Semua Bab Terjerat Cinta Milyarder Seksi: Bab 71 - Bab 80
186 Bab
Olahraga Pagi yang Kreatif
Sesampainya di bar cafe yang ada di lantai 1 apartmentnya, Deasy berjalan masuk menuju ke tempat Leeray duduk di meja bartender. Pria itu sedang memunggunginya sambil merokok.Deasy merasa agak sedih, dia turut merasakan kegalauan di hati Leeray. Suaminya itu jarang merokok ketika berada di dekatnya. Dia pun memeluk pinggang Leeray dari belakang dan merebahkan kepalanya di punggung lebar pria itu.Leeray tahu siapa yang memeluknya seperti itu dari belakang. Baby Girl-nya. Dia tersenyum sembari mengelus-elus lengan halus itu. "Papa sudah pulang, Sayang?" tanyanya dengan suara bass-nya yang indah.Deasy tersenyum masih memeluk Leeray dari belakang, suara Leeray menimbulkan gema di rongga dada pria itu. Dia telah begitu jatuh hati pada suaminya. "Iya, sudah. Aku rasa kita harus kembali ke unitku, Hubby. Ada sesuatu yang ingin kubicarakan."Leeray pun membalik badannya menghadap ke arah Deasy. "Apa ada sesuatu yang salah?" Deasy menggeleng, dia p
Baca selengkapnya
Bad Babygirl
Tok tok tok.Pintu unit apartment Deasy diketok dari luar. Deasy baru saja selesai mandi dan berdandan sebelum berangkat ke kampus. Dia pun bergegas menuju pintu dan mengecek melalui lubang intip di pintunya, siapa gerangan yang bertandang ke tempatnya sepagi ini.Ternyata Mark Bennet, pengawal pribadi yang disewa Leeray untuk menjaga Deasy. Dia pun segera membukakan pintu."Selamat pagi, Mark. Ada perlu apa datang ke tempatku pagi-pagi begini?" sapa Deasy seraya memberi isyarat untuk masuk ke unitnya lalu menutup kembali pintu unitnya.Mark Bennet pun masuk ke unit apartment Deasy lalu duduk di sofa. "Bos Leeray memintaku membelikan jam tangan pintar ini untukmu. Kemarilah ...," ujar Mark sembari meminta Deasy duduk di dekatnya."Oya, dimana Bos? Semalam dia menginap di sini, kan?" tanya Mark sambil memasangkan jam tangan pintar itu di pergelangan tangan kiri Deasy. "Nah, selesai." "Sebenarnya ini untuk apa, Mark?" tanya Deasy penasar
Baca selengkapnya
Ancaman Donovan
"Halo, Alfred. Apa kabar?" sapa Nicolas Carson pada sahabat masa kecilnya, Alfred Harper.Alfred Harper merangkul kawannya itu dengan ramah seraya membalas, "Hey, Nick. Kabarku luar biasa, bagaimana denganmu? Apa kabar?""Baik, Fred. Ahh siapa ini?" tanya Nicolas ketika melihat seorang pemuda tampan berpakaian eksekutif yang necis berjalan mendekat ke arahnya dari dalam rumah."Ohh kenalkan, ini Donovan, putera tunggalku. Don, kemarilah ... beri salam pada Paman Nicolas Carson, sahabat Daddy," ujar Alfred Harper pada puteranya.Donovan mengulurkan tangan kanannya untuk bersalaman dengan Nicolas. Dalam hatinya, dia menebak-nebak, 'Carson' sama seperti nama keluarga Deasy. Apakah ini ayah Deasy? Wajah Deasy sekilas agak mirip dengan pria di hadapannya saat ini."Maaf, Paman Nick, apa Paman mempunyai puteri yang bersekolah di Perth?" tanya Donovan sambil duduk bersama daddy dan Nicolas di sofa ruang keluarga.Nicolas agak terkejut mendengar per
Baca selengkapnya
Dasar Pria Bejat!
