All Chapters of Pendekar Sabre : Chapter 61 - Chapter 70
93 Chapters
61. Tidak Ada Benci Yang Abadi
Kabar kemunculan Yan Liqin sudah tersebar ke penjuru kota. Para ketua Klan mempercayai kesaksian Ji Jinhan yang mengatakan bertemu dengan Yan Liqin dan Yan Liqin menyerangnya membabi buta. Sudah satu bulan pasca Ji Jinhan bertemu dengan Yan Liqin, sekarang pria itu masih merasa sakit di kaki dan tangannya karena Yan Liqin. Kabar kemunculan Yan Liqin saat ini menjadi kabar gembira untuk Sekte Yu yang memang sudah mengicar sejak lama. Saat ini Yu Yulong, Xi lang dan Yu Yaqin tengah berdiri di api peleburan. Yu Yulong menatap sinis ke api itu. "Akhirnya umpan yang sudah lama bersembunyi muncul juga," ucap Yu Yulong. "Si bodoh itu muncul lagi, akan aku pastikan kita mendapat lempeng Vi secepatnya," tambah pria yang penuh dengan ambisi itu. DI gunung tanpa siang itu ketiga pria licik tengah menatap satu sama lain. "Bagaimana kalau aku bertugas menangkap adiknya? Adiknya sangat cantik," ujar Xi Lang. Yu Yaqin memukul tubuh Xi Lang dengan kencang. "Boleh juga, kita bisa menjadikan tawa
Read more
62. Perjalanan
Lan Feiyu, Aixing, Li Haoxi dan Zai Ziliu tengah di perjalanan mencari kepingan lempeng Vi. Keempat orang itu sudah mendapatkan ijin dari guru Li Ren untuk keluar dari padepokan. Aixing memimpin jalan, pria itu menatap awas setiap jalan yang ia lewati. Lan Feiyu berada di paling belakang untuk menjaga jalan, perjalannya kali ini adalah perjalanan yang tertutup untuk menghindari serangan dari Yan Liqin dan Yu Yulong yang menargetkannya. Lan feiyu sudah memanggil Sabana dan beberapa muridnya untuk berjaga di Mata Air. Tidak lupa Lan Feiyu dan Li Haoxi menyegel Mata Air agar tidak mudah ditembus oleh klan lain. Soal kaburnya Zimai sampai detik ini belum menemui titik terang. Li Haoxi sudah mencoba mencari, tetapi sudah dua minggu lamanya Zimai tidak kelihatan batang hidungnya. Li Ren menutup pencarian Zimai, dan memerintahkan Lan Feiyu dan lainnya untuk cepat pergi. Lempeng Vi harus cepat ditemukan sebelum ditemukan oleh Yu Yulong. Kalau Yu Yulong mendapat satu saja, Yu Yulong lebih mud
Read more
63. Mencari Kesempatan
Setelah perjalanan satu hari satu malam, Lan Feiyu, Li Haoxi, Aixing dan Zizi sampai di istana Klan Ji. Aixing menyerahkan sesuatu pada Zizi, Zizi menerimanya dan menatap kain penutup wajah itu dengan bingung. "Gunakan itu!" titah Aixing. "Buat apa?" tanya Zizi. "Gunakan saja." Lan Feiyu menarik kain penutup wajah berwarna putih itu. Tanpa menunggu persetujuan Zizi, Lan Feiyu memakaikannya untuk Zizi. Zizi terkesiap, gadis itu menatap Lan Feiyu, pun dengan Lan Feiyu yang menatap lekat ke arah Zizi. Dalam hati Lan Feiyu sangat ingin mengatakan pada Zizi bahwa ia tahu Yan Liqin masih hidup, tetapi kalau ia memberitahu Zizi, resikonya Zizi akan membencinya. Karena saat ia mempertemukan Zizi pada Yan Liqin, Yan Liqin akan membongkar semuanya di hadapan Zizi. "Aixing, guru Li, kalian pergilah terlebih dahulu," ucap Lan Feiyu pada Aixing dan Li Haoxi. "Kenapa aku harus pergi?" tanya Li Haoxi. Lan Feiyu menatap Li Haoxi, sedangkan yang ditatap hanya tersenyum kecil. "Aixing, ayo!" aja
Read more
64. Perjuangan Damai
