All Chapters of Jerat Cinta Duda Bucin: Chapter 111 - Chapter 120
135 Chapters
Gairah Akbar Karena Ulah Maya
Akbar sudah tiba di kediaman Yudha Mahesa, berjalan melalui jalan samping menuju paviliun tempat tinggalnya dengan sedikit tergesa. Pertemuan dengan Maya sungguh membuat moodnya berantakan.“Mas Akbar sudah pulang? bukannya tadi bilang hari ini sibuk,” ucap Sussana saat melihat Akbar sudah bergabung di ruang keluarga. Belum menjawab pertanyaan Sussana, karena saat ini memilih meraih Yuna ke dalam gendongannya dan menggesekkan hidungnya di perut Yuna membuat bocah itu tertawa kegelian.Setelah puas menggoda Yuna, lalu diserahkan pada Mer pengasuhnya, “Ikut aku,” ajak Akbar sambil meraih tangan Sussana agar berjalan mengikutinya menuju kamar mereka. Mengunci pintu setelah keduanya sudah berada di dalam, “Kenapa di kunci?” tanya Sussana.Akbar bergeming, lebih memilih melepaskan jas dan ikatan dasi di lehernya termasuk sepatu yang membungkus kedua kakinya. Sussana hanya bisa menatap aneh sikap Akbar, bahkan kini suaminya sudah membukan satu persatu kancing kemeja.“Mas Akbar kenapa?”Akb
Read more
Ayo Maya Berpikirlah
“Hmm. Pastikan kalian mengawasi pergerakannya. Termasuk pelajari orang-orang yang dia temui. Saya tidak percaya kalau wanita itu sudah sadar dan benar-benar tulus minta maaf,” ucap Akbar lewat panggilan telepon.Akbar menoleh pada Sussana yang sudah terlelap, setelah mengakhiri panggilan telepon. Beranjak keluar dari kamarnya menuju kamar Yuna. Mengusap kepala putrinya yang telah terlelap lalu mengecup lama keningnya.“Sleep tight, princess.”Akbar kembali ke kamarnya, merebah di samping Sussana dengan posisi berbaring miring berhadapan. “Kamu terlalu baik, sayang. Mudah percaya dengan hasutan orang. Aku pastikan Maya tidak akan bisa melukaimu lagi,” ucap Akbar lalu merengkuh Sussana ke dalam pelukannya dan mencoba terlelap.***“Aku akan bawa target ke lokasi, kalian cukup melaju dengan kencang. Jika berhasil wanita itu akan mati, kalaupun meleset aku yakin dia akan luka parah. Apalagi saat ini dia sedang hamil, akan sangat sulit menghindar. Kalau perlu biarkan dia hidup menderita ka
Read more
Targetnya Adalah Sussana
Pagi itu, kegiatan Sussana berjalan seperti biasa. Menyiapkan keperluan Akbar lalu mengurus Yuna yang tentu saja dibantu Mbak Mer, pengasuhnya. Setelah Akbar berangkat ke kantor, Sussana mengajak Yuna ke taman tidak jauh dari kediaman mertuanya.Berada di komplek pemukiman mewah yang memiliki fasilitas yang cukup mendukung. Seperti saat ini, Yuna yang berada di taman komplek asyik bermain dengan arena yang ada disana. Sussana hanya mengawasi sambil duduk pada kursi taman.Ponsel yang berada dalam sakunya bergetar, ternyata ada pesan masuk. Pesan yang dikirim oleh Maya. Sekilas Sussana heran dari mana Maya mendapatkan kontaknya, sedangkan mereka tidak pernah saling tukar informasi kontak.‘Sussana, aku mengundangmu hadir untuk perayaan kecil-kecilan atas dibukanya butik aku.’‘Aku berharap kamu datang.’‘Ini aku share lokasinya’Sussana menghela nafasnya, ingin memenuhi undangan Maya tapi Akbar pasti tidak akan mengijinkan. Menjelang siang, Sussana sudah bersiap berangkat. “Mbak Mer,
Read more
Tertangkapnya Maya
