Semua Bab Queen of Shield - Putri Sang Duke: Bab 51 - Bab 60
100 Bab
51. Kehamilan yang Tidak Terduga
….. Perpustakaan bukanlah tempat favorit Madam Cleo jika kaitannya dengan kegiatan menghabiskan waktu di kala senggang. Dibanding tempat yang identik sebagai pondok para kaum intelektual itu, Madam Cleo justru lebih tertarik mengisi hari-harinya dengan bersantai di gazebo taman atau balkon kamar yang menghadap langsung ke arah taman. Namun lagaknya kali ini, demi memperbaiki kualitas hubungannya dengan sang putri, Madam Cleo bersedia menginjakkan kaki kembali ke ruangan penuh buku itu setelah sekian lama dihindari. “Karena sudah terlanjur diumumkan, acara pertunanganmu akan dilaksanakan secara resmi ketika Duke Black kembali dari perbatasan utara.” Madam Cleo memandang Koa dengan raut wajah super serius. Ia memanggil Elena, meminta benda yang dipegang wanita itu. “Ini katalog terbaru butik Marchioness Ronan. Pilihlah yang kau suka untuk acara pertunanganmu nanti.” Koa menerima katalog itu dengan perasaan sangsi. “Kenapa tidak datang langsung ke butik, Madam?” “Selain untuk memilihk
Baca selengkapnya
52. Si Tebal Muka
….. Tetesan air menari indah di atas permukaan lantai saat tubuh Koa diangkat keluar dari bak mandi yang berkilau. Dalam sentuhan penuh perhatian, Yona yang selalu ada di sisi Koa dengan lembut menyelimuti tubuh tuannya dengan jubah berbahan katun yang hangat. “Aku dengar, ada surat untukku.” “Saya menaruhnya di meja kerja Anda, Lady.” “Bisa kau ambilkan,” pinta Koa sembari mengganti jubah mandinya dengan piama. Yona mengangguk, lalu pergi menghampiri meja kerja Koa yang berada di sisi lain kamar. Setelah mendapatkan barang yang diminta, Yona mengantarkannya pada Koa yang tengah duduk di depan meja rias. “Wanita ini, dia teman Putri Zehra 'kan?” tanya Koa terkejut saat membaca nama yang tertulis pada lembar amplop. “Anda terlihat tidak senang. Haruskah saya singkirkan?” “Jangan berlebihan. Aku hanya heran saja.” Penasaran, Koa lantas membuka amplop tersebut. Ia kembali dibuat terkejut saat menemukan sebuah undangan pesta di dalam sana. 'Apa yang sedang dia rencanakan?' pikir Ko
Baca selengkapnya
53. Mayat yang Hangus Terbakar
….. Di antara ke empat putra Raja Alden, Pangeran Zielle dan Pangeran Nathaniel merupakan anak yang paling aktif di dunia politik dan sosialita bangsawan Elinor. Sementara Pangeran Abel—putra raja dari selir pertama dan Pangeran Noir—putra raja dari selir kedua lebih memilih militer sebagai fokus hidup mereka. Baru-baru ini, keduanya dilaporkan mengundurkan diri dari kompetisi perebutan tahta dan memutuskan bergabung dengan pasukan Elinor, melindungi kerajaan di garda terdepan. Pada perang Elinor-Nesrin, Pangeran Noir diangkat menjadi pemimpin pasukan pemanah, sedangkan Pangeran Abel memimpin pasukan kavaleri. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika nama Pangeran Zielle dan Pangeran Nathaniel lebih dikenal rakyat dibandingkan nama para pangeran lain. Keduanya memang pintar mengambil hati orang-orang, selalu giat mencari dukungan politik bangsawan sebagai modal naik tahta menggantikan Raja Alden di masa depan. “Anda sudah dengar beritanya, Lady Dorian?” Suara Marchioness Ronan memb
Baca selengkapnya
54. Hadirnya Si Pembawa Peringatan
