Semua Bab Pelakor Itu Pembantuku: Bab 41 - Bab 50
150 Bab
Bab 41. Menebus Mahar Pernikahan
Bab 41. Menebus Mahar Pernikahanku “Jangan, Bu!”  teriak Mas Yanto melindungiku. Aku pura- pura takut dan bersembunyi di balik punggungnya. “Mas, Mak Uda mau mukul aku?” sergahku manja, masih bersandiwara. “Tenang, Mel. Aku pasti akan melindungimu,” ucapnya lembut. Mala, Rani dan Mas Andy senyum-senyum menahan geli. “Mas! Kamu, ya!” teriak seorang perempuan yang sedari tadi hanya menonton  dari teras rumah Mas Yanto. Perempuan itu menghampiri dengan wajah merah padam. “Kau bilang kau sudah enggak suka lagi sama Melur! Nyatanya kau masih ada hati sama dia! Kau tega membela dia dan melawan ibumu sendiri!” “Bukan begitu, Nik. Aku cuma enggak mau nambah masalah baru!” Mas Yanto memegang bahu perempuan itu. 
Baca selengkapnya
Bab 42. Ibu Mertua Mulai Bikin Ulah
Bab 42. Ibu Mertuaku Mulai Bikin Ulah Mobil segera berbalik, dan langsung tancap gas. Beruntunglah jalan raya tidak padat kendaraan. Motor tadi dapat kami kejar. “Stop!” pekikku saat motor melambat dan berbelok ke depan sebuah toko perhiasan. “Lho ini kan toko perhiasan  tadi, dan itu suamimu masih berdiri di situ!” seru Rani tiba-tiba. “Kenapa Mel, ada yang ketinggalan? Atau kau mau nyuruh suamimu segera pulang?” taya Mala heran. “Tidak! Tunggu aja sebentar lagi! Nah, itu lihat. Siapa yang menghampiri dia!” sergahku. “Itu, pelakor tadi bersama ibu dan abangnya!” ucap Rani. “Ngapain mereka?” Mas Andy menimpali. “Wow, kita seperti ikut acara reality show ini. Seperti di tv-tv, hahaha .…”  Mas Andy Terbahak, yang lain ikut terkekeh.&
Baca selengkapnya
Bab 43. Mas Reno Sakau
Bab 43. Mas Reno Sakau “Mereka mengancam dengan alasan  Harum hamil,” sahutku lemas. “Apa? Jadi pelakor itu dalam keadaan hamil?” Mereka terbelalak kaget. Aku tidak menjawab. Bukan rencana nikah Mas Gilang yang kusesali, tapi sikap mertuaku yang memberinya uang yang membuatku kecewa. Rasanya tubuhku semakin lemah. Kusenderkan kepala di sandaran kursi. “Apa rencanamu sekarang, Mel?” tanya Mala pelan. “Tolong bawa aku menemui papamu, Mas! Aku mau menanyakan perkembangan gugatanku,” sahutku lirih menatap ke depan. Ke arah Mas Andy yang sedang menyetir. “Ok, kita temui papa di kantornya, ya!” sahutnya menguatkanku. “Sabar, Mel! Kami akan selalu mendukungmu! Kami akan selalu ada untukmu. Gilang bukan orang tepat untukmu. Berarti dia memang bukan jodohmu,” tukas Mala m
Baca selengkapnya
Bab 44. Mertua Menangis, Suami Meradang
Bab 44. Mertua Menangis, Suami Meradang “Pergi, Mel! Aku enggak tahan lagi! Pergi!” lirihnya dengan suara hampir hilang. “Kita berobat, ya, Mas! Kau mau berubah, kan? Kau mau direhap, kan, Mas?” tanyaku sambil membelai kepalanya. “Mas, kau mau kan, demi aku?” bisikku lembut di telinganya. “Kau akan kembali padaku?” Aku tercekat, tapi tidak ada lagi waktu untuk berpikir. “Asal kau berjanji untuk sembuh dan tidak akan pernah mengulang lagi, aku mau,” sahutku. “Baik, bawa aku berobat! Bawa aku ….” Keluarganya langsung menghambur masuk. Mereka rupanya mengintip sejak tadi. Rasa lega dan harapan  baru tergambar dari wajah mereka.*** Sekembali dari panti rehab, aku langsung pulang. Pukul dua siang, ada waktu dua
Baca selengkapnya
Bab 45. Rencana Busuk Mertua
Bab 45. Rencana Busuk Mertuaku  “Pembantu itu lagi? Kenapa lagi dia? Bukankah sudah kau antar ke kampungnya? Kenapa lagi?” “Mereka memang sudah enggak nuntut apa-apa. Mereka juga sudah ihklas pergi menjauh dari keluarga kita. Mereka baik banget. Tidak mau menuntut padahal aku sudah merugikan masa depan si Harum.” Waw, sepertinya sandiwara baru sudah di mulai, episode berlanjut. Tipuan apa lagi yang akan dilancarkan sang pegkhianat? “Ya, bagus, kalau begitu!” jawab mertuaku bersamaan. “Mereka diusir dari kampung, Ma.” “Kok, bisa?” “Gara-gara ibunya si Melur!” “Kenapa lagi dengan mertuamu itu?” “Dia sengaja mempengaruhi orang kampung agar membenci keluarga Harum. Menuduh Harum pelakor dan perusak r
Baca selengkapnya
Bab 46. Lepas Dari Sergapan Sang Durjana
