Semua Bab BAHAGIA SETELAH BERPISAH: Bab 81 - Bab 90
98 Bab
81. Datang Ke Rumah Heru
Bahagia Setelah Berpisah 81 **  Bapak masuk ke rumahnya untuk berganti pakaian. Dia sudah setuju membantu Ambar menjumpai Heru, pria yang sudah menghamilinya. Ela, istri kedua datang membawa minuman untuk Ambar.  "Minumlah, Mbar," ucap Ela dengan halus. Ambar membuang mukanya.  "Aku gak haus!" katanya ketus dan Ela menghela napas karena dia sudah membuatkan minuman tetapi tidak di minum berang kali Ambar masih ada rasa marah terhadapnya dan dendam karena Pak Hasan sang suami menikah dengannya.  "Ayo, Mbar," ajak Pak Hasan dan Ambar melirik sinis ke istri kedua Bapaknya. Mereka berlalu dan akan ke rumah Heru.  Jantung Amba
Baca selengkapnya
82. Keputusan Salah
Bahagia Setelah Berpisah 82. **  "Gak tahu diri kamu, Pa. Berani kamu buat wanita l*c*r itu hamil! Dimana kamu menjumpai perempuan itu!" sentak Liana marah menunjuk Heru. Dia mengacak-acak rambutnya. Padahal hari ini sedang ada acara arisan sosialitanya dan dia juga sudah pergi ke salon.  Namun acaranya harus berantakan karena ulah Ambar dan pengkhianatan sang suami yang dia percaya. Apalagi tadi Ambar memberi informasi kalau suaminya suka menjerat wanita-wanita muda lainnya.  "Ma, kamu dengarkan saja penjelasan ku." pinta Heru dengan frustasi ke Liana. Liana dengan kasar mengacak guci-guci mini nya yang tersusun rapi di rak. Heru terkeget karena benda itu sudah pecah dan berjatuhan.  
Baca selengkapnya
83. Keputusan Berat
Bahagia Setelah Berpisah 83.  ** Bapak dan Ambar pulang ke rumah Hamdan. Mereka masuk saja tanpa mengucapkan salam dan Ibu sudah terduduk di kursi roda tak bisa apa-apa. Melihat Bapak, Ibu bereaksi. Dengan tangan kiri dia memukul-mukul kursi roda dengan sendok. Suara nyaring berbunyi.  "Ada apa, Bu?" tanya Hamdan. Dia sedang menyuapi Ibunya. Ibu susah makan dan Hamdan harus telaten mengurus orang stroke. Dia sudah tidak kuat sebenarnya namun ini sudah menjadi tanggung jawabnya. Ibu menunjuk Bapak agar pergi dari rumah Hamdan. Hamdan menghela napas menjelaskan pada Ibunya bahwa Bapak datang memiliki tujuan.  "Bapak kesini menyelesaikan masalah Ambar, Bu. Ambar hamil dan Ibu sudah tahu, 'kan?" tanya Hamdan. 
Baca selengkapnya
84. Bercerita
Bahagia Setelah Berpisah 84. ** "Halo, Yun. Kamu masih lama?" tanya nya lewat panggilan telepon. Sebelumnya dia sudah meminta bertemu di Toko namun Yuni tak berkenan. Hamdan beralasan ingin bertemu anaknya. Yuni setuju dengan syarat membawa beberapa teman-teman dan baby sitter untuk Sesil.  "Sebentar lagi aku sampai. Sudah ya," kata Yuni mematikan sambungan teleponnya. Wanita itu sebenarnya malas bertemu Hamdan, namun dari suaranya dia sepertinya sedih sekali. Hamdan memohon agar Yuni mau mendengarkan ceritanya sekaligus rindu pada Sesil. Dia juga beralasan akan memberi nafkah untuk Sesil. Tumben sekali padahal biasanya dia pelit. Hamdan terduduk lesu di taman kota saat Yuni bersama yang lainnya berjalan ke arahnya. Yuni datang dengan Rita dan Baby sitter serta an
Baca selengkapnya
85. Kehilangan
Bahagia Setelah Berpisah 85. ** Bu Rowina memukul mukul kursi rodanya dengan tangan kirinya karena tangan kanan gak bisa digerakkan.  Ting! Ting! Suara nya semakin nyaring saja. Yuni merasa tak enak, apakah karena kedatangannya Bu Rowina menjadi seperti ini.  "Mpok Hindun! Mpok … Ibu tuh berisik!" Ambar dengan malas ke luar karena mendengar suara ketukan pukulan Ibu dengan sendok yang sudah biasa. Dia memanggil pengasuh Ibunya yang kebetulan sedang keluar karena membeli sesuatu.  Begitu sampai di depan. Dia melihat Yuni dan para asisten sudah datang ke sini bersama Hamdan juga.  "Ngapain kamu ke sini, Mbak?" tanya Ambar ketus ke Yuni. 