….. Iring-iringan pasukan Leander tiba di Adler Dukedom—lebih tepatnya di Benteng Airstone lima belas hari setelah keberangkatan. Perjalanan yang seharusnya bisa ditempuh dalam dua belas hari itu terpaksa mundur karena perubahan rute. Untungnya surat perizininan lintas batas mereka langsung disetujui Marquess Otsana, jika tidak, mungkin mereka baru sampai di tempat ini dalam dua hari lagi. Black turun dari atas kuda, lalu memberikan tali kekang kudanya kepada Arnold Colton. Meski baru saja menempuh perjalanan yang jauh, sama sekali tidak terlihat raut kelelahan di wajah pria itu. Musim dingin yang ganas di utara hanya membuat hembusan napasnya tampak mengepul putih di udara. “Selamat datang, Duke Leander!” Sekumpulan prajurit Elinor yang berjaga di gerbang Benteng Airstone menyapa Black. Mereka bersama-sama memberikan hormat. “Di mana Duke Adler?” tanya Black kepada salah seorang dari mereka. “Duke Adler menunggu Anda di dalam,” jawab prajurit itu. “Mari, saya antarkan.” Benteng
Baca selengkapnya
55. Undangan Palsu
….. Istana - sehari sebelumnya. Cibiran yang terus berdatangan mengenai kelakuan bejat sang putra membuat kesabaran Selir Camille habis. Usaha kerasnya selama belasan tahun, mempertahankan reputasinya sebagai bangsawan terhormat justru berakhir dengan menjadi bahan gunjingan orang-orang. Selir Camille pun menyadari, semua kekeliruan ini mulai terjadi semenjak Koa Dorian mengajukan pembatalan pertunangannya ke istana. “Kau bilang apa? Lady Elle sedang mengandung anak Nathaniel?” ulang Camille Agas masih belum bisa percaya. “Astaga! Kenapa gadis itu harus hamil sekarang!” Vivi—maid pribadi sekaligus tangan kanan Selir Camille, bersama rekan-rekan kerjanya yang lain segera mengamankan diri saat istri ke-empat Raja Alden itu mulai melampiaskan amarah dengan menghancurkan barang-barang di dalam kamar. Pepatah pernah mengatakan, buah jatuh tak pernah jauh dari pohonnya. Kelakuan Camille ketika marah ini mirip sekali dengan Nathaniel. “Count Kimoni ingin bertemu dengan Anda, Yang Mulia.”
Baca selengkapnya
56. Melarikan Diri dari Maut
….. Pintu besar berbahan kayu oak putih itu berderit panjang saat didorong dari luar. Begitu memasuki ruangan yang sepi, Dave Lando malah kebingungan. Hanya ada beberapa jejak sepatu tanpa pemilik yang jelas. Belum juga menemukan sosok yang dicari, Dave memutuskan untuk melanjutkan penelusurannya. Skenario-skenario mengerikan mulai dirancang kepala Dave. Kebiasaan yang selalu ia lakukan guna meningkatkan kewaspadaan. “Dari luar memang terlihat rapi. Namun, area dalam seperti tidak pernah huni,” komentarnya saat memeriksa satu per satu ruangan. Saat tiba di pintu berikutnya, badan Dave sontak membeku menyaksikan sebuah teror mengerikan yang terpampang nyata di depan mata. Dave menemukan genangan darah, masih dalam kondisi segar membanjiri lantai. “D-darah siapa ini?” bisik Dave dengan nada gemetar, hatinya berdebar keras dalam ketidakpastian. Merasakan adanya tanda-tanda bahaya, pria itu segera berlari ke arah pintu keluar. Dave menarik gagang pintu tersebut, tapi berhenti tak lama
Baca selengkapnya
57. Gadis itu Mati
….. Dari yang awalnya hujan salju ringan lalu menggila menjadi badai dasyat, cuaca terus bergejolak seiring ketakutan Koa yang semakin tak terkendali. Wanita yang tengah menghangatkan kakinya di depan perapian itu terlihat was-was menatapi langit-langit yang dirasanya seperti ingin ambruk. Setiap kali angin besar lewat, bagian atap gubuk akan terangkat hingga hampir terlepas dari rangkanya. Kendati perasaan cemas melanda, Koa tetap bersyukur bisa menemukan tempat ini. Jika tidak, mungkin ia dan Yona bisa saja mati terserang hipotermia di luar sana. Diterangi cahaya perapian, wajah Koa tampak diliputi raut penyesalan menyaksikan dirinya terjebak dalam pusaran kekacauan dan tersesat di antah berantah. Ia memandang ke belakang, memikirkan betapa berbedanya keadaan jika saja hari itu ia mengabaikan surat kecil yang terselip dalam undangan Riona Raspe. ‘Lady Dorian, izinkan saya menyampaikan permohonan penuh kerendahan hati ini. Kehadiran Anda sungguh saya harapkan, sebab ada urusan pent
