Janji Suci Yang Terbagi의 모든 챕터: 챕터 41 - 챕터 50
104 챕터
Masa Lalu Yang Kembali (2)
POV AUTHORManda terkejut melihat Bram ada di sampingnya. Begitu pula dengan Bram. Sejak mereka berpisah, Manda dan Bram tidak pernah bertemu lagi, hingga saat ini.Manda sedikit menjauh dari Bram. Dia menundukkan kepalanya karena merasa canggung."... apa kabar, Nda?" sapa Bram kemudian."B-baik, Mas," jawab Manda dengan gugup.Kerinduan terpancar dari pandangan mata Bram saat melihat Manda. Dia tidak menyangka bisa bertemu dengan cinta pertamanya lagi."Lama tidak berjumpa,"Manda hanya menganggukkan kepala.Manda tidak berani menatap wajah Bram saat berbicara. Perpisahannya dengan Bram saat itu, masih meninggalkan luka di hati Manda. Dia merasa sedih dan bersalah karena memutuskan hubungan mereka secara sepihak."Kamu tinggal di Jakarta?"Manda mengangguk."Aku juga. Aku bekerja dan tinggal di sini sekarang," Manda mengangguk lagi.Bram menghela nafas. Dia mu
더 보기
Pertemuan Di Bakery
POV AUTHORTok ... tok ..."Eh, Mas Arman," sapa Ayu, mengalihkan pandangannya dari layar laptop."Sendirian, Yu?""Iya. Manda sedang keluar, Mas. Janjian makan siang ya sama Manda?""Enggak. Hanya ingin mampir saja,""Ooh. Tunggu aja dulu, Mas. Sebentar lagi Manda balik,""Kamu sedang apa?" tanya Arman sembari duduk."Ini lagi masukin data penjualan," jawab Ayu sambil mengetik dengan keyboard."Bagaimana penjualannya bulan ini?""Alhamdulillah, Mas. Lebih baik dari bulan lalu,""Syukurlah,""Mas Arman mau dibuatkan teh atau kopi?""Gak usah. Lanjutkan saja kerjaanmu, Yu,""Oke,""Hmmm, Yu. Boleh aku bertanya sesuatu?""Iya, Mas. Mau tanya apa?" jawab Ayu sambil mengerjakan tugasnya."Kamu satu sekolah dengan Bram?"Pertanyaan Arman membuat Ayu berhenti mengetik seketika."Mas Bram?" Ayu menoleh perlahan.
더 보기
Di Rumah Daniel
POV AUTHOR"Papa dan Mama beneran gak mau ikut ke rumah Kak Daniel?" ajak Arman pada orang tuanya, yang sedang duduk santai di ruang tengah sambil menonton TV."Gak, Sayang. Kamu sama Sarah saja yang ke sana. Mama masih capek karena perjalanan kemarin," jawab Mama Andien."Papa juga di rumah saja, menemani Mama," sahut Papa Hendra."Lagipula ini acaranya anak-anak muda. Kalau Papa dan Mama ikut, nanti kalian jadi segan untuk mengobrol dan bercanda," ujar Mama Andien."Mama kan masih muda. Masih bisalah ngikutin obrolan kami,""Ihh, kamu ini. Ngeledek Mama ya," gerutu Mama Andien."Arman gak ngeledek Ma. Bener kan, Pa?""Hmm," jawab Papa sembari menahan tawa."Papa dan anak sama aja," Mama Andien cemberut."Aku sudah siap, Sayang," Sarah sudah berdandan rapi untuk acara malam ini."Oh ya, Manda mana? Daritadi Papa belum lihat dia pulang?""Manda sudah di rumah Kak Daniel.
