All Chapters of PONSEL RAHASIA MILIK SUAMIKU || SEASON 1 DAN 2 : Chapter 51 - Chapter 60
71 Chapters
Godaan Dunia Malam
Desi yang tahu persis bagaimana karakter mantan iparnya itu enggan memaafkan Cynthia. Ia yakin jika wanita itu masih sama seperti dulu. Perempuan licik yang rela melakukan apapun demi tetap hidup dalam kekayaan."Aku nggak yakin, kamu sudah berubah. Kamu mengemis seperti ini karena Mas Romi sudah memiliki segalanya. Gimana kalau abangku ini hidup susah seperti dulu? Aku yakin, kamu akan membuangnya bak sampah!" pekik Desi. Desi pun mengusir Cynthia dengan kasar."Desi, aku mohon sama kamu. Please, maafkan aku, Des ...." rintih Cynthia dengan derai airmatanya."Pergi kamu, pergi!" bentak adik Romi itu. Desi memang begitu dendam pada mantan iparnya itu. Desi ingat betul, bagaimana dulu Romi diinjak harga dirinya, diselingkuhi berulangkali dengan Reno di saat Romi sedang terpuruk dalam ekonominya."Desi, tunggu!" cegah Romi.Romi pun menarik Cynthia. Ia menolong mantan istrinya itu agar bisa berdiri setelah
Read more
Di mana, Nindya?
Derai tangis Nindya malam itu pecah. Penyesalan atas jalan yang dipilihnya itu tidak merubah keadaan. Hidup memang sebuah pilihan dan inilah jalan hidup yang menurutnya baik.Hari-hari Nindya kini dilewati dengan pekerjaannya sebagai LC yang sudah mulai ia nikmati. Segala kemewahan pun sudah didapatnya. Nindya sudah menemukan apa yang ia cari. Bahkan dalam 3 bulan saja, Nindya sudah menjadi primadona di clubnya.Nindya bisa pindah ke tempat baru. Apartemen yang ia beli dengan uangnya sendiri. Tanpa lagi harus menumpang di apartemen Rara. Mobil dan gadget mewah pun sudah didapatnya.Nindya pun tidak lupa mengirimkan uang untuk keperluan sang adik. Dalam sebulan Nindya mengirimkan 25 bahkan terkadang 30 juta setiap bulannya pada Sara yang akhirnya memilih tinggal di sebuah kos elite.Kehidupan Nindya yang begitu cepat berubah membuat Rara dan beberapa temannya yang sudah lama bekerja di club' itu justru timbul iri dengki. Mr Tom,
Read more
Akhirnya Tertangkap
Rara panik. Berulangkali ia mengecek tubuh sahabatnya itu, tapi denyut nadinya pun tidak terasa. Apa yang sesungguhnya terjadi pada ibu kandung Ghania itu."Nindya, bangun. Aku enggak mau masuk penjara karena kamu. Nindya, bangun!" pekik Rara. Wajahnya terlihat begitu ketakutan saat ia memegang tubuh Nindya yang mulai dingin."Mama ...."Ghania tersentak. Ia bangun dari mimpi buruknya. Wajahnya pucat, dipenuhi keringat dan napasnya pun tersengal.Anggun yang mendengar teriakkan putri kesayangannya itupun langsung menemui Ghania di kamarnya."Sayang, kamu kenapa?" tanya Anggun saat duduk di tepi ranjangnya.Ghania tidak berkata apapun. Ia hanya memeluk sang Mami begitu erat dan terisak. Suara tangisnya yang tersedu membuat Anggun bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi."Ghania, kamu tenang. Sekarang kamu bicara sama Mami, kamu kenapa?" bujuk Anggun agar mau berkata jujur.