Baca selengkapnya
58. Ksatria Yang Hilang Telah Kembali
….. Dave dengan penuh susah payah memanggul tubuh Hale Ethan keluar dari dalam bangunan. Pertarungan sengit yang beberapa waktu lalu baru saja ia menangkan tak disangka menguras banyak sekali tenaganya. Sementara untuk Hale Ethan sendiri, Dave menemukan pria itu tergeletak tak sadarkan diri di ruang belakang dengan sebuah luka menganga pada bagian perut. Dave harus segera membawa Ethan ke dokter sebelum nyawanya tak bisa lagi terselamatkan. “Bertahanlah kawan,” seru Dave memberikan semangat seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Dari jauh, tampak dua kuda berwarna cokelat gelap milik Keluarga Dorian berdiri gelisah menunggu kedatangan mereka. Perasaan Dave berubah was-was mengetahui badai besar tengah menerjang daerah ini. Sambil memikirkan nasib Koa dan rekan-rekannya yang lain, Dave menaikkan tubuh Ethan ke atas punggung kuda. Pria itu melepaskan jubahnya, lalu menggunakannya untuk mengikat tubuh Ethan agar tidak terjatuh saat kuda mereka berlari. Setelah semua persiapan s
Baca selengkapnya
59. Villa di Bagian Barat Ibu Kota
….. Kebakaran besar yang melanda wilayah paling selatan Dorian menyebabkan hilangnya puluhan nyawa pekerja pelabuhan. Ditemani Count Albert Lucian, Duke Sander langsung melakukan peninjauan tempat kejadian perkara begitu dirinya sampai di Dorian. “Petugas keamanan menemukan belasan jeriken minyak kosong di belakang gudang.” Count Lucian mengarahkan Duke Sander ke area bekas kebakaran yang sudah disterilkan petugas. “Kebakaran ini jelas sebuah kesengajaan, Lord. Saya yakin sekali.” “Albert, tolong kau totalkan seluruh kerugian yang kita alami. Untuk masalah pertemuan dengan para pedagang, perwakilan keluaga korban dan juga masalah kompensasi, biar aku saja yang mengurus itu.” “Baik Lord. Laporan akan saya serahkan siang ini.” Ekspresi Duke Sander tampak mengeras saat mereka melewati area lapang pelabuhan di mana puluhan mayat korban kebakaran dijejerkan. Mayat-mayat yang hampir seluruhnya hangus itu tengah menunggu giliran identifikasi agar secepatnya bisa dipulangkan. “Ini benar-b
Baca selengkapnya
60. Munculnya Setitik Harapan
….. Bunyi ketukan berulang mengejutkan Oliver yang tengah kerepotan membereskan kekacauan di kantornya. Sekretaris Black itu segera mengedarkan pandangan ke jendela kamar dan menemukan seekor burung hantu kecil malang bertengger manis di sana. Heran sekaligus penasaran, Oliver memutuskan meninggalkan pekerjaannya dan pergi menemui makhluk mungil berbulu itu. Melihat jendela di depannya terbuka, burung hantu jenis Eurasian Pygmy itu berlarian menghampiri Oliver. “Kau bekerja dengan siapa?” tanya Oliver pada si burung dan langsung dibalas dengan geraman bernada rendah. Oliver mengamatinya cukup lama sebelum akhirnya memeriksa tempat penyimpanan surat yang terpasang pada bagian perut. Dari era duke pertama, para ksatria Leander memang dilatih menggunakan burung hantu untuk sarana komunikasi mereka. Dibandingkan burung merpati yang lebih umum digunakan sebagai alat pengantar surat, burung hantu dipilih karena burung jenis ini mampu terbang tanpa mengeluarkan suara. Kelebihan tersebut c
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status