더 보기
Perkelahian Arman Dan Bram
POV AUTHORBram masuk ke dalam rumah Daniel setelah selesai menelpon. Bram menoleh ke arah tangga, ketika mendengar suara langkah. Pandangannya terpaku pada sosok wanita cantik yang dirindukannya.Manda menghentikan langkah kakinya di anak tangga terakhir, saat dia terkejut melihat Bram."Mas Bram?"Perlahan Bram berjalan mendekatinya."Manda," sapanya dengan lembut."Mas di sini?""Iya, aku datang sama Windy. Dia mengajakku untuk makan malam di rumah kakaknya,""Ooh,""Malam ini kamu cantik. Kamu sudah banyak berubah, Nda," puji Bram.Pujian Bram membuat pipi Manda merah merona karena tersipu malu."... Mas Bram juga sudah banyak berubah," puji balik Manda."Apa aku tambah ganteng?" canda Bram.Manda tertawa kecil."Dan pinter melucu," imbuh Manda.Bram tersenyum melihat tawa Manda, yang sudah lama tak dilihatnya. Dia merindukan tawa itu.
더 보기
Kisah Bram
POV BRAMAku masih ingat pertemuan pertamaku dengan Manda. Saat itu usiaku 10 tahun dan Manda 8 tahun.Aku dan kedua orang tuaku berkunjung ke rumah Nenek. Rumah Nenekku satu kampung dengan rumah Simbahnya Manda.Sebenarnya aku dan keluargaku tinggal di Kebumen. Tapi dalam waktu dekat, Bapak memiliki rencana untuk kembali ke kampung halamannya, yaitu di Purworejo.Hari itu aku sedang bermain bersama sepupuku. Kami berkeliling kampung dengan naik sepeda. Saking asyiknya berkeliling, membuat kami kecapekan. Maklum kampung Nenekku ini luas.Laju sepeda kami berhenti di sebuah warung kecil. Aku menunggu sambil duduk di atas sadel sepeda, sementara sepupuku membeli minuman.Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang. Aku menoleh, lalu melihat dua orang gadis kecil."Namamu siapa?" tanya salah satunya."Bram," jawabku."Namaku Ayu dan ini sahabatku, Manda,"Manda yang kulihat waktu itu,
더 보기
Kisah Bram (2)
POV BRAMHari ini rasanya aku tidak bersemangat untuk belajar di sekolah. Pertengkaranku dengan Bapak dan Ibu semalam membuatku lesu.Aku masih tidak habis pikir. Kenapa mereka menjodohkanku dengan Amalia tanpa sepengetahuanku. Aku memang kenal Amalia. Dulu sewaktu kecil, kami sering bermain bersama. Tapi setelah aku pindah ke Purworejo, aku tidak pernah lagi berhubungan dengannya. Lagipula, aku sama sekali tidak punya perasaan padanya. Bagaimana bisa aku akan menikahinya?***Kriiiinggg .... suara bel istirahat sekolah berbunyi.Aku pergi ke kantin sekolah bersama teman sebangku-ku. Dari kejauhan, aku melihat Manda dan Ayu sedang berjalan menuju ke kantin.Ayu melihatku. Dia melambaikan tangannya padaku. Ayu mengajak Manda menghampiriku.Aku meminta temanku untuk memesankan makanan untukku, sementara aku menunggu Ayu dan Manda."Manda," sapaku."Mas Bram," sapa balik Manda."Kapan pulang
더 보기
Salah Faham
POV AUTHOR"Mas ...," Manda berlari menghampiri Arman di teras depan.Arman tidak menggubris panggilan Manda, hingga Manda harus berdiri di depannya untuk menghentikan langkah kaki Arman."Nanti siang ... apa Manda bisa menemui Mas di kantor? Ada yang ingin Manda bicarakan soal semalam," pinta Manda dengan gugup."Hari ini Mas akan sibuk seharian. Gak ada waktu," jawab Arman dengan dingin.Arman melanjutkan langkahnya menuju ke mobil. Kemudian dia melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumah.Manda hanya bisa berdiri melihatnya dengan perasaan galau.Sejak kejadian semalam di rumah Daniel, Arman tidak mau berbicara dengannya. Dia marah karena Manda sudah membohonginya soal Bram."Kasihan sekali. Apa Arman mengabaikanmu?" ledek Sarah yang berdiri di dekat pintu masuk.Manda berjalan kembali masuk ke dalam rumah, tanpa memedulikan omongan Sarah."Mama ingin bicara padamu," ucap Sarah.
