Semua Bab AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!: Bab 71 - Bab 80
132 Bab
Tujuh Puluh Satu
"Bu Hasnah, maafkan saya. Tapi rasanya sudah cukup saya membalas kebaikan anak ibu pada saya. Saya akan berikan uang untuk modal usaha Arya. Tapi setelah itu tolong ibu dan anak ibu pergi dari rumah ini," ucap Pak Baskoro dengan nada tegas.Mendengar perkataan lelaki di depannya itu, Bu Hasnah makin dalam tangisnya."Pak Baskoro, maafkan anak saya,.Pak. Tolong maafkan Arya. Mungkin dia bukan sengaja hendak berbohong, tapi hanya belum sempat saja bercerita tentang kesembuhannya, soalnya dengan saya, Arya juga tidak mengakui kalau dirinya sudah sembuh. Jadi, tolonglah, Pak. Maafkan anak saya, tolong ...," iba Bu Hasnah sambil berusaha memeluk kaki lelaki di depannya, tetapi Pak Baskoro menghindar."Sudah, Bu. Cukup. Saya sudah beberapa kali bertanya pada Arya mengenai kondisi kesehatannya tapi anak ibu ini selalu mengatakan kalau dirinya belum sembuh. Padahal saya tidak hendak mengusir kalian dari rumah ini kalau Arya sembuh, justru sebaliknya saya be
Baca selengkapnya
Tujuh Puluh Dua
Siang itu, sopir dan satpam Pak Baskoro mengantarkan Bu Hasnah dan Arya pulang kembali ke rumah lama mereka. Mira tak ikut sebab gadis itu selama ini lebih sering tinggal di rumah sendiri timbang ikut ibu dan kakaknya tinggal di rumah mewah pemberian Pak Baskoro itu.Sepertinya Mira menyadari bahwa tak baik memanfaatkan kebaikan orang sehingga gadis itu lebih sering berada di rumah asli milik mereka sendiri, timbang di rumah baru. Selain lebih nyaman tinggal di rumah sendiri juga bisa beberes rumah supaya kebersihannya tetap terjaga.Meski Bu Hasnah dan Arya telah mengiba dan merayu begitu rupa tetapi pendirian Pak Baskoro ternyata begitu keras. Tak bisa diluluhkan begitu saja. Dan akhirnya mereka tetap harus keluar dari rumah itu. "Jadi gimana, Ya selanjutnya? Uang yang diberikan Pas Baskoro ini mau diapakan? Cuma dua ratus juta rupiah, bisa bikin usaha apa dengan uang segitu?" tanya Bu Hasnah sambil memandang amplop besar berisikan uang kertas sebesar du
Baca selengkapnya
Tujuh Puluh Tiga
"Mira? Apa yang barusan video call sama kamu itu Andre? Ada hubungan apa kamu sama dia?" tanya Arya dengan kening mengernyit dan mata melotot saat tiba-tiba Mira memutuskan panggilan ketika melihat ia masuk.Melihat sosoknya yang nyelonong tanpa permisi, Mira menjadi sedikit kesal."Mas Arya, Mas itu kebiasaan ya, masuk kamar orang nggak pernah ngetok pintu dulu. Ganggu privasi orang aja!" sahut Mira dengan bibir ditekuk.Tanpa menghiraukan gerutuan Mira, Arya mengulang kembali pertanyaannya."Jawab dulu, apa yang barusan kamu telpon itu Andre? Ada hubungan apa kamu sama bocah tengil itu? Jangan bilang kamu pacaran sama dia ya! Mau ditaruh di mana muka mas kalau kamu punya hubungan spesial sama adik dari wanita yang sudah bikin mas menderita seperti ini? Kamu mau mas diketawain Ana kalau tahu kamu pacaran sama adiknya! Pake otak dong, Mir. Kayak nggak ada cowok lain aja yang bisa kamu jadikan gebetan sampai adik musuh sendiri aja kamu pacarin
Baca selengkapnya
Tujuh Puluh Empat