Bab 46. Lepas Dari Sergapan Sang Durjana Pukul sepuluh malam, aku melangkah masuk ke kamar untuk mengambil baju ganti. Lemari pakaianku masih ada  di kamar itu, meskipun aku tidak tidur lagi di situ. Mas Gilang sepertinya sudah terlelap, hanyut dalam dunia mimpi. Mimpi sedang menikmati tubuh  Harum. Kutatap jijik tubuhnya dari ujung kaki hingga kepala. Dia hanya berkaus kutang dan bercelana boxer.  Pahanya yang keras dan kekar terlihat jelas. Entah apa maksudnya berpakaian seperti itu. Padahal dia tahu aku mungkin saja masuk ke kamar ini, karena barang-barangku masih ada di sini. Ada debaran sekilas menyaksikan tubuh seksinya. Ada debaran hangat yang menjalar. Apa lagi sudah sangat lama  tubuh ini tidak disentuh. Kerinduan itu membuat jantung berpacu tidak normal. Tapi, hanya sekilas. Bayangan Harum duduk di atas tubuhnya membuat perutku tiba-tiba mual. Aku menuju kamar mandi. Mem
Baca selengkapnya
Bab 47. Kuhancurkan Usaha Toko Suamiku
Bab 47. Kuhancurkan  Usaha Toko Suamiku Terima kasih, Tuhan, Engkau masih menolongku. Sungguh, meskipun surat pisah belum kuterima, tapi aku bersumpah tidak akan pernah lagi tidur bersamanya. Jangan sampai dia menyentuh tubuhku. Seperti gadis perawan yang baru saja lolos dari pemerkosaan, tiada henti aku mengucap syukur. Sejam berlalu, aku belum terlelap juga. Kucoba miring ke kanan, gagal, miring ke kiri, tak bisa juga. Lelah menoba, akhirnya aku bangkit. Kuraih ponsel, lalu mulai meneliti satu persatu berkas kiriman Siska yang kuminta tadi. Sepertinya aksiku harus segera dimulai. Usaha penjualan pupuk secara online akan segera kurealisasikan. Pelanggan toko selama ini adalah target utama. Fhoto- fhoto berbagai jenis  pupuk, lengkap dengan brosur berisi harga, keistimewaan, dan potongan-potongan harga akan mulai kulancarkan. Bonus-bonus, serta berbagai kemudahan adalah penarik yang menggiurkan. Kuyakin pelangg
Baca selengkapnya
Bab 48. Panggilan Sidang Pertama
Bab 48. Panggilan Sidang  Pertama “Aku sudah semakin mantap bercerai. Tekatku sudah sangat bulat. Nanti aku ceritain semua. Tapi, untuk saat ini yang paling penting adalah aku harus segera keluar dari rumah ini.” “Kau mau meninggalkan rumah sebesar itu? Itu rumahmu, Mel!” “Bukan! Ini rumah mertuaku. Tidak akan masuk ke dalam daftar pembagian harta gono gini. Semua toko juga atas nama mertuaku, bukan nama suamiku. Untuk apa aku bertahan? Yang masuk ke dalam pembagian hanyalah pendapatan selama  kami kelola. Semua sudah ada di tanganku. Tinggal pembagiannya aja. Aku juga sudah berhasil merintis usahaku. Pelanggan toko hampir semua sudah pindah ke toko onlineku. Toko mereka sekarang sepi. Baik yang pusat maupun yang cabang.” “Wow, dalam waktu singkat kau telah berhasil membangkrutkan usaha mereka, Mel!” “Bukan aku yang
Baca selengkapnya
Bab 49. Janjiku Pada Mas Reno
Bab 49. Janjiku Pada Mas Reno “Boleh minta tolong?” Dia menatapku serius. “Apa, Om?” “Kalau kamu tidak keberatan, tolong singgah di panti sebentar!” “Oh, baik. Saya memnag sudah janji akan menjenguk Mas Reno hari ini,” sahutku tersipu. “Dia menelponmu?” “Iya, tadi malam.” “Dia semakin terikat padamu, semoga dia tidak bertepuk sebelah tangan,” gumamnya hampir tak terdengar. “Maksud Om?” sergahku. “Oh, tidak, tidak apa-apa. Sudah sore, berangkatlah!” “Baik, saya pamit, Om. Sekali lagi terima kasih.” Kuraih dan kucium punggung tangannya, lalu beranjak ke luar. Kulajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju panti rehab, d
Baca selengkapnya
Bab 50. Pertengkaran Dengan Mama Mertua
Bab 50. Pertengkaran Dengan Mama Mertua “Jelasin maksud ucapanmu tadi!”  Ibu mertua masih saja mengekori. “Ok, baik. Saya tahu, Mama telah berkhianat. Aku minta Mama jangan pernah ngasi duit sama Mas Gilang, tapi Mama langgar, kan?” ketusku  membalikkan badan.  “Oh, pasti ibumu yang sudah mengadu! Makanya aku enggak suka ibumu di sini! Pasti kerjanya hanya  menghasut!” “Bukan karena aduan ibuku. Tapi aku melihat sendiri Mas Gilang mengambil uang yang Mama  transfer itu. Dan  Mama mau tahu uang itu digunain untuk apa? Untuk biaya kontrak rumah pelakor itu, untuk bayar kalah  judi abang si pelakor, dan untuk bayar utang ibu pelakor kepada rentenir.” “Dari mana kau tahu itu?” selidiknya. “Aku melihat sendiri, Ma! Mas Gilang masih berhubungan dengan peremp
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status