더 보기
Pengakuan Manda
POV AUTHORPara anggota keluarga sedang berkumpul untuk makan malam bersama di meja makan.Suasana hening sesaat sebelum Mama Andien memulai pembicaraan."Sarah, are you okay? Kamu terlihat lesu. Kamu gak nafsu makan?" tanya Mama Andien setelah memerhatikan Sarah yang hanya memainkan sendok di atas makanannya."Arman gak mau mengajakku pergi bersamanya, Ma. Masa aku mau ditinggal selama sebulan," gerutu Sarah."Pergi sebulan?!" pekik Manda yang terkejut.Mama Andien dan Sarah menatap Manda dengan pandangan sinis."Besok Mas akan pergi ke Perancis selama sebulan," sahut Arman dengan nada dingin, tanpa melihat ke arah Manda.Manda merasa kecewa dan sedih karena baru mengetahui kabar ini."Karena itu aku boleh ikut ya, Sayang? Aku gak bisa pisah lama darimu," bujuk Sarah."Ajak saja, Man. Kasihan Sarah. Dulu Mama juga sering ikut Papa business trip. Lagipula kamu juga gak bakal kerja seharian
더 보기
Perkelahian Manda Dan Sarah
POV AUTHOR"Sarah, kalian bertengkar lagi di kamar?" tanya Mama Andien penasaran."Iya, Ma. Arman tetap menolak mengajakku. Aku kesal sekali. Semalam dia meninggalkanku di kamar. Katanya mau tidur di kamar tamu," gerutu Sarah."Arman dan Papanya sama-sama keras kepala. Mama juga kesal sama Papa. Tadi malam Mama dipermalukan di depan Manda," keluh Mama Andien."Semua ini gara-gara gadis desa itu. Kalau saja dia gak ada di antara kita, hidup kita akan tenang, Ma,""Iya, kamu benar. Seharusnya Arman menceraikan perempuan itu dari awal,""Ehem! Pagi-pagi sudah bergosip," sindir Papa Hendra yang tiba-tiba muncul dari belakang mereka."Siapa yang bergosip, Pa? Kami hanya mengobrol kok," sangkal Mama Andien."Terserahlah. Papa mau berangkat kerja. Di mana Arman?""Di sini, Pa," sahut Arman sambil menuruni anak tangga dengan menggandeng tangan Manda.Sarah dan Mama Andien tercengang melihat mereka
더 보기
Cinta Pertama Yang Mengusik
POV AUTHORManda sedang sibuk membantu karyawannya melayani para pembeli di Bakery. Hari ini jumlah pembeli yang datang lebih ramai dari biasanya."Kue ultahnya akan siap besok, Bu. Ini nota pengambilannya. Silakan ke kasir untuk pembayarannya. Terima kasih," ucap sopan Manda pada seorang pembeli sambil menyerahkan selembar kertas nota."Sama-sama, Mba," balas si pembeli, lalu pergi menuju ke kasir."Saya juga mau pesan kue, Mba," sapa seseorang yang menghampiri Manda."Iya, sila ...," Manda terkejut ketika melihat Bram ada di depannya."Hai, Nda," Bram tersenyum padanya.Wajah ceria Manda berubah menjadi panik."Din, tolong layani pembeli ini," pinta Manda pada salah satu karyawannya."Baik, Bu,"Lalu Manda segera pergi meninggalkan counter depan. Bram mencoba mengejarnya."Nda?"Langkah Bram dihentikan oleh Ayu. Dia menarik tangan Bram, lalu membawanya keluar Bakery.
더 보기
이전
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status