Tous les chapitres de : Chapitre 71 - Chapitre 80
152
Akulah Pembunuhnya
"Sepertinya aku ingin kau lebih serius menangani kasus Alice. Dia harus mendapatkan keadilan karena tindakan orang lain yang mengancam nyawanya. Apakah kau tak bisa melakukannya?"Antonio terus menatap Cindy dengan tatapan tajam namun lembut. Antonio belum ingin bertengkar dengan Cindy karena barang bukti yang asli rekaman kasus Alice masih di tangan Cindy."Masalah itu, ehmm baiklah, aku akan mencobanya, tunggulah beberapa saat lagi.""Aku sudah meminta seorang pengacara internasional untuk membantumu menyelesaikan kasus ini, besok pagi Tuan Lopez akan  menemuimu. Ingat Cindy, aku tak bermain-main dalam kasus Alice ini. Selain aku berharap ia segera pulih, aku juga berharap pelakunya tertangkap," tegasnya."Antonio, aku juga bisa melakukannya sendiri, untuk apa kau mengundang Tuan Lopez? Aku sungguh tak menyukainya," protes Cindy.Cindy menolak tawaran Antonio karena tahu siapa Tuan Lopez. Selain otoriter, keputusannya sangat mutlak. Ini akan m
Read More
Psikopat
Grace tak menyadari apa yang baru saja ia katakan. Tekanan mental dan pengaruh alkohol membuatnya tak sadar mengatakan rahasia hidupnya. Gadis itu meracau lalu roboh di sisi Fien Clark."Apa dia mengatakan yang sebenarnya atau hanya mengigau? Benarkah kau telah membunuh Erick Davis?" lirih Fien Clark mulai gelisah."Jadi pertengkaran itu adalah karena Alice marah pada Grace bukan? Gadis itu pasti telah mendengar bualan Grace. Akan tetapi bagaimana mungkin pelakunya tidak terungkap sampai sekarang?" Fien Clark geram.Fien Clark memikirkan cara untuk mengungkap kebenaran dari mulut Grace. Bagaimanapun ia menyadari bahwa Erick Davis selama ini telah memberinya tempat dan banyak berkorban untuknya. Hari-hari kehilangan Alice membuatnya sadar bahwa selama ini ia telah banyak salah sangka terhadap saudaranya itu. Ia harus melanjutkan keinginan Alice untuk mengungkap siapa sebenarnya pembunuh Erick Davis yang selama ini mengarah pada dirinya._Grace meng
Read More
Jalinan Cinta
Dengan sedikit melambatkan laju kendaraan, Fien menerima panggilan Antonio dengan amarah."Apa kau masih tak punya malu menelponku?!" sentaknya lagi."Tenanglah, Fien. Kau tak harus semarah ini kepada orang yang sangat perduli kepadamu.""Perduli katamu? Oh, jadi apa lagi pedulimu sekarang ini?""Temui aku segera, ini sangatlah mendesak."Antonio menyebutkan tempat dimana mereka harus bertemu. Fien Clark melaju dengan kencang menuju tempat yang dituju.Antonio melihat Fien Clark yang tampak kurus. Pria itu juga terlihat dingin dan menakutkan."Kurasa istrimu tak merawatmu dengan baik, Fien. Apakah kau baik-baik saja?""Tak usah banyak berbasa-basi, aku tak punya banyak waktu. Sekarang, katakan saja apa yang membuatmu ingin menemui aku," ujarnya lalu menarik sebuah kursi di hadapan Antonio."Kenapa tak bisa santai sedikit? Aku sedang ingin mengobrol denganmu berkaitan dengan temanmu Sherly?""Sherly? Bukankah dia s
Read More
Janji
"Apa ini sebenarnya?" Fien membolak-balik kotak kecil yang dibungkus sangat rapi dan rapat."Bukalah sendiri, aku tak punya urusan. Dan bagaimana juga, aku berterima kasih mendapatkan pencerahan darimu. Bye," Antonio melenggang pergi mendahului Fien Clark.Setelah tiba di kantor, Fien Clark segera membuka bungkusan tersebut dan memasang di sebuah laptop miliknya. Ia sangat penasaran karena setelah sekian lama tiba-tiba Sherly mengirimkan sesuatu untuknya?Fien mulai melihat rekaman yang awalnya hanya rekaman laut lepas dengan deburan ombak di sisi kapal. Akan tetapi ia terkejut dengan rekaman  durasi selanjutnya yang menampilkan Alice bersama Grace.Pemandangan ketika Grace berhadapan dengan Alice. Sayangnya hanya terlihat punggung Grace dan gerakan yang samar."Benarkah Grace mendorong Alice?" lirihnya sambil membelai janggutnya.Fien Clark segera menghubungi Eddie. "Bantu aku, ada sesuatu yang harus segera kau lihat," ujarnya.
