukankah biasanya kalau ada hajaran para tetangga selalu membantu masak dan ber
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
212223242526
DMCA.com Protection Status