Baca selengkapnya
86. Semua Berantakan
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 86. * Hamdan merasa Hampa karena kaki nya tak lagi ada. Hidupnya benar-benar hancur. Selama dua bulan dia pemulihan di rumah. Dua bulan pula dia tak bekerja dan untuk berjalan saat ini dia menggunakan tongkat penyangga. Setiap kali menatap kaki nya yang sekarang buntung dia setiap saat bersedih. Perlahan dia mengikis kesedihan itu. Dia harus bangkit untuk Ibunya dan beruntung ada Mbok Hindun sang pengasuh yang mau menjaga Ibunya serta menolongnya jika membutuhkan sesuatu sedangkan Ambar sama sekali tak peduli.  Kandungannya juga sudah empat bulan. Mungkin perut itu semakin hari akan semakin membesar saja. Kini percuma saja bersedih hati atau menyesal karena semua telah terjadi. Jika ada uang lebih maka Hamdan akan membuat kaki palsu saja agar dia bisa berjalan lagi meski dengan bantuan.&nb
Baca selengkapnya
87. Kehilangan Segalanya
Bahagia Setelah Berpisah 87. **PoV Author  Tubuh Hamdan bergetar hebat saat mendengar berita kecelakaan Ambar. Barusan pergi karena ngambek tetapi dia sekarang kecelakaan seperti itu. Lia yang tadinya ingin pulang mendadak tak jadi dan dia membalik badan ingin tahu apa yang terjadi.  "Ada apa, Mas?" tanya nya.  "Lia, Ambar kecelakaan." Hamdan panik. "Ha!" kata Lia ikut terkejut juga. Hamdan berusaha bangkit.  "Aku harus kesana melihatnya. Bagaimana kondisinya, kamu mau ikut?" Hamdan menawari Lia berharap wanita itu mau menemaninya.  "Maaf, Mas. Aku gak bisa ikut. Aku juga harus
Baca selengkapnya
88. Kode Pin
Bahagia Setelah Berpisah 88. ** "Maaf, Pak. Saya sepertinya gak bisa mengurus Bu Rowina lagi," kata Mpok Hindun. Hamdan terkaget mendengar ucapan wanita paruh baya itu. Dia sangat telaten mengurus Ibunya. Siapa yang akan mengurus jika sudah seperti ini. Apalagi Ambar koma di rumah sakit. Hamdan mengelap kasar wajahnya. Dia merasa bingung. Kaki nya sudah cacat dan dia juga di pecat. Belum selesai masalahnya Ambar tiba-tiba kecelakaan dan keguguran.  "Mpok, tolong jangan main-main. Ambar sedang koma dan aku sangat sibuk untuk berbagai urusan. Mohon Mpok mengerti sedikit saja dulu. Saya minta tolong dengan sangat Mpok!" kata Hamdan mendesah dia sangat berharap Mpok Hindun mau mendengarkannya.  "Saya dapat kabar
Baca selengkapnya
89. PoV Yuni
Bahagia Setelah Berpisah 89. PoV Yuni.  **  Entah bagaimana menggambarkan kondisi Ambar. Aku mau menjenguknya karena penasaran. Kemarin dia hamil dengan lelaki lain dan sempat datang ke kantorku untuk menjumpai lelaki yang telah menghamilinya itu.  Aku setuju dan terdengar kabar lelaki itu menolak tanggung jawab namun Ambar mendapatkan kompensasi uang 200 juta. Lumayan besar juga karena Bapak memohon untuk biaya pengobatan mantan istrinya yang telah stroke karena ulah Ambar hamil di luar nikah.  "Dimana anakku, Mas. Di mana anakku?" kata nya berulang-ulang ke Mas Hamdan. Aku hanya melihat tanpa mendekati karena aku tahu Ambar sangat membenciku.  
Baca selengkapnya
90. Kamu Harus Move On
Bahagia Setelah Berpisah 90. ** PoV Author.  Irsyad memberikan sesuatu berupa hadiah untuk Hamdan. Yuni membantu untuk membungkusnya. Sambil mengulas senyum pria itu memberikannya pada Hamdan.  "Terimalah, Mas. Mas Irsyad memesan ini khusus untukmu," kata Yuni juga mengulas senyum setelah meletakkan buah-buahan yang di belinya sebagai buah tangan menjenguk orang sakit.  "Apa ini?"  "Kamu buka saja dulu," kata Yuni lagi sambil mengambil kursi untuk duduk. Hamdan menghela napas merasa malas karena kata Yuni ini adalah pemberian Irsyad. Tetapi tak apalah dia membukanya saja jika tak berguna maka Hamdan akan membuangnya diam-diam. 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status