Read more
Berita Duka
Anggun dan Luthfi akhirnya membawa Pras meninggalkan cafe. Pras nampak begitu terpukul mendengar berita tentang kematian Nindya yang tragis."Mas, tolong kamu bawa Pras ke rumah dulu ya. Ada beberapa hal yang harus ku urus dan sekalian cari Sara di kostnya nanti," pinta Anggun. Luthfi pun mengangguk dan membawa Pras masuk ke dalam mobilnya. Sedangkan Anggun pergi membawa mobilnya.Di dalam perjalanan, Anggun pun mengambil ponsel di dalam tasnya dan menghubungi anak buahnya untuk mencari keberadaan Sara.[Hallo, saya minta kalian cari Sara segera. Ini penting. Jika sudah ketemu, tahan dan hubungi saya. Jangan sampai ada yang mengetahui jika dia terlibat keberangkatan Nindya.][Baik, Bos.]Anggun pun melanjutkan perjalanannya menuju kantornya, ada beberapa meeting yang harus ia selesaikan. Anggun pun akan menemui Reno dan mengabarkan berita duka ini."Sara,apa sebenarnya yang membuat kam
Read more
Kembalinya Nindya
Anggun murka pada Sara. Bukan tentang ego. Tapi, rasa ibanya pada Ghania yang harus kehilangan Mama kandungnya. Anggun pun detik itu menyeret Sara keluar rumahnya. "Anggun, kenapa kamu mengusir Sara?" tanya Luthfi."Apa salah Sara, Anggun?" timpal Pras.Anggun tetap tidak perduli. Ia meminta Sara pergi. Pras yang belum tahu apa-apa kini membela adik sepupunya itu. Begitupun dengan Luthfi. Sikap Anggun membuatnya jadi risih."Anggun, stop!" hardik Luthfi."Ngapain kamu bela dia? Pras, apa kamu akan tetap membela perempuan ini jika kamu tahu keadaan sebenarnya?" bentak Anggun."Apa yang terjadi?" tantang Pras.Wajah Sara pucat. Ia tidak tahu harus berbuat apa jika Anggun menceritakan semuanya. Sara hanya bisa pasrah menerima semuanya jika Pras juga membencinya."Mbak, tolong. Aku mohon, jangan ...." ucap Sara menggelengkan kepalanya.Anggun tidak perduli. Angg
Read more
Kepergian Sara
Wajah itu nampak tersenyum. Seperti sedang tertidur. Namun, takdir begitu kejam padanya. Sahabat dan adik yang dipercaya, justru menjadi musuh yang begitu menakutkan."Airmata buaya kamu tidak akan membuat Nindya kembali. Hapus airmata kamu. Setelah semua selesai, aku tunggu kamu di rumah!" bisik Pras yang menarik tangan adik sepupunya itu dengan kasar.Tangis Anggun dan Ghania pun mengiringi kepergian Nindya ke peristirahatan terakhirnya. Sebuah pemakaman mewah dipilih Anggun menjadi rumah terbaik bagi mantan madunya itu. Anggun berharap, saat dewasa nanti, Ghania nampak nyaman menjenguk wanita yang telah melahirkannya."Anggun, terimakasih, kamu sudah melakukan semua ini buat Nindya. Aku merasa malu karena ...." ucap Pras."Pras, yang lalu biarlah berlalu. Bagiku, Nindya orang baik. Dia sudah memberiku bidadari kecil ini. Harta yang paling berharga. Tugas kita sekarang menjaganya," jawab Anggun. Pras hanya meng
Read more
Kepergian Sara
Luthfi menghampiri Anggun dan Pras. Suami Anggun itu mencoba memberi semangat pada Pras yang kehilangan dua adik sepupunya di waktu yang berdekatan. Namun, entah mengapa Pras justru berbalik mencurigainya."Apa kamu dalang dibalik ini semua?" gertak Pras menarik krah kemeja berwarna coklat itu. Anggun mencoba merelai pertikaian dua pria itu."Kalian apa sih? Udah, berhenti!" bentak Anggun.Tidak lama, sebuah ambulance pun datang dan membawa tubuh Sara yang tertutup itu masuk ke dalam kantung berwarna orange itu dan memasukkannya ke dalam mobil. Mobil itupun meluncur pergi meninggalkan lokasi.Para warga pun mulai meninggalkan lokasi. Hanya ada Anggun bersama dua pria yang masih bersitegang tentang kematian Sara itu."Pras, kenapa kamu mencurigai Luthfi?" cecar Anggun.Anggun tidak ingin membela siapapun. Namun, ia juga tidak bisa percaya sepenuhnya pada pria yang sudah menikahinya itu. Trauma pengkhi