"Jadi bagaimana? Mau berdamai dengan Yan Liqin?" tanya Aixing. "Eh, benar juga apa yang diucapkan Aixing. Sekarang kekuatan Yan Liqin jauh lebih besar, kalau ia berada di pihak lawan, ia akan membuat kehancuran. Tetapi sebaliknya, kalau dia berada di pihak kita, perdamaian kita lebih kuat," ucap Xuan Ni. Aixing bernapas lega, setidaknya di antara banyaknya orang, masih ada yang waras yaitu Xuan Ni. "Iya. Kalau Yan Liqin ada di pihak kita, kekuatan kita lebih kuat dari Yu Yulong. Jangan sampai Yan Liqin malah membelot ke kultivasi hitam dan bergabung dengan Sekte Yu. Kita semua akan hancur," tambah Aixing. Aixing ngotot untuk membela Yan Liqin, pasalnya sekarang Yan Zai Ziliu ada di pihaknya. Kesalahan-kesalahan itu sudah berlalu dan saat ini berdamai adalah pilihan yang tepat. "Permasalahan antara Klan Yan dan Klan Lan, Klan Lah yang akan menyelesaikan, pihak luar dilarang ikut campur!" ucap Lan Feiyu dengan tegas. Semua mata memandang ke arah Lan Feiyu. "Tapi, dia hampir membunu
Read more
65. Ambisi Wei
"Jangan percaya dengan ucapan Aixing, kita harus memburu Yan Liqin sekarang juga dan membunuhnya sebelum dia menghancurkan kita," ucap Wei Long. "Ya, kita harus membunuhnya sekarang," ucap Ji Jinhan."Siapapun yang berada di pihak Yan Liqin, kita akan memeranginya," tambah Wei Long melirik ke arah Aixing. Dua orang pria terbang di udara dan mendarat tepat di depan ruang rapat. Semua orang menatap ke arah dua orang itu. Dengan kompak semua orang yang berada di sana menundukkan kepalanya hormat pada Zi Leo dan Zi Luo, tidak terkecuali Aixing. "Tuan Zi, selamat datang di Klan Ji," ucap Ji Jinhan menyambut Zi Leo dan Zi Luo. "Kami ke sini karena mendengar Yan Liqin masih hidup, apa itu benar?" tanya Zi Leo membuka suara. "Benar, dia masih hidup dan menyerangku. Dia juga menyuruhku mengatakan pada dunia bahwa dia masih hidup. Dia menentang kita," jawab Ji Jinhan. "Lalu Tuan Ji dan Tuan Wei ingin memusnahkan Yan Liqin? Apa itu benar?' Wei Long dan Ji Jinhan saling berpandangan. Zi Le
Read more
66. Percayalah Padaku
Pertarungan semakin sengit saat tidak ada salah satu yang mengalah. Lan Feiyu menyerang Ji Jinhan dan Wei Long dengan cekatan. Mendengar keributan, Zizi segera mendatangi halaman utama. Zizi membulatkan matanya melihat keributan yang terjadi, gurunya kini tengah melawan dua orang, tidak, nyatanya mereka satu lawan satu. Ketiga orang itu saling memperebutkan Lempeng Vi yang harusnya menjadi hak keluarga Li. "Tidak menyangka kalau Tuan Lan berambisi untuk mendapatkannya juga. Bukan kah Tuan Lan adalah ketua kultivasi?" ucap Ji Jinhan. "Aku mencari lempeng Vi untuk menyerahkan kembali pada yang berhak. Sebagai ketua kultivasi, tidak akan aku biarkan orang lain mengambil alih sumber kekuatan yang bisa disalah gunakan," jawab Lan Feiyu menebas tangan Ji Jinhan dengan kencang. "Akhhh!" Ji Jinhan jatuh tergeletak di tanah dengan darah yang mengucur deras di sana. Wei Long sedikit gentar melihat Lan Feiyu. Lan Feiyu menatapnya tajam, pria itu berjalan perlahan mendekati Wei Long. "Serahka
Read more
67. Tidak Bisa Membencimu
"Lan Feiyu, lepaskan aku!" titah Zizi saat Lan Feiyu merengkuh pinggangnya dengan kuat. "Tidak akan," jawab Lan Feiyu. Lan Feiyu mendekatkan wajahnya di ceruk leher Zizi, pria itu mendaratkan ciumannya di sana. "Lan Feiyu, apa yang kamu lakukan?" desis Zizi yang tidak lagi menggunakan panggilan guru. "Aku? Menciummu," tanya Lan Feiyu yang juga dijawab sendiri. Lan Feiyu semakin gencar mencium leher Zizi. Zizi mendesis kecil, gadis itu mencengkram pundak Lan Feiyu dengan kencang. "Zizi, buat apa aku membawamu kalau aku tidak mencintaimu? Aku akan menjagamu, aku tidak akan membiarkan kamu pergi sejengkal pun dari jangkauanku," bisik Lan Feiyu. Lan Feiyu semakin menjadi, pria itu semakin gencar menciumi leher Zizi. Tidak hanya leher, ciuman Lan Feiyu kini menjalar di bibir Zizi. Zizi mendorong tubuh Lan Feiyu dengan kencang, gadis itu menarik pedangnya dan mengacungkan pada Lan Feiyu. Lan Feiyu juga menarik pedangnya dan menepis pedang Zizi. Pedang Zizi terlempar ke udara, gadis itu