Akbar sudah berada dalam kamar rawat inap. Sussana duduk di kursi yang berada di samping brankar Akbar. Dokter mengatakan kondisi Akbar hanya menunggu dia sadar dan operasi berjalan lancar. “Sussana, kalau kamu nggak nurut dengan arahan Mamih lebih baik kamu tunggu di rumah. Kamu harus makan lalu istirahat. Bukan hanya kamu yang khawatir, kita semua sama khawatir tapi ingat kondisi kamu saat ini.” Menjelang tengah malam, Akbar masih juga belum sadarkan diri. Sussana sudah terbaring di ranjang khusus keluarga. Zudith yang menunggu Akbar di samping brankarnya. Sedangkan Yudha dan Bira sejak sore menemui pengacara keluarga untuk membicarakan terkait kecelakaan Akbar. Sampai esok hari, Akbar masih belum sadarkan diri. Sussana semakin sedih, kedua matanya sembab. Saat ini sedang ada pemeriksaan dari Dokter karena Akbar tak kunjung sadar. “Semua alat vital tidak ada masalah. Bekas luka pun tidak ada pendarahan atau tanda-tanda infeksi,” jelas Dokter. “Jadi, bagaimana Dok?” “Kita harus
Read more
Amnesia
“Kamu kenapa sayang?” “Perut aku sakit, Bun.” Sussana meringis menahan sakit yang mendera, sambil menggigit bibirnya. Terlihat cairan bening mengalir di sela kaki Sussana. “Bun, aku pipis ya,” ujar Sussana malu juga khawatir. “Bukan pipis sayang, ini ketuban kamu pecah.” “Mamih panggil perawat dulu.” “Atur nafas kamu, sayang,” titah Halimah. Tidak lama kemudian Zudith kembali dengan seorang perawat yang sudah membawa kursi roda. “Kita ke ruang tindakan ya Bu, nanti diperiksa di sana,” ujar perawat yang dengan sabar membantu Sussana duduk di kursi roda. Awalnya Sussana menolak karena merasa nyeri itu hanya kontraksi palsu tapi setelah disarankan untuk memeriksakan kondisinya, Sussana pun patuh. “Aku nanti menyusul, menunggu Bira agar segera kembali ke sini,” ujar Zudith lalu menghubungi Bira. Sussana sudah merebahkan diri di brankar pasien di ruang tindakan melahirkan. Ternyata memang bukan kontraksi palsu karena rasa nyerinya makin sering. “Saya periksa dulu ya, Bu,” ujar Dokt
Read more
Siapa Kalian ?
Pembaca, mohon maaf bab sebelumnya banyak typo dan ada kalimat tidak nyambung, saya juga bingung kenapa bisa begitu.=====“Aku mau bertemu Mas Akbar,” ujar Sussana. “Jangan dulu, sayang. Akbar masih dalam pemeriksaan dan pemantauan Dokter. Mamih takut kalau nanti Akbar malah menyakiti kamu,” sahut Zudith penuh kekhawatiran.“Nggak akan Mih, Mas Akbar baik sama aku. Dia cinta aku.” “Sussana, sabar sayang. Fokus pada bayi kamu dan kesehatan kamu dulu sambil kita tunggu kondisi Akbar yang lebih baik,” nasihat Halimah.“Tapi Bun?”“Kita semua paham jika kamu sangat peduli pada Akbar, tapi jika dipaksakan dan ternyata Akbar malah tidak nyaman akan berimbas pada kamu Sussana. Jika perlu, Akbar akan kita bawa ke Singapura untuk pengobatan yang lebih baik,” ungkap Ayah mertua Sussana dengan saran bijaknya.Semua berpendapat melarang Sussana bertemu Akbar, akhirnya dia pun mengalah untuk tidak memaksa bertemu dengan Akbar. Sudah diperbolehkan pulang setelah perawatan pasca melahirkan, Suss
Read more
Bukan Cinta Tapi Bucin
“Sebenarnya siapa kalian? Mengapa bisa tinggal di sini?” tanya Akbar.Senyum di wajah Sussana langsung berubah menjadi tatapan sendu. Yuna yang sedang memeluk kaki Akbar sambil berteriak, “Daddy,” dilepaskan oleh Sussana. “Kemarilah sayang, Daddy sedang sakit,” ujar Sussana.Akbar menyorot tajam pada Sussana. “Daddy,” ujar Yuna dengan raut wajah siap menangis, tangannya terjulur seakan ingin diraih oleh Akbar.“Mbak Mer,” panggil Sussana.“Iya, Bu.”“Bawa Yuna ke kamarnya,” titah Sussana. Mer sempat menoleh pada Akbar yang dengan raut wajah datar menatap Sussana dan Yuna bergantian.“Kamu belum menjawab pertanyaanku,” ujar Akbar sambil duduk di salah satu sofa.Sussana mengeratkan gendongan bayinya. “A-aku Sussana.”“Ahh, jadi kamu yang bernama Sussana.” Akbar duduk bersandar dengan menyilangkan kakinya menatap Sussana dengan pongah. Sussana merasakan dejavu, dengan sikap arrogant Akbar seperti saat mereka pertama kali bertemu.Akbar menatap foto pernikahannya dengan Sussana yang terp