Read More
Apakah Aku Menikah?
"Jika Fien Clark pulang saat ini, maka semuanya akan menjadi hancur, Peter. Kau akan menjadi orang yang dianggap melecehkan istri orang lain. Hentikan, aku telah mengatakan bahwa kita akan ke suatu tempat besok, hmm?"Kalimat Grace membuat Peter berhenti sebentar, tapi ia sudah sangat kalap karena janji yang selalu tertunda."Ini masih terlalu siang untuk Fien Clark kembali, honey. Lakukan saja dengan cepat, aku tak masalah. Kita kan mengulanginya besok," kata Peter selagi menarik kasar pakaian Grace.Tubuh Grace terpental saat hendak melawan Peter. Ia tak berdaya saat seinci demi seinci Peter berhasil menjamah tubuhnya. Grace hanya bisa menangisi dirinya saat Peter telah berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya."Pernikahanmu palsu, Grace. Kalau kau melaporkan polisi, maka aku akan memberikan rekaman video panas kita pada Fien Clark. Jadi, tepati saja untuk memesan sebuah tempat yang bagus besok malam. Ingat, jika kau mencoba membunuhku, semua rekaman
Read More
Siapa Ayahnya
Alice menggigit bibirnya dan menatap Antonio tak percaya. Setitik air mata mulai mengembun di sudut matanya."Apakah mungkin aku wanita nakal, Antonio? Bagaimana bisa aku hamil padahal aku belum menikah? Mungkinkah aku bunuh diri karena aku hamil?"Antonio menjadi iba dengan Alice yang begitu terpukul dengan berita kehamilannya."Mana mungkin adikku seorang seperti itu, pasti ada kesalah fahaman disini, kita akan mencari tahu segera setelah ingatanmu pulih. Andaikan tidak, maka bayi ini adalah nyawa yang harus kita sayangi," ujarnya sembari memeluk Alice penuh suka cita. Ia lega telah menyampaikan kebenaran itu meskipun cukup menyakitkan."Siapa ayah anak ini, Antonio? Bagaimana mungkin aku melupakan bahkan sepenggal saja kisah hidupku yang lalu?" isaknya dalam pelukan Antonio. Sementara Sherly hanya melihatnya dengan air mata yang berlinang.'Andai aku bisa mengatakannya, kau mungkin akan lebih tersakiti, Alice,' batin Antonio dan juga Sherly.