Bertepatan dengan itu Bu Hasnah datang dengan langkah tergopoh-gopoh dari pintu depan."Kalian ada apa sih? Pagi-pagi kok sudah ribut begini? Apa sih yang kalian pertengkarkan?" tanya wanita itu sambil menyapu wajah kedua anaknya dengan tanya.Mira mengangkat bahu, sementara Arya langsung menyahut sinis."Ini, Bu. Ada pengkhianat rupanya di rumah kita. Diam-diam dia punya hubungan dekat sama keluarga musuh. Ibu tahu nggak kalau selama ini ternyata Mira ini punya hubungan asmara sama Andre, adiknya Ana? Gila nggak, Bu? Siapa yang nggak marah coba, melihat adik sendiri punya hubungan spesial dengan adik mantan istri yang sok-sokan nggak mau diajak balikan? Apa nggak ada laki-laki lain yang bisa Mira jadikan teman spesial, sampai si Andre yang dipacari?" sahut Arya sambil melotot tajam pada MIra.Mendengar itu, Bu Hasnah tampak terkejut dan berpaling menatap putrinya."Benar itu, Mira?" Bu Hasnah menatap Mira lama, hingga akhirnya anak gadisnya itu me
Baca selengkapnya
Tujuh Puluh Lima
Arya mengedarkan pandangannya menyusuri gedung kampus yang terhampar di hadapannya, lalu mengarahkan roda duanya menuju gedung fakultas ekonomi yang berada nun di depannya.Barusan ia stalking akun media sosial dua putri Pak Baskoro itu dan mendapatkan informasi bahwa duo gadis jelita itu sedang masuk kuliah. Dan di sinilah ia sekarang. Di sudut gedung fakultas di mana dua gadis itu menempuh studi tingkat akhir dan pertengahan bangku kuliah, untuk membuntuti mereka saat pulang nanti.Ia sudah memiliki foto-foto Lisa dan Linda, dua putri konglomerat incarannya itu dan merasa sangat tertarik untuk berkenalan lebih dekat dengan mereka.Pak Baskoro boleh saja membatalkan perjodohan antara dirinya dengan salah satu dari dua gadis cantik itu, tapi ia tak patah semangat.Ia boleh saja berbuat kesalahan dan kekhilafan kemarin, tetapi saat ini ia telah bersiap-siap untuk menebusnya.Arya meraba saku celananya saat benda pipih dalam kantong pakaiannya itu bergetar keras lalu mengeluarkannya da
Baca selengkapnya
Tujuh Puluh Enam
Mendengar perkataan Arya, tampak netra pemuda di depannya itu mengembun, sedih."Tapi kenapa gitu, Bang? Kita kan belum mencoba? Mana tahu pacar abang nggak mempan saya goda. Jadi Abang bisa benar-benar yakin akan kesetiaannya. Meskipun selama ini setiap kali menggoda perempuan, nggak pernah ada satupun yang menolak saya, tapi siapa tahu, kali ini tidak, dan terbukti kalau pacar abang itu benar-benar setia pada abang, Bang," ucap Riky lagi mencoba meluluhkan hatinya.Namun, Arya menggelengkan kepalanya."Masalahnya saya bukannya mau nyuruh kamu buat pura-pura ganggu pacar saya untuk menguji kesetiaannya, Ky, tapi pura-pura buat ganggu dan nyulik dia, biar saya pura-pura nyelamatin dia, gitu. Tapi lihat muka dan penampilan kamu begini, saya khawatir bukannya gebetan saya itu takut diculik, malah menawarkan diri buat kamu culik lagi. Kan nggak lucu kalau gitu, Ky," sahut Arya menjelaskan terus terang.Riky pun jadi terdiam mendengar penjelasan itu, namun bisa mengerti kekhawatiran Arya
Baca selengkapnya
Tujuh Puluh Tujuh
"Hei, kamu siapa? Ngapain ikut campur urusan kami? Lepaskan dia!"" ujar Arif pada Riky yang masih memelintir pergelangan tangan rekannya.Ia kemudian bersama teman yang lain, berusaha menyerang Riky tapi dengan mudah Riky mengelakkannya, bahkan memukul mundur ketiga pemuda itu sekaligus, sehingga mereka pun berhamburan.Riky memang jago bela diri dan itu membuatnya mudah saja melumpuhkan serangan dari Arif dan rekannya yang tak memiliki kemapuan bela diri apa-apa itu."Boleh saja. Tapi berhenti mengganggu mbak-mbak ini. Biarkan mereka pulang dengan kendaraan sendiri. Jangan kalian ganggu lagi Oke!" jawab Riky sambil masih mencengkeram pergelangan tangan teman Arif dengan kuat dan membuat pemuda itu meringis kesakitan."Rif, tolong bilang sama dia kita nggak akan ganggu Lisa dan Linda lagi, plis. Sakit ini!" ujar rekan Arif sambil mengiba, tetapi Arif terlihat bingung memutuskan.Tiba-tiba pemuda itu mendongak dan tersentak kaget saat menyadari ada sosok laki-laki lain yang berdiri tak