Read more
Akbar Cemburu
“Benar dong, bukan cuma cinta doang tapi bucin. Bucin mampus ditambah protektif banget. Lo pasti nggak ingat Mas, kalau selama ini selalu menempatkan orang untuk melindungi Sussana. Asal tau aja, Sussana juga banyak yang suka. Secara dia masih muda, pasti masih gress. Ada pria yang sampai saat ini selalu mendekati Sussana. Namanya Aldi,” ujar Bira.Akbar memaksa otaknya untuk mengingat apa yang disampaikan Bira mengakibatkan rasa nyeri hebat membuat Akbar memejamkan mata sambil memegang kepalanya. "Akbar," panggil Zudith sambil menghampiri Akbar yang kemudian tidak sadarkan diri. Malam itu juga Akbar dilarikan ke Rumah Sakit untuk kembali mendapatkan perawatan. "Pasien terlalu memaksa diri untuk mengingat, ini berbahaya. Sebaiknya jangan lakukan hal ini, lebih baik terapi untuk mengembalikan ingatan," ujar Dokter. Sussana yang mendapatkan berita jika Akbar kembali mendapatkan perawatan kembali, memaksa untuk menyusul ke Rumah Sakit. "Jangan Bu, Nyonya Zudith bilang Ibu sebaiknya te
Read more
Akbar Cemburu (2)
“Cemburu? Mana ada aku cemburu. Cinta juga enggak, jadi tidak mungkin aku cemburu,” ujar Akbar masih dengan sikap pongah dan menatap lekat pada Sussana yang berdiri di depan mejanya. Mendengar pengakuan Akbar yang mengatakan tidak mencintainya, membuat Sussana harus menghela nafas panjang. ‘Sabar, namanya juga orang sakit ya begitu. Kalau sudah sehat mungkin tadi aku sudah ditarik diajak pulang,’ batin Sussana. Sussana meletakan makan siang yang dibawanya untuk Akbar. “Ini makan siang Mas Akbar, dihabiskan. Menunya sudah sesuai dengan yang direkomendasikan oleh Dokter. Jangan lupa juga obatnya,” titah Sussana lalu berbalik dan meninggalkan Akbar. “Hei, mau kemana kamu?” tanya Akbar. Sussana menghentikan langkahnya lalu menoleh, “Mau ke bawah, temui para senior aku waktu masih magang di sini. Udah lama nggak ketemu, kangen juga sih,” sahut Sussana. “Sebaiknya kamu pulang. Dari pada melakukan kegiatan tidak jelas, lebih baik urus anak-anak kamu,” sindir Akbar. “Ya nggak apa-apa do
Read more
Pendekatan Akbar
“Mas Akbar,” ujar Sussana. “Kalian saling kenal?” tanya Akbar pada Aldi dan Sussana. Sussana menghela nafasnya karena Akbar kembali menunjukan kekurangannya karena amnesia. Aldi yang tidak mengetahui situasi Akbar menoleh pada Sussana penuh tanya. “Mas Akbar, baiknya kita masuk. Makanannya pasti sudah siap,” ajak Sussana pada Akbar sembari menarik tangan Akbar agar masuk ke dalam restoran. “Tunggu, aku belum selesai bicara. Laki-laki itu, kamu ....” “Stt, sudah. Ayo masuk,” ajak Sussana lagi. Sussana dan Bowo sedang menikmati hidangan di hadapan mereka. Hanya Akbar yang saat ini malah bersedekap sambil menatap Sussana di hadapannya. Belum mengingat dan merasakan cinta yang luar biasa pada Sussana tapi melihat Sussana yang berinteraksi dengan pria lain sungguh membuat hatinya tidak nyaman. Akbar benar-benar tidak menyukai hal itu. “Nggak usah segitunya ngeliatin aku. Yang ada nanti jatuh cinta sebelum sembuh dari amnesia,” ujar Sussana tanpa menatap Akbar. Bowo hanya terkekeh mende
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status