 Deasy meronta-ronta dalam dekapan Donovan, dia tidak menyangka akan menghadapi kejadian yang sama dua kali bersama Donovan. "Lepaskan aku, brengsek! Aku tidak mencintaimu, Don. Aku sudah menikah dengan Leeray!" teriak Deasy masih meronta-ronta dengan segenap kekuatannya.Donovan memanggul tubuh Deasy di bahunya lalu berjalan ke ranjang king size yang ada di tengah penthouse suite itu."Aku tak peduli, Manis. Kau terlalu sombong!" ucap Donovan dengan acuh sembari melemparkan tubuh Deasy ke atas ranjang.Deasy memencet nomor Leeray di jam tangan pintarnya. Dia berharap suaminya akan datang tepat waktu sebelum dirinya di apa-apakan oleh pria sinting di hadapannya ini. Deasy beringsut mundur di atas ranjang ketika Donovan merayap mendekatinya untuk menangkap tubuhnya."Berhenti, Don!" seru Deasy dengan suara bergetar karena ketakutan. Adrenalinnya membanjiri aliran darahnya saat ini, keringat dingin menetes dari pori-pori tubuhnya.P
Baca selengkapnya
Nyonya Muda Mendadak Sakit
Sesampainya di rumah, Leeray pun menggendong Deasy ke kamar mandi. Dia mengisi bathtub dengan air hangat dan memasukkan bubble bath lavender. Lalu dia membantu Deasy masuk ke dalam bathtub."Hati-hati, Sayang," ucap Leeray sembari memegang tangan Deasy.Deasy pun duduk bersandar di ujung bathtub. "Temani aku mandi, Lee ...," pinta Deasy sembari menarik leher Leeray ke arahnya lalu memagut bibir suaminya itu.Bibir Deasy itu memiliki efek adiktif bagi Leeray, dia seolah sulit berhenti memagut bibir merah muda yang kenyal itu. Dia pun melepaskan bibirnya ketika mereka nyaris kehabisan napas.  Leeray pun melepaskan pakaiannya hingga tubuhnya polos lalu bergabung dengan Deasy di dalam bathtub berisi air hangat itu. "Jadi, bagaimana sekarang perasaanmu, Sayang? Aku hanya takut kau mengalami trauma dengan sentuhan laki-laki, makanya aku menjaga jarak denganmu terlebih dahulu," ujar Leeray mendekap Deasy yang duduk di depannya."Tidak. Aku mungkin k
Baca selengkapnya
Pesan Dokter Zhang
Leeray mengamati pemeriksaan Deasy oleh Dokter Zhang. Pria itu selalu memeriksa segalanya dengan sangat teliti.Pria berusia awal 40 tahun itu adalah dokter yang berasal dari Cina Daratan yang berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara Australia. Dokter Zhang memiliki tubuh tinggi tegap setinggi 175cm, dengan wajah khas Asia, mata monolid dengan hidung mancung dan bibir yang tipis, rambut hitamnya terpotong pendek rapi. Dia memakai kaca mata yang tidak tebal tanpa bingkai yang tidak mengurangi ketampanan wajahnya yang tampak selalu serius."Bagaimana kondisi istriku, Dokter Zhang?" tanya Leeray singkat, dia ingin segera tahu ada apa dengan Deasy."Sebentar ..., Nyonya, apa belakangan mengalami benturan kepala?" balas Dokter Zhang menoleh pada Leeray kemudian menatap Deasy bergantian."Iya, Dokter. Tadi siang bagian belakang kepalaku membentur tembok dengan keras, itu membuatku agak pusing," jawab Deasy masih terbaring di ranjang."Saya rasa ini
Baca selengkapnya
Bertemu Papa Mertua
Leeray memarkir Lamborghini birunya di basement kemudian membantu Deasy turun dari mobil. "Apa kau kuat berjalan sendiri, Baby Girl?" tanya Leeray ketika menunggu lift turun ke basement, dia melingkarkan lengannya di pinggang Deasy."Tenanglah, Hubby. Aku baik-baik saja, hanya sedikit lemas dan pusing," jawab Deasy yang merebahkan kepalanya di bahu Leeray.Lift itu pun membuka, mereka segera masuk ke dalam lift dan memencet tombol Lobi. Leeray harus menemui pelayan-pelayannya yang membawakan menu makan malam mereka.Ketika sampai di lobi, Leeray pun berjalan mendekati pelayan-pelayannya yang berjumlah 4 orang itu, dua laki-laki dan 2 perempuan. Leeray mengenal mereka berempat karena mereka berasal dari rumah keluarganya di Jakarta. "Kita naik lift bareng-bareng saja, ya. Unit apartment nyonya muda ada di lantai 7," ujar Leeray pada keempat pelayannya itu.Mereka pun bersama masuk ke lift yang segera naik ke lantai 7.TING.