Read More
Kebenaran
Grace berdiri di depan pintu almari dengan rasa takut. Bagaimana ia akan berpenampilan kacau dengan tanda-tanda di tubuhnya yang menjijikkan dihadapan pria yang sangat ia cintai? Bahkan Fien Clark pasti akan semakin mencemooh dirinya dengan label murahan.Grace tak bisa memikirkan cara, ia malah menangis di pintu almari."Grace? Apa yang kau lakukan? Kenapa kau malah menangis seperti itu?  Kalau kau memang tak mau melayaniku, baiklah, tapi jangan menyesal kalau aku tak sudi lagi menyentuhmu. Baik, pergilah ke tempat paman Philip yang kau sayangi itu," kata Fien lalu ia melemparkan tubuhnya di atas kasur empuk milik Grace."Fien, kali ini saja aku mohon kepadamu, biarkan aku menemui paman Philip. Aku sungguh memohon kepadamu, hmm?" pinta Grace dengan berlinang air mata.Fien tak menjawab, ia hanya memejamkan matanya dan ingin tahu lebih jauh apa yang dikatakan Grace. Akan tetapi yang terjadi Grace malah terburu-buru mengenakan mantel bulu dan meningga
Read More
Kuasa Hukum
Eddie tak tahu harus bilang apa, secara Erick Davis memang menjadi tuannya cukup lama sebelum Fien Clark. Mereka, meskipun satu ayah memiliki sifat dan karakter yang jauh berbeda. Erick Davis berkarakter lembut, dewasa dan tidak suka mengumpat. Berbeda dengan Fien Clark yang kasar dan kekanak-kanakan."Kau tak menjawabku? Apa kau juga tak menyukai aku? Uhmm, aku sudah menduganya.""Maafkan aku, Tuan. Masalahnya untuk apa membandingkan dua orang yang sama-sama memiliki kelebihan masing-masing. Biarpun anda sedikit kasar, anda sangat murah hati dengan memberiku saham sepuluh persen," ujarnya berbisik agar yang lain tidak mendengar ucapannya."Ha ha ha, kau baru mengatakan aku kasar bukan?" Fien Clark tertawa terpingkal-pingkal dengan kejujuran Eddie. "Baiklah, aku mengakui hal itu, tapi masalah uang itu sebenarnya sesuai dengan kerja keras yang kau lakukan," ujarnya tak mau dianggap sebagai orang yang mendermakan hal itu.Dalam hati, Eddie memuji sikap rend
Read More
Pencarian Alice
Dalam kekalutannya, Grace tak tahu harus berlari kemana. Ia berjalan dengan gontai menyusuri sebuah jalan setapak menuju tebing tanpa alas kaki. Waktu sudah menjelang sore, Fien Clark pastilah tak akan menemui dirinya lagi setelah mengerti tentang rekaman video itu secara jelas."Akhh!" pekiknya saat sebuah duri menancap kuat di kakinya. Ia meringis kesakitan dan luruh di tanah yang dipenuhi daun kering.Tanpa ia minta air matanya sudah mengalir deras tak bisa dibendung."Grace? Apa yang terjadi?" sebuah suara mengejutkan Grace."Peter?""Aku mencarimu, kulihat pintu belakang terbuka, jadi kupikir kau pasti sedang berjalan jalan di kebun belakang. Tapi kenapa kau berjalan tanpa alas kaki?" ujarnya dan mencoba menarik duri yang menancap di telapak kaki Grace."Aaauuw, sakit, Peter.""Hmm, pasti sakit. Ayolah aku menggendongmu ke dalam, gadis bodoh," umpatnya pelan yang masih di dengar Grace.Grace menurut. Ia merasa Peter begitu men
Read More
Antonio Kecewa
Pria itu sepertinya ketakutan."Ini sangat mendesak, Tuan. Hanya Anda yang bisa menolongku.""Sayangnya aku sedang melakukan perjalanan ke suatu tempat. Katakan saja apa maumu.""Tidak, kau harus menemuiku."Fien bingung, seolah sesuatu yang sangat penting."Temui asistenku, hanya itu yang kubisa. Aku tak bisa kembali karena baru saja mendarat."Fien menutup telepon dan memberikan nomor Eddie kepada penelpon tersebut."Kau sangat penting rupanya. Kenapa dia sangat ingin bertemu denganmu?""Entahlah, bisa jadi orang yang membutuhkan uang atau pekerjaan. Dia tak harus menelponku karena sudah ada yang mengurus hal semacam itu," ujarnya."Lalu, apa kabar Grace yang dulunya selalu kau hindari. Aku tak menyangka akhirnya semua terwujud.""Apa menurutmu masuk akal kalau ternyata aku menikahi wanita yang telah membunuh saudara tiriku dan juga kekasihku? Bagaimana aku bisa hidup di sisi psikopat gila sepertinya?"George
Read More
Dernier
1
...
678910
...
16
DMCA.com Protection Status