Read more
KECURIGAAN ANGGUN
Anggun melihat kepanikan di wajah Luthfi. Kecurigaannya pun semakin bertambah saat Luthfi terbata menjawab pertanyaannya."A-aku tadi ada meeting di luar. Klien dari Jepang. Mr Tanaka. Kamu tahu kan?" dalih Luthfi mencoba menutupi kepanikannya."Mr Tanaka?" ucap Anggun. Luthfi pun hanya mengangguk.Anggun pun tidak memperpanjang masalah. Ia pun menyiapkan makanan untuk suaminya agar bisa segera beristirahat. Luthfi pun minta dibuatkan teh jahe hangat untuk menyegarkan tubuhnya."Aku tidur duluan ya sayang. Good night," ujar Anggun yang bergegas masuk ke dalam kamarnya. Luthfi pun menarik napas panjang merasa terbebas dari kecurigaan Anggun."Akhirnya ...." batin Anggun. Luthfi pun langsung menyusul istrinya itu ke dalam kamar setelah menghabiskan makanannya. Ketika Luthfi melihat sang istri yang sudah terlelap, ia pun mencium kening Anggun. Luthfi pun merebahkan tubuhny
Read more
Musuh Dalam Selimut
Luthfi hanya bisa diam terpaku menatap kepergian Anggun dan yang lainnya. Pikirannya menjadi buntu. Entah apa yang harus dilakukannya besok ketika harus menghadapi Anggun, Pras juga Reno. Begitupun nasib Sara -- adik Nindya yang telah secara siri dinikahinya."Gawat! Apa yang harus kulakukan?" batin Luthfi. Pikiran pria itu akhirnya semakin kusut. Ia memutuskan pergi meninggalkan rumah kontrakan itu. Di tengah jalan, ia terus mencari akal agar masih bisa menyelamatkan wajahnya di depan Anggun. Terutama Pras dan Reno.-----Waktu semakin dekat pada waktu yang dijanjikan. Hari ini, ia harus menemui Anggun di kantornya. Bukan hanya sang istri yang menunggu penjelasannya, tetapi Pras dan Reno pasti ikut menghakiminya.Dengan langkah gontai, Luthfi akhirnya memasuki gedung pencakar langit itu. Perlahan tapi pasti ia memasuki ruangan sang direktur. Anggun Prameswari."Assalamualaikum." Luthfi pun mengucap salam. Wajah tegang Pras dan Reno mulai terlihat."Enggak usah basa-basi. Cepat mas
Read more
SEASON 2 || DENDAM KEMATIAN
Anggun pun memutuskan pulang ke rumahnya ditemani oleh Pras dan Reno. Bersama Ghania, Anggun merasa mulai menemukan ketenangannya atas semua permasalahan rumah tangganya."Anggun, sebaiknya kamu istirahat aja. Ghania juga sepertinya udah ngantuk. Biar aku dan Reno malam ini jaga kamu. Aku takut, kalau nanti Luthfi dendam dan menyuruh orang untuk menyakiti kamu," ujar Pras dengan tenang. Reno pun setuju dengan keputusan sahabatnya itu.Paling tidak, malam ini ia tidak sendirian di rumah Anggun. Reno masih terlalu sungkan, karena Anggun adalah mantan istrinya."Ya sudah, aku ke kamar dulu ya. Kalau mau makan, kalian panggil mbak aja. Aku istirahat dulu," pamit Anggun. Ia pun langsung menaiki anak tangga menuju kamar Ghania yang terletak di lantai dua rumahnya.....Tengah malam, ketika semua penghuni rumah sudah tertidur, Anggun pun keluar dari kamarnya dan menuju ruang CCTV yang terletak di ruang kerjanya di lantai 2. Setelah menyalakan monitor, Anggun pun mulai menyimak apa yang ten
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status