Baca selengkapnya
Calon Menantu Idaman
Ketika mereka bertiga terdiam dengan canggung, ponsel Leeray berbunyi memecah keheningan. Ternyata Papi Leo meneleponnya, dia pun segera menjawab panggilan telepon itu."Halo, Pi ..., tumben telepon malam-malam?" jawab Leeray penasaran."Halo, Lee. Kenapa? Apa kamu sedang sibuk?" tanya Leonard lalu mengubah panggilan ke fitur video call."Leeray lagi ngobrol sama Om Nicolas, Pi. Kami habis makan malam bersama Deasy juga," balas Leeray seraya berharap papinya tidak akan keceplosan mengenai pernikahannya dengan Deasy."Oohh begitu. Coba berikan ponselmu ke Om Nico. Papi ingin berbicara sebentar dengan Om Nico."Nicolas Carson pun menerima ponsel Leeray. Ponsel itu sangat mahal, dia sempat ingin membelinya bulan lalu, tapi tidak jadi. "Halo, Tuan Leo. Bagaimana kabar Anda?" sapa Nicolas Carson."Baik ... baik, Tuan Nicolas. Ada perlu apa ke Australia?" balas Leonard."Ada rencana ekspansi bisnis, Tuan Leo. Mungkin nantinya s
Baca selengkapnya
Wawancara Sekretaris Baru
"Leo ... ayo bangun, sudah pagi," ucap Elena yang berada dalam dekapan suaminya itu."Hhmmm ...," gumam Leonard masih malas untuk bangun. Tubuhnya kelelahan karena semalam dia bercinta beberapa ronde dengan Elena. Usianya sudah 58 tahun, tubuhnya sekuat apapun pada akhirnya harus kembali pada kapasitas sesuai usianya. Sementara Elena sedang berada di puncak kemudaannya, 28 tahun, tentu saja dia lebih mampu untuk menjalani aktivitas berpasangan yang aktif.Elena pun meremas-remas rambut Leonard hingga bertambah acak-acakan sembari memagut bibir pria itu hingga terbangun. "Elenaku yang nakal rupanya memiliki cara untuk memaksaku bangun," gumam Leonard sembari membuka matanya. "Efektif, bukan, Leo Sayang?" sahut Elena cekikikan lalu melepaskan lengan Leonard di tubuhnya. Dia berjalan ke kamar mandi untuk buang air kecil dan gosok gigi.Leonard menyusul Elena ke kamar mandi, dia memeluk pinggang Elena yang sedang bergosok gigi
Baca selengkapnya
Pesta Sosialita di Hotel Pullman
Siang itu seusai makan siang, Leonard menemani Elena ke beberapa butik merk internasional di Plaza Indonesia. Leonard membebaskan Elena untuk memilih merk desainer mana yang akan dia pilih untuk gaun pestanya. Pilihan Elena jatuh pada gaun Givenchy, black lace classic sleeveless long dress Audrey Hepburn. Gaun itu memakai bahan kain satin hitam dengan model tanpa lengan dengan kerah berbentuk U yang memamerkan bagian punggung atas dengan bagian pinggang yang menyempit, gaun itu panjangnya hingga setengah betis. Kesannya anggun dan tidak terlalu menggoda sekalipun banyak mengekspos kulit putih Elena."Gaunnya cocok untukmu, Cantik," komentar Leonard ketika Elena berdiri memutar tubuhnya di hadapannya yang duduk di sofa tengah butik Givenchy."Oke. Aku pilih yang ini saja, Leo," balas Elena lalu kembali ke kamar pas untuk melepaskan gaun itu.Setelah keluar dari kamar pas, Elena menyerahkan gaun itu ke pramuniaga butik Givenchy yang akan memproses tra
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
19
DMCA.com Protection Status