Baca selengkapnya
Tujuh Puluh Delapan
"Apa lagi yang kalian tunggu heh! Cepat pergi dari sini! Atau mau aku suruh temanku ini menghajar kalian lagi!" seru Arya pada dua teman Arif itu.Dibentak dengan keras begitu, keduanya pun akhirnya sontak berlari cepat, pergi dari tempat itu dan meninggalkan Arif sendirian dalam penguasaan Riky.Sekarang tinggallah Arif yang tidak berdaya ditelikung Riky dengan sangat kuat.Pemuda itu mencoba untuk terus berontak tapi upaya nya gagal. Meski demikian nyali laki laki itu belum pudar juga."Mas Arya, cepat suruh teman kamu ini melepaskan aku dan kembalikan kunci mobil itu lagi padaku, atau aku akan bilang sama Mbak Maya kalau mas sudah cari gara-gara denganku! Apa mas nggak ingat kalau Mbak Maya masih punya rekaman video porno kalian yang siap kami edarkan kalau mas minta balik mobil itu lagi!" ancam Arif dengan suara keras.Namun, Arya yang sudah tak mengkhawatirkan lagi soal nama baik dan status kepegawaian yang sekarang sudah tak ia miliki, tak peduli lagi pada ancaman pemuda itu."O
Baca selengkapnya
Tujuh Puluh Sembilan
"Ya, sudah. Kalian berdua pakai mobil di depan. Biar kami ikuti dari belakang ya. Oh ya kita belum kenalan. Namaku Arya," ujar Arya sambil mengulurkan tangannya dengan penuh rasa percaya diri pada Lisa dan Linda yang kemudian tersenyum tipis padanya."Saya Lisa, dan ini adik saya, Linda. Oh ya, Mas tadi manggil nama kami? Tahu dari mana?" tanya Lisa basa-basi."Tahu dong. Siapa sih yang nggak kenal gadis-gadis cantik seperti kalian? Ayok, saya antar pulang, tapi sebelum sampai ke rumah, kita makan-makan dulu ya?" ujar Arya lagi. Belum ingin jujur kalau sebenarnya ia sudah mengenal semua anggota keluarga Pak Baskoro termasuk dua putrinya ini sebab khawatir Pak Baskoro akan membocorkan rahasia keburukan sifatnya itu pada gadis berdua ini yang menyebabkan Lisa dan Linda enggan menjalin hubungan dengannya.Lisa dan Linda saling berpandangan lalu sang kakak kembali membuka mulut."Maaf, Mas. Kalau sore ini nggak bisa, soalnya kita banyak kesibukan. Lain kali saja ya.""Lain kali? Janji ya
Baca selengkapnya
Delapan Puluh
"Arya, buka pintunya! Sial*n kamu ya! Berani-beraninya kamu ngambil mobil itu dari tangan adikku! Apa mau kamu hah? Mau kubikin malu?!" jerit suara seorang perempuan yang dari nada dan teriakannya, Arya tahu kalau wanita itu adalah Maya, mantan istri mudanya dulu yang datang pasti karena kesal dan tak terima, mobilnya sudah berhasil ia rebut kembali.Arya pun membalikkan tubuhnya lalu hendak berjalan mendekati daun pintu, tetapi buru-buru Bu Hasnah menahannya."Jangan, Ya. Kita nggak tahu Maya datang sama siapa? Kalau sendirian, ayo kita hadapi sama-sama. Ibu nggak takut. Tapi kalau dia datang bawa preman, kita harus cari akal supaya bisa minta tolong orang-orang, Ya. Walaupun kamu sudah berhasil mengalahkan Arif sendirian tapi belum tentu juga kamu sanggup melawan preman yang disewa Maya itu tanpa bantuan orang lain bukan?" ujar Bu Hasnah memberi pertimbangan.Arya pun manggut-manggut mendengar penuturan ibunya itu, karena bagaimana pun juga, yang sudah jelas-jelas melumpuhkan Arif
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status