Read more
68. Memadu Kasih
Zizi menatap Lan Feiyu, gadis itu seolah menyelami mata Lan Feiyu untuk memastikan apa kah ada kebohongan lagi yang disembunyikan pria itu. Tetapi Lan Feiyu tidak menunjukkan sedikit pun kebohongan, yang ada hanya ketulusan di mata pria itu. Zizi mengulurkan tangannya memeluk tubuh Lan Feiyu, gadis itu mengalungkan lengannya di leher gurunya. Mendapat pelukan dari Zizi membuat Lan Feiyu balas memeluk gadis itu. Pelukan Lan Feiyu sangat erat seolah ingin mengatakan pada Zizi bahwa pria itu tidak ingin ditinggalkan oleh Zizi. "Zizi, jangan pernah meninggalkanku!" pinta Lan Feiyu semakin mengeratkan pelukannya pada Zizi. Zizi menganggukkan kepalanya. "Aku akan berdiri di sisimu, guru," jawab Zizi. "Aku akan membantumu mendapatkan lempeng Vi dan menyegelnya kembali ke inti bumi," tambah gadis itu. "Kamu janji akan berdiri di pihakku?" tanya Lan Feiyu. "Ya. Tapi boleh kah aku meminta satu permintaan padamu?" "Katakan." "Jangan melukai kakaku. Di dunia ini hanya ibu dan kakaku yang
Read more
69. Persaingan Sengit
"Di mana adikku?" tanya Yan Liqin menatap Yu Yulong dengan tajam. "Adikmu, ya? Kamu mau jawaban jujur atau jawaban bohong?" tanya Yu Yulong mendekati Yan Liqin. Yan Liqin tersenyum miring, "Tidak perlu kamu jawab," kawan Yan Liqin. "Haiyah, Yan Liqin, kenapa kamu membuang-buang waktu, hah? Bunuh saja sekarang, kelamaan," ucap Xiaowen yang tidak mau basa basi. "Wah wah wah ... angkuh sekali, muridmu ini," kata Yu Yulong penuh dengan ejekan. "Rasakan ini!" teriak Yu Yaqin melemparkan sesuatu pada Xiaowen. Xiaowen menarik pedangnya dan menepis cahaya hitam yang dilempat Yu Yaqin. Xiaowen sengaja menepis cahaya hitam itu ke arah pedagang buah yang kini terlempar dan mengerang kesakitan. "Akhhh!" para pedagang buah itu berubah wujud menjadi monster yang sangat menyeramkan, berbadan manusia dan berwajaha hantu. Xiaowen tersenyum miring, "Jangan harap bisa mengelabuhiku," ucap Xiaowen. Xiaowen menarik pedangnya dan menyerang Yu Yaqin. Yu Yaqin balas menyerang Xioawen. Pertarungan sengi
Read more
70. Menjadi Tawanan
"Sebenarnya apa yang kamu lakukan sampai kamu tahu tentang Kai An Yu, sialan?" tanya Xi Lang mendesis tajam. "Aku dan Yan Liqin sudah lama bersembunyi, saat kami memutuskan untuk menampakkan diri, tandanya kami sudah menyiapkan segalanya, Xi Lang," jawab Xiaowen dengan senyum penuh kemenangan. "Tidak hanya itu, Kai An Yu wanita yang sangat tulus. Keluarganya sudah mati di tanganmu, tetapi dia lah yang merawatmu sampai kamu bisa berdiri dengan angkuh di sini." "Diam!" teriak Xi Lang. Xi Lang tidak terima ada yang tahu kisah hidupnya sampai sedetail ini. Mengingat itu membuat perasaan bersalah semakin ada di hati Xi Lang. Xi Lang lah yang sudah membunuh semua keluarga Kai An Yu. Saat ini Kai An Yu seorang diri, hidup sebetang kara karena dirinya. "Kalau kamu sudah bosan hidup, majulah dan mati di sini. Aku tidak keberatan bila harus menjaga Kai An Yu," ucap Xiaowen. "Jangan harap kamu bisa menyentuhnya sedikit pun!" desis Xi Lang. Xi Lang membalikkan tubuhnya, pria itu segera pergi
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status